Daya Pembeda Deskripsi Teori
Menurut Suharsimi Arikunto 2012: 234, “Sebuah distraktor pengecoh dapat dikatakan berfungsi dengan baik apabila distraktor
tersebut mempunyai daya tarik yang besar bagi pengikut-pengikut tes yang kurang memahami konsep atau kurang menguasai bahan.” Dari beberapa
pendapat tersebut,
dapat disimpulkan
bahwa Efektivitas Pengecoh
merupakan kemampuan alternatif jawaban yang salah dalam mengecoh peserta tes yang memang tidak mengetahui kunci jawaban yang tersedia.
Pengecoh dikatakan efektif apabila dipilih oleh sekurang kurangnya 5 dari total peserta tes.
Menurut Suharsimi Arikunto 2012: 234 sesuatu distraktor dapat diperlakukan dengan 3 tiga cara, yaitu:
a. Diterima, karena sudah baik
b. Ditolak, karena tidak baik
c. Ditulis kembali, karena kurang baik
Efektivitas Pengecoh dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan: IP
: indeks pengecoh P
: jumlah peserta didik yang memilih pengecoh N
: jumlah peserta didik yang ikut tes B
: jumlah peserta didik yang menjawab benar pada setiap soal n
: jumlah alternatif jawaban opsi 1
: bilangan tetap Zainal Arifin, 2012: 279
Dalam menginterpretasikan hasil perhitungan pada setiap butir soal dapat menggunakan kriteria sebagai berikut:
Sangat baik IP = 76 - 125
Baik IP = 51 - 75 atau 126 - 150
Kurang baik IP = 26 - 50 atau 151 - 175
Jelek IP = 0 - 25 atau 176 - 200
Sangat jelek IP = lebih dari 200
Zainal Arifin, 2012: 280 Kriteria untuk menilai Efektivitas Pengecoh diadaptasi dari skala
Likert yaitu sebagai berikut Sugiyono, 2010: 134-135: a.Efektivitas Pengecoh dikatakan sangat baik apabila keempat pengecoh
berfungsi. b. Efektivitas Pengecoh dikatakan baik apabila terdapat tiga pengecoh yang
berfungsi. c.Efektivitas Pengecoh dikatakan cukup baik apabila terdapat dua pengecoh
yang berfungsi. d. Efektivitas Pengecoh dikatakan kurang baik apabila terdapat hanya satu
pengecoh yang berfungsi. e.Efektivitas Pengecoh dikatakan tidak baik apabila semua pengecoh tidak
berfungsi. Efektivitas Pengecoh yang ideal merupakan Efektivitas Pengecoh
yang dapat dipilih secara merata oleh peserta tes, artinya semua pengecoh tersebut secara merata ikut menyesatkan peserta didik. Semakin banyak
peserta tes yang memilih pengecoh tersebut, maka pengecoh tersebut dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Apabila peserta tes mengabaikan
semua option tidak memilih disebut omit. Dilihat dari segi siswa yang tidak memilih option, sebuah item dikatakan baik apabila siswa yang tidak
memilih option tidak lebih dari 10 dari peserta tes. Ada pengecualian
terhadap soal yang apabila jawabannya salah maka skor akan dikurangi seperti soal-soal pada ujian SNMPTN, dalam hal ini maka Efektivitas
Pengecoh tidak berlaku karena bisa saja peserta tes memutuskan untuk tidak memilih option manapun.