Data 3 : “
andor hu dumpang ma togu-togu ni lombu, saur matua ma ito dohot laengku ihut-ihutton ni pahompu
” sementara ku ambil pengikat lombu, panjang umurlah
ito
dan
lae
ku mengikuti cucu. Seseorang yang menyayangi seseorang lain pasti mengharapkan yang
terbaik buat orang yang disayang, begitu pulalah pada pemberian ulos ini. Harapan atas kasih sayang orang tersebut kepada
ito
dan
lae
nya ialah umur yang panjang dan kesehatan, sehingga mereka dapat melihat cucu-cucu mereka kelak.
Data 4 : “marsiurup
-urupan ma hamu na marhaha maranggi jala marsipaolo-
oloan” saling membantulah kamu yang bersaudara dan seia sekata.
Dalam hubungan kakak beradik, tentunya harus saling membantu dan saling mengerti. Begitulah nilai kasih sayang yang harus diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari, orang yang saling menyayangi tentunya juga saling tolong menolong dan saling mendukung, seia sekata, dan saling memahami satu dengan
yang lain tanpa terkecuali.
4.3.3 Nilai Kesetiaan
Dalam adat Batak Toba terdapat nilai-nilai kesetian yang diucapkan pada saat pemberian ulos dalam upacara perkawinan adat Batak Toba. Nilai kesetian
tersebut dapat dilihat pada contoh kalimat berikut; Data 1 : “
marsiamin-aminan ma hamu songon lampak ni gaol, marsitungkol- tungkolan ma hamu songon suhat na tubu ni robean
” saling setialah seperti pelepah pisang, dan saling mendukung seperti keladi yang tumbuh dikaki bukit.
Pemberian ulos tersebut menyiratkan tentang nilai-nilai kesetian, dimana suami istri harus saling setia dan seia sekata untuk kesejahteraan dan keutuhan
rumah tangga mereka. Data 2 : “
mangido ma ahu, ingkon umbagas ma holong ni roha muna sian holong nami tu ibana
” memintalah aku, harus lebih dalam rasa sayangmu dari kami kepada dia.
Kalimat diatas merupakan kalimat pengharapan orangtua pengantin wanita kepada menantunya agar menantunya tersebut memiliki rasa sayang yang besar
kepada putrinya. Nilai kesetiaan yang bisa dipetik dari kalimat tersebut ialah pada jika seseorang yang memiliki rasa sayang yang besar kepada pasangannya,
tentunya dia juga pasti setia.
4.4.4 Nilai Keagamaan
Setiap adat pasti memiliki nilai keagamaan, begitu pula adat Batak Toba. Dalam perkawinan adat Batak Toba tersirat pula nilai-nilai keagamaan. Nilai
keagamaan tersebut dapat dilihat dalam kalimat berikut : Data 1 : “
hamu lae dohot ito nami, mandok mauliate ma hita tu Tuhannta Martua Debata ala basana
...”
lae
dan
ito
kami, berterimakasihlah kita kepada Tuhan yang Maha Esa karena kebaikannya…
Pada kalimat tersebut jelas tersirat nilai keagamaannya. Pada pemberian ulos, terselip rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena mereka merasa
diberkati.
Data 2 : “
onpe ulosan nami ma hamu, pir ma pongki bahul-bahul pansalongan, huulosi hami hamu asa pir tondi tubu ma di hamu pansamotan. Sai pir tondi ni
lae dohot ito sian Amanta Martua Debata
” iteguh;aj nipun kami ulosi kamu, teguhlah rohmu dalam kesejahteraan dari Tuhan yang Maha Esa.
Pada pemberian ulos tersebut terselip nilai-nilai agama, yaitu mereka percaya dan mereka meminta kepada Tuhan yang Maha Esa untuk kesejahteraan
dan keteguhan hati mereka.
4.4.5 Nilai Kebersamaan