Teori Keseimbangan Umum. PENDAHULUAN

23 produksi yang digunakan maka pada akhirnya akan mempengaruhi pendapatan pemilik faktor produksi tersebut. Selain institusi domestik sebagai pemilik faktor produksi modal dan tenaga kerja juga negara lain yang menanamkan modal di Indonesia atau tenaga kerja asing yang bekerja di Indonesia. Selanjutnya perubahan pendapatan akan mempengaruhi konsumsi institusi.

3.3 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan permasalahan, tujuan dan alur kerangka berfikir penelitian di atas maka hipotesis dari penelitian mengenai dampak perubahan harga internasional produk ekspor utama Indonesia adalah sebagai berikut; 1. Perubahan harga internasional pada triwulan I2008 sd triwulan II2009 disebabkan oleh perekonomian dunia yang melemah. Hal ini terjadi akibat terjadinya krisis global sehingga permintaan dunia menurun. Penurunan permintaan dunia menyebabkan harga sebagian besar komoditas yang diperdagangkan di pasar dunia mengalami penurunan. Perubahan harga komoditas internasional menyebabkan term of trade juga berubah dan selanjutnya ekspor dan impor balance of trade Indonesia juga mengalami pergeseran sehingga mempengaruhi perekonomian Indonesia secara keseluruhan. 2. Perubahan harga internasional komoditas ekspor utama menyebabkan suplaiekspor komoditas dari Indonesia mengalami perubahan dan perubahan ini menyebabkan neraca perdagangan bergeser. Besaran pergeseran neraca perdagangan sangat tergantung kepada antara lain besaran elastisitas transformasi komoditas ekspor maupun elastisitas Armingtonimport competing effect setiap komoditas serta permintaan domestik setiap komoditas ekspor utama. Penurunan maupun peningkatan harga internasional mengakibatkan permintaan terhadap komoditas dunia meningkatmenurun atau impor Indonesia mengalami peningkatanpenurunan akibat dari perubahan harga internasional tersebut. 3. Komoditas ekspor yang harga internasionalnya mengalami perubahan penurunan maupun kenaikan akan sangat berpengaruh terhadap kinerja sektor yang mengalami perubahan harga. Peranan sektor dalam perekonomian juga mempengaruhi besar kecilnya dampak apabila terjadi perubahan harga internasional di sektor tersebut. Demikian pula sektor yang mempunyai peranan 24 ekspor besar akan memberikan dampak besar pula terhadap masing masing sektor parsial maupun perekonomian secara keseluruhan.

4. Selanjutnya, perubahan pada kinerja ekonomi sebagai akibat dari perubahan

ekspor pada akhirnya akan berdampak pada penerimaan nasional dan selanjutnya berpengaruh kepada penerimaan pendapatan rumah tangga. Besar kecilnya dampak terhadap pendapatan rumah tangga tergantung kepada tenaga kerja di sektor mana mereka bekerja dan seberapa besar keterkaitan sektor tersebut dengan pasar dunia atau keterkaitan sektor dengan pasar domestik pengaruh sektor terhadap perekonomian. 25 IV METODE PENELITIAN

4.1 Prosedur Pemodelan SAM-based CGE

Pemodelan CGE dengan data dasar SNSE sebagai kerangka data utama SAM based CGE merupakan salah satu cara dalam memecahkan persoalan perekonomian dalam kerangka keseimbangan umum. Model CGE dengan data dasar SNSE dapat menghemat biaya dan waktu dalam melakukan berbagai analisis dengan menggunakan model CGE. Proses pemodelan dengan menggunakan SAM Based CGE dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar flowchart pemodelan CGE pada Gambar 4.1. Ada 4 empat tahap utama yang dilakukan dalam penggunaan SNSE sebagai kerangka data dalam pemodelan dengan menggunakan CGE. Pertama, menyusun suatu kerangka data SNSE yang konsisten pada suatu tahun tertentu sebagai dasar benchmark dan diasumsikan ekuilibrium. Dalam hal ini untuk menghemat biaya dan waktu maka digunakan data SNSE Indonesia tahun 2005. Kedua, untuk memenuhi kerangka pemodelan CGE standar yang digunakan maka perlu dilakukan penyesuaian terhadap kerangka data SNSE Indonesia, khususnya klasifikasi dan harga yang digunakan. Modifikasi kerangka dasar SNSE Indonesia dilakukan agar dapat digunakan dan konsisten dan sesuai dengan syarat syarat yang ditetapkan dalam pemodelan CGE yang akan digunakan. Ketiga, pemodelan dengan SNSE sebagai kerangka dasar menggunakan parameter yang sebagian besar bersumber dari data SNSE. Parameter-parameter tersebut didefinisikan sesuai dengan fungsi atau persamaan yang digunakan terhadap berbagai pasar dan pelaku ekonomi. Ada beberapa parameter yang tidak dapat dihitung dari kerangka data SNSE yang digunakan dalam model SAM-Based CGE yang digunakan dalam penelitian ini antara lain jumlah tenaga kerja dan elastisitas transformasi CET serta elastisitas Armington CES. Untuk itu digunakan parameter dari hasil penelitian atau data empiris yang tersedia dalam perekonomian yang diteliti Indonesia. Tahap terakhir, keempat adalah melakukan replikasi dan kalibrasi untuk menjamin konsistensi antara data dasar dengan data hasil pemodelan. Selanjutnya dilakukan simulasi yaitu membandingkan hasil penghitungan counter factual 26 equilibrium dengan data dasar benchmark berdasarkan closure makro ekonomi yang ditetapkan dalam model. Sumber: Shoven dan Whalley, 1992 . 4.2 Modifikasi Kerangka Data SNSE Indonesia.

4.2.1 Kerangka Dasar SNSE Indonesia

Tujuan dari penyusunan SNSE pada dasarnya adalah kebutuhan untuk mengembangkan tabel Input-Output I-O dan data neraca pendapatan nasional dalam suatu kerangka data statistik yang utuh Robinson, 1989. SNSE adalah data terstruktur yang berbentuk matriks yang menggambarkan berbagai kegiatan ekonomi dalam suatu perekonomian. Prinsip dasar penyusunan SNSE adalah sama dengan sistem pembukuan double entry dalam sistem pencatatan akuntansi. SNSE terdiri dari set neraca dimana pendapatan harus sama dengan pengeluaran balance. Setiap pendapatan dari suatu neraca misalnya industri merupakan pengeluaran dari industri lainnya. Untuk itu maka kerangka SNSE harus memenuhi dua aturan dasar yaitu; a Matriks SNSE harus mempunyai jumlah baris dan kolom yang sama dan nilai dari masing-masing total baris dan kolom harus sama. Sumber: Shoven dan Whalley, 1992 Gambar 4.1 Flowchart Pemodelan Dengan CGE 27 b Isian dalam baris merupakan penerimaan dan isian di masing-masing kolom adalah pengeluaran. Kerangka data SNSE Indonesia tahun 2005 secara rinci terdiri dari matriks ukuran 107x107 dengan rincian neraca faktor produksi dirinci menjadi faktor produksi tenaga kerja dan bukan tenaga kerja kapital. Faktor produksi tenaga kerja dibedakan lagi atas faktor produksi tenaga kerja sebagai buruh hingga manajer dan profesional dan juga dibedakan atas tenaga kerja di desa dan kota. Neraca institusi dirinci atas institusi rumah tangga, perusahaan dan pemerintah. Institusi rumah tangga dirinci lagi menurut rumah tangga petani menurut buruh tani dan petani, menurut luas kepemilikan tanah pertanian, serta bukan petani menurut golongan rendah dan atas di desa dan kota. Neraca sektor, komoditas domestik dan komoditas impor dirinci menjadi 24 sektorkomoditas. Serta neraca neraca lainnya seperti neraca kapital S-I, pajak tak langsung, subsidi dan luar negeri. Gambaran hubungan setiap neraca dalam kerangka matriks SNSE Indonesia secara umum dapat dilihat pada tabel kerangka SNSE Indonesia agregat ukuran 13x13 sebagai berikut; Baris 1 dan 2 : merupakan penerimaan atas balas jasa faktor produksi tenaga kerja baris 1 dan faktor produksi bukan tenaga kerja seperti kapital, tanah, enterpreneur baris 2 yang digunakan dalam kegiatan ekonomi domestik kolom 6 dan yang digunakan di luar negeriRoW kolom 13. Jumlah baris 1 dan baris 2 masing- masing merupakan jumlah penerimaan dari balas jasa faktor tenaga kerja dan balas jasa faktor produksi bukan tenaga kerja. Kolom 1 dan 2: menjelaskan alokasi penerimaan dari balas jasa faktor produksi total baris 1 dan baris 2 yang didistribusikan kepada institusi pemilik faktor produksi. Penerimaan dari balas jasa tenaga kerja upah dan gaji diterima oleh institusi rumah tangga sedangkan penerima pendapatan dari balas jasa faktor produksi bukan tenaga kerja adalah institusi rumah tangga memperoleh pendapatan antara lain dari usaha rumah tanggaunincorporated enterprise, institusi perusahaan memperoleh keuntungan atau pendapatan property dan sebagainya dan luar negeri menerima balas jasa