77 8
Kamis, 14 April 2016 Pukul 07.00
– 08.35 Mengidentifikasi
sifat-sifat layang-layang dan trapezium
VIIB 9
Selasa, 19 April 2016 Pukul 10.10
– 11.30 Menentukan luas dan keliling
persegi dan persegi panjang VIIA
10 Rab, 20 April 2016 Pukul 07.00
– 08.35 Menentukan luas dan keliling
layang-layang dan belah ketupat VIIA
11 Rabu, 20 April 2016 Pukul 08.35
– 10.10 Menentukan luas dan keliling
persegi dan persegi panjang VIIB
12 Selasa, 26 April 2016 Pukul 08.35
– 10.10 Menentukan luas dan keliling
jajargenjang dan trapesium VIIA
13 Rabu, 27 April 2016 Pukul 07.00-08.35
Posttest VIIA
14 Rabu, 27 April 2016 Pukul 08.35-10.10
Menentukan luas dan keliling layang-layang dan belah ketupat
VIIB 15 Kamis, 28 April 2016
Pukul 07.00-0835 Menentukan luas dan keliling
jajargenjang dan trapesium VIIB
16 Rabu, 4 Mei 2016 Pukul 08.35-10.10
Posttest VIIB
Kedua kelas tersebut mendapatkan materi yang sama yakni segiempat dalam 6 pertemuan dengan 12 jam pelajaran. Kelas VIIA merupakan kelas
eksperimen yang diberikan perlakuan pembelajaran dengan strategi Thinking Aloud Pair Problem Solving
TAPPS sedangkan kelas VIIB merupakan kelas kontrol yang mendapatkan pembelajaran dengan strategi
ekspositori. Penjelasan lebih lanjut mengenai pembelajaran yang diberikan pada masing-masing kelas akan dijelaskan di bawah ini.
a. Pembelajaran Kelas Eksperimen
Pelaksanaan pembelajaran di kelas eksperimen yaitu kelas VIIA menggunakan strategi TAPPS. Sebelum diberikan perlakuan, siswa
diberikan pretest untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis dan prestasi belajar awal siswa.
78 Pembelajaran pada kelompok eksperimen dilaksanakan oleh
Peneliti sendiri yang dilakukan dalam 12 jam pelajaran yang terbagi dalam 6 pertemuan. Banyaknya jam pelajaran serta pertemuan pada
kelas ekperimen ini sudah sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Akan tetapi dikarenakan banyaknya hari libur serta pergantian jadwal
yang tidak menentu jumlah pertemuan tiap minggunya tidak lah sama. Hal ini membuat peneliti harus menyesuaikan dengan kondisi sekolah.
Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan RPP yang telah dibuat oleh peneliti. Setelah dilakukan pembelajaran, siswa
diberikan posttest untuk mengukur sejauh mana kemampuan komunikasi matematis serta prestasi belajar siswa setelah diberikan
perlakuan. Keterlaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen ini dapat
dilihat pada lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran pada setiap pertemuan yang dapat dilihat pada lampiran 277. Berikut akan
diberikan rekap penilaian keterlaksanaan pembelajaran pada kelas ekperimen.
Tabel 12. Rekap Nilai Keterlaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen Pert
emu an
ke- Indikator
juml ah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1
1 1
2 1
3 1
4 1
5 1
6 1
7 1
8 1
9 2
2 1
2 2
2 3
2 4
2 5
2 6
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 25
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26
79 3
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 25 4
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26 5
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26 6
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 25 Jumlah
153 Didapatkan jumlah skor 153 dari skor maksimal 156, sehingga
persentase keterlaksanaan pembelajaran dengan strategi TAPPS sebesar 98. Hal ini menunjukkan bahawa pembelajaran dengan
strategi TAPPS berlangsung dengan baik. Pada pembelajaran dengan strategi TAPPS, diawali dengan salam
dan doa yang dipimpin oleh ketua kelas. Peneliti juga mengecek kehadiran siswa dan dilanjutkan penyampaian tujuan pembelajaran
serta motivasi tentang pentingnya mempelajari materi ini yaitu segiempat. Setelah itu, peneliti menyampaikan apersepsi kepada siswa
yang berupa materi-materi yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari siswa. Selanjutnya, peneliti menjelaskan bahwa
pembelajaran akan dilakukan menggunakan strategi TAPPS sembari membagikan LKS kepada siswa. Sebelum mengerjakan LKS, peneliti
menjelaskan mengenai cara kerja LKS. Setelah itu, siswa mulai untuk bereksplorasi sesuai masalah yang tertera dalam LKS yang nantinya
akan dijelaskan kepada teman sebangku mereka.
80
Gambar 1.Tahap think
Peneliti sebagai fasilitator berkeliling untuk memberikan bantuan kepada siswa belum paham tentang permasalahan dalam LKS. Setelah
berekplorasi, siswa dibagi berpasangan secara acak untuk menyampaikan hasil dari menyelesaikan permasalahan dalam LKS.
Dalam pembagian pasangan siswa, peneliti mengusahakan untuk menggunakan cara-cara yang berbeda-beda untuk setiap pertemuan.
Tahap ini beberapa kali terlalu memakan waktu dalam pelaksanaannya.
Gambar 2. Tahap pair
Pasangan siswa yang sudah terbentuk secara bergantian menjelaskan hasil yang telah didapat. Ketika salah satu siswa
menjelaskan, maka teman sebangku mereka memperhatikan dengan seksama tanpa menyela penjelasan yang diberikan dan nantinya siswa
tersebut akan bertukar peran. Beberapa pasangan siswa terlihat
81 melakukan perannya dengan baik, namun terdapat pula pasangan
siswa yang masih bersenda gurau.
Gambar 3. Tahap aloud
Setelah itu, salah satu perwakilan dari pasangan siswa yang ada maju ke depan untuk menjelaskan kembali materi yang didapat di
depan kelas dan dilanjutkan tanya jawab. Siswa maju ke depan kelas beberapa kali tidak terlaksana dikarenakan waktu yang tidak
mencukupi. Peneliti lebih menekankan penjelasan pada saat kegiatan penutup. Setiap siswa menyelesaikan soal yang ada dalam LKS serta
soal dari buku paket sebagai latihan soal dan kemudian akan dibahas bersama-sama.
Pada akhir pertemuan, Peneliti bersama dengan siswa membuat kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari serta
menyampaikan materi yang akan dipelajari berikutnya. Sebagai penutup, peneliti bersama siswa berdoa dan mengucap salam.
b. Pembelajaran Kelas Kontrol