Persentase Mortalitas Kutu Putih

Gambar 13 : Sketsa Exallomochlus hispidus Sumber : www.Exallomochlus hispidus.sel.barc.usda.gov diunduh 24 Mei 2012

2. Persentase Mortalitas Kutu Putih

Hasil pengamatan terhadap persentase mortalitas kutu putih menunjukkan bahwa perlakuan jenis dan konsentrasi insektisida yang digunakan berpengaruh terhadap mortalitas kutu putih dan terdapat interaksi antara keduanya Tabel 1. Serari 18 psg Tanpa anal ring Cerari setae berbentuk kerucut Universitas Sumatera Utara Tabel 1: Rataan pengaruh aplikasi serbuk dan minyak nimba, mahoni dan srikaya terhadap mortalitas kutu putih pada 1 dan 2 HSA Persentase Mortalitas Perlakuan 1 HSA 2 HSA E 19,34 32,66 E 1 64,66 76,00 E 2 74,66 83,34 E 3 79,34 96,66 E 4 65,34 76,00 E 5 71,34 78,66 E 6 77,34 87,34 E 7 70,66 77,34 E 8 78,66 89,34 E 9 78,66 96,66 E 10 93,34 100,00 E 11 100,00 100,00 E 12 100,00 100,00 E 13 98,66 100,00 E 14 98,00 100,00 E 15 99,34 100,00 E 16 94,66 100,00 E 17 98,00 100,00 E 18 100,00 100,00 Rataan 82,22 89,16 Keterangan : E0 = Kontrol; E1 = Nimba 10; E2 = Nimba 20; E3 = Nimba 30; E4 = Mahoni 10; E5 = Mahoni 20; E6 = Mahoni 30; E7 = Srikaya 10; E8 = Srikaya 20; E9 = Srikaya 30; E10 = Nimba 2,5; E11 = Nimba 5; E12 = Nimba 7,5; E13 = Mahoni 2,5; E14 = Mahoni 5; E15 = Mahoni 7,5; E16 = Srikaya 2,5; E17 = Srikaya 5; E18 = Srikaya 7,5 . Pengamatan 1 HSA diperoleh tingkat mortalitas kutu putih terendah dan tertinggi pada perlakuan serbuk nimba 10 E 1 dan 30 E 3 masing-masing sebesar 64,66 dan 79,34. Untuk perlakuan ekstrak minyak mortalitas terendah pada nimba 2,5 E 10 dan tertinggi pada nimba 5 E 11 , nimba 7,5 E 12 , srikaya 7,5 E 18 dengan nilai masing-masing 93,34 dan 100. Hari pertama setelah aplikasi insektisida botani berbentuk serbuk mempunyai variasi beragam dalam mengendalikan kutu putih mulai dari 19,34 pada kontrol, 64,66 pada nimba 10 sampai pada mortalitas 79,34 pada nimba 30, Universitas Sumatera Utara sedangkan pada ekstrak minyak terlihat daya mortalitasnya cenderung lebih tinggi dari serbuk. Data hari kedua setelah aplikasi, mortalitas kutu putih terendah pada perlakuan kontrol E sebesar 32,66. Untuk aplikasi serbuk, mortalitas terendah pada perlakuan nimba 10 E 1 , mahoni 10 E 4 sebesar 76,00 dan mortalitas tertinggi pada perlakuan nimba 30 E 3 , srikaya 30 E 9 sebesar 96,66. Semakin tinggi dosis yang digunakan maka kematian serangga sasaran juga akan semakin cepat, hal ini dikuatkan oleh pernyataan Subiyakto 2009 bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak menyebabkan kondisi tubuh serangga semakin lemah dan mengakibatkan turunnya nafsu makan dan akhirnya serangga akan mati. Persentase mortalitas insektisida berbentuk minyak mortalitasnya lebih tinggi dari aplikasi perlakuan serbuk. Keefektifan nimba membunuh serangga disebabkan bekerja secara sistemik sehingga mampu lebih diserap oleh buah manggis pada saat serangga memakan jaringan buah, maka serangga akan keracunan dan akhirnya mati seperti yang dilaporkan Dwi Nurindah 2009. Insektisida botani serbuk dan minyak nimba terlihat mempunyai daya mortalitas yang lebih baik dari jenis insektisida botani lainnya disebabkan biji nimba mengandung 2-4 mg bahan aktif Azadiraktin per gram biji kering yang mampu mempengaruhi berkurangnya daya makan, mengganggu pertumbuhan dan daya reproduksi, mengandung bahan aktif salanin yang bekerja sebagai penghambat makan serangga Subiyakto, 2009. Hal ini sejalan dengan pendapat Kivan 2005 yang menyatakan salanin, nimbin dan meliantriol juga mampu mempengaruhi proses ganti kulit, sehingga akan menghambat pembentukan Universitas Sumatera Utara serangga dewasa, menghambat perkawinan serta menghambat pembentukan kitin serangga. Tabel 2: Pengamatan jumlah hama yang mati ekor pada 2 HSA Hari Setelah Aplikasi Perlakuan Ulangan Total Rataan I II III E E 1 E 2 E 3 E 4 E 5 E 6 E 7 E 8 E 9 E 10 E 11 E 12 E 13 E 14 E 15 E 16 E 17 E 18 17.00 36.00 40.00 50.00 36.00 38.00 45.00 40.00 44.00 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00 15.00 38.00 42.00 50.00 38.00 39.00 42.00 40.00 45.00 48.00 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00 17.00 40.00 43.00 45.00 40.00 41.00 44.00 36.00 45.00 47.00 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00 49.00 114.00 125.00 145.00 114.00 118.00 131.00 116.00 134.00 145.00 150.00 150.00 150.00 150.00 150.00 150.00 150.00 150.00 150.00 16.33 38.00 41.67 48.33 38.00 39.33 43.67 38.67 44.67 48.33 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00 Total 846.00 847.00 848.00 2541.00 Rataan 44.53 44.58 44.63 44.58 Tabel 3: Daftar analisa sidik ragam pengaruh insektisida terhadap mortalitas kutu putih SK db JK KT F.hit F tabel 0,01 0,05 Kelompok 2 0,106 0,053 - - - ulangan Pestisida 18 3413,228 189,624 17,13 2,485 1,9 perlakuan Galat 36 398,501 11,069 - - - Universitas Sumatera Utara KT G KK = √ x 100 γ 9,9667 = √ x 100 44,58 = 7,082 Untuk menentukan rerata pengaruh-pengaruh perlakuan lebih lanjut dilakukan uji dengan metode Ortogonal Kontras Mok.. Menurut Mok pengujian beda rerata dilakukan dalam dua tahap, yaitu: Tahap 1: uji beda antar group, perlakuan dikelompokkan menjadi beberapa group dan uji rerata dilakukan terhadap beda rerata group aggregate mean. Tahap 2: uji beda dalam group, uji hanya dilakukan terhadap perlakuan yang terdapat dalam satu group tertentu Kemas, 1991. Model kontras yang dapat disusun yaitu : C 1 = kontrol vs semua perlakuan C 2 = serbuk vs minyak C 3 = serbuk nimba vs serbuk mahoni vs serbuk srikaya C 4 = serbuk mahoni vs serbuk srikaya C 5 = serbuk nimba 10 vs 20 vs 30 C 6 = serbuk nimba 20 vs 30 C 7 = serbuk mahoni 10 vs 20 vs 30 C 8 = serbuk mahoni 20 vs 30 C 9 = serbuk srikaya 10 vs 20 vs 30 C 10 = serbuk nimba vs minyak C 11 = serbuk mahoni vs minyak Universitas Sumatera Utara C 12 = serbuk srikaya vs minyak C 13 = serbuk nimba vs minyak nimba C 14 = serbuk mahoni vs minyak nimba C 15 = serbuk mahoni vs minyak mahoni C 16 = serbuk srikaya vs minyak srikaya C 17 = serbuk srikaya vs minyak nimba C 18 = serbuk nimba vs minyak mahoni Hasil uji kontras ortogonal yang dilakukan Tabel 4 dan Lampiran 3 menunjukkan, bahwa insektisida botani berpengaruh sangat nyata dalam mengendalikan hama kutu putih pada buah manggis. Pemberian insektisida botani untuk mengendalikan hama kutu putih berbeda sangat nyata terhadap perlakuan kontrol C 1 . Perlakuan insektisida botani berbentuk serbuk berbeda sangat nyata dengan insektisida botani berbentuk minyak C 2 . Perlakuan antar insektisida berbentuk serbuk, serbuk nimba tidak berbeda nyata terhadap serbuk mahoni dan serbuk srikaya C 3 . Insektisida serbuk mahoni berbeda nyata terhadap insektisida serbuk srikaya C 4 . Perlakuan dalam group, insektisida serbuk nimba konsentrasi 10 berbeda sangat nyata terhadap insektisida serbuk nimba konsentrasi 20 dan 30 C 5 . Insektisida serbuk nimba 20 berbeda nyata terhadap serbuk nimba 30 C 6 . Perlakuan dalam group, serbuk mahoni 10 tidak berbeda nyata terhadap serbuk mahoni 20 dan 30 C 7 . Insektisida serbuk mahoni 20 juga tidak berbeda nyata terhadap serbuk mahoni 30 C 8 . Perlakuan dalam group, insektisida serbuk srikaya 10 berbeda sangat nyata terhadap serbuk srikaya 20 dan 30 C 9 . Insektisida botani serbuk nimba, mahoni dan srikaya pada Universitas Sumatera Utara konsentrasi 10, 20 dan 30 berbeda sangat nyata terhadap insektisida botani berbentuk minyak konsentrasi 2,5, 5 dan 7,5 C 10 -C 18 Tabel 4: Hasil analisa sidik ragam faktor kontras ortogonal pengaruh insektisida terhadap mortalitas kutu putih SK db JK KT F.hit F tabel 5 1 Kelompok 2 0,106 0,053 0,048 3,26 5,25 Pestisida 18 3413,288 189,627 17,131 1,9 2,485 C1 1 7381,583 7381,583 666,870 4,11 7,39 C2 1 801,185 801,185 72,381 4,11 7,39 C3 1 1,852 1,852 0,167 4,11 7,39 C4 1 56,889 56,889 5,132 4,11 7,39 C5 1 98,000 98,000 8,854 4,11 7,39 C6 1 66,667 66,667 6,023 4,11 7,39 C7 1 24,500 24,500 2,213 4,11 7,39 C8 1 28,167 28,167 2,545 4,11 7,39 C9 1 128,000 128,000 11,564 4,11 7,39 C10 1 363,000 363,000 32,794 4,11 7,39 C11 1 630,750 630,750 56,983 4,11 7,39 C12 1 252,083 252,083 22,774 4,11 7,39 C13 1 242,000 242,000 21,863 4,11 7,39 C14 1 420,500 420,500 37,989 4,11 7,39 C15 1 420,500 420,500 37,989 4,11 7,39 C16 1 168,056 168,056 15,183 4,11 7,39 C17 1 168,056 168,056 15,183 4,11 7,39 C18 1 242,000 242,000 21,863 4,11 7,39 Galat 36 398,501 11,069 - - - Total 56 3811,895 - - - - Hasil penelitian yang diperoleh terhadap mortalitas dari dua bentuk aplikasi ekstrak insektisida botani yaitu serbuk dan minyak, dapat disimpulkan bahwa dari segi kecepatan mematikan kutu putih ekstrak minyak lebih cepat daripada serbuk. Hal ini sejalan dengan pendapat Dwi Nurindah 2009, yang menyatakan bahwa nimba berpengaruh lebih sedikit ketika diaplikasikan secara langsung kepada sasaran, kecuali dalam formulasi minyak karena serangga lebih Universitas Sumatera Utara terpengaruh setelah mengkonsumsi dedaunan atau bagian tanaman yang telah menerima aplikasi melalui antifeedant dan racun perutnya. Data penelitian menunjukkan peningkatan mortalitas untuk semua jenis insektisida botani yang diaplikasikan baik nimba, mahoni maupun srikaya. 2 HSA aplikasi insektisida berbentuk minyak seluruhnya telah mencapai mortalitas 100, namun untuk insektisida berbentuk serbuk masih bervariasi dari 76,00 sampai 96,66 . Aplikasi insektisida berbentuk minyak dari segi tampilan buah terlihat ada pengaruh minyak terhadap tampilan buah, buah kelihatan sangat berminyak sehingga mengurangi keindahan buah. Tampilan buah dengan menggunakan serbuk lebih baik karena tidak merubah morfologis buah. Perlakuan dengan serbuk nimba 30 E 3 dan srikaya 30 E 9 merupakan hasil yang terbaik pada hari kedua setelah aplikasi yakni 96,66 tanpa terlihat adanya perubahan tampilan morfologis buah. Perlakuan minyak nimba 2,5 E 10 dengan mortalitas 100 pada hari kedua, merupakan hasil yang terbaik dengan tampilan morfologis dan rasa buah yang tidak berubah.

3. Perilaku Hama

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Kulit Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Perubahan Kadar Enzim AST, ALT serta Perubahan Makroskopik dan Histopatologi Hati Mencit Jantan (Mus musculus L) strain DDW setelah diberi Monosodium Glutamate (MSG) diban

1 68 118

Pengaruh Penambahan Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia X Mangostana L.) Terhadap Nilai Spf Krim Tabir Surya Kombinasi Avobenson Dan Oktil Metoksisinamat

4 100 106

Daya Hambat Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Bakteri Enterococcus faecalis Sebagai Alternatif Bahan Medikamen Saluran Akar (In Vitro)

3 289 97

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana Linn.) pada bakteri Streptococcus mutans sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar dengan Metode Dilusi In Vitro

6 111 48

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Gambaran Histopatologis Lambung Tikus (Rattus norvegicus L.) Jantan yang Dipapari Kebisingan

2 103 56

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Hitung Leukosit dan diferensiasi Leukosit Tikus (Rattus noevegicus L.) Jantan Setelah Dipapari Kebisingan

0 58 58

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Fusobacterium nucleatum sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar secara in Vitro

8 89 59

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Enterococcus faecalis sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar (Secara In Vitro)

2 96 63

Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana.L) Terhadap Perubahan Makroskopis, Mikroskopis dan Tampilan Immunohistokimia Antioksidan Copper Zinc Superoxide Dismutase (Cu Zn SOD) Pada Ginjal Mencit Jantan (Mus Musculus.L) Stra

3 48 107

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Fungsi Hati, Jumlah Eritrosit dan Kadar Hemoglobin Tikus (Rattus norvegicus) yang Dipapari dengan Karbon Tetraklorida (CCl4)

3 53 59