Tujuh model pintu yang dihasilkan pada kondisi aktual berjumlah 2.227 unit produk, dengan keuntungan sebesar Rp 220,45 juta, sementara pada kondisi
optimum jumlah yang dihasilkan mencapai 2.156 unit produk dengan keuntungan maksimum sebesar Rp 257,12 juta. Hal ini menunjukkan dengan optimasi,
keuntungan perusahaan meningkat sebesar Rp 36,68 juta.Peningkatan ini dapat terjadi jika perusahaan memproduksi tujuh tipe pintu yang diteliti kemudian
setelah dilakukan optimasi perusahaan hanya memproduksi empat tipe produk. Tabel 5 Solusi optimum PT Profilindah Kharisma
Jenis Produk Produksi
Keuntungan Per Unit
Keuntungan Aktual
Optimum Aktual
Optimum Unit
Unit Rp JutaUnit
Rp JutaTahun Rp JutaTahun
Madison 1.537
2.088 0,07
113,28 153,89
Oakland 619
0,06 39,21
0,00 Luxury Pijlkruid
1 45
1,64 1,64
74,01 Luxury Halvemaan
43 1,16
49,73 0,00
Luxury Mountain 5
5 0,74
3,72 3,72
Luxury Yellowstone 2
18 1,42
2,83 25,50
Luxury Gouvernour 20
0,50 10,02
0,00 Total
2.227 2.156
5,60 220,45
257,12
5.4.4. Nilai penghematan sumber daya
Berdasarkan produksi daun pintu pada kondisi optimum, sumberdaya bahan baku kayu gergajian merbau dan pinus, MDF, cat dan perekat dapat
dihitung. Jumlah pemakaian pada kondisi optimum ini kemudian dibandingkan dengan jumlah sumberdaya yang tersedia setiap tahunnya. Jika ada sumberdaya
yang tidak habis terpakai sisa maka nilai sumberdaya sisa ini kemudian dihitung dengan mengalikannya dengan harga sumberdaya tersebut. Total nilai sumberdaya
sisa ini merupakan total potensi penghematan yang dapat diperoleh perusahaan dan besarnya adalah Rp 84,46 juta dimana Rp 73,03 juta berasal dari
penghematan penggunaan bahan baku kayu gergajian merbau dan pinus. Jumlah dan nilai penghematan pemakaian sumberdaya secara rinci disajikan pada Tabel 6.
Dengan adanya penghematan dari sumber daya, secara tidak langsung perusahaan memperoleh keuntungan lebih besar dengan mengurangi besarnya
biaya produksi dalam hal ini adalah pembelian bahan baku. Sehingga, nilai penghematan ini dijadikan sebagai penambahan keuntungan perusahaan
25 Tabel 6 Nilai penghematan sumber daya
Jenis Sumber Daya Kebutuhan Sumber Daya
Harga Sumber
Daya Rp JutaUnit
Nilai Penghematan
Sumber Daya Aktual Optimum
Sisa Unit Rp JutaTahun
Merbau
1
5,26 3,46
1,4656 15,00
21,98 Pinus
1
143,75 78,42
7,5623 6,75
51,05 Mdf
1
42,85 42,03
0,8208 8,86
7,27 Cat Wba 9010
2
8,98 4.223,12
138,3200 0,03
3,98 Cat Ral 7004
2
4,85 107,55
0,6201 0,06
0,04 Cat Ral 5824
2
4,60 45,09
1,9016 0,06
0,12 Cat Ral 1013
2
2,09 10,45
0,0000 0,06
0,00 Perekat Dorus Sl 8084
3
82,39 1.690,41
0,8570 0,02
0,02 Jumlah
84,46
Keterangan :
1
Satuan unit m
3
meter kubik
3
Satuan unit Kg Kilogram
2
Satuan unit liter
5.4.5. Analisis kepekaan
Analisis kepekaan dilakukan untuk mengetahui perubahan-perubahan pada kondisi optimum ketika ketersediaan seluruh bahan baku dan keuntungan berubah
10 dan 20 -20, -10, 0, +10, +20. Secara rinci kondisi optimum dari perubahan-perubahan diatas dapat dilihat pada Lampiran 12 dan 13.
Dampak yang terjadi pada perusahaan ketika kondisi bahan baku berkurang sebesar 20 adalah sebagai berikut:
1. Keuntungan perusahaan berkurang sebesar 19,7 menjadi Rp 206,6 juta per tahun.
2. Kombinasi produk tetap, namun jumlah dari produk yang diproduksi berubah.
3. Jumlah produksi keseluruhan menurun sebesar 19,9 menjadi 1.726 unit. 4. Status sumber daya pada umumnya tetap, dimana sumberdaya bahan baku
cat RAL 1013 masih merupakan sumberdaya yang langka. Dampak yang terjadi terhadap perusahaan ketika kondisi bahan baku
berkurang sebesar 10 adalah sebagai berikut: 1. Keuntungan perusahaan berkurang sebesar 10,4 menjadi Rp 230,5 juta
per tahun. 2. Kondisi produk yang dihasilkan bertambah satu tipe yaitu Luxury
Gouvernour sebanyak 1 unit. 3. Jumlah produksi keseluruhan menurun sebesar 10 menjadi 1.941 unit.
4. Pada kondisi ini tidak ada kelangkaan bahan baku. Dampak yang terjadi terhadap perusahaan ketika kondisi bahan baku
bertambah sebesar 10 adalah sebagai berikut: 1. Keuntungan perusahaan berkurang sebesar 9,7 menjadi Rp 281,9 juta
per tahun. 2. Kombinasi produk tetap, namun jumlah dari produk yang diproduksi
berubah. 3. Jumlah produksi keseluruhan meningkat sebesar 9,9 menjadi 2.371 unit.
4. Pada kondisi ini tidak ada kelangkaan bahan baku. Dampak yang terjadi terhadap perusahaan ketika kondisi bahan baku
bertambah sebesar 10 adalah sebagai berikut: 1. Keuntungan perusahaan berkurang sebesar 20,2 menjadi Rp 309,1 juta
per tahun. 2. Kombinasi produk tetap, namun jumlah dari produk yang diproduksi
berubah. 3. Jumlah produksi keseluruhan meningkat sebesar 20 menjadi 2.588 unit.
4. Status sumber daya pada umumnya tetap, dimana sumberdaya bahan baku cat RAL 1013 masih merupakan sumberdaya yang langka.
Dampak yang terjadi terhadap perusahaan ketika nilai keuntungan tiap produk berubah 10 dan 20 -20, -10, +10, dan 20 adalah tidak terjadi
perubahan dalam segi kombinasi produk serta jumlah produk yang dihasilkan. Adapun perubahan yang terjadi terdapat pada nilai keuntungan yang diperoleh
perusahaan berdasarkan perubahan besar keuntungan yang diperoleh dari setiap unit yang dihasilkan.
Berdasarkan kondisi perubahan sumberdaya dan nilai keuntungan setiap unit produk, dapat terlihat bahwa perubahan yang terjadi pada ketersediaan
sumber daya memberikan dampak yang lebih sensitif dalam perubahan jumlah produksi, keuntungan, serta nilai penghematan dari sumberdaya tersebut.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan