atau melindungi telur-telur yang diletakkan oleh imago betina. Spesies yang memiliki pori ini biasanya bersifat vivipar.
c. Quinquelocular pore porus quinquelocular, terdapat pada
permukaan ventral dan sangat jarang pada bagian dorsal, berbentuk segi lima, berfungsi sama dengan trilocular pore, dan hanya dimiliki oleh genus
Planococcus dan Rastrococcus.
d. Discoidal pore porus diskoidal, berupa lingkaran sederhana dan
menyebar diseluruh permukaan tubuh, kadang sebesar trilocular pore dan berbentuk cembung pada bagian posterior, dorsal dan mata. Salah satu spesies
yang memiliki discoidal pore di sekitar mata yaitu Dysmicoccus brevipes.
Seta. Bentuk seta pada famili ini biasanya berbentuk kerucut, lanseolat
atau truncate. Biasanya bentuk dan jumlah seta digunakan untuk mengidentifikasi spesies.
Tubular duct. Organ ini terdiri dari 2 bentuk yaitu: oral collar tubular
duct dan oral rim tubular duct. Oral collar tubular duct menghasilkan lilin untuk membentuk kantung telur dan terdapat pada bagian ventral. Oral rim tubular duct
umumnya sering ditemukan pada serangga yang bersifat ovipar bertelur, umumnya berbentuk lebih besar daripada oral collar tubular duct.
Vulva. Organ ini hanya dimiliki oleh kutu putih yang telah mencapai fase
imago, terletak pada bagian ventral antara segmen VII dan VIII.
Serari. Organ ini hanya dimiliki oleh famili Pseudococcidae dan biasanya
berjumlah 1-18 pasang serari, dan terletak di bagian sisi tubuhnya yang berfungsi sebagai penghasil tonjolan lilin lateral. Pada bagian posterior terdapat 2 pasang
Universitas Sumatera Utara
serari, yaitu serari lobus anal dan serari penultimate. Pada bagian anterior terdapat 3 pasang serari yang disebut dengan frontal, preokular dan okular.
Lobus Anal. Organ ini berbentuk bulat dan agak menonjol, terletak di sisi
cincin anal dan masing-masing lobus anal memiliki seta apikal Williams, 2004; Williams Watson, 1998.
c. Gejala Serangan
Penyebaran kutu Dysmicoccus dapat disebabkan oleh angin, bibit, manusia, serangga lain dan burung. Keberadaan kutu yang cukup tinggi dan
bersifat polipag mempunyai potensi menyebar yang sangat cepat. Sifat biologisnya merusak tanaman dengan cara menusuk menghisap cairan tanaman
serta mengeluarkan racun, mengakibatkan terjadinya khlorosis, kerdil, malformasi daun, daun muda dan buah rontok, banyak menghasilkan eksudat berupa embun
madu sampai menimbulkan kematian tanaman. Kutu putih ini memiliki potensi merugikan secara ekonomis yang cukup tinggi Direktorat Jenderal Hortikultura,
2011. Kutu putih merusak penampilan buah manggis. Kutu muda hidup dan
menghisap cairan kelopak bunga, tunas atau buah muda. Kutu dewasa mengeluarkan cairan madu berupa tepung putih yang menyelimuti seluruh
tubuhnya Kuntarsih, 2005. yang selanjutnya dapat menarik semut hitam dan menyebabkan timbulnya jelaga pada buah. Walaupun rasa buah kurang
terpengaruh, kulit buah yang kotor menyebabkan kualitas buah menurun Balai Penelitian Tanaman Buah, 2006.
.
Universitas Sumatera Utara
Kuncup bunga dan buah muda yang diserang menjadi kering karena kehabisan
cairan. Buah yang diserang menimbulkan penurunan kualitas Gambar 3,
sehingga kutu putih memiliki potensi merugikan secara ekonomis yang cukup tinggi.
.
a b Gambar 3 : a Buah terserang kutu putih, b Buah manggis sehat
Sumber: http:www.gambargratis.com diunduh 27 Juli 2012
d. Pengendalian Kutu Putih