Pendahuluan Teologi Sosial Pendidikan Lingkungan Hidup Sebagai Tanggung Jawab Gereja

13

Bab 2 Pendidikan Lingkungan Hidup Sebagai Tanggung Jawab Gereja

2.1 Pendahuluan

Pada bab ini, penulis akan menyajikan teologi sosial, gereja sebagai lembaga sosial, etika lingkungan hidup, teologi lingkungan hidup, dan pendidikan lingkungan hidup dalam menanggapi masalah lingkungan hidup yang terjadi hingga kini.

2.2 Teologi Sosial

Teologi Kristen merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan komunitas orang beriman. Ia tidak dapat dipisahkan dari kesaksian hidup gereja. Teologi tidak saja dipandang sebagai refleksi iman dalam praksis gereja, tetapi juga mendorong praksis gereja itu sendiri dalam konteks konkret. Karena itu, teologi bukan hanya merupakan pemikiran teoritis- transendental , tetapi juga mengandung aspek dan bahkan sifat historis, praktis, dan kontekstual . Dengan kata lain, teologi di samping berfungsi kritis mengarahkan seluruh lapangan pengalaman orang beriman kembali ke horizon yang mutlak, juga sangat menentukan, ketika persekutuan orang beriman sebagai jemaat Kristen ingin mengungkapkan penghayatan dan kesaksiannya tentang Injil Yesus Kristus di tengah situasi dunianya yang konkret. Dalam perspektif semacam ini, dapat dikatakan bahwa teologi dihayati dan dikembangkan sebagai teologi sosial . 1 Pemahaman mengenai teologi sosial merupakan sesuatu yang sangat penting. Dalam rangka gerakan keesaan gereja, pemahaman kembali tentang teologi sosial tidak hanya dikaitkan dengan hakikat teologi sosial pada dirinya, tetapi lebih jauh lagi dengan praksis panggilan dan pengutusan orang beriman di tengah situasi dunia konkret. Tugas panggilan dan pengutusan yang 1 Eka Darmaputera via Soegeng Hardiyanto, Pergumulan dalam pengharapan: Teologi Sosial dan Gerakan Keesaan . BPK Gunung Mulia. 1999:Jakarta, 130. 14 harus mereka laksanakan bersama komunitas-komunitas orang beriman di seluruh muka bumi selalu diletakkan dalam rangka kebersamaan dengan kepentingan yang lain, dengan kepentingan masyarakat di sekitar, bahkan seluruh masyarakat di dunia. 2 Itu artinya tugas panggilan dan pengutusan gereja tidak hanya berpusat pada satu kepentingan pribadi saja melainkan memiliki pengaruh bagi kepentingan umum lewat teologi yang dibangun dalam kehidupan bersama. Teologi sosial ini digambarkan sebagai cara bagaimana Allah yang mewahyukan diri sebagai Subjek diangkat menjadi subjek manusia yang berkepribadian, yang tidak hanya bersifat individual tetapi juga sosial. Mereka bekerja dan melayani bersama lingkungan sosial mereka. Bertolak dari hal ini, teologi apapun akan selalu mempunyai aspek, sifat, orientasi dan arah dasar yang sosial pula. Pada perkembangan selanjutnya, teologi sosial lebih dimengerti sebagai sebuah pemahaman teologis atau ajaran prinsip-prinsip teologis yang bersifat sosial. Schrey menyatakan bahwa teologi sosial dilihat sebagai sebuah usaha untuk mengembangkan lebih jauh etika sosial teologis , yang berangkat dari ajaran sosial Kristen . Pikiran dasarnya adalah bahwa semua kehidupan mempunyai segi-segi sosialnya, demikian juga dalam rahmat keselamatan Allah. Dunia ciptaan Allah mempunyai kesatuan sosial dalam kemanusiaan, yang pola dasarnya mengacu pada kesatuan Allah Tritunggal. Kepada-Nyalah tugas semua masyarakat diselaraskan dan dipertanggungjawabkan. Dalam rangka itu, sejarah keselamatan dapat dipahami sebagai sejarah sosial. Sebab, panggilan keselamatan Allah dalam cinta kasih tidak hanya ditujukan kepada perseorangan tetapi juga kepada seluruh masyarakat dunia yang telah jatuh ke dalam dosa. 3 2 Ibid., 131. 3 Ibid., 133. 15 Kegiatan praksis dari teologi sosial sudah dilaksanakan tidak hanya dalam kehidupan jemaat pertama tetapi sebelum penyaliban Yesus. Teologi sosial ini telah dikembangkan pada saat Yesus mengembara bersama para murid-Nya. Berdasarkan hal ini, praksis teologi sosial kemudian terus dikembangkan secara teratur dan sistematis oleh gereja, sehingga hal itu dirangkum dalam tri tugas gereja yakni marturia bersaksi, koinonia bersekutu, dan diakonia melayani. 4 Tetapi praksis teologi sosial ini biasanya hanya menyentuh pelayanan manusia terhadap sesamanya manusia. Semua arah pelayanan gereja hanya ditujukan kepada sesama manusia antroposentris dan Allah teosentris. Karena itu satu kesadaran baru telah muncul dan berkembang pesat dalam cakrawala berpikir manusia, yakni bahwa lingkungan hidup atau ekologi dan alam ciptaan merupakan bagian yang utuh dalam risalah-risalah teologis, pemahaman dan penghayatan kerohanian umat manusia 5 sehingga gereja sebagai salah satu lembaga sosial dapat menjalankan fungsinya dengan baik.

2.3 Gereja sebagai Lembaga Sosial