Latar Belakang Penelitian Prediksi Kebangkrutan Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Dan Pengaruhnya Terhadap Harga Saham

BAB-I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Bank sebagai sebuah institusi yang begitu penting dalam mendongkrak perekonomian kita saat ini, merupakan organisasi yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya dana pihak ketiga yang mengalir ke dalam perbankan, juga melimpahnya jenis tabungan yang di promosikan oleh perbankan sebagai unit yang akan menarik perhatian nasabah. Bank merupakan salah satu wadah yang dimiliki pemerintah dalam melaksanakan fungsi kebijakan moneter. Bank sebagai institusi yang bertujuan untuk memperoleh laba,dimana dalam hal ini bank tidak akan lepas dari fungsinya dalam mencari laba yang tinggi dan untuk memberi keuntungan maksimal bagi pemegang saham. Bank menurut Undang-Undang No.10 tahun 1998, adalah usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Perbankan Indonesia memasuki masa yang sulit selama tahun 2007-2009 akibat dari krisis keuangan yang melanda dunia, krisis ini mengakibatkan bank- bank di Indonesia lebih memperketat penggunaan dana yang mereka miliki sehingga ada beberapa asumsi yang beredar bahwa akan terjadi krisis yang sama besarnya dengan krisis moneter tahun 1997. Berita seputar perusahaan perbankan yang ada menjadikan para investor sedikit berhati-hati melihat saham perbankan sehingga mengakibatkan saham beberapa bank kurang diminati. Keadaan krisis ini juga menimbulkan efek pysikologis terhadap para investor yang takut dalam Universitas Sumatera Utara melakukan penawaran terhadap saham bank BNI. Penilaian perbankan dari sisi kinerja dapat menjadi patokan bagi setiap investor, kreditor maupun masyarakat umum untuk dapat melihat tingkat pencapaian manajemen perbankan melalui laporan keuangan yang diterbitkan. Analisis kinerja berbasis pendekatan Altman Z-score menilai kinerja perbankan dengan memperhatikan tiga rasio keuangan yaitu rasio likuiditas, rasio profitabilitas, dan rasio aktivitas. Alat ukur yang digunakan untuk menghitung rasio keuangan dengan pendekatan Altman Z-score yaitu, working capital to total assets ratio, retained earnings to total assets ratio ,earning before interest taxes to total assets ratio, market value of equity to book value of total debt ratio,sales to total assets ratio. Altman dalam Widyastuti2006 menunjukkan bahwa penggunaan analisis kinerja dengan menggunakan multivariate discriminant analysis terhadap rasio keuangan profitability, liquidity, dan solvency sangat bermanfaat dalam memprediksi kebangkrutan setahun sebelum mengalami kebangkrutan dengan tingkat akurasi 95, tingkat akurasi akan menurun apabila analisis dilakukan dua tahun sebelum kebangkrutan dengan akurasi sebesar 72 dan menurun sebesar 29 untuk periode 4 tahun sebelum bangkrut, dan 36untuk periode 5 tahun sebelum bangkrut. Widyastuti 2006 dalam Analisis Kinerja Keuangan Pendekatan Altman dan Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Jasa Go Public di Bursa Efek Jakarta,menemukan dari 6 perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2000-2001 terdapat satu perusahaan dalam kategori sehat dan lima perusahaan dalam kategori tidak sehat. Pada periode 2002-2004 terdapat dua Universitas Sumatera Utara perusahaan dalam kategori sehat dan empat perusahaan dalam kategori tidak sehat. Penelitian terhadap perusahaan jasa ini memperlihatkan keadaan yang tidak konsisten terhadap setiap perusahaan untuk setiap tahun yang diteliti lima perusahaan pada tahun 2000-2001 berada dibawah 2.675 dan hanya satu perusahaan yang memiliki nilai diatas 2.675. sedangkan pada tahun 2002-2004 dua perusahaan berada diatas 2.675 sedangkan empat perusahaan berada dibawah 2,675. Fakhrurozie 2007 dalam Analisis Pengaruh Kebangkrutan Bank Dengan Metode Altman Z-Score Terhadap harga Saham Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Jakarta menemukan bahwa selama tahun 2003-2005 perusahaan perbankan yang berjumlah 22 perusahaan masuk kategori bangkrut dimana skor yang diperoleh oleh seluruh saham perbankan menurut Altman berada dibawah 1,2. Perbedaan hanya ada pada tahun 2004 dimana Bank Rakyat Indonesia berada di skor 1,83 yang termasuk kedalam daerah abu-abu. Sedangkan pengaruh kebangkrutan terhadap harga saham hanya sebesar 21, 50 sedangkan sisanya sebesar 78,50 dipengaruhi oleh hal lain diluar metode Altman Z-score.Analisa yang dilakukan terhadap laporan keuangan dengan menggunakan metode Altman dilakukan untuk memprediksi kebangkrutan dalam sebuah perusahaan. Kebangkrutan dapat diartikan sebagai sebuah kesulitan likuiditas yang sangat parah sehingga perusahaan tidak dapat menjalankan operasi perusahaan dengan baik. Kebangkrutan secara hukum juga dapat terjadi apabila ada pihak tertentu yang memberikan gugatan secara hukum untuk mengajukan kebangkrutan. Pengertian lain mengenai kebangkrutan dapat dibagi dalam 2 bagian yaitu, Universitas Sumatera Utara kegagalan ekonomi dan kegagalan keuangan. Kegagalan ekonomi berarti bahwa perusahaan tidak mampu menutupi biaya operasional perusahaan, ini berarti tingkat labanya lebih kecil dari biaya modal. Kegagalan keuangan dapat berarti bahwa perusahaan mengalami kesulitan dana baik dalam pengertian kas ataupun dana dalam pengertian modal kerja. Kebangkrutan dalam perusahaan perbankan di Indonesia diakibatkan oleh nilai mata uang rupiah yang turun, suku bunga tinggi, terjadinya rush, hutang membengkak, simpanan nasabah rendah dan tingginya kredit macet pada perusahaan perbankan di Indonesia. Faktor-faktor lain yang menyebabkan kebangkrutan pada perusahaan adalah faktor umum,faktor eksternal perusahaan, faktor internal perusahaan.Analisa kebangkrutan model Altman akan memberikan informasi yang lebih baik untuk mengetahui keadaan perusahaan. Bagi calon pembeli, saham yang berpotensi bangkrut mengindikasikan kinerja perusahaan memburuk yang berimbas pada turunnya kemampuan perolehan laba sehingga calon pembeli saham kurang tertarik untuk mengadakan pembelian saham perusahaan tersebut pernyataan ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Francis 1988 dalam Rini Widyastuti bahwa untuk memperkirakan harga saham dapat menggunakan analisa fundamental yang menganalisa kondisi keuangan dan ekonomi perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Bagi calon pembeli saham potensi kebangkrutan mengindikasikan kinerja perusahaan memburuk yang berimbas pada turunnya kemampuan perolehan laba sehingga calon pembeli saham kurang tertarik untuk mengadakan pembelian saham perusahaan tersebut. Oleh karena harga saham ditentukan oleh Universitas Sumatera Utara kekuatan permintaan dan penawaran pasar maka jika hal tersebut diatas terjadi maka permintaan terhadap saham akan menurun dan berakibat pada turunnya harga saham. Analisa lain yang dapat kita gunakan dalam melakukan penilaian terhadap harga saham dapat dilihat dari kebijakan deviden yang dikeluarkan oleh perusahan,perusahan yang membayarkan deviden yang lebih besar akan menarik investor sehingga harga saham dari perusahaan akan meningkat. Selain melalui penilaian secara kinerja ada juga penilaian harga saham melalui aspek pysikologis dimana dalam aspek ini para investor lebih memilih pendekatan dengan melihat kebiasaan dari para investor pada masa lalu dalam menilai keadaan harga saham dimasa yang akan datang daripada melihat nilai intrinsik dari saham. Mengetahui fungsi strategis dunia perbankan di era sekarang ini maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai prediksi kebangkrutan berdasarkan analisa model Altman z-score pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan hubungannya dengan harga saham perbankan.

B. Perumusan Masalah