Pemberitaan Pembatasan BBM Bersubsidi di TV One dan Perilaku Mahasiswa dalam Memilih BBM

(1)

Pemberitaan Pembatasan BBM Bersubsidi dan Perilaku Mahasiswa (Studi korelasional pengaruh pemberitaan pembatasan BBM bersubsidi di TV One

terhadap perilaku mahasiswa USU dalam memilih BBM)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Diajukan Oleh :

ERVANDO PERANGIN-ANGIN 060904078

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul “Pemberitaan Pembatasan BBM Bersubsidi dan Perilaku Mahasiswa”.

Penelitian ini bersifat korelasional yang menjelaskan hubungan antara pemberitaan pembatasan BBM bersubsidi di TV One dengan perilaku mahasiswa USU dalam memilih BBM.

Perumusan masalah dalam penelitian tersebut adalah “Bagaimana pemberitaan pembatasan BBM bersubsidi di TV One berpengaruh terhadap perilaku mahasiswa USU dalam memilih BBM.

Penelitian ini dilakukan hanya pada berita mengenai pembatasan BBM bersubsidi di TV One dari bulan November 2010 sampai Februari 2011. Obyek dari penelitian ini adalah mahasiswa USU yang mempunyai kendaraan pribadi.

Penarikan Sampel dalam penelitian ini diambil berdasarkan Sampel Stratifikasi Proporsional (Proportional Stratified Sampling).

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan dengan menggunakan kuesioner atau daftar pertanyaan.

Analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis tabel tunggal yang menjelaskan tanggapan mahasiswa terhadap variabel X dan variabel Y, selanjutnya untuk menemukan hubungan atau korelasi antara pemberitaan pembatasan BBM bersubsidi di TV One dan perilaku mahasiswa USU dalam memilih BBM maka dilakukan analisis tabel silang. Dari analisis tabel silang dapat dilihat bagaimana korelasi antara dua variabel tersebut.

Setelah melakukan uji hipotesis maka nilai korelasi antara pemberitaan pembatasan BBM bersubsidi dengan perilaku mahasiswa dalam memilih BBM diperoleh 0,383, dalam skala Guilford berada di antara 0,20-040, sehingga dapat dikatakan bahwa korelasi pemberitaan BBM bersubsidi di TV One dengan perilaku mahasiswa USU dalam memilih BBM mempunyai hubungan yang rendah tapi pasti.

Besarnya pengaruh pemberitaan pembatasan BBM bersubsidi terhadap perilaku mahasiswa dalam memilih BBM adalah 14,6 %. Sedangkan sisanya sebesar 85,4 % kurang berpengaruh karena faktor harga pertamax yang lebih mahal.

Rendahnya hubungan kedua variabel disebabkan karena faktor harga. Memang sebagian besar mahasiswa sering menonton berita mengenai pembatasan BBM bersubsidi di TV One, dan mengerti maksud berita tersebut, namun karena faktor harga yang lebih mahal membuat mahasiswa kurang bertindak menggunakan BBM non subsidi seperti pertamax.

Berdasarkan hasil pengolahan data, terlihat angka probabilitas hubungan antara pemberitaan pembatasan BBM bersubsidi dengan perilaku mahasiswa USU dalam memilih BBM sebesar 0,089. Angka probabilitas 0,089>0,05 maka hubungan kedua variabel adalah signifikan dan layak untuk diteliti.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh pemberitaan pembatasan BBM bersubsidi terhadap perilaku mahasiswa USU dalam memilih BBM, mempunyai hubungan yang rendah tetapi pasti, signifikan, dan searah.


(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas berkatNya saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik mungkin.

Skripsi ini diberi judul “Pemberitaan Pembatasan BBM Bersubsidi di TV One dan Perilaku Mahasiswa dalam Memilih BBM”. Penelitian ini bersifat korelasional yang menjelaskan hubungan antara pemberitaan pembatasan BBM bersubsidi dengan perilaku mahasiswa dalam memilih BBM. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Universitas Sumatera Utara yang mempunyai kendaraan pribadi. Penelitian dilakukan pada bulan Februari 2011.

Sebagai individu yang berjiwa humanis, maka penelitian ini membutuhkan dukungan dan kerja sama dengan orang-orang yang dekat dengan penulis, yakni, orang tua, orang-orang di Departemen Ilmu Komunikasi USU tempat penulis menjalani studi, kerabat dekat, rekan mahasiswa, oleh karena itu saya tidak lupa mengucapkan berterima kasih kepada :

1. Orang tua saya yang selalu memberikan perhatian, motivasi, dan do’a kepada saya.

2. Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku dekan FISIP USU.

3. Dra. Fatma Wardy Lubis, M.A., selaku ketua Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU.

4. Ibu Dra. Dayana, M.Si yang telah membimbing saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Dra. Lusiana A. Lubis, M.Si selaku dosen wali, yang telah membantu saya selama menjalani perkuliahan.


(4)

7. Rekan-rekan mahasiswa yang selalu mendukung saya, M. Yahdi Ghufron, Bayu Juliandra Putra, Siska Tri Yola, Merni, Minarno.

8. Seluruh mahasiswa USU yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini khususnya mahasiswa FISIP USU.

9. Saudara saya yang berada di Jl. Ladang P. Bulan yang telah memberikan tempat tinggal selama menjalani perkuliahan dan memberikan dukungan materi dan motivasi kepada saya.

10. Teman-teman yang telah memberikan dukungan, Emra Masri Sinulingga dan Jonson Sinuraya.

Peneliti berusaha menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik mungkin, namun peneliti tak pernah lepas dari kesalahan atau kekurangan, sehingga peneliti mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan hasil penelitian ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan peneliti sendiri untuk menambah wawasan dan pengetahuan kita khususnya mengenai BBM non subsidi.

Akhir kata peneliti mengucapkan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan semua pihak.

Medan, 18 Maret 2011

Penulis


(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI……… i

KATA PENGANTAR………. ii

DAFTAR ISI……… iv

DAFTAR TABEL……… vi

BAB I PENDAHULUAN………. 1

1.1 Latar Belakang……… 1

1.2 Perumusan Masalah... 6

1.3 Pembatasan Masalah……….. 6

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian……….. 6

1.4.1 Tujuan Penelitian………... 6

1.4.2 Manfaat Penelitian………. 7

1.5 Kerangka Teori……….. 7

1.5.1 Komunikasi……… 8

1.5.2 Televisi sebagai Media Komunikasi Massa……...……….. 9

1.5.3 Berita………. 9

1.5.4 Model S-O-R………. 17

1.5.5 Teori AIDDA………. 18

1.6 Kerangka Konsep……….. 19

1.7 Model Teoritis……… 21

1.8 Variabel Operasional………. 21

1.9 Definisi Operasional………. 23

1.10 Hipotesis………. 26

BAB II URAIAN TEORITIS……….. 27

2.1 Komunikasi……… 27

2.2 Televisi Sebagai Media Komunikasi Massa………. 28

2.2.1 Pengertian Televisi……… 28

2.2.2 Fungsi Televisi ……...………... 29

2.2.3 Sejarah Perkembangan Televisi……… 30

2.2.4 Sejarah Televisi di Indonesia……… 33

2.3 Berita………. 34

2.3.1 Pengertian Berita………. 34

2.3.2 Nilai-nilai Berita……… 35

2.3.3 Jenis-jenis Berita………. 37

2.3.4 Unsur-unsur Berita……… 39

2.3.5 Struktur Berita………... 40

2.4 Model Teori S-O-R……… 40

2.5 Teori AIDDA……… 44


(6)

2.7 Bahan Bakar Minyak (BBM)……… 48

2.7.1 Jenis-jenis Bahan Bakar……… 48

2.8 Pengertian Mahasiswa………. 50

BAB III Metodologi Penelitian……… 52

3.1 Lokasi Penelitian………. 52

3.2 Populasi dan Sampel………. 53

3.2.1 Populasi………. 53

3.2.2 Sampel……… 54

3.3 Teknik Penarikan Sampel………. 55

3.4 Teknik Pengumpulan Data……… 59

3.5 Teknik Analisis Data……… 59

BAB IV Hasil dan Pembahasan……… 62

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian... 62

4.2 Analisis Tabel Tunggal……….. 65

4.3 Analisis Tabel Silang……….. 95

4.4 Uji Hipotesis……….. 103

4.5 Pembahasan………. BAB V PENUTUP……… 109

5.1 Kesimpulan……….. 109

5.2 Saran………. 110 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

- Daftar Kode Responden - Surat Izin Penelitian - Daftar Bimbingan - Kuesioner


(7)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

Tabel 1. Variabel Operasional……... ……... ……... ……... ……... . 22 Tabel 2. Data Populasi Mahasiswa USU……. ……... ……... ……... . 53 Tabel 3. Proporsi Mahasiswa dari setiap Fakultas…... ……... ……... . 57 Tabel 4. Frekuensi Menonton Mahasiswa USU... ……... ……... . 67 Tabel 5. Frekuensi Menonton Berita

Pembatasan BBM bersubsidi. ……... ……... ……... ……... . 68 Tabel 6. Kejelasan Penyampaian Berita.………. ……... ……... . 69 Tabel 7. Tampilan Gambar dalam Berita……. ……... ……... ……... . 70 Tabel 8. Kesesuaian Pesan dengan

Tampilan Gambar…………... ……... ……... ……... . 71 Tabel 9. Watak Penyaji Berita

Dengan Berita yang Disajikan…….. …….. ……... ……... . 72 Tabel 10. Intonasi Bahasa…….. ……... ……... ……... ……... ……... . 73 Tabel 11. Ekspresi Wajah Penyaji Berita……...……... ……... ……... . 74 Tabel 12. Warna Suara Penyaji Berita………... ……... ……... ……... . 75 Tabel 13. Keterkaitan Topik dengan

Aspek Ekonomi……. ……... …….. …….. …….. ……... . 76 Tabel 14. Keluarbiasaan Berita. ………... ……... ……... …….. . 77 Tabel 15. Kebaruan Berita……. ……... …….. ……... ……... ……... . 78 Tabel 16. Dampak Berita……... ……... ……... ……... ……... . 79 Tabel 17. Aktualitas... ……... . 80 Tabel 18. Meberikan Informasi……….. ………... ………. 81 Tabel 19. Kedekatan Berita dengan

Kehidupan Masyarakat…….. ……... ……... ……... ……... . 82 Tabel 20. Pertentangan di Masyarakat

Terhadap Berita... . 83 Tabel 21. Keterkejutan Masyarakat terhadap Berita….. ………... . 84 Tabel 22. Perhatian terhadap BBM Non Subsidi…….. ……... …… . 85 Tabel 23. Pengetahuan terhadap Perbedaan BBM…… ……... ……... . 86 Tabel 24. Kesan terhadap BBM Non Subsidi... ……... . 87 Tabel 25. Ketertarikan terhadap BBM Non Subsidi….. ……... ……... . 88 Tabel 26. Keinginan Mengetahui BBM Non Subsidi………… ……... . 89 Tabel 27. Minat Menggunakan BBM Non Subsidi…... …….. ……... . 90 Tabel 28. Kesesuaian BBM Non Subsidi dengan Kebutuhan………... . 91 Tabel 29. Keputusan Menerima BBM Non Subsidi….. ……... ……... . 92 Tabel 30. Tindakan Menggunakan BBM Non Subsidi. …………... . 93 Tabel 31. Hubungan Frekuensi Menonton

Dengan Perhatian terhadap BBM Non Subsidi……. ……... . 94 Tabel 32. Hubungan Frekuensi Berita dengan

Pengetahuan terhadap BBM. ……... …….. ……... ……... . 95 Tabel 33 Hubungan Frekuensi Menonton Berita

Dengan Kesan terhadap BBM Non Subsidi. …….. ……... . 96 Tabel 34. Hubungan Frekuensi Menonton Berita

Dengan Ketertarikan terhadap BBM Non Subsidi….……... . 97 Tabel 35. Hubungan Frekuensi Menonton Berita dengan


(8)

Tabel 36. Hubungan Frekuensi Menonton Berita

Dengan Minat Menggunakan BBM Non Subsidi…. ……... . 99 Tabel 37. Hubungan Frekuensi Menonton Berita

Dengan Menerima penggunaan BBM Non Subsidi. ……... . 100 Tabel 38. Hubungan Frekuensi Menonton Berita

Dengan tindakan menggunakan BBM Non Subsidi. …….. . 101


(9)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul “Pemberitaan Pembatasan BBM Bersubsidi dan Perilaku Mahasiswa”.

Penelitian ini bersifat korelasional yang menjelaskan hubungan antara pemberitaan pembatasan BBM bersubsidi di TV One dengan perilaku mahasiswa USU dalam memilih BBM.

Perumusan masalah dalam penelitian tersebut adalah “Bagaimana pemberitaan pembatasan BBM bersubsidi di TV One berpengaruh terhadap perilaku mahasiswa USU dalam memilih BBM.

Penelitian ini dilakukan hanya pada berita mengenai pembatasan BBM bersubsidi di TV One dari bulan November 2010 sampai Februari 2011. Obyek dari penelitian ini adalah mahasiswa USU yang mempunyai kendaraan pribadi.

Penarikan Sampel dalam penelitian ini diambil berdasarkan Sampel Stratifikasi Proporsional (Proportional Stratified Sampling).

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan dengan menggunakan kuesioner atau daftar pertanyaan.

Analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis tabel tunggal yang menjelaskan tanggapan mahasiswa terhadap variabel X dan variabel Y, selanjutnya untuk menemukan hubungan atau korelasi antara pemberitaan pembatasan BBM bersubsidi di TV One dan perilaku mahasiswa USU dalam memilih BBM maka dilakukan analisis tabel silang. Dari analisis tabel silang dapat dilihat bagaimana korelasi antara dua variabel tersebut.

Setelah melakukan uji hipotesis maka nilai korelasi antara pemberitaan pembatasan BBM bersubsidi dengan perilaku mahasiswa dalam memilih BBM diperoleh 0,383, dalam skala Guilford berada di antara 0,20-040, sehingga dapat dikatakan bahwa korelasi pemberitaan BBM bersubsidi di TV One dengan perilaku mahasiswa USU dalam memilih BBM mempunyai hubungan yang rendah tapi pasti.

Besarnya pengaruh pemberitaan pembatasan BBM bersubsidi terhadap perilaku mahasiswa dalam memilih BBM adalah 14,6 %. Sedangkan sisanya sebesar 85,4 % kurang berpengaruh karena faktor harga pertamax yang lebih mahal.

Rendahnya hubungan kedua variabel disebabkan karena faktor harga. Memang sebagian besar mahasiswa sering menonton berita mengenai pembatasan BBM bersubsidi di TV One, dan mengerti maksud berita tersebut, namun karena faktor harga yang lebih mahal membuat mahasiswa kurang bertindak menggunakan BBM non subsidi seperti pertamax.

Berdasarkan hasil pengolahan data, terlihat angka probabilitas hubungan antara pemberitaan pembatasan BBM bersubsidi dengan perilaku mahasiswa USU dalam memilih BBM sebesar 0,089. Angka probabilitas 0,089>0,05 maka hubungan kedua variabel adalah signifikan dan layak untuk diteliti.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh pemberitaan pembatasan BBM bersubsidi terhadap perilaku mahasiswa USU dalam memilih BBM, mempunyai hubungan yang rendah tetapi pasti, signifikan, dan searah.


(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Televisi merupakan perpanjangan indera manusia. Melalui televisi seseorang dapat mengetahui peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitarnya dalam jangkauan yang tidak terbatas. Walaupun seseorang berada di tempatnya sendiri, ia dapat mengetahui berita atau informasi baik nasional maupun lingkungan internasional melalui televisi yang disertai audio dan visual. Televisi membantu manusia untuk mengetahui segala sesuatu, membuka wawasan, memperluas pandangan dalam skala yang sangat luas.

Televisi memiliki beberapa fungsi seperti halnya media komunikasi massa lainnya, yaitu menginformasikan, mendidik, menghibur, mempengaruhi. Melalui televisi seseorang dapat menerima informasi, mengenai masalah sosial, ekonomi, politik, budaya, dll. TV dapat juga mendidik khalayak dengan menyuguhkan tayangan yang terkait dengan pendidikan. Acara game atau musik merupakan tayangan yang dapat menghibur khalayak. Selain itu, beberapa tayangan, seperti fenomena sosial, melalui TV dapat mempengaruhi khalayak. Secara keseluruhan tayangan tersebut bertujuan untuk mengubah sikap, opini, perilaku, dan masyarakat.

Televisi adalah sebua memancarkan dan menerima siaran gambar bergerak, baik itu yang ("hitam putih") maupun diartikan sebaga "televisi" merupakan gabungan dari kata tele (τῆλε, "jauh") dari


(11)

telekomunikasi yang dapat dilihat dari jarak jauh. Penemuan televisi disejajarkan dengan penemua Indonesia 'televisi' secara tidak formal disebut dengan TV, tivi, teve atau tipi.

Tayangan yang ada di televisi dihadirkan oleh berbagai stasiun TV. Tayangan yang ada di televisi Indonesia saat ini dihadirkan oleh 10 stasiun TV yang disiarkan secara nasional yaitu, Indosiar, MNC, Trans TV, Anteve, Global TV, RCTI, SCTV, TV One, Metro TV, dan TVRI. Masing-masing stasiun TV menghadirkan acara tersendiri, mulai dari hiburan, berita, realita sosial, wisata, dll.

TV One secara progresif menginspirasi masyarakat Indonesia yang berusia 15 tahun ke atas agar berpikiran maju dan melakukan perbaikan bagi diri sendiri serta masyarakat sekitar melalui program News and Sports yang dimilikinya. Mengklasifikasikan program-programnya dalam kategori News One, Sport One, Info One, dan Reality One, TV One membuktikan keseriusannya dalam menerapkan strategi tersebut dengan menampilkan format-format yang inovatif dalam hal pemberitaan dan penyajian program

Seperti media televisi lainnya, selain menyajikan berita, TV One juga menayangkan beberapa program, seperti dialog interaktif, realita sosial, wisata, game/hiburan, dll. Salah satu yang diberitakan TV One saat ini adalah mengenai pembatasan BBM subsidi. Pemberitaan tersebut berlangsung dari bulan September 2010 sampai dengan tahun 2011 saat ini. Yang diberitakan bahwa pengguna kendaraan bermotor dianjurkan menggunakan BBM non-subsidi seperti Pertamax dengan harga Rp 8500,-/ liter. Dengan kisaran harga tersebut daya beli masyarakat semakin berkurang jika dibandingkan dengan harga BBM subsidi yang berkisar Rp 4500,-/ liter. Pemerintah menetapkan kebijakan tersebut tak lain untuk mengurangi


(12)

penggunaan kendaraan berlebihan yang sering menyebabkan kemacatan, selain itu alokasi dana subsidi bisa digunakan untuk biaya pembangunan. Hal tersebut menyebabkan kontroversi di masyarakat, ada yang merasa setuju dan ada yang sebahagian masyarakat menolak.

Kebijakan tersebut sampai saat ini belum terealisasi, masih dibahas lebih lanjut di DPR, siapa yang layak menggunakan BBM subsidi dan siapa yang layak menggunakan BBM non-subsidi.

Masyarakat yang dalam aktivitas ekonominya harus menggunakan kendaraan seperti jasa angkutan umum, pedagang keliling, angkutan barang berat, merasa resah jika harus menggunakan Pertamax dengan kisaran harga Rp 8000,-/ liter, sehingga mereka tetap menggunakan Premium dengan harga yang lebih murah.

Salah satu contoh yang diberitakan di TV One tanggal 9 Februari 2011 adalah “Seluruh angkutan umum jurusan Kampung Melayu-Senen dijadikan ajang uji coba pertama bagi pelaksanaan kebijakan pembatasan BBM yang rencananya dijalankan pada bulan April 2011.

Angkutan umum tersebut akan ditempeli stiker agar sejumlah pom bensin bisa mengenali dan mengawasi mereka dalam pengisian bbm subsidi.

Rencananya, hanya angkutan umum dan kendaraan roda dua yang boleh membeli bahan bakar bersubsidi. Sementara kendaraan pribadi harus membeli bahan bakar non-subsidi.

Pemerintah melakukan uji coba pada trayek kampung Melayu-Senen untuk menghindari penyimpangan penggunaan BBM subsidi pada kendaraan umum. Jumlah angkutan umum yang akan diujicoba tersebut mencapai 409 unit.”


(13)

Selain itu, Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menegaskan pihaknya tak mau gegabah menjalankan kebijakan pembatasan BBM tanpa perhitungan matang.

Hatta mengatakan kajian harus dilakukan secara matang agar pelaksanaan-nya dapat berjalan optimal, dua bulan jelang pelaksanaan kebijakan pembatasan BBM.

Sebelumnya, Menko Perekonomian memastikan pembatasan bbm akan berjalan bulan april nanti, namun kini berubah. Saat ini Hatta mengungkapkan pihaknya masih menunggu kajian tambahan untuk menjalankan kebijakan pembatasan BBM.

Hatta mengharapkan kajian evaluasi tersebut selesai pada Maret dengan mempertimbangkan kondisi perekonomian saat ini dan situasi global. Sejauh ini pemerintah tak lagi terlihat ngotot untuk memaksakan kebijakan pembatasan bbm bulan April nanti. Pemerintah menyadari melonjak komoditas barang dan pembatasan BBM akan membuat inflasi makin tinggi.

Alasan pemilihan TV One sebagai media penelitian adalah karena TV One sebagai salah satu media pemberitaan mempunyai berita yang akurat, pemberitaan suatu masalah atau peristiwa disajikan dari awal pemberitaan sampai akhir permasalahan, adanya wawancara dalam penyelesaian suatu masalah dari pihak yang terkait.Salah satu wawancara beberapa waktu lalu yaitu dengan menteri ESDM Darwin Zahedi Saleh.

Kebijakan tersebut juga menimbulkan reaksi dari berbagai kalangan salah satunya adalah mahasiswa sebagai kalangan akademis. Pemikiran kritis, demokratis, dan konstruktif selalu lahir dari pola pikir para mahasiswa. Suara-suara mahasiswa


(14)

kerap kali merepresentasikan dan mengangkat realita sosial yang terjadi di masyarakat. Sikap idealisme mendorong mahasiswa untuk memperjuangkan sebuah aspirasi pada penguasa, dengan cara mereka sendiri.

Dalam hal ini, secara umum mahasiswa menyandang tiga fungsi strategis,yaitu :

- sebagai penyampai kebenaran (agent of social control)

)

- sebagai agen perubahan (agent of change)

- sebagai generasi penerus masa depan (iron stock)

Mahasiswa USU merupakan mahasiswa dari lingkungan universitas yang cukup kritis terhadap suatu isu atau kebijakan yang terkait dengan masalah ekonomi, sosial, dan politik. Mahasiswa USU selalu memperhatikan kepentingan masyarakat, sehinga mahasiswa dituntut untuk berperan lebih aktif, tidak hanya bertanggung jawab sebagai kaum akademis, tetapi diluar itu wajib memikirkan dan mengemban tujuan bangsa. Dalam hal ini keterpaduan nilai-nilai moralitas dan intelektualitas sangat diperlukan demi berjalannya peran mahasiswa dalam dunia kampusnya untuk dapat menciptakan sebuah kondisi kehidupan kampus yang harmonis serta juga kehidupan di luar kampus.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti, bagaimanakah pengaruh pemberitaan pembatasan BBM subsidi di TV One terhadap perilaku mahasiswa USU dalam memilih BBM.


(15)

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dikemukakan perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Bagaimana pemberitaan pembatasan BBM subsidi di TV One berpengaruh terhadap perilaku mahasiswa USU dalam memilih BBM.

1.3 Pembatasan Masalah

Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka peneliti menetapkan pembatasan masalah yang lebih jelas dan spesifik mengenai hal-hal yang diteliti.

Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Penelitian bersifat korelasional yang menjelaskan hubungan antara pengaruh

pemberitaan pembatasan BBM subsidi di TV One terhadap perilaku mahasiswa USU dalam memilih BBM.

b. Yang diteliti hanya berita mengenai pembatasan BBM bersubsidi yang ditayangkan TV One dari bulan Desember 2010 s/d bulan Februari 2011. c. Objek dari penelitian adalah mahasiswa USU yang menggunakan kendaraan

bermotor dan yang pernah menonton berita mengenai pembatasan BBM bersubsidi di TV One minimal 3 kali.


(16)

1.4Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui frekuensi menonton berita di TV One pada mahasiswa USU.

b. Untuk mengetahui frekuensi menonton berita mengenai pembatasan BBM bersubsidi di TV One.

c. Untuk mengetahui kualitas tayangan berita mengenai pembatasan BBM bersubsidi di TV One.

d. Untuk mengetahui perilaku mahasiswa USU dalam memilih BBM.

e. Untuk mengetahui pengaruh pemberitaan pembatasan BBM subsidi terhadap perilaku mahasiswa USU dalam memilih bahan bakar.

1.4.2 Manfaat penelitian

Adapaun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menguji berbagai teori yang digunakan untuk mengukur pengaruh pemberitaan .

b. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah penelitian serta menambah bahan referensi dan sumber bacaan di lingkungan USU.

c. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada pemerintah dan pihak-pihak yang membutuhkan pengetahuan berkenaan dengan penelitian ini.


(17)

1.5 Kerangka Teori

Teori merupakan himpunan konstruksi (konsep), definisi dan preposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi di antara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Rakhmat, 2004:6). Teori berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan, dan memberikan pandangan terhadap sebuah permasalahan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1.5.1 Komunikasi

Secara epistemolopgi istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari bahasa latin yakni communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti “ sama ”. Sama dalam arti kata ini bisa dikatakan dengan pemaknaan yang sama. Jadi, secara sederhana dalam proses Komunikasi yang terjadi adalah bermuara pada usaha untuk mendapatkan kesamaan makna atau pemahaman pada subjek yang melakukan komunikasi tersebut. Komunikasi bukan hanya hal yang paling wajar dalam pola tindakan manusia, tetapi juga paling rumit (Purba dkk,2006;29). Ungkapan di atas tidak dapat dipungkiri karena Komunikasi merupakan hal yang dilakukan sejak manusia lahir ke bumi. Komunikasi dapat diartikan sebagai bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi antara yang satu dengan yang lain sengaja atau tidak sengaja, dan tidak terbatas pada komunikasi verbal saja (Cangara,2003:20).

Dalam perkembangannya, banyak ahli komunikasi mendefinisikan komunikasi secara berbeda-beda. Sejak awal abad 20 tepatnya 1930-1960, definisi-definisi mengenai komunikasi telah banyak diungkap, ketika itu para ahli di Amerika Serikat mulai merasakan kebutuhan akan “Science Of Communication”, dan diantaranya


(18)

adalah Carl I Hovland. Menurutnya ilmu komunikasi adalah salah satu usaha yang sistimatis untuk merumuskan secara tegas atas dasar azas-azas tersebut disampaikan informasi serta dibentuk dan sikap (a systematic to formulate in regurous fashin the principles by which information is teransmitted and opinions and attitudes are formed) (Purba dkk,2006:29). Jika Carl I. Hovland mendefinisikan Komunikasi sebagai usaha yang sistimatis, maka Harold Laswell menerangkan cara terbaik untuk menggambarkan Komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: Who Says What channel To Whom Whit What Effect? Yang berarti “Siapa Mengatakan Apa dengan Saluran Apa Kepada Pengaruh Bagaimana?” (Mulyana,2005:62).

1.5.2 Televisi sebagai Media Komunikasi Massa

Televisi (TV) berasal dari kata tele yang artinya jauh dan vision, artinya tampak. Jadi, televisi adalah suatu alat komunikasi yang tampak atau dapat dilihat dari jarak jauh. Televisi juga bisa dikatakan sebagai perangkat elektronik yang dapat disaksikan atau dinikmati. Televisi juga merupakan alat yang dapat menampilkan gambar pada layar berasal dari gelombang frekuensi tinggi tanpa perantara fisik. (http;duniatv.bogspot.com/2008/02/sejarah-televisi.html)

Di Indonesia, pada tahun 1962 menjadi tonggak pertelevisian nasional Indonesia dengan berdiri dan beroperasinya TVRI. Pada perkembangan TVRI menjadi alat strategis pemerintah dalam banyak kegiatan, mulai dari kegiatan sosial hingga kegiatan-kegiatan politik. Selanjutnya televisi terus berkembang ditandai dengan banyaknya stasiun swasta yang bermunculan, seperi Indosiar, RCTI, SCTV, Metro TV, TV One, Global TV dll. Media televisi mampu mendekatkan peristiwa dan tempat kegiatan dengan penontonnya.


(19)

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui televisi maka setiap audiens dapat menerima informasi dalam ruang lingkup yang sangat luas.

1.5.3 Berita A. Pengertian

Berita adalah laporan mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, dan atau penting bagi sebagian besar khalayak, melalui media berkala seperti surat kabar, radio, televisi, atau media on-line internet.

Menurut Willard C. Bleyer, berita merupakan sesuatu yang terbaru yang dipilih oleh wartawan untuk dimuat dalam surat kabar. Karena itu ia dapat menarik atau mempunyai makna bagi pembaca surat kabar, atau karena jika dapat menarik pembaca - pembaca tersebut.

Sedangkan menurut William S. Maulsby, berita adalah suatu penuturan secara benar dan tidak memihak dari fakta yang mempunyai arti penting dan baru terjadi, yang dapat menarik perhatian pembaca surat kabar yang memuat berita tersebut.

B. Klasifikasi berita

Berita dapat diklasifikasikan ke dalam 2 kategori : berita berat (hard news), berita ringan (soft news).

Jenis - jenis berita :

1. Straight News Report, adalah laporan langsung mengenai suatu kejadian 2. Depth News Report

3. Comperhensive News, merupakan laporan tentang fakta yang bersifat menyeluruh ditinjau dari berbagai aspek.


(20)

Di dalam membuat sebuah berita ada unsur-unsur yang perlu di parhatikan yaitu 5W + 1H. Unsur ini adalah untuk mengetahui dengan tepat apa yang akan disiarkan atau disampaikan dalam bentuk berita. Itulah rumus yang sering dugunakan oleh para jurnalis. baiklah kita akan bahas satu persatu dengan ringkas berikut ini :

1. W1 = What

Ini adalah untuk menanyakan tentang apa yang akan kita tulis, tema apa yang akan diangkat dalam berita, atau hal apa yang akan dibahas dalam berita tersebut.

2. W2 = Who

adalah siapa tokoh yang menjadi tokoh utama di WHAT. unsur siapa selalu menarik perhatian pembaca, apalagi manusia yang menjadi objek berita itu adalah seorang yang aktif di bidangnya.

Unsur SIAPA ini harus dijelaskan dengan menunjukkan cirri-cirinya seperti nama, umur, pekerjaan, alamat serta atribut lainnya berupa gelar (bangsawan, suku, pendidikan) pangkat/jabatan.

3. W3 = When

Unsur ini adalah menanyakan kapan peristiwa itu terjadi. jadi dalam sebuah berita tentunya akan menyebutkan kapan waktu peristiwa itu terjadi. Misal, “peristiwa pengeroyokan seorang mahasiswa itu terjadi pada hari kamis siang sekitar pukul 13.00 waktu setempat”

4. W4 = Where

unsur ini menanyakan lokasi kejadian peristiwa (dimana) atau tempat berlangsungnya peristiwa tersebut. Contohnya, “aksi pengeroyokan tersebut berlangsung tidak jauh dari kampus korban”


(21)

5. W5 = Why

why atau kenapa peristiwa itu terjadi. ini menanyakan alasan mengapa peristiwa itu bisa terjadi. disini penulis di tuntut untuk menguraikan penyebab terjadinya peristiwa. Contoh, “menurut pengakuan pelaku, korban dikeroyok karena telah menghina pelaku dengan mengeluarkan kata-kata yang tidak sopan kepada pelaku”

6. H = How

Pertanyaan How / bagaimana ini menggambarkan suasana dan proses peristiwa terjadi. Semua unsur diatas sangat perlu di perhatikan dalam menulis sebuah berita. Boleh dikata berita tanpa unsur diatas bagai sayur tanpa garam.

Menurut Askurival Baksin, terdapat unsur-unsur dominan yang terjadi ciri khas televisi, yaitu (Baksin, 2006-63-68) :

C. Penyajian berita

- Televisi sifatnya sekilas, pesan cepat terlupakan. Konsekuensi: harus membuat kata/kalimat yang mudah diingat

- Pesan Televisi disajikan dalam bentuk audio-visual(suara dan gambar) “No Picture no News”Konsekuensi: jangan memberikan penjelasan terhadap gambar.

- Gambar dalam televisi sangat terbatas. Konsekuensi:kamera harus merekam apa yang ingin diketahui pemirsa

- Televisi lebih mengutamakan gambar (visual). Konsekuensi:- mendahulukan ada gambarnya, ketimbang artistik gambar.


(22)

D. Penampilan Penyaji berita

Penyaji atau yang leih dikenal dengan sebutan presenter atau pemandu acara adalah istilah inggris untuk orang yang membawakan acara atau program televisi. Seorang presenter televisi biasanya juga seorang aktor, penyanyi, dan lainya. (http:id.wikipedia.org/wiki/Presenter_televisi)

1) Penampilan yang baik dan perlu didukung oleh watak dan pengalaman. RM Handoko dalam Baksin 2006 menyebutkan beberapa prasyarat untuk menjadi presenter televisi yang baik, yaitu (Baksin,2006:157):

2) Jenis suara yang dengan warna suara yang enak untuk didengar dan memiliki wibawa cukup mantap.

3) Intonasi bahasa yang baik

4) Kemampuan mengucapkan kata dan bahasa non verbal serta berekspresi yang wajar dan menarik

5) Ber – etika yang baik contoh simple smile 6) Cerdas

7) Mampu menyampaikan hal2 yang menarik bagi penonton karena acara banyak bersifat “live”

E. Narasumber

Narasumber adalah orang yang menjadi sumber informasi atau yang mengetahui informasi tertentu. Menurut R. Fadli yang digolongkan kepada narasumber yang tidak sembarangan atau special adalah :

1. Memiliki kapabilitas

Kapabilitas adalah kemampuan yang meliputi dalam bidang akademis maupun pengalaman.


(23)

2. Memiliki kredibilitas

Kredibilitas merupakan kualitas, kapabilitas, atau kekuatan untuk menimbulkan kepercayaan.

3. Memiliki akseptabilitas yang baik

Akseptabilitas meliputi latar belakang pribadi profesi seorang narasumber. 4. Bahasa

Bahasa merupakan sistem ungkapan melaui suara yang dihasilkan oleh pita sura manusia yang bermakna, dengan satuan-satuan utamanya berupa kata-kata dan kalimat, yang masing-masing memiliki kaidah-kaidah pembentuknya (Baksin, 2006:67). Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter, yang dipergunakan oleh para anggota masyarakat untuk bekerja untuk sama, berintraksi, dan mengidentifikasi diri (Baksin,2006 : 67).

Hampir setiap bangsa di dunia ini mempunyai bahasa sebagai dari reprensentasi kebudayaannya. Bahasa yang digunakan terutama dipakai sebagai media Komunikasi. Sampai saat ini bahasa tetap merupakan unsur esensial dalam mendukung suatu kegiatan komunikasi.

Menurut Askurufal Baksin ,pada prinsipnya penyelenggara siaran di stasiun televisi menjadi dua, yakni siaran karya artistik dan karya jurnalistik (Baksin 2006:79).

Unsur lain yang perlu diperhatikan dalam pembuatan berita adalah: harus relevan, hangat, eksklusif, ada tujuannya, unik, trendy, prestisius, dramatik, jenaka, memiliki dimensi human interest, magnitude, gaya bahasa, desain dan tataletak yang menarik, foto atau karikatur yang menarik. Lalu disesuaikan dengan watak dan kapasitas media yang bersangkutan, karena ada perbedaan antara media cetak dengan media eletronik.


(24)

F. Kriteria Umum Nilai Berita

Berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, menarik dan penting bagi sebagian besar khalayak, melalui media berkala seperti surat kabar, radio, televisi, atau media on line internet

1. Kriteria umum nilai berita

a. Keluarbiasaan (unusualness)

Berita adalah sesuatu yang luar biasa. b. Kebaruan (newness)

News is new. Berita adalah semua apa yang terbaru. c. Akibat (impact)

Newa has impact. Berita adalah segala sesuatu yang bedampak luas.

d. Aktual (timelness)

News is timeliness. Berita adalah peristiwa yang sedang atau baru terjadi.

e. Kedekatan (proximity)

News is nearby. Berita adalah kedekatan. Kedekatan mengandung dua arti. Kedekatan geografis dan kedekatan psikologis. Kedekatan geografis menunjuk kepada suatu peristiwa atau berita yang terjadi di sekitar tempat tinggal kita. Kedekatan psikologis lebih banyak ditentukan oleh tingkat ketertarikan pikiran, perasaan, atau kejiwaan, seseorang dengan suatu obyek peristiwa atau berita.


(25)

f. informasi (information)

News is information. Berita adalah informasi. Menurut Wilbur Schramm, informasi adalah segala yang bisa menghilangkan ketidakpastian.

g. Konflik (conflict)

News is conflict. Berita adalah konflik atau segala sesuatu yang mengandung unsur atau sarat dengan unsur pertentangan.

h. Orang penting (public figure, news maker)

News is about people. Berita adalah tentang orang-orang penting, orang-orang ternama, pesohor, selebriti, figure public.

i. Kejutan (surprising)

News is surpising. Kejutan adalah sesuatu yang datangnya tiba-tiba, di luar dugaan, tidak direncanakan, di luar perhitungan, tdak diketahui sebelumnya.

Dari berbagai aspek tsb ada beberapa yang patut dijadikan pedoman untuk wartawan dan redaktur:

a. Eksklusif

b. relevan dan masih hangat c. dramatik

d. jenaka

e. memiliki dimensi human interest. Disesuaikan dengan bidangnya:

a. Politik b. Hukum c. Kebudayaan


(26)

d. celebrities.

Biasanya redaksi memiliki T.O.R (Terms of References) dalam hal memberi pedoman kerja tsb.

1.5.4 Model teori S-O-R

Model teori S-O-R singkatan dari Stimulus Organism Respon, suatu model klasik Komunikasi yang lahir pada 1930-an. Asumsi dasar dari model ini adalah media massa menimbulkan efek yang terarah, segera dan langsung terhadap komunikan. Model teori ini merupakan model teori paling dasar. Model ini dipengaruhi oleh disiplin psikologi, khususnya yang berkaitan dengan behavioristik (Mulyana, 2008:32). Menurut stimulus respons ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunika. Unsur-unsur dalam model ini adalah :

1. Pesan (stimulus, S) adalah pemberitaan pembatasan BBM subsidi di TV One.

2. Komunikan (organism, O) adalah mahasiswa USU yang menonton acara berita di TV One.

3. Efek (respons, R) adalah pengaruh yang ditimbulkan acara tersebut terlihat dalam perilaku mahasiswa dalam memilih BBM.

Teori ini asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahaan perilaku tergantung kepada kualitas rangsang (stimulus) yang berkomunikasi dengan organisme. Artinya kualitas dari sumber Komunikasi (sources) misalnya kredibilitas, kepemimpinan, gaya berbicara sangat menentukan keberhasilan perubahaan perilaku seseorang, kelompok atau masyarakat.


(27)

Dalam prinsip S-O-R secara gamblang dijelaskan tentang sebuah proses belajar dimana efek adalah suatu reaksi khusus yang timbul akibat stimulus tertentu. Artinya bahwa orang-orang dapat memprediksi keterkaitan yang erat antara pesan-pesan yang disampaikan melaui media massa terhadap reaksi yang akan muncul dalam diri penerima akibat pesan tersebut.

1.5.5 Teori AIDDA

Teori yang relevan untuk digunakan dalam penelitian ini adalah teori AIDDA yang sering disebut A-A Procedure atau Attention ro action Procedure. Aidda merupakan akronim dari kata Attention (Perhatian), Interest (Minat), Desire (Keinginan), Decision (Keputusan), dan Action Tindakan). Tahapan tersebut mengandung pengertian bahwa proses komunikasi antar pribadi dalam pembentukan konsep diri siswa/i yang berpengaruh dalam prestasi belajar hendaknya dimulai sengan membangkitkan perhatian, dimana dalam hal ini, seorang guru harus mengetahui cara yang tepat untuk menarik perhatian siswa agar siswa memiliki minat melalui pesan yang berisi informasi yang disampaikan guru sehingga akan timbul keinginan dan akhirnya diambil keputusan untuk bertindak terhadap pesan tersebut. (Effendy, 1986:31)

Teori AIDDA merupakan suatu poses psikologi pada diri komunikan. Berdasarkan formula AIDDA ini, komunikasi persuasive didahului dengan upaya membangkitkan perhatian. Upaya ini tidak hanya dilakukan dalam gaya bicara dengan kata-kata yang merangsang tetapi juga dengan penampilan (appearance) ketika menghadapai komunikan.


(28)

Apabila ditinjau dari segi psikologisnya, maka komponen perubahan yang terjadi pada teori AIDDA juga bisa ditinjau dari komponen perubahan sikap yang terjadi pada diri manusia akibat terpaan pesan (Rakhmat, 1986:52) yaitu:

a. Cognitive: Pesan yangdisampaikan ditujukan pada pikiran komunikan. Hal ini dilakukan agar komunikan tahu dan paham akan pesan yang disampaikan. Hal ini sama dengan Attention dalam Teori AIDDA.

b. Afektif: Pada tahap ini tujuan komunikator tidak hanya supaya komunikan tergerak hatinya hingga timbul perasaan tertentu seperti minat yang muncul akibat adanya perhatian.

c. Behavioral: Dampak yang timbul adalah berupa tindakan atau kegiatan. Hal ini sudah bisa mulai dilihat pada proses pengambuilan keputusan.

1.6 Kerangka Konsep

Konsep adalah penggambaran secara tepat fenomena yang hendak diteliti, yakni istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. (Singarimbun, 1995 : 53).

Konsep adalah generalisasi dan sekelompok fenomena yang sama. Sebagai hal yang umum konsep dibangun dari teori-teori yang digunakan untuk menjelaskan variabel-variabel yang akan diteliti. (Bungin, 2005 : 57).

Kerangka konsep sebagai hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai. Perumusan kerangka konsep ini merupakan bahan yang akan menuntun dalam merumuskan hipotesis penelitian.(Nawawi, 1991:40).


(29)

Agar konsep-konsep tersebut dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variable. Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Variabel bebas (X)

Variabel bebas adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi atau munculnya gejala atau faktor unsur lain (Nawawi, 1991:56). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemberitaan pembatasan BBM subsidi di TV One.

2. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang ada atau muncul dipengaruhi atau ditentukan oleh adanya variabel bebas (Nawawi, 1991:57). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah perilaku mahasiswa USU.

3. Variabel Antara (Z)

Variabel antara adalah sejumlah gejala yang tidak dapat dikontrol tetapi dapat diperhitungkan pengaruhnya terhadap variabel bebas (Nawawi 1991 :58). Variabel antara berada di antara variabel bebas dan varibel terikat, yang berfungsi sebagai penguat dan pelemah hubungan antara variabel bebas dengan karakteristik responden.


(30)

1.7 Model Teoritis

Model teoritis merupakan paradigma yang mentransformasikan permasalahan-permasalahan terkait antara satu dengan lainnya. Variabel-variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep, dibentuk menjadi model teoritis sebagai berikut :

1.8 Variabel Operasional

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan di atas, maka dapat dibuat operasional variabel untuk membentuk kesatuan dan kesesuaian dalam penelitian. Adapun operasionalisasi variabel dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

Variabel Bebas (X) Berita Pembatasan BBM

Bersubsidi Di TV One

Variabel Terikat (Y) Perilaku Mahasiswa USU


(31)

Tabel 1

Variabel Operasional

Variabel Teoritis Variabel Operasional Berita Pembatasan BBM Subsidi

Di TV One

1. Penyajian Berita A. Pesan

B. Tampilan Gambar 2. Penampilan Penyaji A. Watak

C. Intonasi Bahasa B. Ekspresi

C. Warna Suara 3. Topik

A. Ekonomi 4. Isi Berita

A. Keluarbiasaan (Unusualness) B. Kebaruan (Newness)

C. Akibat (Impact) D. Aktual (Timelness) E. Kedekatan (Proximity) F. Informasi (Information) G. Konflik (Conflict) H. Kejutan (Surprising)


(32)

1.9 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Dengan kata lain, definisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama (Singarimbun, 1995:46).

Definisi operasional dari variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Variabel Bebas ( Berita Pembatasan BBM Berubsidi Di TV One). 1. Penyajian berita

a. Pesan yaitu penyampaian lambang-lambang verbal kepada komunikan. b. Tampilan gambar yaitu hasil rekaman gambar (motion picture) dari

suatu peristiwa. 2. Penampilan penyaji

a. Watak, yaitu sifat atau karakter dari penyaji berita.

b. Intonasi Bahasa, tekanan suara saat penyaji menyampaikan berita. c. Ekspresi, raut wajah dan gerakan alat tubuh ketika membacakan

berita,

Perilaku Mahasiswa USU Dalam Memilih BBM

1) Attention 2) Interest 3) Desire 4) Decision 5) Action


(33)

d. Warna suara, jenis suara penyaji berita. 3. Topik

a. Ekonomi yaitu, menyangkut pemasukan dan pengeluaran dalam keuangan.

4. Isi berita

a. Keluarbiasaan (unusualness)

Berita adalah sesuatu yang luar biasa.

b. Kebaruan (newness)

News is new. Berita adalah semua apa yang terbaru. c. Akibat (impact)

Newa has impact. Berita adalah segala sesuatu yang bedampak luas.

d. Aktual (timelness)

News is timeliness. Berita adalah peristiwa yang sedang atau baru terjadi.

e. Kedekatan (proximity)

News is nearby. Berita adalah kedekatan. Kedekatan mengandung dua arti. Kedekatan geografis dan kedekatan psikologis. Kedekatan geografis menunjuk kepada suatu peristiwa atau berita yang terjadi di sekitar tempat tinggal kita. Kedekatan psikologis lebih banyak ditentukan oleh tingkat ketertarikan pikiran, perasaan, atau kejiwaan, seseorang dengan suatu obyek peristiwa atau berita.


(34)

News is information. Berita adalah informasi. Menurut Wilbur Schramm, informasi adalah segala yang bisa menghilangkan ketidakpastian.

g. Konflik (conflict)

News is conflict. Berita adalah konflik atau segala sesuatu yang mengandung unsur atau sarat dengan unsur pertentangan.

2) Variabel terikat (Perilaku Mahasiswa Dalam Memilih BBM)

a. Attention (perhatian), atensi atau perhatian adalah pemrosesan secara sadar sejumlah kecil informasi dari sejumlah besar informasi yang tersedia. Informasi didapatkan dari penginderaan, ingatan maupun proses kognitif lainnya. Proses atensi membantu efisiensi penggunaan sumberdaya mental yang terbatas yang kemudian akan membantu kecepatan reaksi terhadap rangsang tertentu.Pengambilan keputusan pembelian adalah suatu proses psikologis yang dilalui oleh konsumen atau pembeli, prosesnya yang diawali dengan tahap menaruh perhatian (Attention) terhadap barang atau jasa.

b. Interest (daya tarik), setelah timbul perhatian kemudian jika berkesan dia akan melangkah ke tahap ketertarikan (Interest) untuk mengetahui lebih jauh tentang keistimewaan produk atau jasa tersebut.

c. Desire (keinginan), jika intensitas ketertarikannya kuat berlanjut ke tahap berhasrat/berminat (Desire) karena barang atau jasa yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan-nya.


(35)

d. Decision (keputusan), merupakan terlibat dalam kegiatan yang membawa seseorang pada situasi memilih apakah menerima atau menolak, jika hasrat dan minatnya begitu kuat baik karena dorongan dari dalam atau rangsangan persuasif dari luar maka konsumen atau pembeli tersebut akan mengambil keputusan membeli.

e. Action (tindakan), perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati pihak luar (Notoatmodjo 2003 hal 114), setelah mengambil keputusan, maka melakukan tindakan (Action to buy) barang atau jasa yang di tawarkan.

1.10 Hipotesis

Hipotesis adalah sarana penelitian ilmiah yang penting dan tidak bisa ditinggalkan karena merupakan instrument kerja dari teori (Singarimbun, 1995 : 43). Hipotesis adalah kesimpulan yang masih belum final, dalam arti masih harus dibuktikan atau diuji kebenarannya (Nawawi, 1991 : 44). Hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Ho : Tidak terdapat hubungan antara pemberitaan pembatasan BBM subsidi di TV One terhadap perilaku mahasiswa USU dalam memilih BBM.

Ha : Terdapat hubungan antara pemberitaan pembatasan BBM subsidi di TV One terhadap perilaku mahasiswa USU dalam memilih BBM.


(36)

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1 Komunikasi

Secara epistemologi istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari bahasa latin yakni communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti “ sama ”. Sama dalam arti kata ini bisa dikatakan dengan pemaknaan yang sama. Jadi, secara sederhana dalam proses Komunikasi yang terjadi adalah bermuara pada usaha untuk mendapatkan kesamaan makna atau pemahaman pada subjek yang melakukan komunikasi tersebut. Komunikasi bukan hanya hal yang paling wajar dalam pola tindakan manusia, tetapi juga paling rumit (Purba dkk,2006;29). Ungkapan di atas tidak dapat dipungkiri karena Komunikasi merupakan hal yang dilakukan sejak manusia lahir ke bumi. Komunikasi dapat diartikan sebagai bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi antara yang satu dengan yang lain sengaja atau tidak sengaja, dan tidak terbatas pada komunikasi verbal saja (Cangara,2003:20).

Dalam perkembangannya, banyak ahli komunikasi mendefinisikan komunikasi secara berbeda-beda. Sejak awal abad 20 tepatnya 1930-1960, definisi-definisi mengenai komunikasi telah banyak diungkap, ketika itu para ahli di Amerika Serikat mulai merasakan kebutuhan akan “Science Of Communication”, dan diantaranya adalah Carl I Hovland. Menurutnya ilmu komunikasi adalah salah satu usaha yang sistimatis untuk merumuskan secara tegas atas dasar azas-azas tersebut disampaikan informasi serta dibentuk dan sikap (a systematic to formulate in regurous fashin the principles by which information is teransmitted and opinions and attitudes are formed) (Purba dkk,2006:29). Jika Carl I. Hovland mendefinisikan Komunikasi


(37)

sebagai usaha yang sistimatis, maka Harold Laswell menerangkan cara terbaik untuk menggambarkan Komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: Who Says What channel To Whom Whit What Effect? Yang berarti “Siapa Mengatakan Apa dengan Saluran Apa Kepada Pengaruh Bagaimana?” (Muliana,2005:62).

2. 2. Televisi sebagai Media Komunikasi Massa 2.2.1 Pengertian televisi

Televisi (TV) berasal dari kata tele yang artinya jauh dan vision, artinya tampak. Jadi, televisi adalah suatu alat komunikasi yang tampak atau dapat dilihat dari jarak jauh. Televisi juga bisa dikatakan sebagai perangkat elektronik yang dapat disaksikan atau dinikmati. Televisi juga merupakan alat yang dapat menampilkan gambar pada layar berasal dari gelombang frekuensi tinggi tanpa perantara fisik. (http;duniatv.bogspot.com/2008/02/sejarah-televisi.html)

Di Indonesia, pada tahun 1962 menjadi tonggak pertelevisian nasional Indonesia dengan berdiri dan beroperasinya TVRI. Pada perkembangan TVRI menjadi alat strategis pemerintah dalam banyak kegiatan, mulai dari kegiatan sosial hingga kegiatan-kegiatan politik. Selanjutnya televisi terus berkembang ditandai dengan banyaknya stasiun swasta yang bermunculan, seperi Indosiar, RCTI, SCTV, Metro TV, TV One, Global TV dll. Media televisi mampu mendekatkan peristiwa dan tempat kegiatan dengan penontonnya.


(38)

2.2.2 Fungsi televisi

Melalui televisi maka setiap audiens dapat menerima informasi dalam ruang lingkup yang sangat luas. Kotak televisi yang pertama dijual pada akhir tahun 1930-an sudah menjadi salah satu alat penerima komunikasi utama dalam rumah, perdagangan dan institusi, khususnya sebagai sumber an, kemuncula menjadikan kotak televisi sebagai alat untuk menayangkan hasil rekaman.

Walaupun terdapat pula kegunaan televisi yang lain seperti menyamai siste pemancar frekuensi radio berkuasa tinggi unt penerima TV.

Penyiaran TV biasanya disebarkan melalui pancar saluran yang ditetapkan dala dipancarkan dengan suara pada awalnya direkam dan dipancarkan dalam bentuk gelomban kebelakangan ini perusahaan siaran publik maupun swasta kini beralih ke teknologi

Sebuah kotak televisi biasanya terdiri dari bermacam-macam yang terdapat didalamnya, termasuk sirkuit penerima dan penangkap gelombang penyiaran. penggunaan teknologi seperti analog


(39)

senjata, di tempat-tempat yang biasanya atau terlalu berbahaya untuk diperhatikan secara dekat.

eksperimen, suka cita dan perhormatan oleh para orang awam dibawah pengendalian

2.2.3 Sejarah Perkembangan Televisi

Dalam penemuan televisi, terdapat banyak pihak, penemu maupun inovator yang terlibat, baik perorangan maupun badan usaha. Televisi adalah karya massal yang dikembangkan dari tahun ke tahun. Awal dari televisi tentu tidak bisa dipisahkan dari penemuan dasar, hukum elektronik.

) membuat seseorang melihat gelom menyebut tembakan gelombang sinar dalam tabung hampa itu dinamakan sebagai

menggunakan kepingan 18 garis.

(liquid crystals), yang kelak menjadi bahan baku pembuata LCD baru dikembangkan sebagai layar 60 tahun kemudian.


(40)

• Inilah yang menjadi dassar televisi layar tabung.

pada acar Teknologi Dunia di

menggunakan sinar katoda untuk mengirim gambar.

mengembangkan televisi modern pertama saat berusia 21 tahun. Gagasannya tentan

dinamaka CRT.

343 garis.

dikemukakan Dr.


(41)

berwarna.

jenis bar mengembangkan jenis televisi OLED. Sementara itu, ringan.

dengan resolusi mencapai 1.125 garis.

kali.

plasma Larry Weber selesai. Ia berhasil menciptakan layar plasma yang lebih stabil dan cemerlang. Larry Weber kemudian megadakan riset dengan investasi senilai 26 juta dolar Amerika Serikat dari perusahaan

• dekade

Baik LCD, Plasma maupun CRT terus mengeluarkan produk terakhir yang lebih sempurna dari sebelumnya.

Memang benar banyak sebagian orang mengatakan kalau gambar yang dihasilkan TV LCD dan Plasma memiliki resolusi yang lebih tinggi. Tetapi kekurangannya adalah masa atau umur TV tersebut tidak dapat berumur panjang jika kita


(42)

memakainya terus-menerus jika kalau dibandingkan dengan TV CRT atau yang dikenal sebagai tivi biasa yang digunakan orang pada umumnya.

2.2.4 Sejarah televisi di Indonesia

Pada tahun proyek media massa televisi ke dalam proyek pembangunan bawah koordinasi urusan proyek Asian Games IV. Pada tanggal Panitia Persiapan Televisi (P2T).

Pada mengirimkan teleks kepada Menteri Penerangan saat itu, menyiapkan proyek televisi (saat itu waktu persiapan hanya tinggal 10 bulan) dengan jadwal sebagai berikut :

1. Membangun studio di eks AKPEN di Senayan (TVRI sekarang).

2. Membangun dua pemancar: 100 watt dan 10 Kw dengan tower 3. Mempersiapkan software (program dan tenaga).

Pada tanggal acara HUT Jakarta, dengan pemancar cadangan berkekuatan 100 watt. Kemudian pada 24 Agustus 1962, TVRI mengudara untuk pertama kalinya dengan acara siaran langsung upacara pembukaan Asian Games IV dari stadion utam


(43)

Pada tanggal pembentukan Yayasan TVRI dengan Pimpinan Umum Presiden RI. Pada tahu mulailah dirintis pembangunan Stasiun Penyiaran Daerah dimulai dengan TVRI Stasiun Yogyakarta, yang secara berturut-turut diikuti dengan Stasiun

2.3 Berita

2.3.1 Pengertian berita

Berita berasal dari bahsa sansekerta "Vrit" yang dalam bahasa Inggris disebut "Write" yang arti sebenarnya adalah "Ada" atau "Terjadi".Ada juga yang menyebut dengan "Vritta" artinya "kejadian" atau "Yang Telah Terjadi". Menurut kamus besar, berita berarti laporan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat.

Berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, menarik dan atau penting bagi sebagian besar khalayak, melalui media berkala seperti surat kabar, radio, televisi, atau media on-line internet.

News (berita) mengandung kata new yang berarti baru. Secara singkat sebuah berita adalah sesuatu yang baru yang diketengahkan bagi khalayak pembaca atau pendengar. Dengan kata lain, news adalah apa yang surat kabar atau majalah cetak atau apa yang para penyiar beberkan.

Menurut Willard C. Bleyer, berita merupakan sesuatu yang terbaru yang dipilih oleh wartawan untuk dimuat dalam surat kabar. Karena itu ia dapat menarik atau mempunyai makna bagi pembaca surat kabar, atau karena jika dapat menarik pembaca - pembaca tersebut.


(44)

Sedangkan menurut William S. Maulsby, berita adalah suatu penuturan secara benar dan tidak memihak dari fakta yang mempunyai arti penting dan baru terjadi, yang dapat menarik perhatian pembaca surat kabar yang memuat berita tersebut.

2.3.2 Nilai-nilai berita

Tidak semua laporan tentang kejadian pantas dilaporkan kepada khalayak. Pertengkaran antara suami-istri orang kebanyakan tidak perlu dilaporkan kepada khalayak. Pekerjaan seorang dosen membimbing mahasiswa juga tidak perlu dilaporkan kepada khalayak. Mengapa? Di samping merupakan peristiwa rutin, kedua peristiwa tersebut juga tidak memiliki nilai berita.

Lalu, apa kriteria peristiwa yang patut dilaporkan kepada khalayak? Kriterianya hanya satu, yaitu peristiwa yang memiliki nilai berita. Nilai berita sendiri, menurut Julian Harriss, Kelly Leiter dan Stanley Johnson, mengandung delapan unsur, yaitu: konflik, kemajuan, penting, dekat, aktual, unik, manusiawi, dan berpengaruh. Artinya, sebelum seseorang melaporkan sebuah peristiwa, ia perlu mengkonfirmasikannya dengan kriteria-kriteria tersebut:

1. Konflik

Informasi yang menggambarkan pertentangan antar manusia, bangsa dan negara perlu dilaporkan kepada khalayak. Dengan begitu khalayak mudah untuk mengambil sikap.

2. Kemajuan

Informasi tentang kemajuan ilmu pengatahuan dan teknologi senantiasa perlu dilaporkan kepada khalayak. Dengan demikian,


(45)

khalayak mengetahui kemajuan peradapan menusia. Penting Informasi yang penting bagi khalayak dalam rangka menjalani kehidupan mereka sehari-hari perlu segera dilaporkan kepada khalayak.

3. Dekat

Informasi yang memiliki kedekatan emosi dan jarak geografis dengan khalayak perlu segera dilaporkan. Makin dekat satu lokasi peristiwa dengan tempat khalayak, informasinya akan makin disukai khalayak. 4. Aktual

Informasi tentang peristiwa yang unik, yang jarang terjadi perlu segera dilaporkan kepada khalayak. Banyak sekali peristiwa yang unik, misalnya mobil bermain sepak bola, perkawanan manusia dengan gorila, dan sebagainya.

5. Manusiawi

Informasi yang bisa menyentuh emosi khalayak, seperti yang bisa membuat menangis, terharu, tertawa, dan sebagainya, perlu dilaporkan kepada khalayak. Dengan begitu, khalayak akan bisa meningkatkan taraf kemanusiaannya.

6. Berpengaruh

Informasi mengenai peristiwa yang berpengaruh terhadap kehidupan orang banyak perlu dilaporkan kepada khalayak. Misalnya informasi tentang operasi pasar Bulog, informasi tentang banjir, dan sebagainya. Jumlah unsur nilai berita yang harus dipenuhi setiap peristiwa sebelum dijadikan berita berbeda pada setiap penerbitan pers. Ada surat kabar yang menetapkan hanya lima unsur nilai berita. Tetapi, ada juga yang enam unsur. Yang jelas, makin banyak sebuah peritiwa memiliki unsur


(46)

nilai berita, makin besar kemungkinan beritanya disiarkan oleh penerbitan pers.

2.3.3 Jenis-jenis berita

Kalau kita sepakat bahwa yang menjadi bahan dasar berita adalah realitas sosial dalam bentuk peristiwa, maka jelas peristiwa itu bermacam-macam. Da peristiwa orang berseminar. Ada pula peristiwa pembunuhan. Bahkan ada peristiwa pembatalan SIUPP. Untuk memudahkan penggolongan jenis-jenis berita berdasarkan peristiwa yang terjadi dalam kehidupan manusia, Maryono Basuki membagi berita berdasarkan: (1) sifat kejadian; (2) masalah yang dicakup; (3) lingkup pemberitaan; dan (4) sifat pemberitaan (Basuki 1983:5). Berdasarkan sifat kejadian, terdapat empat jenis berita, yaitu:

Berita yang sudah diduga akan terjadi. Misalnya: wawancara seorang wartawan dengan Goenawan Mohamad yang tampil dalam sebuah seminar.

Berita tentang peristiwa yang terjadi mendadak sontak. Misalnya: peristiwa kebakaran kantor sentral telepon.

Berita tentang peristiwa yang direncanakan akan terjadi. Misalnya: peristiwa peringatan Hari Lingkungan Hidup setiap 5 Juni.

Berita tentang gabungan peristiwa terduga dan tidak terduga. Misalnya: peristiwa percobaan pembunuhan kepala negara pada acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Berdasarkan masalah yang dicakup. Masalah di sini biasanya merujuk kepada aspek kehidupan yang ada di tengah-tengah masyarakat. Secara umum, terdapat empat aspek kehidupan manusia, yaitu: aspek sosial, ekonomi, politik, dan kebudayaan. Tetapi, seiring dengan perkembangan masyarakat, keempat aspek ini


(47)

terasa tidak memadai lagi. Ia perlu dipecah lagi menjadi berbagai aspek. Karena itu, tidak ada salahnya menggolongkan jenis berita berdasarkan masalah yang dicakup menurut jumlah kementrian yang ada dalam Kabinet Pembangunan 6.

Atas dasar pemikiran ini, jenis-jenis berita tersebut menjadi: berita dalam negeri, berita luar negeri, berita hukum, berita sosial, berita pendidikan dan kebudayaan, berita pertanian, berita lingkungan hidup, berita perumahan, berita pemuda dan oleh raga, berita transmigrasi, berita kesehatan, berita ilmu pengetahuan, berita kopersi, berita pertanahan, berita penerangan, berita perindustrian, berita perbankan, berita perhubungan, berita perdagangan, berita kehutanan, berita agama, berita pertambangan, dan berita pangan.

Berdasarkan lingkup pemberitaan. Lingkup pemberitaan, biasanya, dibagi menjadi empat bagian, yaitu lokal, regional, nasional, dan internasional. Sebuah berita disebut berlingkup lokal kalau peristiwa yang dilaporkannya terjadi di sebuah kabupaten dan akibatnya hanya dirasakan di daerah itu, atau paling-paling di kabupaten lain dalam propinsi yang sama. Sebuah berita disebut berlingkup nasional kalau pelaporan peristiwa yang terjadi di satu negara dapat dirasakan di negara lain.

Berdasarkan sifat pemberitaan. Sifat berita bisa dilihat dari isinya. Ada isi berita yang memberitahu, mendidik, menghibur, memberikan contoh, mempengaruhi, dan sebagainya. Bisa saya sebuah berita mempunyai sifat lebih dari satu. Tetapi, sifat berita yang terutama adalah memberitahu.


(48)

2.3.4 Unsur-unsur berita

Secara umum, unsur-unsur berita yang selalu ada pada sebuah berita adalah: headline, deadline, lead, dan body (Basuki 1983:22-25).

1) Headline

Biasa disebut judul. Sering juga dilengkapi dengan anak judul. Ia berguna untuk: (1) menolong pembaca agar segera mengetahui peristiwa yang akan diberitakan; (2) menonjolkan satu berita dengan dukungan teknik grafika.

2) Deadline

Ada yang terdiri atas nama media massa, tempat kejadian dan tanggal kejadian. Ada pula yang terdiri atas nama media massa, tempat kejadian dan tanggal kejadian. Tujuannya adalah untuk menunjukkan tempat kejadian dan inisial media.

3) Lead

Lazim disebut teras berita. Biasanya ditulis pada paragraph pertama sebuah berita. Ia merupakan unsur yang paling penting dari sebuah berita, yang menentukan apakah isi berita akan dibaca atau tidak. Ia merupakan sari pati sebuah berita, yang melukiskan seluruh berita secara singkat.

4) Body

Atau tubuh berita. Isinya menceritakan peristiwa yang dilaporkan dengan bahasa yang singkat, padat, dan jelas. Dengan demikian body merupakan perkembangan berita.


(49)

2.3.5 Struktur berita

Struktur berita sangat ditentukan oleh format berita yang akan ditulis. Struktur berita langsung berbeda dengan beritaringan dan berita kisah. Tetapi, untuk berita langsung, menurut Bruce D. Itule dan Douglas A. Anderson, struktur yang lazim hanya satu, yaitu piramida terbalik.

Lead menunjukkan bagian permulaan berita yang paling penting. Sedangkan piramida terbalik menunjukkan begian yang penting dari sebuah berita pada bagian awal dan makin ke bawah makin kurang penting. Dengan perkataan lain, seiring dengan menyempitkan piramida terbalik, berkurang pula arti penting beritanya. Struktur seperti ini, di samping memudahkan mengenali inti berita, juga memudahkan pemotongan bagian yang tidakmungkin termuat. (Sumber: Ditjen Pendidikan Tinggi Dep P dan K, 1978: 148).

2.4Model teori S-O-R

Dimulai pada tahun 1930-an, lahir suatu model klasik komunikasi yang banyak mendapat pengaruh teori psikologi, Teori S-O-R singkatan dari Stimulus-Organism-Response. Objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen : sikap, opini, perilaku, kognisi afeksi dan konasi.

Asumsi dasar dari model ini adalah: media massa menimbulkan efek yang terarah, segera dan langsung terhadap komunikan. Stimulus Response Theory atau S-R theory. Model ini menunjukkan bahwa komunikasi merupakan proses aksi-reaksi. Artinya model ini mengasumsikan bahwa kata-kata verbal, isyarat non verbal,


(50)

simbol-simbol tertentu akan merangsang orang lain memberikan respon dengan cara tertentu. Pola S-O-R ini dapat berlangsung secara positif atau negatif; misal jika orang tersenyum akan dibalas tersenyum ini merupakan reaksi positif, namun jika tersenyum dibalas dengan palingan muka maka ini merupakan reaksi negatif. Model inilah yang kemudian mempengaruhi suatu teori klasik komunikasi yaitu Hypodermic Needle atau teori jarum suntik. Asumsi dari teori inipun tidak jauh berbeda dengan model S-O-R, yakni bahwa media secara langsung dan cepat memiliki efek yang kuat tehadap komunikan. Artinya media diibaratkan sebagai jarum suntik besar yang memiliki kapasitas sebagai perangsang (S) dan menghasilkan tanggapan ( R) yang kuat pula.

Menurut stimulus response ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Jadi unsur-unsur dalam model ini adalah ;

a. Pesan (stimulus, S)

b. Komunikan (organism, O) c. Efek (Response, R)

Hosland, et al (1953) mengatakan bahwa proses perubahan perilaku pada hakekatnya sama dengan proses belajar. Proses perubahan perilaku tersebut menggambarkan proses belajar pada individu yang terdiri dari :

Stimulus (rangsang) yang diberikan pada organisme dapat diterima atau ditolak. Apabila stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak berarti stimulus itu tidak efektif mempengaruhi perhatian individu dan berhenti disini. Tetapi bila stimulus diterima oleh organisme berarti ada perhatian dari individu dan stimulus tersebut efektif.


(51)

Apabila stimulus telah mendapat perhatian dari organisme (diterima) maka ia mengerti stimulus ini dan dilanjutkan kepada proses berikutnya.

Setelah itu organisme mengolah stimulus tersebut sehingga terjadi kesediaan untuk bertindak demi stimulus yang telah diterimanya (bersikap).

Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan maka stimulus tersebut mempunyai efek tindakan dari individu tersebut (perubahan perilaku).

Selanjutnya teori ini mengatakan bahwa perilaku dapat berubah hanya apabila stimulus (rangsang) yang diberikan benar-benar melebihi dari stimulus semula. Stimulus yang dapat melebihi stimulus semula ini berarti stimulus yang diberikan harus dapat meyakinkan organisme. Dalam meyakinkan organisme ini, faktor reinforcement memegang peranan penting.

Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah, hanya jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula. Mengutip pendapat Hovland, Janis dan Kelley yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting yaitu :

(a) perhatian (b) pengertian (c) penerimaan.

Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap.


(52)

Teori ini mendasarkan asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan perilaku tergantung kepada kualitas rangsang (stimulus) yang berkomunikasi dengan organisme. Artinya kualitas dari sumber komunikasi (sources) misalnya kredibilitas, kepemimpinan, gaya berbicara sangat menentukan keberhasilan perubahan perilaku seseorang, kelompok atau masyarakat.

Pendekatan teori S-O-R lebih mengutamakan cara-cara pemberian imbalan yang efektif agar komponen kognisi dapat diarahkan pada sasaran yang dikehendaki. Sedangkan pemberian informasi penting untuk dapat berubahnya komponen kognisi. Komponen kognisi itu merupakan dasar untuk memahami dan mengambil keputusan agar dalam keputusan itu terjadi keseimbangan. Keseimbangan inilah yang merupakan system dalam menentukan arah dan tingkah laku seseorang. Dalam penentuan arah itu terbentuk pula motif yang mendorong terjadinya tingkah laku tersebut. Dinamika tingkah laku disebabkan pengaruh internal dan eksternal.

Dalam teori S-O-R, pengaruh eksternal ini yang dapat menjadi stimulus dan memberikan rangsangan sehingga berubahnya sikap dan tingkah laku seseorang. Untuk keberhasilan dalam mengubah sikap maka komunikator perlu memberikan tambahan stimulus (penguatan) agar penerima berita mau mengubah sikap. Hal ini dapat dilakukan dalam barbagai cara seperti dengan pemberian imbalan atau hukuman. Dengan cara demikian ini penerima informasi akan mempersepsikannya sebagai suatu arti yang bermanfaat bagi dirinya dan adanya sanksi jika hak ini dilakukan atau tidak. Dengan sendirinya penguatan ini harus dapat dimengerti, dan diterima sebagai hal yang mempunyai efek langsung terhadap sikap. Untuk tercapainya ini perlu cara penyampaian yang efektif dan efisien.

Kontribusi Teori S-O-R begitu terlihat dalam iklan televisi. Dilihat dari sudut pandang target sasaran, secara kondisional yang gampang dipersuasi adalah remaja.


(53)

Remaja. Remaja yang masih berada pada masa transisi memiliki tingkat selekivitas yang lebih rendah di bandingkan dengan dengan orang dewasa. Konsekuensinya, wajar jika remaja menjadi kelompok sasaran utama iklan televisi. Akibatnya, tanpa disadari remaja telah memposisikan diri sebagai kelompok hedonis dengan rating tinggi. Keinginan yang selalu menggebu-gebu dalam memenuhi kebutuhan hidup adalah indikasi yang pas sekaligus menggambarkan betapa remaja begitu sukar untuk menunda desakan kebutuhan emosinya.

Membeli dan mencoba seakan menjadi bagian hidup remaja yang sejalan dengan mengkristalnya kognisi tentang aneka ragam kebutuhan yang ditawarkan televisi melalui iklannya yang akomodatif dan fantastis.

2.5 Teori AIDDA

Efektivitas penyampaikan pesan komunikasi bisnis, ditentukan oleh banyak hal. Satu di antaranya, adalah efektivitas penyampaian pesan dengan cara menarik perhatian komunikan. Untuk kepentingan ini, konsep AIDDA bisa kita terapkan. Seperti yang disampaikan Wilbur Schram, the condition of success in communication”, yakni kondisi yang harus dipenuhi jika kita menginginkan agar suatu pesan membangkitkan tanggapan yang kita kehendaki, dengan memperhatikan :

a. Pesan harus dirancang dan disampaikan sehingga menarik.

b. Pesan harus menggunakan lambang-lambang tertuju kepada pengalaman antara komunikator dan komunikan, sehingga dimengerti. c. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan.

d. Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan komunikan.


(54)

Jadi., langkah pertama yang harus dilakukan, adalah bagaimana caranya kita bisa harus bisa menarik perhatian komunikan. Buat supaya komunikan tertarik untuk lebih ingin tahu mengenai isi pesannya. Penyajian pesan bisnis agar menarik, jelas pada awalnya, tergantung pada packaging pesan sesuai media yang digunakan.

Saat kita menggunakan media cetak misalnya, usahan pesan bisnis yang kita sampaikan sajiannya menarik. Baik dari segi content, maupun tampilan secara keseluruhan. Bisa diakali dengan pemilihan font ( jenis huruf ), warna ataupun design grafis secara keseluruhan.

Atau manakala kita menyampaikan pesan bisnis melalui televisi misalnya. Melalui team creative, harus bisa terkemas informasi yang sangat menarik. Karena ada kecenderungan, komunikan saat ini, tidak hanya butuh informasi, tetapi sesuatu yang bisa sekaligus menghibur mereka.

Saat kita harus melakukan komunikasi langsung misalnya., usahakan daya tarik bisa dimaksimalkan secara personal. Tentunya dalam hal ini,. komunikator harus benar-benar bisa “bicara” . Tidak hanya benar menyampaikan informasinya, tetapi juga menarik saat menyampaikannya.

Februari 2011)

2.6 Tentang TV One

Tanggal 14 Februari 2008, pukul 19.30 WIB, merupakan saat bersejarah karena untuk pertama kalinya tvOne mengudara. Peresmian dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, tvOne menjadi stasiun tv pertama


(55)

di Indonesia yang mendapatkan kesempatan untuk diresmikan dari Istana Presiden Republik Indonesia.

Tv One secara progresif menginspirasi masyarakat Indonesia yang berusia 15 tahun ke atas agar berpikiran maju dan melakukan perbaikan bagi diri sendiri serta masyarakat sekitar melalui program News and Sports yang dimilikinya.

Mengklasifikasikan program-programnya dalam kategori News One, Sport One, Info One, dan Reality One, tvOne membuktikan keseriusannya dalam menerapkan strategi tersebut dengan menampilkan format-format yang inovatif dalam hal pemberitaan dan penyajian program.

Sebagai pendatang baru dalam dunia News, tvOne telah mempersiapkan bentuk berita baru yang belum pernah ada sebelumnya. Seperti Apa Kabar Indonesia, yang merupakan program informasi dalam bentuk diskusi ringan dengan topik-topik terhangat bersama para narasumber dan masyarakat, disiarkan secara langsung pada pagi hari dari studio luar tvOne. Program berita hardnews tvOne dikemas dengan judul : Kabar Terkini, Kabar Pagi, Kabar Pasar, Kabar Siang, Kabar Petang dan Kabar Malam. Kemasan yang berbeda juga disuguhkan oleh Kabar Petang, menampilkan bentuk pemberitaan yang menghadirkan secara langsung berita-berita dari Biro Pusat Jakarta dan beberapa Biro Daerah ( Medan, Surabaya, Makassar ) dengan bobot pemberitaan yang berimbang antar semua Biro. Program ini meraih penghargaan MURI (Museum Rekor Indonesia) sebagai “Tayangan Berita yang Dibacakan Langsung Oleh 5 Presenter dari 4 Kota Yang Berbeda Dalam Satu Layar”. Sedangkan Kabar Malam bekerjasama dengan seluruh media nusantara untuk menghasilkan editorial yang lengkap, kredibel dan dinamis.


(56)

Tayangan Sport tvOne akan meliputi pertandingan-pertandingan unggulan yang disiarkan langsung, mulai dari Kompetisi Sepakbola Nasional (Copa Indonesia), Sepak Bola Eropa (Liga Inggris dan Liga Belanda), Kompetisi Bola Basket Nasional (IBL) dan Bola Voli Nasional (Pro Liga).

Tv One juga menayangkan program-program Selected Entertainment yang mampu memberikan inspirasi bagi para pemirsa untuk maju dan selalu berpikiran positif, tanpa unsur membodohi.

Pada awal tahun ini, tvOne memiliki 26 stasiun pemancar dan pada akhir tahun akan menjadi 37 stasiun pemancar di berbagai daerah dengan jumlah potensi pemirsa 162 juta pemirsa. Melalui perkembangan tersebut, diharapkan penyebaran semangat tvOne untuk mendorong kemajuan bangsa dapat terealisasi dengan baik.

2.6.1 Tag line:

“Tv One Terdepan Mengabarkan”

2.6.2 Visi

Tv One secara korporasi mempunyai VISI untuk mencerdaskan semua lapisan masyarakat yang pada akhirnya memajukan bangsa.

2.6.3 Misi

- Menjadi stasiun TV Berita & Olahraga nomor satu.

- Menayangkan program News & Sport yang secara progresif mendidik pemirsa untuk berpikiran maju, positif dan cerdas.

- Memilih program News & Sport yang informatif dan inovatif dalam penyajian dan kemasan.


(57)

2.6.4 Logo

* Warna Merah dan Putih melambangkan Indonesia

* Lingkaran dengan angka 1 di dalamnya merupakan simbol persatuan

* Sedangkan penggunaan kalimat berbahasa Inggris, One, menunjukkan kesiapan tvOne dalam kancah pertelevisian global. Mudah dipahami oleh mitra kerja tvOne yang berada di luar negeri serta mencerminkan optimisme kebangsaan, sebagai bangsa Indonesia yang ingin maju.

2.7 Bahan Bakar Minyak (BBM)

Bahan bakar adalah materi yang bisa diubah menjadi energi. Salah satu contoh bahan bakar yang cukup populer adalah bensin.

Bahan bakar adalah fraksi yang diperoleh dari minyak distilasi , baik sebagai distilat atau residu yang.. Secara umum, bahan bakar minyak adalah setiap bahan bakar minyak cair yang dibakar dalam tungku atau boiler untuk generasi panas atau digunakan dalam sebuah mesin untuk generasi tenaga, kecuali minyak memiliki titik nyala sekitar 40 ° C (104 ° F) dan minyak dibakar dalam pembakar kapas atau wol-sumbu. Bahan bakar terbuat dari panjang hidrokarbon rantai, terutama alkana , sikloalkana dan aromatik . Minyak bakar Istilah ini juga digunakan dalam arti yang lebih ketat untuk merujuk hanya untuk bahan bakar komersial terberat yang dapat diperoleh dari minyak mentah , lebih berat daripada bensin dan nafta .


(58)

Berdasarkan materinya : 1. Bahan bakar padat

Bahan bakar padat merupakan bahan bakar berbentuk padat, dan kebanyakan menjadi sumber energi panas. Misalnya kayu dan batubara. Energi panas yang dihasilkan bisa digunakan untuk memanaskan air menjadi uap untuk menggerakkan peralatan dan menyediakan energi.

2. Bahan bakar cair

Bahan bakar yang berbentuk cair, paling populer adalah bahan bakar minyak atau BBM. Selain bisa digunakan untuk memanaskan air menjadi uap, bahan bakar cair biasa digunakan kendaraan bermotor. Karena bahan bakar cair seperti Bensin bisa dibakar dalam karburator dan menjalankan mesin.

3. Bahan bakar gas

Bahan bakar gas ada dua jenis, yakni Compressed Natural Gas (CNG) dan Liquid Petroleum Gas (LPG. CNG pada dasarnya terdiri dari metana sedangkan LPG adalah campuran dari propana, butana dan bahan kimia lainnya. LPG yang digunakan untuk kompor rumah tangga, sama bahannya dengan Bahan Bakar Gas yang biasa digunakan untuk sebagian kendaraan bermotor.

2.8 Pengertian Mahasiswa

Mahasiswa adalah seseorang yang sedang menikmati keindahan pendidikan di salah satu lembaga tinggi selama beberapa waktu yang telah ditentukan. Lembaga ini populer dengan sebutan universitas atau perguruan tinggi. Di lembaga inilah dia belajar mengasah otak, berpikir, memecahkan masalah tanpa masalah, belajar menjadi


(59)

orang mandiri, sabar, tawakkal, ikhlas, dan melatih keterampilan yang dia miliki tanpa merasa jenuh dan bosan guna menjadi insan sejati.

Namun di balik semua itu menjadi mahasiswa tidaklah semudah seseorang yang belum terkatagorikan mahasiswa (pelajar), baik dia berada dalam pendidikan formal atau tidak. Karena tugas mahasiswa tak cuma belajar di kelas, baca buku, buat makalah, presentasi, diskusi, hadir ke seminar, dan kegiatan-kegiatan lainnya yang bercorak kekampusan. Ada tugas lain yang lebih berat dan lebih menyentuh terhadap makna mahasiswa itu sendiri, yaitu sebagai agen perubah dan pengontrol sosial masyarakat. Tugas inilah yang dapat menjadikan dirinya sebagai harapan bangsa, yaitu menjadi orang yang setia mencarikan solusi berbagai problem yang sedang menyelimuti mereka. Inilah yang dapat menambah nilai plus bagi dirinya sebagai mahasiswa jika harapan mereka terwujud dan menjelma menjadi kenyataan dalam kehidupan mereka, tak cuma menjadi harapan yang kandas di tengah keruhnya kehidupan.

Mahasiswa sebagai agen perubahan sosial selalu dituntut untuk menunjukkan peranannya dalam kehidupan nyata agar dia tak menjadi mahasiswa gadungan yang secara hakekatnya dia pun tak mau dan tak sudi menyandangnya. Setidaknya secara garis besar ada tiga peranan penting dan mendasar bagi mahasiswa yaitu intelektual, moral dan sosial.

Peranan pertama, mahasiswa sebagai orang yang intelek, jenius, dan jeli harus bisa menjalankan hidupnya secara proporsional, sebagai seorang mahasiswa, anak, serta harapan masyarakat. Kedua, mahasiswa sebagai seorang yang hidup di kampus yang dikenal bebas berekspresi, beraksi, berdiskusi, berspekulasi dan berorasi, harus bisa menunjukkan tingkah laku yang bermoral dalam setiap tindak tanduknya tanpa terkontaminasi dan terpengaruh oleh kondisi dan lingkungan. Sebab dia sendiri


(60)

dengan kemampuannya sudah bisa mengukur antara baik-buruknya tindakan, selain selalu dipantau dan dicontoh oleh masyarakat. Ketiga, mahasiswa sebagai seorang yang membawa perubahan harus selalu bersinergi, berpikir kritis dan bertindak konkret yang terbingkai dengan kerelaan dan keikhlasan untuk menjadi pelopor, penyampai aspirasi dan pelayan masyarakat.


(61)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metode Penelitian berasal dari kata “metode” yang artinya cara yang tepat untuk melakukan sesuatu, dan logos yang artinya ilmu atau pengetahuan. Jadi, metodologi artinya cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara saksama untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan, penelitian adalah suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan dan menganalisis sampai menyusun laporannnya. (Kriyantono, Rachmat. 2006)

Metode penelitian adalah ilmu yang mempelajari cara-cara melakukan pengamatan dengan pemikiran yang tepat secara terpadu melalui tahapan-tahapan yang disusun secara ilmiah untuk mencari, menyusun serta menganalisis dan menyimpulkan data-data, sehingga dapat dipergunakan untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran sesuatu pengetahuan berdasarkan bimbingan Tuhan.

Metode penelitian ini bersifat korelasional yang bertujuan untuk menemukan hubungan pemberitaan pembatasan BBM subsidi di TV One terhadap perilaku mahasiswa USU dalam memilih BBM.

3.1 Lokasi Penelitian

3.1.1 Universitas Sumatera Utara

Kampus USU Padang Bulan sebagai kampus utama berlokasi di Keluarahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru. Kampus ini mulai digunakan sejak tahun 1957, sebelumnya beberapa Fakultas di lingkungan USU menggunakan sejumlah gedung yang tersebar di kota Medan termasuk di antaranya berlokasi di Jalan Seram,


(62)

Jalan Cik Ditiro, Jalan Sempali, dan Jalan Gandhi. Kampus Padang Bulan yang pada awalnya terdapat di pinggiran kota Medan, kemudiaan dengan perkembangan kota Medan sehingga sekarang berada di tengah-tengah kota. Kampus ini memiliki luas sekitar 122 Ha, dengan zona akademik seluas sekitar 100 Ha yang berada ditengahnya.

3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti yang terdiri dari manusia, hewan, benda, tumbuhan, gejala, peristiwa, sebagai sumber data yang lebih memiliki karakteristik tertentu dalam suatu peristiwa (Nawawi, 1991 : 141).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa USU stambuk 2007 s/d stambuk 2010 yang menggunakan kendaraan pribadi.

Tabel 2

Data Populasi Mahasiswa USU Program S-1 Dari Setiap Fakultas Stambuk 2007 s/d 2010 keadaan 2010/2011

Fakultas Jumlah Mahasiswa

Kedokteran 1.772

Hukum 1.712

Pertanian 2.352

Teknik 2.564


(1)

Berdasarkan hasil pengolahan data melalui perangkat lunak (soft ware) SPSS 16.0, maka diperoleh nilai koefisien korelasi (Rho) sebesar 0,383. Berdasarkan skala Guilford maka dapat dilihat nilai koefisien korelasi sebesar 0,383 berada di antara 0,020- 0,40, yang berarti mempunyai hubungan yang rendah tetapi pasti. Ternyata pemberitaan pembatasan BBM bersubsidi di TV One dengan perilaku mahasiswa dalam memilih BBM mempunyai hubungab yang rendah tetapi pasti.

Besarnya pengaruh pemberitaan pembatasan BBM bersubsidi terhadap perilaku mahasiswa dalam memilih BBM adalah 14,6 %. Sedangkan sisanya sebesar 85,4 % kurang berpengaruh karena faktor harga pertamax yang lebih mahal.

Rendahnya hubungan kedua variabel disebabkan karena faktor harga. Memang sebagian besar mahasiswa sering menonton berita mengenai pembatasan BBM bersubsidi di TV One, dan mengerti maksud berita tersebut, namun karena faktor harga yang lebih mahal membuat mahasiswa kurang bertindak menggunakan BBM non subsidi seperti pertamax.


(2)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa USU sering menonton acara berita di TV One. Seringnya mahasiswa USU menonton acara berita di TV One karena tertarik terhadap berita dan TV One merupakan salah satu stasiun yang mengutamakan program pemberitaan.

2. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa USU sering menonton berita mengenai pembatasan BBM bersubsidi di TV One.

3. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tayangan berita mengenai pembatasan BBM bersubsidi di TV One memiliki gambar yang bagus, pesan yang disampaikan jelas, intonasi bahasa yang menarik dan penampilan penyaji berita yang menarik.

4. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa USU menggunakan BBM bersubsidi atau premium. Mahasiswa menggunakan BBM bersubsidi karena harga yang lebih murah dibandingkan BBM non subsidi (pertamax).

5. Berdasarkan hasil uji hipotesis dapat disimpulkan bahwa nilai korelasi antara pemberitaan pembatasan BBM bersubsisdi di TV One dengan perilaku mahasiswa dalam memilih BBM adalah 0,383, yang berarti mempunyai hubungan rendah tapi pasti. Artinya pengaruh pemberitaan


(3)

dalam memilih BBM mempunyai hubungan yang rendah tetapi pasti. Besarnya pengaruh pemberitaan pembatasan BBM bersubsidi terhadap perilaku mahasiswa dalam memilih BBM adalah 14,6 %.

Rendahnya hubungan pemberitaan pembatasan BBM bersubsidi dengan perilaku mahasiswa dalam memilih BBM karena harga BBM non subsidi yang lebih mahal. Memang sebagian besar mahasiswa sering menonton berita pembatasan BBM bersubsidi di TV One, mengetahui maksud berita tersebut, dan juga tahu tentang BBM non subsidi. Namun, karena harga yang lebih mahal, maka sebagian besar mahasiswa kurang bertindak atau tidak bertindak menggunakan BBM non subsidi, mengingat mahasiswa mempunyai uang saku yang terbatas.

5.2 Saran

1. Frekuensi menonton berita pada mahasiswa USU sudah cukup tinggi, namun begitu, hendaknya mahasiswa tidak hanya sekedar menonton, tetapi memahami maksud berita tersebut.

2. Frekuensi menonton berita mengenai pembatasan BBM bersubsidi di TV One sudah cukup tinggi, namun hendaknya mahasiswa memahami maksud dan tujuan kebijakan tersebut.

3. Tayangan berita mengenai pembatasan BBM bersubsidi sudah bagus, hendaknya terus ditingkatkan baik instrument maupun kemampuan pihak-pihak di TV One.


(4)

4. Kurang tertariknya mahasiswa USU menggunakan BBM non subsidi karena harga yang lebih mahal, hendaknya harga BBM non subsidi (pertamax) dapat dikurangi.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi.2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Baksin, Askurifai. 2006. Jurnalistik Televisi Teori dan Praktik. Bandung : Simbiosa Rekatama Media.

Bungin, Burhan. 2005. Metode Peneltian Sosial : Format-format Kuntitatif

dan Kualitatif, Surabaya : Airlangga University Press.

Cangara, Hafied. 2003. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Ditjen Pendidikan Tinggi Dep P dan K, 1978: 148

Effendy, Onong Uchjana. 1986. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.


(6)

Mulyana, Deddy. 2005 . Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Nawawi, Hadari. 1991. Metode Penelitian Bidang Ilmu Sosial. Yogyakarta : Gajah Mada Press.

Purba, Amir dkk. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Medan: Pustaka Bangsa Press.

Rakhmad, Jalaludin.1986. Psikologi Komunikasi. Bandung : CV. Remadja Karya.

Rakhmad, Jalaludin 2009, Metode Penelitian Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung

Rakhmad, Jalaludin. 2004. Metode Penelitian Komunikasi : dilengkapi contoh analisis statistic. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1995. Metode Penelitian Survei : Edisi Revisi, Jakarta : LP3S.

Sumadiria, AS Haris.2005. Jurnalistik Indonesia : Menulis Berita dan Featurs

Panduan Praktis Jurnalis Profesional. Bandung : Simbiosa Rekatama