commit to user
103
c. Harga beli energi tinggi dan ketidakstabilan pasokan energi
Bahan Bakar dan Listrik
Faktor lingkungan eksternal yang lain yang turut mempengaruhi penyelenggaraan pelayanan adalah harga beli energi yang digunakan
oleh PDAM. Energi yang dimaksud adalah bahan bakar dan listrik. Pajak dan harga beli dari kedua energi tersebut sangat tinggi, apalagi
energi yang dibutuhkan sangat besar untuk mengoperasikan 26 sumur dalam dan 1 buah IPA. Tarif dasar yang ditetapkan oleh PLN bagi
PDAM pun sangat tinggi, yaitu dengan tarif industri. Tentu saja harga beli tersebut menghambat PDAM untuk meningkatkan kualitas
pelayanan. Hal tersebut diutarakan oleh Bapak Taufan Pristiwahono, SE
selaku Kepala Bidang Keuangan, sebagai berikut : “Listrik itu kita ditarif dasar dengan tarif industri. Padahal kita
untuk pelayanan kita kira-kira ada 5 sosial, nominalnya kita mensubsidi untuk tarif sosial itu perbulan hampir 1 milyar.
Maksudnya gini, apabila tarif sosial itu kita bebankan pada tarif rumah tangga, listriknya kan jadi subsidi. Tapi kenapa di
instansi kita di tarif industri oleh PLN, sehingga kita mengupayakan lewat organisasi PDAM, Perpamsi itu, untuk
minta ke Menteri ESDM untuk menurunkan tarif yang di……di PDAM. Tidak industri, tapi niaga, syukur-syukur sosial,
hahaha…”wawancara 7 April 2011 Ditambahkan oleh pernyataan Bapak Agus Saryono, SE selaku
Direktur Umum sebagai berikut : “Karena PDAM Kota Surakarta ini mempunyai 26 sumur dalam
dengan harga BBM solar naik, karena sumur-sumur dalam itu banyak yang tenaga anunya dengan …dengan solar. Sangat
berpengaruh karena 26 sumur dalam PDAM Kota Surakarta itu ee….sebagian menggunakan genset yaitu dengan solar.
commit to user
104 Kemudian juga dengan listrik. Kalau listrik mati otomatis kan
dengan genset. Lha itu kan harga solar cukup mahal, itu sangat berpengaruh.”wawancara 6 April 2011
Selain berkaitan dengan harga belinya, pasokan kedua energi
tersebut juga menjadi kendala bagi PDAM dalam meningkatkan kualitas pelayanan. Ketersediaan energi saat ini di Indonesia tidak
stabil yang menyebabkan terjadinya pemadaman bergilir, termasuk juga salah satu wilayah yang mengalaminya adalah Kota Surakarta.
Pemadaman listrik tersebut berpengaruh pada kualitas air yang diproduksi oleh sumur dalam. Yaitu pada saat listrik mati maka
aliran air dari sumur dalam pun mati. Kemudian pada waktu dinyalakan lagi dengan menggunakan genset maupun dari PLN, akan
terjadi putaran di bagian bawah sumur dalam yang menyebabkan air yang naik berwarna keruh atau kehitam-hitaman.
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Bapak Ir. Agung Setyawan selaku Kepala Bidang Distribusi sebagai berikut :
“Eee…gangguan kualitas air itu ee…biasanya begini mbak, terutama bagi pelanggan yang masih dilayani dengan sumur
dalam. …..sumur dalam itu pun air dengan kedalaman sekitar 150 m di bawah permukaan tanah sana, kemudian apabila terjadi
listrik mati itu kan otomatis airnya juga mati. Kemudian pada waktu mati, kemudian hidup. Hidup itu kan air di bawah itu kan
seperti di….diaduk gitu. Sehingga akhirnya terbawa naik masih keruh, makanya biasanya agak ada kehitam-hitaman itu
biasanya habis ada oglangan. Juga ee….itu bisa juga terjadi karena …karena anu….mungkin saja pengaruh dari luar, dari
kanan kiri pipa itu. Kalau-kalau pipanya itu atau mungkin ada hal-hal yang bisa mengakibatkan pipa kita terkontaminasi ya ada
pengaruh. Tapi yang jelas ya itu listrik padam itu.”wawancara 8 April 2011
commit to user
105
d. Jumlah penduduk Kota Surakarta yang terus meningkat