9 didefinisikan sebagai akses fisik dan ekonomi semua orang terhadap pangan
secara cukup, aman, dan bergizi pada setiap waktu untuk hidup aktif, sehat, dan produktif. Dalam pelaksanaan program ketahanan pangan, pemenuhan kebutuhan
pangan masih bergantung pada perdagangan internasional. Dengan berbagai kendala diplomasi internasional dan posisi tawar bargaining position yang
belum memadai, Indonesia belum mampu secara optimal melindungi petani dari serbuan pangan impor dari negara lain Swastika 2011.
Sumberdaya lokal termasuk di dalamnya pangan lokal erat kaitannya dengan ketahanan pangan. Ketahanan pangan yang dikembangkan berdasarkan
kekuatan sumberdaya lokal akan menciptakan kemandirian pangan, yang selanjutnya akan melahirkan induvidu yang sehat, aktif, dan berdaya saing
sebagaimana indikator ketahanan pangan. Di samping itu, juga akan melahirkan sistem pangan dengan pondasi yang kokoh Hariyadi 2010.
2.5 Kedaulatan Pangan
Kemandirian pangan food independence didefinisikan sebagai kemampuan suatu bangsa untuk menjamin seluruh penduduknya memperoleh pangan yang
cukup, bermutu baik, aman, dan halal, yang didasarkan pada optimalisasi pemanfaatan dan berbasis sumber daya lokal Soekartawi 2008; Kivirist 2009
diacu dalam Swastika 2011. Lima komponen dalam mewujudkan kemandirian pangan yaitu ketersediaan
yang cukup, stabilitas ketersediaan, keterjangkauan, mutukeamanan pangan yang baik, dan tidak ada ketergantungan pada pihak luar. Dengan lima komponen
tersebut, kemandirian pangan menciptakan daya tahan yang tinggi terhadap perkembangan dan gejolak ekonomi dunia Darajati 2008; Soekartawi 2008 diacu
dalam Swastika 2011.
2.6 Kesehatan Mandiri melalui Pengobatan Tradisional
Tumbuhan obat merupakan salah satu komponen penting dalam obat tradisional, sehingga perkembangan pemanfaatan tumbuhan obat dapat dilihat dari
perkembangan pemanfaatan obat tradisional. Suku-suku bangsa di Indonesia telah banyak memanfaatkan tumbuhan obat untuk kepentingan pengobatan tradisional.
Setiap suku bangsa memiliki kearifan tersendiri dalam pengobatan tardisional,
10 termasuk pengetahuan mengenai tumbuhan yang berkhasiat obat. Hal ini dapat
dilihat dari berbedanya ramuan obat tradisional yang digunakan untuk mengobati
penyakit yang sama Aliadi Roemantyo 1994.
Menurut Kepmenkes RI No. 0584MENKESSKVI1995, pengobatan tradisional adalah pengobatan dan atau perawatan, baik yang asli maupun yang
berasal dari luar Indonesia, yang dilakukan dengan cara, obat, dan pengobatnya yang mengacu kepada pengalaman dan keterampilan turun-temurun, dan
diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat. Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan
mineral, sediaan sarian galanik atau campuran dari bahan tersebut, yang secara turun-temurun, dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dalam
masyarakat. Pengobatan tradisional adalah orang yang melakukan pengobatan tradisional. Fitofarmaka adalah sediaan obat tradisional yang telah dibuktikan
keamanan dan khasiatnya, bahan bakunya terdiri dari simplisia atau sediaan
galenik yang memenuhi persyaratan yang berlaku.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Kampung Sinarwangi Desa Sukajadi, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei -
Juni 2012. Lokasi penelitian seperti terlihat pada Gambar 1.
Gambar1 Denah lokasi penelitian di Kampung Sinarwangi.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kamera, oven, dan alat tulis. Bahan yang digunakan dalam penelitian meliputi alkohol 70, kertas
koran, dan kuisioner. Sedangkan objek penelitian ini adalah masyarakat Kampung Sinarwangi dan data yang dikumpulkan yaitu spesies tumbuhan yang diketahui
dan digunakan oleh masyarakat.