Asas-asas Hukum Mu’amalah

2. Pengujian asumsi multikolineraritas antar variabel sehingga proses analisa faktor dapat dikerjakan. 3. Penentuan jumlah pengelompokan faktor dan melakukan proses inti analisis faktor yakni factoring. 4. Factor rotation atau rotasi faktor yang telah terbentuk dan interpretasi faktor. Tujuan dari rotasi faktor ini adalah memperjelas variabel yang masuk ke dalam faktor tertentu. Beberapa metode rotasi yaitu : a. Orthogonal Rotation, yakni memutar sumbu 900. Proses rotasi metode ini masih bisa dibedakan menjadi Quartimax, Varimax, Equimax. b. Oblique Rotation, yakni memutar sumbu ke kanan namun tidak harus 900. Proses dengan metode ini masih bisa dibedakan menjadi Oblimin, Promax, Orthoblique dan lainnya.

2.7 Ciri Khas Mu’amalah Dalam Islam

Pada sub bab ciri khas mu’amalah dalam Islam ini akan dipaparkan mengenai asas-asas mu’amalah dalam Islam dan hal-hal yang berkaitan dengan pengobatan menurut Islam. Secara rinci akan dipaparkan sebagai berikut :

2.7.1 Asas-asas Hukum Mu’amalah

Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang berkodrat hidup dalam masyarakat. Sebagai makhluk sosial, dalam hidupnya manusia memerlukan adanya manusia-manusia lain yang bersama-sama hidup dalam masyarakat. Pergaulan hidup tempat setiap orang melakukan perbuatan dalam hubungan dengan orang-orang lain disebut mu’amalat. Mu’amalat berisikan aturan hubungan hak dan kewajiban dalam hidup bermasyarakat itu disebut hukum mu’amalat Basir,1982. Hukum yang dikandung oleh Al-Qur’an ada tiga macam, pertama hukum Aqidah, kedua hukum Akhlaq, dan ketiga hukum-hukum amaliyah. Hukum- hukum amaliyah dalam Al-Qur’an terdiri atas dua cabang hukum, yaitu : a. Hukum-hukum ibadah, seperti : shalat, puasa, zakat, haji, nazar, sumpah dan ibadah-ibadah lain yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya. b. Hukum-hukum mu’amalat, seperti : akad, pembelanjaan pengelolaan harta,jasa dan lain-lain selain ibadah. Jual beli disini merupakan salah satu dari cabang hukum mu’amalat dalam istilah sekarang dikenal dengan hukum perdata Khallaf, 1989. Basyir 1989 mengatakan bahwa hukum mu’amalat mempunyai prinsip- prinsip tertentu sekaligus menjadi ciri khas jasa dalam Islam. Ciri khas jasa dalam Islam yaitu : 1. Pada dasarnya segala bentuk mu’amalat adalah mubah, kecuali yang ditentukan lain oleh Al-Qur’an dan Sunnah Rasul. 2. Mu’amalat dilakukan atas dasar pertimbangan tanpa mengandung unsur-unsur paksaan. 3. Mu’amalat dilakukan atas dasar pertimbangan mendatangkan manfaat dan menghindarkan madharat dalam hidup masyarakat. 4. Mu’amalat dilaksanakan dengan memelihara nilai keadilan, menghindari unsur-unsur penganiayaan, unsur-unsur pengambilan kesempatan dalam kesempitan. . Adapun asas-asas hukum mu’amalat menurut Basyir 1996 yaitu : 1. Asas menyumbat jalan yang membawa kepada kejahatan. 2. Asas memakai akal dalam memahami nash. 3. Asas memakai ’uruf adat istiadat yang shahih. 4. Asas membolehkan kita menggunakan yang indah. 5. Asas masing-masing bertanggung jawab terhadap dosanya. 6. Asas seiring dengan kemashlahatan manusia. 7. Asas mewujudkan keadilan.

2.7.2 Pengobatan Menurut Islam