28 sebelumnya lurus panjang diikat kebelakang sekarang menjadi keriting seksi,
bibir memakai lipstik merah dan parfum yaitu aroma yang terpanjar pada tubuh Luna dari wewangian bunga lotus terlihat pada gambar bunga yang
berterbangan diseluruh tubuh Luna. Hal ini dilakukan hanya untuk meunjukkan getaran seksual Luna untuk menarik perhatian laki-laki sekaligus menarik
perhatian konsumen. Secara biologis keindahan tubuh atau fisik yang dimiliki oleh kaum
wanita menjadi alasan mengapa kaum wanita dijadikan tombak untuk daya tarik suatu produk. Irwandar dalam Teuku, 2006: 264 mengatakan bahwa
iklan dan tubuh wanita yang ditampilkan melalui media massa menjadi bagian penting yang menggairahkan untuk peningkatan ekonomi pasar. Iklan melalui
tampilan tubuh wanita seksi merupakan permainan politik yang menjadi alat efektif untuk menggoda dan memaksa masyarakat sebagai konsumen agar
mengkonsumsi produk yang dijual oleh agen iklan.
2.1.1.2 Tampilan Konteks Epistemis
Konteks epistemis atau latar belakang pengetahuan yang sama-sama diketahui oleh pembicara maupun pendengar Sobur, 2002: 57. Berbicara
tentang latar belakang pengetahuan maka tidak lepas dari skemata. Skemata dalam Sobur, 2002: 78 adalah teori tentang pengetahuan, tentang bagaimana
pengetahuan itu disajikan, dan bagaimana sajian itu memberikan kemudahan dalam memahami pengetahuan tersebut. Dalam teori Triadik, secara stereotipe
wanita merupakan tampilan dan representasi seseorang yang memiliki interpretasi sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
29 1.
cantik dan dewasa 2.
feminin dan senang bersolek 3.
anggun 4.
memiliki sifat kelembutan 5.
memiliki sifat keibuan 6.
sebagai pengurus utama dalam keluarga dalam hal ini skemata mewakili pengetahuan manusia tentang suatu konsep
yang berkaitan dengan objek, situasi, peristiwa yang tersimpan dalam suatu ingatan atau memori.
Konteks epistemis yang terdapat dalam iklan Lux Magic Spell adalah masalah tampilan sebuah produk sabun mandi yang dijual oleh produsen
kepada konsumen melalui media iklan. Tampilan yang dipaparkan dalam iklan Lux Magic Spell
adalah menggunakan bahasa tubuh wanita sebagai daya tarik. Tubuh Luna merupakan tanda dasar ground yaitu objek yang dijadikan daya
tarik untuk produk sabun mandi. Tampilan tubuh Luna pada iklan visual Lux Magic Spell
diinterpretasikan bahwa tubuh Luna dikemas sedemikian rupa dalam mempromosikan dan memasarkan suatu produk. Pertama Luna dilatih secara
khusus untuk menyadari potensi tubuh dan dirinya agar dapat menjalankan kerja bujuk rayu. Setelah itu, Luna dipoles dengan baju yang
mengomunikasikan tubuh dan dirinya. Kedua baju seksi sebagai daya tarik utama untuk menampakkan kulitnya yang halus. Baju seksi, telah mengirim
sinyal komunikasi dalam iklan visual tersebut sebagai bujukan, rayuan, dan godaan dengan menempatkan laki-laki sebagai penggoda akan kecantikan dan
Universitas Sumatera Utara
30 kehalusan tubuh Luna dan yang terakhir adalah ditutupi dengan produk yang
ditawarkan. Tampilan iklan berdasarkan konteks epistemis diartikan bahwa seolah-
olah kecantikan wanita sebenarnya adalah pada iklan Lux Magic Spell yang dapat dipandang karena tubuhnya. Luna diinterpretasikan sebagai makhluk
yang memikat dan tampil menarik hanya dengan menonjolkan ciri-ciri biologisnya seperti buah dada, pinggul, dan ciri-ciri kewanitaan yang dibentuk
oleh budaya seperti wajah yang bersih, putih dan bertipe wajah barat, panjang betis, rambut keriting seksi, kulit halus dan putih.
Pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa representasi nonverbal seperti bahasa tubuh Luna dalam media iklan visual sabun Lux Magic Spell
dijadikan suatu permainan parodi yang terancang dengan baik yaitu tampilan tubuh Luna lebih ditonjolkan daripada produk yang dijual. Hal ini bertitik tolak
dari penguasaan faktor produksi oleh penguasa agen iklan tertentu kapitalisme dalam rangka penanaman ideologi dalam representasi konsumen,
bahwa tubuh wanita seperti Luna yang cantik, yaitu dapat memancarkan kecitraan kecantikannya dengan mengkonsumsi produk sabun Lux Magic Spell.
Ideologi yang dibentuk menanamkan sebuah penampilan kedustaan atau kepalsuan yang dilakukan oleh agen iklan untuk mempengaruhi pikiran
konsumen dan menganggap bahwa tampilan tersebut benar. Interpretasi dari tampilan iklan yaitu antara konsep, isi, atau makna tidak sesuai dengan realitas
sesungguhnya.
Universitas Sumatera Utara
31
2.1.1.3 Tampilan konteks Sosial Budaya