Akses Pangan SITUASI DAN DINAMIKA KETAHANAN PANGAN DI KAWASAN TIMUR INDONESI

53 dijumpai di Pulau Papua. Hal ini disebabkan karena memang banyak kabupaten yang mengalami pemekaran di Papua. Kabupatenkota yang dikategorikan sebagai kurang pangan sangat sedikit. Hal ini wajar, sebab jarang ditemukan rumah tangga yang sebagian besar pendapatannya digunakan untuk belanja non makanan namun ketercukupannya kalorinya rendah. Suatu rumah tangga yang pangsa pengeluaran pangannya rendah cenderung memiliki pendapatan yang tinggi, sehingga tentu saja pemenuhan kebutuhan kalorinya tercukupi. Rumah tangga yang dikategorikan kurang pangan ini bisa disebabkan karena sebagian besar masyarakatnya mengkonsumsi makanan yang rendah kalori atau kuantitas pangannya rendah. Dinamika ketahanan pangan tahun 2008 dan 2010 tidak banyak mengalami perubahan. Klasifikasi ketahanan pangan 146 kabupatenkota di KTI sama antara tahun 2008 dan 2010. 146 kabupatenkota tersebut meliputi 39 kabupatenkota yang tetap dikategorikan sebagai tahan pangan dan 107 kabupatenkota yang tetap dikategorikan sebagai rentan pangan. Kabupatenkota yang kondisi ketahanan pangannya membaik antara tahun 2008 dan 2010 ada sebanyak 21 kabupatenkota, yaitu 2 kabupaten dari rawan pangan menjadi tahan pangan, 14 kabupatenkota dari rentan pangan menjadi tahan pangan, 4 kabupaten dari rawan pangan menjadi rentan pangan, dan 1 kota dari kurang pangan menjadi tahan pangan. Kabupatenkota yang kondisi ketahanan pangannya memburuk ada sebanyak 23 kabupatenkota, yaitu 15 kabupatenkota dari tahan pangan menjadi rentan pangan, 1 kota dari tahan pangan menjadi kurang pangan, 4 kabupaten dari rentan pangan menjadi rawan pangan, dan 1 kabupaten dari kurang pangan menjadi rawan pangan Lampiran 9. 54 a Klasifikasi Ketahanan Pangan Tahun 2008 b Klasifikasi Ketahanan Pangan Tahun 2009 55 c Klasifikasi Ketahanan Pangan Tahun 2010 Sumber: Hasil Pengolahan Data Gambar 9 Peta Klasifikasi Ketahanan Pangan Tahun 2008-2010. Persentase rumah tangga yang tahan pangan untuk masing-masing kabupatenkota di KTI pada tahun 2008-2010 juga disajikan dalam bentuk peta spasial seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 10a, b, dan c. Besarnya persentase tahan pangan diklasifikasikan menjadi tiga kategori yaitu kabupatenkota dengan persentase rumah tangga tahan pangan 1 rendah 0-22 persen, 2 sedang 22-41 persen, dan 3 tinggi 41-73 persen. Perbandingan tingkat ketahanan pangan antarkabupatenkota di KTI dapat dilihat berdasarkan warna yang disajikan, dimana semakin gelap warnanya menunjukkan bahwa kabupatenkota tersebut semakin tinggi persentase rumah tangga tahan pangannya. Warna putih pada peta menunjukkan bahwa kabupatenkota tersebut tidak dianalisis dalam penelitian ini. Peta spasial ini juga dapat digunakan untuk melihat dinamika ketahanan pangan di KTI antarwaktu, dimana semakin gelap warnanya maka semakin tinggi persentase rumah tangga tahan pangannya. Kabupatenkota dengan persentase rumah tangga tahan pangan kategori tinggi paling banyak dijumpai di Pulau Kalimantan, khususnya Provinsi Kalimantan Timur. Sedangkan kabupatenkota dengan persentase rumah tangga 56 tahan pangan rendah paling banyak dijumpai di Pulau Papua. Dilihat dari dinamika antarwaktunya, persentase rumah tangga tahan pangan di KTI semakin menurun dari tahun 2008 sampai dengan 2010. Beberapa kabupatenkota pada tahun 2008 termasuk kategori dengan persentase rumah tangga tahan pangan tinggi ditunjukkan dengan warna hijau tua, kemudian tahun 2010 berubah menjadi kategori dengan persentase rumah tangga tahan pangan sedang ditunjukkan dengan warna hijau muda. a Persentase Rumah Tangga Tahan Pangan di KTI Tahun 2008 b Persentase Rumah Tangga Tahan Pangan di KTI Tahun 2009