Definisi perilaku modeling Perilaku

mendengarkan pembicaraan, akan menjadi mustahil untuk mengajarkan kepada mereka kemampuan linguistik yang membentuk bahasa. Modeling adalah aspek dalam pembelajaran yang tidak bisa dipisahkan. Proses pembelajaran perilaku baru bisa disingkat dengan cara menyediakan model yang sesuai. Dalam kebanyakan situasi, contoh yang baik merupakan guru yang jauh lebih baik ketimbang resiko dari tindakan yang tidak terarah Bandura, 1971. Menurut Miller dan Dollard dalam Bandura, 1971, supaya proses belajar dengan meniru terjadi, pengamat harus termotivasi untuk bertindak, harus ditampilkan kepada mereka contoh dari perilaku yang ingin dipelajari, harus melakukan respon yang cocok dengan contohnya, dan perilaku meniru mereka harus diperkuat secara positif. Teori belajar sosial atau disebut juga observational learning adalah sebuah teori belajar yang relatif masih baru dibandingkan dengan teori-teori belajar lainnya. Berbeda dengan penganut behaviorisme lainnya, Bandura memandang perilaku individu tidak semata-mata refleks otomatis atas stimulus S-R Bond, melainkan juga akibat reaksi yang timbul sebagai hasil interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif individu itu sendiri. Prinsip dasar belajar menurut teori ini, bahwa yang dipelajari individu terutama dalam belajar sosial dan moral terjadi melalui peniruan imitation dan penyajian contoh perilaku modeling. Teori ini juga masih memandang pentingnya conditioning. Melalui pemberian reward dan punishment, seorang individu akan berpikir dan memutuskan perilaku sosial mana yang perlu dilakukan Yudhawati dan Haryanto, 2011. Belajar mengobservasi telah memberikan dampak yang cukup kuat terhadap tingkah laku sosial-antisosial anak atau remaja. Dalam hal ini, Bandura telah merancang tiga dampak utama dari pengamatan terhadap tingkah laku individu yang dijadikan model yaitu 1 remaja memperoleh pola-pola respons baru, ketika dia berfungsi sebagai pengamat, 2 pengamatan terhadap tingkah laku model dapat memperkuat atau memperlemah respons-respons yang tidak diharapkan yang ditolak, dan 3 mengamati tingkah laku yang lain dapat mendorong remajaanak untuk melakukan kegiatan yang sama Yusuf, 2011. Dalam kaitannya dengan ketiga dampak di atas, interaksi sosial remaja dalam kelompok sebaya dapat merangsangmenstimulasi pola – pola respons baru melalui belajar dengan cara mengamati observational learning. Di sini kelompok sebaya telah memberikan kesempatan belajar kepada remaja untuk mengimitasi berbagai tingkah laku para anggota kelompok lainnya. Pengaruh teman sebaya yang menjadi model dapat mencegah atau membolehkan pola – pola tingkah laku yang relatif tidak pasti kebiasaan dalam seting yang terstruktur. Walaupun begitu, pengalaman – pengalaman baru dapat mencegah atau memperkuat dampaknya terhadap kegiatan moral atau sosial Yusuf, 2011. Dari beberapa definisi tersebut, penulis menyimpulkan bahwa perilaku modeling adalah suatu bentuk perilaku yang dilakukan individu melalui pengamatan terhadap perilaku yang ditunjukkan objek yang lain selain dirinya. Dari pengamatan tersebut, individu akan memperoleh pengetahuan baru mengenai suatu perilaku yang diamatinya dan individu akan mencoba untuk mereproduksi perilaku tersebut. Selain itu, supaya perilaku modeling ini bisa muncul, individu harus termotivasi untuk bertindak dan tindakannya diperkuat secara positif. Maka perilaku modeling yang berkaitan dengan tren berbusana dari Korea bisa didefinisikan sebagai suatu bentuk perilaku modeling berupa mengamati orang- orang yang berpakaian ala Korea dan perilaku tersebut direproduksi oleh individu yang melakukan perilaku modeling. Dalam penelitian ini, perilaku modeling yang ingin diteliti adalah perilaku modeling remaja berkaitan dengan trend berbusana dari Korea.

2.1.2. Aspek-Aspek Proses-Proses dalam Perilaku Modeling

Perilaku modeling dipengaruhi oleh empat proses Bandura, 1971: 1. Attentional process Seseorang tidak bisa banyak belajar dengan observasi jika dia tidak memperhatikan, atau mengenali, fitur-fitur penting dari perilaku model. Hanya sekedar menampilkan model kepada seseorang bukan berarti orang tersebut akan memperhatikan modelnya, mereka akan memilih karakteristik-karakteristik model yang paling relevan, atau mereka akan merasakan secara akurat aspek-aspek yang kebetulan saja mereka sadari. Beberapa bentuk modeling secara intinsik menguatkan sampai mereka bisa mempertahankan perhatian orang dari semua usia dalam waktu yang luas. Contoh yang paling baik untuk menggambarkan ini adalah modeling dari televisi. Model-model yang ditampilkan di televisi sangat efektif dalam menangkap perhatian penontonnya, sampai penontonnya mempelajari perilaku yang ditunjukkan tanpa diberikan penguatan untuk melakukannya Bandura, Grusec, Menlove, dalam Bandura, 1971. 2. Retention process Seseorang tidak bisa dipengaruhi oleh pengamatan perilaku model jika ia tidak mengingatnya. Fungsi besar kedua dalam perilaku modeling meliputi ingatan jangka panjang mengenai aktivitas yang telah ditunjukkan pada suatu waktu. Jika seseorang ingin mereproduksi perilaku model saat modelnya sendiri sudah tidak ada untuk bertindak sebagai pemandu, pola respon harus direpresentasikan dalam memori dalam bentuk simbolis. Setelah aktivitas yang telah ditunjukkan diubah menjadi gambaran- gambaran dan simbol verbal yang bisa digunakan, kode-kode memori ini bertindak sebagai panduan untuk mereproduksi respon yang cocok secara berurutan. Selain pengkodean simbolis, repetisi juga membantu memperkuat ingatan. Orang yang secara mental merepetisi atau benar-benar melakukan peniruan perilaku cenderung sulit melupakan perilaku tersebut dibandingkan dengan orang yang tidak memikirkan atau melatih apa yang mereka lihat. 3. Motoric reproduction process Proses ketiga meliputi proses dimana representasi simbolis bertindak sebagai panduan dalam tindakan terang-terangan. Untuk bisa mereproduksi perilaku, seseorang harus menggabungkan serangkaian respon sesuai dengan pola yang telah ditampilkan. Meskipun representasi