18 didesain dengan baik, misalnya dengan menggunakan strategi
pembelajaran yang tepat. Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
matematika merupakan proses komunikasi antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa dalam rangka perubahan sikap dan pola pikir agar
siswa memiliki kemampuan, pengetahuan dan keterampilan matematis yang bertujuan mempersiapkan siswa menghadapi perubahan di
sekelilingnya yang selalu berkembang.
3. Tujuan pembelajaran matematika
Diungkapkan dalam Garis-garis Besar Program Pengajaran GBPP dalam Erman Suherman 2001: 56 bahwa tujuan umum diberikannya
matematika pada jenjang pendidikan dasar dan menengah meliputi dua hal yaitu:
1 Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan
keadaan di dalam kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang, melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran
secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efektif dan efisien. 2
Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari, dan dalam
mempelajari berbagai ilmu pengetahuan. Secara rinci, GBPP menjabarkan tujuan khusus pembelajaran
matematika di SMP adalah agar:
19 1
Siswa memiliki kemampuan yang dapat dialihgunakan melalui kegiatan matematika;
2 Siswa memiliki pengetahuan matematika sebagai bekal untuk
melanjutkan ke pendidikan menengah; 3
Siswa memiliki keterampilan matematika sebagai peningkatan dan perluasan dari matematika sekolah dasar untuk dapat
digunakan dalam kehidupan sehari-hari; 4
Siswa memiliki pandangan yang cukup luas dan memilki sikap logis, kritis, cermat, dan disiplin serta menghargai kegunaan
matematika. Pemamparan tujuan pendidikan matematika di atas menjelaskan
bahwa betapa pentingnya pembelajaran matematika di sekolah khususnya di SMP. Siswa diharapkan memiliki kemampuan yang telah dipaparkan
pada tujuan di atas setelah mendapatkan pembelajaran matematika. Oleh karena itu, dibutuh pembelajaran yang membantu siswa untuk bisa
memperoleh kemampuan sesuai dengan apa yang diharapkan dengan adanya pembelajaran matematika di sekolah.
4. Efektivitas Pembelajaran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, efektivitas adalah sesuatu yang memiliki pengaruh atau akibat yang ditimbulkan, manjur, membawa
hasil dan merupakan keberhasilan dari suatu usaha atau tindakan. Dalam hal ini, efektivitas dapat dilihat dari tercapai tidaknya tujuan unstruksional
khusus yang telah direncanakan. Hamzah B. Uno 2008: 138, menyatakan
20 bahwa keefektifan proses pembelajaran diukur dengan tingkat pencapaian
siswa pada tujuan pembelajaran yang telah diterapkan. Secara ideal pembelajaran yang diharapkan adalah pembelajaran yang
efektif. Nana Sudjana 2004: 34-35 mengungkapkan bahwa suatu pembelajaran yang efektif dapat ditunjai dari proses dan hasilnya.
Prosesnya sesuai dengan yang direncanakan dan hasilnya sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Menurut Slavin 2006: 277, keefektifan
pembelajaran ditentukan oleh empat kriteria, yaitu: 1 kualitas pembelajaran, 2 kesesuaian tingkat pebelajaran, 3 intensif, 4 waktu.
Sementara Arends 2012: 90 berpendapat bahwa pembelajaran yang efektif dapat dicapai apabila dilaksanakan sesuai dengan perencanaan
yang baik untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Efektivitas pembelajaran merupakan suatu konsep yang lebih luas
untuk mencakup berbagai faktor di dalam maupun di luar diri siswa. Kemmis Mc. Taggrat 1990: 179 juga menjelaskan bahwa untuk
menentukan keefektifan pembelajaran dapat dilakukan dengan 4 cara berikut:
1 Through measures of student achievement or success
2 Through observation of teaching
3 Through student evaluations of teachings
4 Through formal and specially designed program evaluation.
Dari keempat pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa kefektifan pembelajaran dapat ditentukan dengan 4 cara yaitu melalui skor tes siswa,
21 observasi pembelajaran, evaluasi proses pembelajaran, dan melalui tes
formal dan telah dirancang khusus. Menurut Sadiman Trianto, 2009: 20 keefektifan pembelajaran adalah hasil guna yang diperoleh setelah
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Keefektifan pembelajaran dapat diketahui dengan memberikan tes kepada siswa setelah diberikan
pembelajaran, karena dengan hasil tes dapat digunakan untuk mengevaluasi aspek-aspek dalam pengajaran.
Pada penelitian ini, keefektifan pembelajaran dilihat sebagai perbandingan hasil N-gain score dari kedua kelas setelah diberikan strategi
pembelajaran. Kemudian akan diuji sebesar besar pengaruh strategi yang diberikan terhadap kemampuan komunikasi matematis dan prestasi belajar
siswa. Strategi pembelajaran yang diterapkan yaitu strategi TAPPS dan strategi ekspositori.
5. Prestasi Belajar