43
5.4 Pangan fungsional
Menurut Muchtadi 2004, istilah pangan fungsional functional food merupakan nama yang paling dapat diterima oleh semua pihak untuk segolongan
pangan makanan dan minuman yang mengandung bahan bahan-bahan yang telah terbukti dapat meningkatkan status kesehatan dan mencegah timbulnya
penyakit tertentu. Teridentifikasi sebanyak 32 spesies sebagai tumbuhan pangan fungsional yang dimanfaatkan oleh masyarakat Kampung Sinarwangi. Spesies
tumbuhan pangan fungsional yang dimanfaatkan oleh masyarakat Kampung Sinarwangi diantaranya pohpohan Pilea trinervia dan surawung Ocimum
sanctum .
Masyarakat Kampung Sinarwangi biasa memakan sayuran dengan cara dilalab
dimakan langsung tanpa diolah, lalaban merupakan sayuran pelengkap pada saat makan bersamaan dengan nasi dan ikan. Daun pohpohan merupakan
salah satu sayuran favorit bagi masyarakat yang dijadikan lalaban Gambar 21. Pohpohan memiliki rasa yang enak dan wangi. Disamping memiliki rasa yang
enak, daun pohpohan memiliki manfaat lain yaitu dapat menghindari bau mulut dan bau badan. Pohpohan merupakan salah satu pangan fungsional karena
memiliki tiga fungsi dasar pangan fungsional. Pangan fungsional mempunyai tiga fungsi dasar yaitu :sensory warna dan penampilannya menarik, cita rasanya
enak; nutritional bernilai gizi; dan physiological memberikan pengaruh fisiologis menguntungkan bagi tubuh Muchtadi 2004.
Gambar 21 Pohpohan Pilea trinervia. Pohpohan merupakan salah satu jenis pangan fungsional yang potensial. Hal
ini disebabkan pohpohan memiliki banyak manfaat untuk kesehatan serta dalam pemenuhan gizi masyarakat. Pohpohan mengandung banyak vitamin antara lain
44 kalsium, fosfor, besi, vitamin A, vitamin C dan vitamin B1. Tubuh manusia
sangat memerlukan kalsium untuk pertumbuhan dan pembentukan tulang dan gigi pada masa pertumbuhan anak-anak hingga remaja, pada saat hamil dan selama
masa menyusui. Kecukupan kebutuhan kalsium dapat mencegah pengapuran pada tulang osteoporosis pada usia dewasa.
Pekarangan rumah menjadi tempat yang strategis bagi masyarakat untuk menanam sayuran walaupun tidak selengkap di kebun atau sayur yang jenisnya
banyak ditanam, akan tetapi menanam sayuran di pekarangan juga dapat mempermudah masyarakat dalam memperoleh sayuran. Tumbuhan penghasil
sayuran yang ditanam di pekarangan yaitu kacang panjang Phaseolus radiatus, gambas atau labu siam Sechium edule. Selain itu pekarangan pun ditanam
tumbuhan penghasil bumbu seperti bawang merah Allium cepa dan cabe rawit Capsicum frutescens.
Masyarakat ada yang memanfaatkan daun kelingsir Gynura sarmentosa untuk sayuran. Daun kalingsir Gynura sarmentosa merupakan tumbuhan obat
yang bermanfaat untuk mengobati kencing batu atau memperlancar buang air kecil. Masyarakat pada awalnya hanya mencoba menggunakan daun kalingsir
Gynura sarmentosa yang dimasak sebagai sayur pelengkap mie rebus. Ternyata daun kalingsir Gynura sarmentosa memiliki rasa yang mirip seperti daun caisin.
Berawal dari sebagai pelengkap mie rebus namun daun kalingsir Gynura sarmentosa
ini menjadi sayuran yang banyak dimanfaatkan.
5.5 Praktek Konservasi Masyarakat Kampung Sinarwangi