diberikan dengan meneliti korelasi antar suatu variabel tertentu dengan variabel lainnya. Kerangka ini secara teoritis dapat diturunkan dan dapat membantu
mendefinisikan arti konstruk yang diukur Supranto, 1997. Cohen menyatakan penggunaan validitas konstruk dapat dipandang sebagai suatu konsep yang
menyatukan bukti validitas untuk semua tipe validitas, termasuk validitas isi dan criterionrelated validity.
4. Validitas Kriteria criterion-related validity Validitas ini berkait dengan penelitian hubungan sistematis biasanya dalam
bentuk koofisien korelasi antara skor untuk skala tertentu dengan skor lain yang diramalkan Supranto, 1997.
2.6 Analisis Faktor
Proses analisis faktor mencoba menemukan hubungan interrelationship antar sejumlah variabel-variabel yang saling independen satu sama lain sehingga
bisa dibuat satu atau beberapa kumpulan variabel yang lebih sedikit dari jumlah variabel awal. Santoso, 2002. Fungsi utama analisis faktor diantaranya : Dillon
Goldstein, 1984 a. Mereduksi banyak variabel peneitian dengan tetap mempertahankan sebanyak
mungkin informasi dari data awal. b. Mencari perbedaan kualitatif dan kuantitatif data, dalam situasi dimana terdapat
jumlah data yang sangat besar. c. Digunakan untuk menguji hipotesis tentang data perbedaan kuantitatif dan
kualitatif dalam data penelitian. Sedangkan kelebihan dari analisis faktor adalah : Dillon dkk, 1984
a. Dapat mengungkapkan karakteristik dominan yang dimiliki unit data operasi b. Dapat menganalisa sejumlah variabel manifes dan menganalisis korelasi antara
variabel-variabel tersebut. c. Dapat menggabungkan atau mengangregasikan sejumlah variabel manifes yang
diteliti menjadi sejumlah variabel laten yang lebih sedikit. Proses analisis faktor meliputi : Hair, 1992; Santoso, 2002
1. Penyusunan matrik data mentah yang memuat seluruh hasil kuesioner yang telah disebarkan.
2. Pengujian asumsi multikolineraritas antar variabel sehingga proses analisa faktor dapat dikerjakan.
3. Penentuan jumlah pengelompokan faktor dan melakukan proses inti analisis faktor yakni factoring.
4. Factor rotation atau rotasi faktor yang telah terbentuk dan interpretasi faktor. Tujuan dari rotasi faktor ini adalah memperjelas variabel yang masuk ke dalam
faktor tertentu. Beberapa metode rotasi yaitu : a. Orthogonal Rotation, yakni memutar sumbu 900. Proses rotasi metode
ini masih bisa dibedakan menjadi Quartimax, Varimax, Equimax. b. Oblique Rotation, yakni memutar sumbu ke kanan namun tidak harus 900.
Proses dengan metode ini masih bisa dibedakan menjadi Oblimin, Promax, Orthoblique dan lainnya.
2.7 Ciri Khas Mu’amalah Dalam Islam