Makna Harapan Makna Simbolik Pemberian Ulos

Raja hata pihak pengantin wanita : tetangga kami, terimakasih kami sampaikan kepada kalian. Orang baiklah kalian, dan cucunya orang kaya, yang pandai berkata, dan melaksanakan nasehat. Sudah sampai kita di ujung pesta ini, agar menjadi berkat, sampikanlah perkataan yang baik kepada putra dan putri ini Dongan sahuta : hamu hasuhuton nami, hasuhuton patanak dohot parboru. Mauliate ma tadok tu Ompunta Martua Debata, diari nauli ari nadenggan on nunga sahat ulaonta, sahat tu denggan tu joloan ni arion. Songon umpasa ma dohonon nami; tanggo nina urat ni bulu toguan urat ni padang. Tanggo urat ni uhum, ba toguan do urat ni padan. tetangga : kamu orangtua kami, pihak parboru dan paranak. Terimakasih kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, di hari yang baik ini sudah terlaksanalah pesta kita, semoga menjadi lebih baik untuk seterusnya

4.2 Makna Simbolik Pemberian Ulos

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis, ada beberapa makna yang terdapat dalam pemberian ulos pada perkawinan adat Batak Toba, yaitu sebagai berikut :

4.2.1 Makna Harapan

Makna harapan yaitu makna yang tersirat sebuah harapan dalam ucapannya. Pemberian ulos yang memiliki makna harapan dapat dilihat dari beberapa kalimat berikut ini; Data 1 : “ pangidoan nami tu itongku asa ajari-ajari hamu parumaenmi .” permintaan kami kepada ito ngku agar kamu ajar-ajari menantumu ini. Kalimat diatas memiliki makna harapan, yaitu karena terdapat kata „ pangidoan ‟ yang artinya adalah „permintaan‟. Ulos yang diberikan diharapkan menjadi simbol sebuah penerimaan dari keluarga laki-laki kepada putri mereka, dimana putri mereka tersebut telah menjadi istri bagi anaknya dan menantu baginya, sehingga orangtua dari pihak perempuan berharap besannya tersebut mau mengajari putri mereka agar menjadi istri yang baik. Data 2 : “ mangido ma ahu, ingkon umbagas ma holong ni roha muna sian holong ni roha nami tu ibana .” memintalah aku, harus lebih dalam rasa sayangmu dari kami kepada dia Kalimat diatas memiliki makna harapan, hal itu dapat dilihat pada kata yang terdapat diantara kalimat tersebut, yaitu „mangido ma ahu‟ yang memiliki arti „memintalah aku‟. Pada saat pemberian ulos ini, keluarga pihak perempuan berharap orangtua perempuan berharap menantunya tersebut mampu menyayangi putri mereka lebih dari mereka. Data 3 : “ sahat ma hu ulosi hami lae dohot ito nami asa tubu parhorasan .” sampailah kami ulosi kamu lae dan ito kami agar mendapat kesejahteraan Kalimat diatas bermakna pengharapan, melalui pemberian ulos sipemberi ulos yang merupakan keluarga pihak perempuan berharap sipenerima yang merupakan keluarga pihak laki-laki mendapat berkat dan kesejahteraan. Data 4 : “laklakma tu singkoru diatasni purbatua. Tubuan anakma hamu dohot boru, dongan muna sahat ro di saurmatua .” bagikan kulit kayu yang dibuat menjadi kalung hiasan. Berputra-putrilah kalian, teman kalian sampai hari tua. Harapan yang disampaikan melalui pemberian ulos disini ialah sepasang suami istri yang baru saja menikah ini cepat memeroleh anak. Putra dan putri yang akan menjadi berkat dalam hidup mereka, dan menjadi teman di hari tua mereka kelak. Data 5 : “dison kain hela pasahatonku di hamu, asa hobas hamu tu ulaon adat tu dongan tubu, dohot boru muna, tarlumobi tu hami hula-hula. On ma pangidoan nami asa sude na sa parulaan muna hot dibagasan adat .” disini kain hela kusampaikan kepadamu, agar giat kamu ke acara adat dongan tubu, dan borumu, terlebih kami hula-hulamu. Inilah permintaan kami agar semua yang kamu lakukan baik di depan adat. Pada saat memberikan kain hela terselip sebuah harapan orang tua kepada menantu mereka agar kelak menantu mereka tersebut menjadi seseorang yang taat pada peraturan adat, dan hormat kepada hula-hula mereka. Data 6 : “hamu ma nagabe ulu diibana, aut beha ndang malo dope ibana marsinonnduk, manganju ma hamu diibana” kamulah yang menjadi kepala baginya, ntah belum pandai dia berumah tangga, harap dimaklumi. Kalimat yang tersebut diatas memiliki makna sebuah harapan orangtua kepada menantunya melalui pemberian ulos agar mampu menjadi kepala rumah tangga yang bijaksana yang mampu membimbing istrinya menjadi istri yang baik dan mampu mengikuti kegiatan adat yang ada. Data 7 : “mangangkat rap tu ginjang, udur ma tutu sadalanan sahat tu ulosi hami lae dohot i to nami on asa tubu parhorasan” mengangkat sama ke atas, berjalanlah beriringan sampai kami ulosi kami lae dan ito kami agar mendapat kesejahteraan. Kalimat ini berisikan harapan bahwa dalam keluarga harus saling tolong menolong dan berjalan beriringan, agar keluarga tersebut mendapat berkat kesejahteraan. Data 8 “ andor hu dumpang ma togu-togu ni lombu, saur matua ma ito dohot laengku ihut-ihuton ni pahompu. ” sementara ku buat pengiringnya lembu, panjang umurlah ito dan lae ku mengikuti cucu. Makna yang tersirat dalam pemberian ulos ini ialah harapan agar orangtua pengantin berumur panjang agar dapat melihat dan membimbing cucu-cucu mereka kelak. Data 9 : “ hamu, hasuhuton nami, mauliate ma tadok tu Ompunta Martua Debata diari na uli ari na denggan on, sahat tu nauli na denggan ma olat ni on sahat tu joloan ni arion .” kamu, orangtua kami, terimakasihlah kita ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa dihari yang baik ini, sampai baik lah hari ini sampai selama-lamanya. Makna dari pemberian ulos ini ialah sebuah harapan agar hari-hari mereka, satu keluarga tersebut, diberkati oleh Tuhan Yang Maha Esa, dan menjadi lebih baik dari hari perkawinan tersebut sampai seterusnya. Data 10 : “mardalan ma pardalanan sian toru ni tapian, tudia pe hamu mangalangka sai tusi ma dapotan parsaulian. ” berjalanlah dijalan bawah, kemana pun melangkah kesitu pulalah rejeki. Pada pemberian ulos disini, tersirat sebuah harapan yaitu sipenerima ulos akan selalu mendapat berkat dan kesejahteran dimanapun dan kemanapun mereka melangkah. Data 11 : “torop ma dangka na torop ma nang ranting na, gabe ma amana songoni ma nang angka boruna”tegaklah batang maka tegaklah ranting, berhasillah ayah begitu pulalah putrinya. Melalui pemberian ulos tersebut, terselip sebuah harapan dimana harapan itu ialah semoga ayah yang bijaksana menghasilkan anak yang bijaksana pula.

4.2.2 Makna Menasehati