29 36 pendidikan karakter adalah pendidikan yang menanamkan dan
mengembangkan karakter-karakter luhur kepada anak didik, sehingga mereka memiliki karakter luhur, menerapkan dan mempraktikkan dalam kehidupan, entah
dalam keluarga, sebagai anggota masyarakat dan warga negara. Pengertian pendidikan karakter menurut Saptono 2011: 23 adalah upaya
yang dilakukan dengan sengaja untuk mengembangkan karakter yang baik good character berlandaskan kebajikan-kebajikan inti core virtues yang secara
objektif baik bagi individu maupun masyarakat. Menurut Lickona Masnur Muslich 2011: 75 bahwa pendidikan karakter menekankan tiga komponen yang baik,
yaitu moral knowing pengetahuan tentang moral, moral feeling perasaan tentang moral, dan moral action perbuatan moral, yang diperlukan agar anak
mampu memahami, merasakan, dan mengerjakan nilai-nilai kebajikan. Pengertian pendidikan karakter menurut Sofan Amri, dkk 2011: 4 adalah
suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan dan tindakan untuk
melaksanakan nilai-nilai tersebut. Pengertian pendidikan karakter menurut Muchlas Samani dan Hariyanto 2013: 45 adalah proses pemberian tuntutan
kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pokir, raga, serta rasa dan karsa.
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh beberapa sumber mengenai pengertian pendidikan karakter, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan
karakter adalah penanaman nilai-nilai karakter kepada anak yang meliputi pengetahuan, kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut
sehingga dapat mewujudkan insan yang baik.
30
c. Tujuan Pendidikan Karakter
Tujuan pendidikan karakter menurut T. Ramli Agus Wibowo 2012: 34 adalah membentuk pribadi anak, supaya menjadi pribadi yang baik, jika di
masyarakat menjadi warga yang baik, dan jika dalam kehidupan bernegara menjadi warga negara yang baik. Adapun kriteria pribadi yang baik, warga
masyarakat yang baik, dan warga negara yang baik bagi suatu masyarakat atau bangsa, secara umum adalah nilai-nilai sosial tertentu, yang banyak dipengaruhi
olah budaya masyarakat dan bangsa. Oleh karena itu, hakikat dari pendidikan karakter dalam konteks pendidikan di Indonesia adalah pendidikan nilai, yakni
pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari budaya bangsa Indonesia sendiri, dalam rangka membina kepribadian generasi muda.
Menurut Dharma Kesuma, dkk 2011: 9 tujuan pendidikan karakter adalah memfasilitasi penguatan dan pengembangan nilai-nilai tertentu sehingga
terwujud dalam perilaku anak, baik ketika proses sekolah maupun setelah lulus dari sekolah. Menurut Sofan Amri, dkk 2011: 30 tujuan pendidikan karakter
pendidikan karakter dalam kontekas pendidikan di sekolah adalah untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang
mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu dan seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan.
Tujuan pendidikan karakter dalam konteks pendidikan di sekolah menurut Masnur Muslich 2011: 81 adalah untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan
dan hasil pendidikan yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang. Berdasarkan
beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan
31 karakter adalah membentuk pribadi anak agar menjadi pribadi yang baik
bersumber pada agama dan budaya bangsa Indonesia.
d. Nilai-Nilai Karakter
Menurut Badan Penelitian dan pengembangan, Pusat Kurilkulum Kementerian Pendidikan Nasional Darmiyati Zuchdi 2011: 168 telah
merumuskan materi pendidikan karakter yang mencakup aspek-aspek sebagai berikut:
1. Religius: sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianut, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup
rukun dengan pemeluk agama lain. 2. Jujur: perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan diri sebagai orang
yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. 3. Toleransi: sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku,
etnis, pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang berbeda dari diri sendiri. 4. Disiplin: tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai
ketentuan dan peraturan. 5. Kerja Keras: perilaku yang menunujukkan upaya sungguh-sungguh dalam
mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan baik.
6. Kreatif: berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari apa yang telah dimiliki.
7. Mandiri: sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
8. Demokratis: cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban diri sendiri dan orang lain.
32 9. Rasa Ingin Tahu: sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk
mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa yang dipelajari, dilihat, dan didengar.
10. Semangat Kebangsaan: cara berpikir, bertindak, dan wawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan
kelompok. 11. Cinta Tanah Air: cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunujukkan
kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
12. Menghargai Prestasi: sikap dan tindakan yang mendorong diri untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui dan
menghormati keberhasilan orang lain. 13. Bersahabat atau Komunikatif: tindakan yang memperlibatkan rasa senang
berbicara, bergaul, dan bekerjasama dengan orang lain. 14. Cinta Damai: sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain
merasa senang dan aman atas kehadirannya. 15. Gemar Membaca: kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai
bacaan yang memberikan kebajikan bagi diri sendiri. 16. Peduli Lingkungan: sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah
kerusakan pada lingkungan alam sekitar, dan mengembangkan upaya- upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
17. Peduli Sosial: sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan bagi orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.