Ortogonalitas Cyclic Prefix ORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING DAN

37 setiap sub-kanal tersebut biasanya lebih rendah daripada laju data keseluruhan, hal ini mengakibatkan lebar pita pada sub-kanal tersebut akan jauh lebih kecil dibandingkan dengan lebar pita kanal secara keseluruhan. Jumlah dari substream harus dipilih secara seksama agar lebar pita sub-kanal lebih kecil dari lebar pita kanal yang berhubungan. Dengan demikian diharapkan agar sub-kanal tersebut mengalami fading yang relatif kecil sehingga ISI pada setiap kanal menjadi relatif kecil. Seperti yang disinggung sebelumnya, untuk menjamin kanal bebas dari ISI maka digunakan cyclic prefix. Gambaran umum mengenai teknik modulasi multicarrier dapat dilihat pada Gambar 3.1 dan Gambar 3.2 [1]. Gambar 3.2 Blok Rangkaian Dasar Receiver Multicarrier

3.3 Ortogonalitas

Sinyal-sinyal dikatakan saling tegak lurus orthogonal jika sinyal yang satu dengan yang lainnya saling berdiri sendiri mutually independent. Istilah orthogonal di Universitas Sumatera Utara 38 dalam Orthogonal Frequency Division Multiplexing OFDM mengandung makna hubungan matematis di antara frekuensi-frekuensi yang digunakan [6]. Dua buah sinyal dikatakan saling tegak lurus, dapat dinyatakan : a. Untuk sinyal waktu kontinu 2 cos 2 cos = ∫ dt t mf x t nf T π π ; m n ≠ 3.1 b. Untuk sinyal waktu diskrit I 2 cos 2 cos 1 =             ∑ − = N km x N kn N k π π ; m n ≠ 3.2 Yang mana T s s s o k T k f f + = adalah periode simbol dan N adalah jumlah subcarriers. Jika terdapat sejumlah N- subcarriers pada sistem OFDM tertentu maka, secara matematis besarnya frekuensi subcarriers yang digunakan dapat dinyatakan sebagai : ; 1 ,..., 2 , 1 , − = N k 3.3 Dari Persamaan 3.3 di atas dapat diperoleh jarak setiap frekuensi subcarriers agar orthogonal minimal harus dipisahkan sejauh 1T s s s T f 1 = ∆ dan dapat dinyatakan sebagai: 3.4 Dimana : f ∆ adalah jarak antara frekuensi subcarriers; T s s Prinsip kerja OFDM pada dasarnya adalah untuk membagi sejumlah bit data serial dengan laju tinggi ke dalam deretan laju data paralel yang lebih rendah. Bit tersebut adalah periode simbol

3.4 Prinsip kerja OFDM

Universitas Sumatera Utara 39 kemudian dimasukan ke dalam beberapa subcarrierss yang saling tegak lurus orthogonal. Secara umum prinsip dasar OFDM ditunjukan melalui Gambar 3.3 [6]. Serial To paralel Kanal X[0] X[1] X[N-1] b[0] b[1] ...b[M-1] t φ 1 t N − φ 1 t φ Gambar 3.3 Prinsip Dasar OFDM Dari Gambar 3.3 dapat dilihat bahwa deretan informasi b[0], b[1],..., b[M-1] diubah menjadi deretan data paralel dan kemudian ditransmisikan dengan menggunakan N subcarriers yang saling tegak lurus orthogonal φt, φ 1 t, ..., φ N-1 Receiver Fast Fourier Transform FFT Paralel to Serial Converter Demodulat or Serial to paralel converter Serial to paralel converter Modulator Inverse Fast Fourier Transform IFFT Paralel to Serial Converter Transmit ter Channel Channel Data Out Data In t [6]. Untuk mengetahui prinsip kerja teknik OFDM lebih lanjut dapat dilihat pada blok diagram dasar OFDM yang diperlihatkan pada Gambar 3.4. Blok diagram dasar OFDM terbagi atas tiga bagian dasar yakni: transmitter serial to paralel converter, modulator, IFFT, paralel to serial converter, kanal channel dan receiver serial to paralel converter, FFT, demodulator, paralel to serial converter [6]. Universitas Sumatera Utara 40 Gambar 3.4 Diagram Blok Dasar OFDM

3.4.1 Transmitter

Gambar 3.5 menunjukkan blok diagram transmitter OFDM yang terdiri dari blok- blok serial to paralel, modulasi, IFFT dan paralel to serial. Serial to paralel converter Modulasi IFFT Paralel to Serial Transmitter Data In Sinyal OFDM Gambar 3.5 Diagram Blok Transmitter OFDM Deretan data yang akan ditransmisikan data in yaitu deretan bit-bit serial dikonversikan ke dalam bentuk paralel oleh serial to paralel converter, sehingga bila bit rate semula adalah R maka bit rate di tiap jalur paralel adalah RN yang mana N adalah jumlah jalur paralel atau jumlah subcarriers. Secara umum prinsip konversi bit serial ke paralel ditunjukkan pada Gambar 3.6 [6]. Serial To Paralel X[0] X[1] ... X[N-1] X[0] X[1] X[N-1] Gambar 3.6 Konversi Bit Serial ke Paralel Universitas Sumatera Utara 41 Kemudian ke-N bit paralel ini X[0], X[1], ..., X[N-1] dimodulasikan pada setiap subcarriers yang berbeda yang mana setiap subcarriers dipisahkan sejauh f ∆ , seperti yang terlihat pada Gambar 3.7 [6]. Modulator X[0] X[1] X[N-1] t f j e 2 π t f j e 1 2 π t f j N e 1 2 − π X[0] X[1] X[N-1] t f j e 2 π t f j e 1 2 π t f j N e 1 2 − π Gambar 3.7 Proses Modulasi Sinyal hasil modulasi tersebut secara matematika dapat ditulis sebagai: ∑ − = = 1 2 ] [ N k t f j k e k X t x π ; s T t ≤ ≤ 3.5 Atau dapat ditulis sebagai: ∑ − = ∆ = 1 2 ] [ N k t k j e k X t x π ; s T t ≤ ≤ 3.6 Sinyal OFDM hasil modulasi kemudian dialirkan ke dalam Inverse Fast Fourier Transform IFFT untuk mengubah sinyal dari domain frekuensi ke dalam sinyal domain waktu dengan cara mencuplik sinyal xt dengan laju T s s N . Proses IFFT ditunjukkan pada Gambar 3.8 [6]. Universitas Sumatera Utara 42 IFFT X[0] X[1] X[N-1] x[0] x[1] x[N-1] Gambar 3.8 Proses IFFT Sinyal keluaran IFFT dapat dinyatakan sebagai: ∑ − = ∆ =     = 1 2 ] [ ] [ N k N fT nk j s s e k X T N n x n x π 3.7 Karena setiap subcarriers adalah saling tegak lurus orthogonal yang mana s T f 1 = ∆ , maka persamaan di atas dapat dinyatakan sebagai: ∑ − = = = 1 2 ] [ . ] [ ] [ N k N nk j k X IFFT N e k X n x π ∑ − = = 1 2 ] [ 1 ] [ N k N nk j e k X N n x π ; 1 ..., 1 , − = N n 3.8 Sinyal OFDM yang telah diaplikasikan ke dalam IFFT ini kemudian dikonversikan ke dalam bentuk serial dan kemudian sinyal ditransmisikan. Sinyal dikirim secara umum dapat ditulis dalam bentuk persamaan matematisnya sebagai berikut:       = ∑ − = ∆ + 1 2 ] [ N k t f k f j t e k X real t S π ; s T t ≤ ≤ 3.9 Yang mana c f adalah frekuensi carrier dan s T adalah periode simbol. Universitas Sumatera Utara 43

3.4.2 Kanal

Kanal adalah media elektromagnetik di antara pemancar transmitter dan penerima receiver. Bentuk umum model kanal adalah kanal gaussian yang secara umum disebut sebagai kanal Additive White Gaussian Noise AWGN. Gambar 3.9 mengilustrasikan sebuah kanal dengan respon impuls ht dan noise additive [6]. ht yt xt ut Gambar 3.9 Bentuk Umum Kanal Pada OFDM, ketika jumlah subarrier N besar, fungsi transfer kontinu dari respon kanal Hf dapat digambarkan sebagai kurva diskrit persegi empat, seperti yang diilustrasikan pada Gambar 3.10 [6]. 1 f 2 f 3 f 4 f N f 1 − N f f H f H 1 H 2 H 3 H 2 − N H 1 − N H Gambar 3.10 Kanal dan Respon Kanal dari Dekomposisi Multicarrier Masing-masing persegi empat memiliki lebar band frekuensi s T 1 Hz. Semakin besar N; lebar pita frekuensi persegi empat akan semakin kecil, secara persamaan matematika dapat ditulis sebagai : ] [ ] [ ] [ k u k X H k Y i i i i + = , untuk i=1, 2,..., N 3.10 Universitas Sumatera Utara 44 Yang mana Y i [k] = adalah output kompleks dari N-titik FFT dan U i FFT Demodulasi Serial To Parallel Paralel To Serial Receiver Sinyal OFDM Data Out [k] adalah noise.

3.4.3 Receiver

Gambar 3.11 menunjukkan blok diagram penerima receiver yang terdiri dari blok-blok serial to paralel, FFT, demodulasi, dan paralel to serial. Gambar 3.11 Diagram Blok Receiver OFDM Pada bagian sisi penerima dilakukan proses yang berkebalikan dengan apa yang dilakukan pada stasiun pengirim. Sinyal yang diterima dikonversikan ke dalam bentuk paralel oleh serial to paralel converter. Kemudian sinyal paralel ini dialirkan kedalam FFT Fast Fourier Transform untuk mengubah sinyal dari domain waktu ke dalam domain frekuensi [6]. { } ∑ − = − = 1 2 ] [ ] [ N n N nk j e n x n x FFT π 3.11 ∑∑ − = − = − = 1 1 2 ] [ 1 N n N m N k m n j e m X N π ∑ ∑ − = − = = = 1 1 2 ] [ 1 N m N n N k m n j e m X N π ∑ − = − = 1 ] [ ] [ 1 N m k m N m X N δ Universitas Sumatera Utara 45 ] [m X = Disini ] [ k m − δ adalah fungsi delta yang didefinisikan sebagai:    = ; ; 1 ] [n δ ≠ = n n Sinyal yang telah dialirkan ke dalam FFT ini kemudian didemodulasikan dan dikonversikan lagi ke dalam bentuk serial oleh paralel to serial converter dan akhirnya kembali menjadi bentuk data informasi ] [ ~ k X [6].

3.5 ModulasiDemodulasi QPSK

Salah satu teknik modulasi yang sering digunakan didalam teknik OFDM adalah teknik modulasi QPSK. Pada teknik modulasi ini, informasi digit biner digunakan untuk memodulasi fasa gelombang pembawa. Dengan M = 4, maka terdapat 4 simbol yang berbeda, yaitu: 00, 01, 11, dan 10 yang direpresentasikan dengan 4 gelombang pembawa dengan fasa yang berbeda satu sama lainnya.

3.5.1 Modulator QPSK

Gambar 3.12 mengilustrasikan diagram blok dari modulator QPSK. Modulator tersebut terdiri dari pengubah seri ke paralel, modulator IQ, penjumlah sinyal, dan BPF. Dua bit diumpankan ke serial to parallel. Setelah keduanya masuk secara serial, kemudian diumpankan serempak secara paralel. Bit yang satu menuju kanal I dan yang lainnya menuju kanal Q. Pada QPSK logic 1 diwakili +1 Volt sedangkan logic 0 diwakili -1 Volt [6]. Universitas Sumatera Utara 46 I Q Ballans Modulator Pergeseran Phase 90 Osilator referensi Ballans Modulator Kanal Q Kanal I Penjumlah BDF Data Input Biner 2 b f 1 ± 2 b f 1 ± t c ω cos t c ω sin t c ω sin ± t c ω cos ± QPSK output Gambar 3.12 Diagram Blok Modulator QPSK Keluaran modulator QPSK ini berupa penjumlahan linear dari kanal I dan kanal Q seperti yang terlihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Keluaran Modulator QPSK Input bit Output Modulator QPSK 00 135 sin 2 sin 1 cos 1 ο ω ω ω − = − − t t t c c c 01 45 sin 2 sin 1 cos 1 ο ω ω ω − = + − t t t c c c 10 135 sin 2 sin 1 cos 1 ο ω ω ω + = − + t t t c c c 11 45 sin 2 sin 1 cos 1 ο ω ω ω + = + + t t t c c c Terlihat bahwa jarak anguler antara dua phasor yang berdekatan pada QPSK adalah 90 . karena itu suatu sinyal QPSK bisa mengalami pergeseran phase +45 atau - 45 selama transmisi dan tetap akan berupa informasi yang benar saat didemodulasikan pada penerima. Sedangkan bentuk sinyal keluaran modulator QPSK ditunjukkan oleh Gambar 3.13. Universitas Sumatera Utara 47 Q I 0 1 Q I 0 0 Q I 1 1 Q I 1 0 Waktu derajat + 135 - 45 + 45 - 135 Debit Input QPSK Output phase Gambar 3.13 Sinyal Keluaran Modulator QPSK

3.5.2 Demodulator QPSK

Gambar 3.14 mengilustrasikan diagram blok demodulator QPSK yang terdiri dari detektor, LPF, dan pengubah paralel ke seri. Gambar 3.14 Diagram Blok Demodulator QPSK Pada Gambar 3.14 di atas diperlihatkan sinyal masukan demodulator berupa sinyal OFDM yang telah terdistorsi dengan kanal transmisi yang disebabkan AWGN dan Fading Rayleigh dimasukkan ke kanal I dan Q. Sinyal pada kanal I dikalikan dengan cos ω c t , sedangkan pada kanal Q dikalikan dengan sinω c t . Kemudian kedua keluaran kanal tersebut dilewatkan pada LPF untuk memperoleh sinyal hasil keluarannya, yaitu data digit 0 dan 1. Universitas Sumatera Utara 48

3.6 Cyclic Prefix

Salah satu kunci keberhasilan teknologi OFDM adalah penggunaan algoritma FFT yang memiliki kompleksitas yang rendah. Untuk menjamin bahwa IFFTFFT menciptakan sebuah kanal yang bebas ISI, maka kanal harus menyediakan konvolusi sirkular. Dengan menambahkan cyclic prefix ke dalam sinyal yang ditransimikan maka akan menciptakan sinyal yang berupa x[n] L , dan y[n]= x[n]h[n]. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 3.15 [1]. Gambar 3.15 Cyclic Prefix pada OFDM Secara umum, jika sebuah kanal memiliki delay spread maksimum sebesar v+1 samples , dengan menambahkan sebuah guard band dengan panjang v samples di antara simbol OFDM maka akan membuat simbol OFDM tersebut bebas antara satu dengan yang lainnya. Meskipun cyclic prefix menawarkan sesuatu yang sangat sederhana, namun terdapat kompensasi terhadap lebar pita dan daya. Karena terdapat sejumlah v simbol yang berulang yang harus ditransmisikan, L+vLB. Hal yang sama juga berlaku untuk daya transmitter, dengan penambahan sejumlah simbol v maka cyclic prefix akan memberikan penalti daya sebesar 10log 10 v L L + L+vL dB sebagai tambahan terhadap penalti lebar pita sebelumnya. Secara keseluruhan, penggunaan cyclic prefix menghasilkan kerugian daya dan laju data sebesar : Rate Loss = Power Loss = 3.12 Universitas Sumatera Utara 49

3.7 Orthogonal Frequency Division Multiple Access