Perilaku Hama Pengendalian Kutu Putih pada Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) dengan Insektisida Botani

terpengaruh setelah mengkonsumsi dedaunan atau bagian tanaman yang telah menerima aplikasi melalui antifeedant dan racun perutnya. Data penelitian menunjukkan peningkatan mortalitas untuk semua jenis insektisida botani yang diaplikasikan baik nimba, mahoni maupun srikaya. 2 HSA aplikasi insektisida berbentuk minyak seluruhnya telah mencapai mortalitas 100, namun untuk insektisida berbentuk serbuk masih bervariasi dari 76,00 sampai 96,66 . Aplikasi insektisida berbentuk minyak dari segi tampilan buah terlihat ada pengaruh minyak terhadap tampilan buah, buah kelihatan sangat berminyak sehingga mengurangi keindahan buah. Tampilan buah dengan menggunakan serbuk lebih baik karena tidak merubah morfologis buah. Perlakuan dengan serbuk nimba 30 E 3 dan srikaya 30 E 9 merupakan hasil yang terbaik pada hari kedua setelah aplikasi yakni 96,66 tanpa terlihat adanya perubahan tampilan morfologis buah. Perlakuan minyak nimba 2,5 E 10 dengan mortalitas 100 pada hari kedua, merupakan hasil yang terbaik dengan tampilan morfologis dan rasa buah yang tidak berubah.

3. Perilaku Hama

Dari pengamatan yang telah dilakukan terhadap hama kutu putih yang mati akibat perlakuan dengan ekstrak yang berbentuk minyak, kematian hama umumnya terjadi pada saat makan. Semakin tinggi konsentrasi insektisida botani yang diberikan maka semakin tinggi pula pengaruh aktivitas penghambat makan, sesuai dengan hasil penelitian Kumar et al. 2010 yang menyatakan bahwa pada konsentrasi yang tinggi biasanya larutan ekstrak sangat pekat dan mengandung Universitas Sumatera Utara minyak dan bau sehingga serangga tidak mau makan dan menyebabkan serangga hama menjadi lemah sehingga akhirnya mati. Hasil pengamatan terhadap perilaku hama dengan perlakuan ekstrak biji nimba, biji mahoni dan biji srikaya memperlihatkan hama tidak mau makan, bergerak sangat lamban, lemah dan akhirnya mati kaku. Dari pengamatan yang telah dilakukan terhadap hama kutu putih yang mati akibat perlakuan dengan ekstrak yang berbentuk serbuk, kematian hama umumnya terjadi pada saat makan. Seperti pernyataan Kivan 2005 yang menyatakan bahwa larutan ekstrak yang berbentuk serbuk tersebut memiliki senyawa aktif yang tidak terserap oleh jaringan tanaman atau mudah terdegradasi. Sehingga bahan aktif dari ekstrak tersebut yang termakan oleh kutu putih sedikit dan tidak cukup untuk dapat menyebabkan keracunan pada hama sehingga kematian yang diakibatkan oleh insektisida tersebut sedikit. Hasil pengamatan menyatakan bahwa kematian hama akibat dari pemberian insektisida botani ekstrak biji nimba, biji mahoni dan biji srikaya. Dari senyawa insektisida botani tersebut terdapat racun yang dapat mematikan hama. Hal ini sesuai dengan literatur Asogwa et al. 2010 yang menyatakan bahwa beberapa tumbuhan menghasilkan racun, ada juga yang mengandung senyawa- senyawa kompleks yang dapat mengganggu siklus pertumbuhan serangga, sistem pencernaan, atau mengubah perilaku serangga. Kematian hama terjadi karena kandungan senyawa aktif dari ekstrak tersebut masuk bersama cairan tanaman pada saat kutu putih menghisap cairan dari kulit buah manggis. Kutu putih mengambil makanan dengan cara menghisap cairan yang ada pada kulit buah manggis, dan karena pada kulit buah manggis Universitas Sumatera Utara telah terdapat senyawa kimia yang bersifat toksik bagi serangga yang berasal dari pencelupan insektisida botani, maka akan mempengaruhi laju konsumsi kutu putih dan pada akhirnya akan menyebabkan kematian terhadap kutu putih tersebut. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Hasyim et al. 2010 bahwa adanya senyawa kimia yang bersifat toksik yang dikonsumsi serangga mempengaruhi jumlah dan laju konsumsi serangga, sehingga berpengaruh terhadap laju pertumbuhan, bobot akhir, dan akhirnya menyebabkan kematian serangga. Kematian hama ini disebabkan karena kutu putih mengkonsumsi cairan atau nutrisi dari kulit buah manggis yang telah mengandung insektisida senyawa Azadiraktin, Salanin, Swietenin dan golongan Asetogenin, dan semakin tinggi konsentrasi insektisida yang masuk ke dalam tubuh hama maka akan mempercepat proses kematian hama. Hal ini sesuai dengan penelitian Pavela 2009, bahwa penggunaan insektisida nabati pada konsentrasi yang tinggi dapat mengakibatkan kematian pada serangga yang disebabkan oleh rendahnya makanan yang dikonsumsi, sehingga sistem pencernaan terganggu dan penghambat pertumbuhan serangga, sedangkan pemberian insektisida botani pada konsentrasi rendah biasanya tidak mampu mematikan serangga namun dapat mempercepat terjadinya malformasi.

4. Morfologi Buah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Kulit Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Perubahan Kadar Enzim AST, ALT serta Perubahan Makroskopik dan Histopatologi Hati Mencit Jantan (Mus musculus L) strain DDW setelah diberi Monosodium Glutamate (MSG) diban

1 68 118

Pengaruh Penambahan Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia X Mangostana L.) Terhadap Nilai Spf Krim Tabir Surya Kombinasi Avobenson Dan Oktil Metoksisinamat

4 100 106

Daya Hambat Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Bakteri Enterococcus faecalis Sebagai Alternatif Bahan Medikamen Saluran Akar (In Vitro)

3 289 97

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana Linn.) pada bakteri Streptococcus mutans sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar dengan Metode Dilusi In Vitro

6 111 48

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Gambaran Histopatologis Lambung Tikus (Rattus norvegicus L.) Jantan yang Dipapari Kebisingan

2 103 56

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Hitung Leukosit dan diferensiasi Leukosit Tikus (Rattus noevegicus L.) Jantan Setelah Dipapari Kebisingan

0 58 58

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Fusobacterium nucleatum sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar secara in Vitro

8 89 59

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Enterococcus faecalis sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar (Secara In Vitro)

2 96 63

Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana.L) Terhadap Perubahan Makroskopis, Mikroskopis dan Tampilan Immunohistokimia Antioksidan Copper Zinc Superoxide Dismutase (Cu Zn SOD) Pada Ginjal Mencit Jantan (Mus Musculus.L) Stra

3 48 107

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Fungsi Hati, Jumlah Eritrosit dan Kadar Hemoglobin Tikus (Rattus norvegicus) yang Dipapari dengan Karbon Tetraklorida (CCl4)

3 53 59