Hasil Pengamatan Berat Badan

37 Tabel 4.5 Hasil uji salivasi No. Dosis Waktu menit Jenis Kelamin 5 10 15 30 60 120 180 240 1. K Jantan - - - - - - - - Betina - - - - - - - - 2. P1 Jantan - - - - - - - - Betina - - - - - - - - 3. P2 Jantan - - - - - - - - Betina - - - - - - - - 4. P3 Jantan - - - - - - - - Betina - - - - - - - - 5. P4 Jantan - - - - - - - - Betina - - - - - - - - 6. P5 Jantan - - - - - - - - Betina - - - - - - - - Keterangan: K = kontrol; P1 = dosis 50 mgkg bb; P2 = dosis 500 mgkg bb; P3 = dosis 1000 mgkg bb; P4= dosis 2000 mgkg bb; P5 = dosis 4000 mgkg bb; - = tidak ada pengeluaran saliva; + = adanya pengeluaran saliva Berdasarkan Tabel 4.5 pada uji salivasi yaitu pengeluaran saliva menunjukkan bahwa mencit jantan dan betina setelah pemberian EEHSA masih dalam keadaan normal, tidak ditemukan pengeluaran saliva yang merupakan gejala toksik pada mencit jantan dan betina pada semua kelompok. Pengeluaran saliva yang berlebihan menunjukkan adanya sifat muskarinik Pudjiastuti, 2009.

4.2 Hasil Pengamatan Berat Badan

Rata-rata berat badan mencit jantan dan betina yang ditimbang setiap hari selama 14 hari dan dianalisis seminggu sekali dapat dilihat pada Tabel 4.6. 38 Tabel 4.6 Hasil rata-rata berat badan Minggu Jenis Kelamin Rata-rata berat badan g ± SD K P1 p P2 p P3 p P4 p P5 P I Jantan 24,33 ± 0,73 24,31 ± 0,55 0,939 25,13 ± 1,07 0,089 25,13 ± 0,47 0,114 24,79 ± 1,63 0,519 25,53 ± 1,42 0,095 Betina 24,19 ± 0,84 24,28 ± 1,12 25,18 ± 1,33 25,05 ± 1,43 24,40 ± 1,23 24,75 ± 1,33 II Jantan 27,41 ± 1,08 28,07 ± 0,95 0,759 28,40 ± 1,04 0,771 29,01 ± 1,35 0,211 28,26 ± 1,55 0,799 28,97 ± 1,36 0,385 Betina 27,78 ± 0,85 26,76 ± 1,29 27,14 ± 1,90 27,70 ± 1,07 27,24 ± 2,18 27,28 ± 0,60 Keterangan: K = kontrol; P1 = dosis 50 mgkg bb; P2 = dosis 500 mgkg bb; P3 = dosis 1000 mgkg bb; P4= dosis 2000 mgkg bb; P5 = dosis 4000 mgkg bb; SD = standar deviasi Berdasarkan hasil analisis secara statistik rata–rata berat badan mencit jantan dan betina menggunakan uji two way anova pada Tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan kenaikan berat badan mencit antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan dengan pemberian EEHSA pada minggu I yaitu dengan tingkat signifikansi p = 0,260 p 0,05 dan pada minggu II yaitu dengan tingkat signifikansi p = 0,648 p 0,05, selain itu tidak ada perbedaan yang signifikan kenaikan berat badan antara mencit jantan dan mencit betina pada minggu I, yaitu dengan tingkat signifikansi p = 0,451 p 0,05. Terdapat perbedaan yang signifikan kenaikan berat badan antara mencit jantan dan mencit betina pada minggu II dengan tingkat signifikansi p = 0,004 p 0,05. Menurut Retnomurti 2008, umumnya berat badan untuk mencit jantan dewasa adalah 20-40 gram dan untuk mencit betina dewasa 18-35 gram, dengan 39 demikian dapat dinyatakan bahwa pemberian EEHSA dosis tunggal secara oral tidak berpengaruh terhadap perkembangan berat badan mencit. Parameter yang merupakan indikator sensitif adalah berat badan dan gejala toksik. Hewan uji diamati setiap hari untuk gejala toksik dan berat badan diukur secara berkala Gupta et al., 2012. Penurunan berat badan yang cepat dan bermakna biasanya merupakan pertanda kesehatan yang buruk. Penurunan berat badan dapat disebabkan oleh kurangnya konsumsi makanan dan minuman, penyakit ataupun tanda toksik spesifik Wilson et al., 2001.

4.3 Hasil Pengamatan Kematian Hewan