Pengaruh Kompetensi Dan Sistem Akuntansi Instansi Terhadap Kualitas Pertanggungjawaban Laporan Keuangan Pada Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Pendidikan Nasional Provinsi Sumatera Utara

(1)

PENGARUH KOMPETENSI DAN SISTEM AKUNTANSI INSTANSI

TERHADAP KUALITAS PERTANGGUNGJAWABAN LAPORAN

KEUANGAN PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

PROVINSI SUMATERA UTARA

TESIS

Oleh

AGUS MUHARDI AMIN

087017041/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011

S

EK

O L

A H

P A

S C

A S A R JA N


(2)

PENGARUH KOMPETENSI DAN SISTEM AKUNTANSI INSTANSI

TERHADAP KUALITAS PERTANGGUNGJAWABAN LAPORAN

KEUANGAN PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

PROVINSI SUMATERA UTARA

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Akuntansi pada Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara

Oleh

AGUS MUHARDI AMIN

087017041/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011


(3)

Judul Tesis : PENGARUH KOMPETENSI DAN SISTEM AKUNTANSI INSTANSI TERHADAP KUALITAS

PERTANGGUNGJAWABAN LAPORAN

KEUANGAN PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT) KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA

Nama Mahasiswa : Agus Muhardi Amin Nomor Pokok : 087017041

Program Studi : Akuntansi

Menyetujui Komisi Pembimbing,

(Prof. Dr. Erlina, SE., M.Si., Ak) (Drs. Syamsul Bahri TRB, MM, Ak)

Ketua Anggota

Ketua Program Studi,

(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak)

Direktur,

(Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE)


(4)

Telah diuji pada

Tanggal : 16 Februari 2011

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Erlina, SE, M.Si, Ph.D, Ak Anggota : 1. Drs. Syamsul Bahri TRB, MM, Ak

2. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak 3. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak


(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul PENGARUH KOMPETENSI DAN SISTEM AKUNTANSI INSTANSI TERHADAP KUALITAS PERTANGGUNGJAWABAN LAPORAN KEUANGAN PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT) KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA”.

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.

Medan, Januari 2011 Yang membuat pernyataan,


(6)

PENGARUH KOMPETENSI DAN SISTEM AKUNTANSI INSTANSI TERHADAP KUALITAS PERTANGGUNGJAWABAN LAPORAN

KEUANGAN PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT) KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

PROVINSI SUMATERA UTARA

Agus Muhardi Amin, Prof. Erlina, SE, M.Si, Ph.D, Ak dan Drs. Syamsul Bahri TRB, MM, Ak

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis apakah kompetensi dan Sistem Akuntansi Instansi berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, pengujian metode dengan analisis regresi berganda dengan melakukan uji kualitas data, uji asumsi klasik sebelum mendapatkan model penelitian yang terbaik. Variabel dalam penelitian ini adalah Kompetensi, Sistem Akuntansi Instansi (SAI), sebagai variabel independen dan Kualitas Pertanggungjawaban Laporan Keuangan sebagai variabel dependen. Sampel penelitian adalah pegawai bagian keuangan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Pendidikan Nasional Provinsi Sumatera Utara berjumlah 32 orang.

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa Kompetensi dan SAI secara simultan berpengaruh terhadap Kualitas Pertanggungjawaban Laporan Keuangan. Hal ini sejalan dengan hipotesis penelitian. SAI secara parsial tidak berpengaruh terhadap Kualitas Pertanggungjawaban Laporan Keuangan.

Kata Kunci: Kompetensi, Sistem Akuntansi Instansi, Kualitas Pertanggungjawaban Laporan Keuangan.


(7)

THE INFLUENCE OF COMPETENCE AND ACCOUNTING SYSTEM OF INSTITUTION TO THE QUALITY OF FINANCIAL REPORT

RESPONSBILITY PARTIALLY ON TECHNICAL OPERATOR UNIT (TOU) OF NATIONAL EDUCATIONAL MINISTRY

OF NORTH SUMATERA

Agus Muhardi Amin, Prof. Erlina, SE, M.Si, Ph.D, Ak and Drs. Syamsul Bahri TRB, MM, Ak

ABSTRACT

The aim of the study is to find out and to analyze whether the Competence and Accounting System of Institution influences the Quality of Financial Report Responsbility simultaneously or partially.

Tha analysis method used in this study is quantitative method using double regression analysis by doing data quality test, classic assumption test to get the right study model. To measure the quality of data was done by reliability and validity test. The variable in this study is Competence, Accounting System of Institution becomes the independent variable and Quality of Financial Report Responsbility becomes the dependent variable. The samples are the 32 financial staff on Technical Operator Unit (TOU) of National Educational Ministry of North Sumatera.

The result of the study shows that the Competence and SAI influence to the Quality of Financial Report Responsbility simultaneously. It matches to the research hypothesis, meanwhile SAI do not influence the Quality of Financial Report Responsbility partially.

Keywords: Competence, Accounting System of Institution, the Quality of Financial Report Responsbility.


(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul Pengaruh Kompetensi dan Sistem Akuntansi Instansi terhadap Kualitas Pertanggungjawaban Laporan Keuangan pada Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Pendidikan Nasional Provinsi Sumatera Utara”.

Tesis ini merupakan tugas akhir untuk menyelesaikan pendidikan di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Dalam kesempatan ini penulis tidak lupa menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc, (CTM), Sp.A(K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak selaku Ketua Program Magister Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara dan bertindak sebagai Dosen Pembanding yang telah banyak memberikan saran dan kritik untuk perbaikan hingga selesainya tesis ini.

4. Ibu Tapi Anda Sari Lubis, SE, M.Si, Ak, selaku Sekretaris Program Magister Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara dan bertindak sebagai Dosen Pembanding.


(9)

memberikan arahan, bimbingan dan saran dalam proses penelitian dan penulisan untuk menyusun tesis ini.

6. Bapak Drs. Syamsul Bahri TRB, MM, Ak, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan dan saran dalam proses penelitian dan penulisan untuk menyusun tesis ini.

7. Bapak dan Ibu Dosen Sekolah Pascasarjana yang telah membekali ilmu dan pengetahuan penulis selama mengikuti perkuliahan di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

8. Secara khusus dan teristimewa kepada istriku (Sundari, S.Sos) dan kedua anakku (Chalila Fitria Amin dan Fatih Razzan Amin) tersayang yang banyak memberikan dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi ini.

9. Sembah sujud Ananda kepada kedua orang tua (Mhd. Aminnullah dan Nurhayati Br. Pohan) dan mertuaku (Sujarno dan Sulimah) yang telah mengasuh, membesarkan, mendidik, mendoakan dan selalu memberi motivasi kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tesis ini.

10. Kepada adik-adikku (Taufik, Ganda, Rina dan Teguh) yang selalu memberikan dukungan dan mendoakan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tesis ini. 11. Teman-temanku seperjuangan Angkatan XV Program Magister Akuntansi

Sekolah Pascasarjana USU yang telah banyak membantu pada masa perkuliahan dan teman-teman yang lain yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu persatu.


(10)

12. Bapak dan Ibu tata usaha Program Magister Akuntansi Sekolah Pascasarjana USU.

13. Kepada teman-teman kantorku (Okta, Jafni, Bastian, Zakaria) atas dukungan, bantuan dan motivasi kepada penulis.

Penulis menyadari dengan kemampuan dan pengetahuan yang sangat terbatas, penulisan tesis ini masih jauh dari sempurna. Besar harapan penulis adanya kritik dan saran yang konstruktif demi kesempurnaan tesis ini. Semoga tesis ini bermanfaat bagi kita semua, Amin Ya Rabbal Alamin...

Medan, Februari 2011 Penulis,


(11)

RIWAYAT HIDUP

A. Data Pribadi

Nama : Agus Muhardi Amin

Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 26 Nopember 1979 Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Jln. Setia Budi Pasar 1 Gg. Anyelir X Medan

Telp/HP : 081370705410

Pendidikan

- Tamatan Sekolah Dasar Negeri 060827 Medan tahun 1992.

- Tamatan Sekolah Menengah Pertama Negeri 13 Medan tahun 1995.

- Tamatan Sekolah Menengah Ekonomi Atas Sw “YPK” Medan tahun 1998. - Tamatan Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Muhammadiyah

Sumatera Utara tahun 2003.

- Tamatan Program Magister Akuntansi Sekolah Pascasarjana USU tahun 2011. B. Pengalaman Kerja

- Bekerja di Kantor Pemerintahan Kementerian Pendidikan Nasional Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara.


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RIWAYAT HIDUP ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN……….. 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan Penelitian ... 7

1.4. Manfaat Penelitian ... 7


(13)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA……… 9

2.1. Landasan Teori ... 9

2.1.1. Pengertian Kompetensi ... 9

2.1.2. Pengertian Sistem Akuntansi Instansi ... 16

2.1.3. Peran dan Tujuan Laporan Keuangan Kementerian/ Kelembagaan ... 19

2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 24

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS... 26

3.1. Kerangka Konsep ... 26

3.2. Hiptesis Penelitian ... 28

BAB IV METODE PENELITIAN... 29

4.1. Jenis Penelitian ... 29

4.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian ... 29

4.3. Populasi dan Sampel ... 29

4.4. Metode Pengumpulan Data ... 30

4.5. Definisi Operasional Variabel ... 30

4.6. Teknik Analisis Data ... 34

4.6.1. Uji Kualitas Data ... 34

4.6.2. Pengujian Asumsi Klasik ... 36


(14)

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40

5.1. Hasil Penelitian ... 40

5.1.1. Karakteristik Penelitian ... 40

5.1.2. Uji Kualitas Data ... 41

5.1.3. Uji Asumsi Klasik ... 44

5.1.4. Pengujian Hipotesis ... 47

5.2. Pembahasan ... 49

5.2.1. Pengaruh Kompetensi terhadap Kualitas Pertanggungjawaban Laporan Keuangan ... 50

5.2.2. Pengaruh SAI terhadap Kualitas Pertanggungjawaban Laporan Keuangan ... 52

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 55

6.1. Kesimpulan ... 55

6.2. Keterbatasan ... 55

6.3. Saran ... 56


(15)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1. Daftar Tinjauan Peneliti Terdahulu ... 25

4.1. Definisi Operasional Variabel ... 33

5.1. Pengumpulan Data ... 40

5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 41

5.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Kerja ... 41

5.4. Uji Validitas Variabel Kompetensi (X1) ... 42

5.5. Uji Validitas Variabel SAI (X2) ... 42

5.6. Uji Validitas Variabel Kualitas Pertanggungjawaban Laporan Keuangan (Y) ... 43

5.7. Uji Reliabilitas Variabel Penelitian ... 43

5.8. Nilai Tolerance dan VIF ... 45

5.9. Nilai Koefisien Determinasi ... 47

5.10. Hasil Pengujian Hipotesa Uji F ... 48


(16)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1. Kerangka SAI ... 19

3.1. Kerangka Konseptual ... 26

5.1. Histogram Uji Normalitas ... 44

5.2 Normal P - P Plot ... 45


(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

I. Kuesioner Penelitian ... 60

II. Data Nilai Jawaban Responden ... 63

III. Hasil Olah Penelitian ... 66


(18)

PENGARUH KOMPETENSI DAN SISTEM AKUNTANSI INSTANSI TERHADAP KUALITAS PERTANGGUNGJAWABAN LAPORAN

KEUANGAN PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT) KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

PROVINSI SUMATERA UTARA

Agus Muhardi Amin, Prof. Erlina, SE, M.Si, Ph.D, Ak dan Drs. Syamsul Bahri TRB, MM, Ak

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis apakah kompetensi dan Sistem Akuntansi Instansi berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, pengujian metode dengan analisis regresi berganda dengan melakukan uji kualitas data, uji asumsi klasik sebelum mendapatkan model penelitian yang terbaik. Variabel dalam penelitian ini adalah Kompetensi, Sistem Akuntansi Instansi (SAI), sebagai variabel independen dan Kualitas Pertanggungjawaban Laporan Keuangan sebagai variabel dependen. Sampel penelitian adalah pegawai bagian keuangan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Pendidikan Nasional Provinsi Sumatera Utara berjumlah 32 orang.

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa Kompetensi dan SAI secara simultan berpengaruh terhadap Kualitas Pertanggungjawaban Laporan Keuangan. Hal ini sejalan dengan hipotesis penelitian. SAI secara parsial tidak berpengaruh terhadap Kualitas Pertanggungjawaban Laporan Keuangan.

Kata Kunci: Kompetensi, Sistem Akuntansi Instansi, Kualitas Pertanggungjawaban Laporan Keuangan.


(19)

THE INFLUENCE OF COMPETENCE AND ACCOUNTING SYSTEM OF INSTITUTION TO THE QUALITY OF FINANCIAL REPORT

RESPONSBILITY PARTIALLY ON TECHNICAL OPERATOR UNIT (TOU) OF NATIONAL EDUCATIONAL MINISTRY

OF NORTH SUMATERA

Agus Muhardi Amin, Prof. Erlina, SE, M.Si, Ph.D, Ak and Drs. Syamsul Bahri TRB, MM, Ak

ABSTRACT

The aim of the study is to find out and to analyze whether the Competence and Accounting System of Institution influences the Quality of Financial Report Responsbility simultaneously or partially.

Tha analysis method used in this study is quantitative method using double regression analysis by doing data quality test, classic assumption test to get the right study model. To measure the quality of data was done by reliability and validity test. The variable in this study is Competence, Accounting System of Institution becomes the independent variable and Quality of Financial Report Responsbility becomes the dependent variable. The samples are the 32 financial staff on Technical Operator Unit (TOU) of National Educational Ministry of North Sumatera.

The result of the study shows that the Competence and SAI influence to the Quality of Financial Report Responsbility simultaneously. It matches to the research hypothesis, meanwhile SAI do not influence the Quality of Financial Report Responsbility partially.

Keywords: Competence, Accounting System of Institution, the Quality of Financial Report Responsbility.


(20)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Reformasi pengelolaan keuangan negara/daerah menuju tata kelola yang baik. Perubahan sistem hubungan keuangan pusat/pemerintahan & daerah dengan pengawasan oleh stakeholders atas pengelolaan keuangan negara/daerah. Bentuk reformasi adalah penataan peraturan perundang-undangan; penataan kelembagaan; penataan sistem pengelolaan keuangan negara/daerah; dan pengembangan sumber daya manusia di bidang keuangan.

Tujuan sistem pengelolaan keuangan kementerian/kelembagaan adalah

memahami garis besar lingkup pengelolaan keuangan unit-unit kerja yang ada di bawah organisasi kementerian/kelembagaan, memahami siklus keuangan

kelembagaan, memahami jenis-jenis laporan keuangan kelembagaan dan memahami proses pertanggungjawaban keuangan kelembagaan. Dasar hukum pertanggung-jawaban UU No. 17/2003 tentang Keuangan Negara; UU No. 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara; UU No. 15/2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara; UU No. 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah; UU No. 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah; PP No. 23/2005 tentang Pengelolaan Keuangan BLU; PP No. 24/2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan; PP No. 58/2005 tentang


(21)

Pengelolaan Keuangan Daerah; PP No. 8/2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.

Asas umum yang dibutuhkan adalah akuntabilitas: keuangan & kinerja, profesionalitas: di lingkungan pengelola keuangan & pengguna anggaran/barang dan proporsionalitas: alokasi sesuai target kinerja. Keterbukaan Pemeriksaan secara independen atas pengelolaan negara dikuasakan kepada Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal dan wakil pemerintah dalam kepemilikan kekayaan negara yang dipisahkan. Dikuasakan kepada menteri/pimpinan lembaga selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang kementerian/lembaga yang dipimpinnya. Diserahkan kepada gubernur/bupati/walikota selaku kepala pemerintahan daerah untuk mengelola keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan. Kepala SKPKD selaku pejabat pengelola keuangan daerah/PPKD Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah/SKPD selaku pejabat Pengguna Anggaran/Barang Daerah Sekretaris Daerah selaku koordinator (PP No. 58/2005).

Laporan keuangan kementerian/kelembagaan adalah bentuk pertanggung- jawaban atas pelaksanaan APBN berupa Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan (CALK). Keandalan laporan keuangan dapat diuji dengan laporan keuangan yang dihasilkan oleh Satuan Kerja (satker) dengan proses rekonsiliasi. Sedangkan pengertian rekonsiliasi adalah proses pencocokan data transaksi keuangan yang diproses dengan sistem yang berbeda berdasarkan dokumen sumber yang sama. ADK (Arsip Data Komputer) merupakan hasil pemprosesan Buku Besar Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yang dikirim oleh satker ke KPPN untuk


(22)

rekonsiliasi dengan data SAU KPPN. Sedangkan satker dinyatakan telah melakukan rekonsiliasi dengan KPPN apabila hasil rekonsiliasi tersebut sudah menunjukkan kesesuaian data dan telah dituangkan dalam Berita Acara Rekonsiliasi.

Sehubungan dengan pentingnya SAI dalam membuat laporan keuangan instansi, maka diharapkan setiap instansi pemerintah dan tidak terkecuali bagi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Pendidikan Nasional Provinsi Sumatera Utara untuk menyelenggarakan SAI sebagai sistem akuntansi guna menyampaikan laporan keuangan instansi kepada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).

Hakikat dan fungsi rekonsiliasi adalah pencocokan data antara dua pihak yang terpisah dengan maksud untuk meningkatkan keandalan laporan keuangan masing-masing pihak. Secara keseluruhan bahwa implementasi di Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pendidikan Nasional Provinsi Sumatera Utara telah dan akan menuju pada keandalan laporan keuangan.

Implementasi di lingkungan Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pendidikan Nasional Provinsi Sumatera Utara selama ini sudah berjalan dengan baik, tetapi masih ada kendala. Masih ada satuan-satuan kerja (satker) sebagai pengguna anggaran, sering terlambat dalam menyampaikan laporan keuangan oleh satker ke KPPN dan UAPPA-W, karena dipengaruhi oleh SDM sehingga kurang efektif dan efisien. Berdasarkan identifikasi kendala di atas, maka Sistem Akuntansi Instansi saat ini sangat besar pengaruhnya terhadap laporan keuangan, karena sanksi keterlambatan penyampaian laporan keuangan bagi instansi dapat berdampak buruk bagi kinerja instansi di masa mendatang.


(23)

Pengaruh kinerja yang dimaksud adalah apabila Kuasa Pengguna Anggaran yakni satker tidak menyampaikan laporan keuangan tersebut, KPPN dapat menunda penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) atas Surat Perintah Membayar (SPM) yang diajukan oleh Satker. Prestasi dalam penyampaian laporan keuangan yang menyangkut ketepatan waktu dan keakuratan data dengan menyertakan hasil rekonsiliasi (pencocokan SAI dan SAU) dan Berita Acara Rekonsiliasi (BAR) dari KKPN.

Dalam suatu sistem akuntansi terkandung unsur-unsur pengendalian, maka baik buruknya sistem akuntansi sangat mempengaruhi Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pendidikan Nasional Provinsi Sumatera Utara dalam melakukan pengendalian internal dalam aktivitas perusahaan khususnya dalam pembuatan pertanggungjawaban laporan keuangan.

Laporan keuangan Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pendidikan Nasional Sumatera Utara meliputi: neraca, laporan realisasi anggaran dan catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang integral dari laporan keuangan. Mengingat begitu pentingnya penerapan sistem akuntansi instansi pada Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pendidikan Nasional Provinsi Sumatera Utara, maka Sistem Akuntansi Instansi yang memadai merupakan hal yang mutlak agar terciptanya pertanggung- jawaban laporan keuangan yang lebih baik. Tanpa adanya SAI yang baik, Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pendidikan Nasional Provinsi Sumatera Utara mungkin tidak dapat memproses transaksinya secara jelas, terinci dan terstruktur dan lembaga tersebut mungkin tidak akan memperoleh informasi yang relevan dan dapat


(24)

dipercaya yang diperlukan untuk dijadikan dasar dalam penyusunan laporan keuangan.

Sejalan dengan perkembangan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang ketenagakerjaan, kebutuhan akan tenaga kerja yang mempunyai

produktivitas tinggi diperlukan bagi semua pihak, baik lembaga swasta maupun instansi pemerintahan. Hal ini disebabkan peran SDM sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pelaksanaan pekerjaan, di mana SDM yang kompeten merupakan salah satu asset penting bagi lembaga untuk mencapai sasaran yang diinginkan.

Standar Akuntansi Pemerintahan menyebutkan bahwa karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya. Keempat karakteristik berikut ini merupakan prsyarat normatif yang diperlukan agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki, yakni:

1. Relevan, yang berarti informasi harus memiliki feedback value, predictive value, tepat waktu dan lengkap.

2. Andal, yang berarti informasi harus memiliki karakteristik penyajian jujur, veriability, netralitas.

3. Dapat dibandingkan, berarti laporan keuangan dapat dibandingkan dengan periode sebelumnya atau dapat dibandingkan dengan laporan keuangan entitas lain.

4. Dapat dipahami, berarti bahwa informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang


(25)

disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna.

Dalam rangka memenuhi kriteria kualitatif laporan keuangan tersebut di atas, pemerintah pusat mengembangkan sebuat Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP). SAPP akan menghasilkan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) yang akan diperiksa terlebih dahulu oleh BPK-RI sebelum diserahkan ke DPR. SAPP terdiri dari dua sub sistem yaitu Sistem Akuntansi Pusat (SiAP) dan Sistem Akuntansi Instansi.

Oleh karena itu kualitas informasi LKPP dipengaruhi oleh implementasi SiAP dan SAI, karena pada dasarnya LKPP merupakan konsolidasi dari laporan keuangan Kementerian/Lembaga. Dalam melakukan audit LKPP, BPK-RI menemukan beberapa kelemahan terkait dengan pelaksanaan SAPP khususnya implementasi SAI pada tingkat Kementerian, Eselon I, Wilayah maupun Satuan Kerja. Permasalahan dalam implementasi SAI pada umumnya terkait dengan permasalahan kualitas sumber daya manusia yang menjalankan SAI, kurangnya pemahaman terhadap SAI, lemahnya pengendalian internal, kurangnya komitmen dan dukungan pimpinan satuan kerja (Choirunisah, 2008).

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah kompetensi dan sistem akuntansi instansi berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap pertanggungjawaban laporan keuangan pada Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pendidikan Nasional Provinsi Sumatera Utara?


(26)

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis apakah kompetensi dan Sistem Akuntansi Instansi berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan memberi manfaat kepada pihak-pihak yang membutuhkan, yaitu:

1. Peneliti, sebagai pengetahuan atas pemahaman terhadap akuntansi sektor publik. 2. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Pendidikan Nasional Provinsi

Sumatera Utara, sebagai informasi untuk mengetahui faktor-faktor apa saja dalam keuangan daerah yang dapat mempengaruhi pertanggungjawaban laporan keuangan.

3. Akademis, sebagai dasar untuk melakukan penelitian selanjutnya dan memberi masukan pada perkembangan akuntansi sektor publik.

1.5. Originalitas

Penelitian ini hanya mengambil idenya saja dari peneliti terdahulu Choirunisah (2008) yang berjudul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Informasi Laporan Keuangan yang Dihasilkan Sistem Akuntansi Instansi (Studi Kasus KPPN Malang)”. Kesimpulan penelitian ini bahwa kemampuan sumber daya manusia, dukungan pimpinan dan alat, fasilitas, organisasi tim, dan sistem


(27)

pengendalian merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas informasi laporan keuangan yang dihasilkan SAI pada satuan kerja di wilayah kerja KPPN Malang. Faktor yang mempengaruhi secara signifikan terhadap relevansi informasi sebagai indikator kualitas informasi adalah faktor kemampuan sumber daya manusia dan pengorganisasian tim SAI.

Perbedaan peneliti dengan peneliti sebelumnya terletak pada variabel independen. Pada penelitian sekarang penulis menggunakan variabel independen Kompetensi dan SAI, sedangkan penelitian terdahulu menggunakan variabel independen faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas informasi laporan keuangan yaitu faktor kemampuan sumber manusia dan pengorganisasian tim SAI.


(28)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Pengertian Kompetensi

Kompetensi dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam menghadapi situasi dan keadaan di dalam pekerjaannya. Kompetensi seseorang dapat dilihat dari tingkat kreativitas yang dimilikinya serta inovasi-inovasi yang diciptakan dan kemampuannya dalam menyelesaikan suatu masalah.

Catano (1998) menjelaskan pengertian kompetensi dari berbagai sumber. Beberapa diantaranya adalah:

1.Kompetensi adalah kombinasi dari motif, sifat, keterampilan, aspek citra diri seseorang atau peran sosial, atau suatu bagian dari pengetahuan yang relevan. Dengan kata lain, kompetensi adalah setiap karakteristik individu yang mungkin terkait dengan kesuksesan kinerja (Boyatzis, 1982, dalam Catano, 1998).

2.Pola karakteristik dan terukur pengetahuan, keterampilan, perilaku, keyakinan, nilai-nilai, sifat dan motif yang mendasari, dan kemampuan kerja yang cepat dalam mengaplikasikan pekerjaan (Linkage, Inc., 1996: 5, dalam Catano, 1998).

3.Keterampilan dan sifat-sifat yang dibutuhkan oleh karyawan untuk menjadi efektif dalam pekerjaan (Manisfield, 1996, dalam Catano, 1998).

4.Keterampilan, pengetahuan, kemampuan dan perilaku yang diperlukan untuk terlaksananya tugas pekerjaan (Mirabile, 1995: 13, dalam Catano, 1998).


(29)

5.Perilaku yang diperlukan untuk meningkatkan kemampuan dasar dan untuk meningkatkan prestasi kerja lebih tinggi (Miyawaki, 1996, dalam Catano, 1998). 6.Kompetensi adalah karakteristik yang mendasari individu yang kausal berkaitan

dengan kinerja yang efektif dan/atau superior kriteria direferensikan dalam pekerjaan atau situasi (Spencer & Spencer, 1993).

Definisi lain menyatakan kompetensi sebagai pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku yang menjadi karakteristik dari performance yang berhasil dalam konteks yang spesifik (Cracklin & Carroll, 1998). Kompetensi merupakan aspek-aspek pribadi dari seorang pekerja yang memungkinkan dia untuk mencapai kinerja yang superior (LOMA’s Dictionary, 1998).

Dari definisi-definisi tersebut di atas, terdapat tiga hal pokok yang tercakup dalam pengertian kompetensi, yaitu:

a. Kompetensi merupakan gabungan berbagai karakteristik individu. Kompetensi tidak terdiri dari satu karakteristik saja. Kompetensi merupakan gabungan dari pengetahuan, keterampilan, sikap, dan karakteristik dasar lainnya dari individu. b. Kompetensi selalu berkaitan dengan kinerja/perilaku. Kompetensi tampil dalam

bentuk kinerja/perilaku yang dapat diobservasi dan diukur (measurable). Jika potensi yang belum ditampilkan dalam bentuk perilaku yang dapat observasi/ diukur tidak dapat dikategorikan sebagai kompetensi.

c. Kompetensi merupakan kriteria yang mampu membedakan mereka yang memiliki kinerja yang unggul dan yang rata-rata.Kompetensi bukan sekedar aspek-aspek yang menjadi prasyarat suatu jabatan, tetapi merupakan aspek-aspek yang


(30)

menentukan optimalitas keberhasilan kinerja. Hanya karakteristik-karakteristik yang mendasari kinerja yang berhasil/efektif yang dapat dikategorikan sebagai kompetensi. Demikian karakteristik yang mendasari kinerja yang tidak efektif juga tidak dapat dikategorikan kedalam kompetensi.

Oleh karena itu tidak semua aspek-aspek pribadi dari seorang pekerja itu merupakan kompetensi. Kompetensi hanya merupakan aspek-aspek pribadi (sikap, keterampilan, motif, dan karakteristik lainnya) yang dapat diukur dan esensial untuk pencapaian kinerja yang berhasil. Kompetensi menghasilkan perilaku-perilaku kritikal dalam pekerjaan yang membedakan mereka yang menampilkan kinerja yang superior dan yang tidak.

Solusi kreatif sering merupakan respon langsung terhadap berbagai persoalan yang ada. Individu-individu yang kreatif mampu memberikan respon terhadap segala permasalahan. Seorang yang kompeten mampu menyelesaikan masalah lebih baik dibandingkan yang lainnya. Individu-individu seperti ini menikmati tantangan dan cenderung untuk memandang permasalahan sebagai sebuah alat untuk mencapai tujuan.

Kemampuan dalam menyelesaikan masalah dan menemukan solusi yang bagus tidaklah cukup. Dalam sebuah organisasi, sebuah solusi harus diperkenalkan dan diterima oleh orang-orang yang bertanggung jawab terhadap hasilnya. Organisasi itu harus terbuka terhadap ide-ide baru dan perubahan radikal yang mungkin terjadi. Tingkat komitmen yang dibuat, motivasi dalam diri orang yang terlibat dalam


(31)

pencarian solusi, dan tingkat kepuasan yang diharapkan dari solusi yang dihasilkan sering menentukan tingkat kesuksesannya.

Inovasi menjadi sebuah kata kunci dalam dunia kompetitif seperti sekarang ini. Kemampuan dalam menciptakan dan membuat suatu inovasi mempakan salah satu kemampuan seseorang dalam mengimplementasikan impian dan meyakinkan ide-ide yang ada pada diri mereka terhadap orang lain.

Kompetensi terkait dengan segala yang diketahui manusia tentang dirinya maupun lingkungannya. Hal ini diperoleh manusia melalui panca indra melalui rangkaian-rangkaian pengalaman manusia itu sendiri. Asumantri (1990: 104) berpendapat bahwa kompetensi merupakan khasanah kekayaan mental yang secara langsung atau tidak langsung dapat memperkaya kehidupan manusia. Dengan kompetensi manusia dapat memecahkan berbagai macam permasalahan yang dihadapinya sehingga kompetensi itu memiliki arti yang sangat penting dalam kehidupan manusia.

Hal ini relevan dengan pendapat pakar di atas yang mengatakan bahwa kompetensi sangat penting dalam kehidupan manusia karena kompetensi pada hakikatnya merupakan produk kegiatan berpikir, artinya kompetensi yang diwujudkan dalam pikiran manusia merupakan hasil kegiatan berpikir, tentang informasi yang diterima (Asumantri, 1990: 105).

Kompetensi adalah sumber perubahan yang memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan perubahan sosial kemasyarakatan. Jika kondisi sosial kemasyarakatan berubah, maka kompetensi juga akan mengalami perubahan; demikian juga


(32)

sebaliknya, jika kompetensi masyarakat meningkat, maka akan berdampak terhadap perubahan kondisi sosial masyarakat (Ornstein & Hunkins, 1988: 125).

Kompetensi dapat diperoleh melalui belajar. Kegiatan belajar memungkinkan individu memperoleh berbagai kognisi atau pengertian, kecakapan, keterampilan, serta sikap dan perilaku. Bagi masyarakat, belajar memainkan peranan penting, terutama dalam meneruskan kompetensi dan kebudayaan pada generasi penerus.

Lingkungan dapat menjadi sumber kompetensi yang sangat luas bagi individu selama individu tersebut mau memanfaatkan energi pikirannya terhadap hal-hal yang ditemui di lingkungan. Dengan demikian pada dasarnya kompetensi itu muncul dan berkembang melalui proses belajar (learning process) dan melibatkan tiga domain yaitu: domain kognitif, domain afektif, dan domain psikomotor. Kompetensi itu sendiri termasuk dalam domain kognitif (Bloom, 2003: 18). Kognitif, menurut Nasser, dapat diartikan sebagai proses melalui mana informasi yang berasal dari indera manusia ditransformasikan, direduksi, dielaborasi, dikembangkan dan digunakan. Informasi dalam hal ini berarti masukan sensoris (sensory input) yang berasal dari lingkungan yang menginformasikan tentang hal-hal yang sedang terjadi padaIndividu (Morgan, 1986: 184).

Bloom mengemukakan bahwa kompetensi sebagai hasil belajar termasuk ke dalam arah kognitif yang aspeknya terdiri dari:

1) Pengertian, dapat diartikan sebagai kegiatan mengingat: a. Fakta-fakta dan istilah-istilah,


(33)

c. Melakukan abstraksi melalui pembuatan prinsip-prinsip, generalisasi, teori, dan struktur.

2) Pemahaman, didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengerti lebih dalam mengenai materi yang telah dipelajari melalui kegiatan:

a. Menterjemahkan, b. Menafsirkan,

c. Mengekstrapolasi informasi.

3) Penerapan, merupakan kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari dalam situasi tertentu.

4) Analisis, didefinisikan sebagai kemampuan merinci materi yang ada ke dalam bagian-bagian dan membedakan:

a. Elemen-elemennya,

b. Hubungan-hubungannya, dan c. Prinsip-prinsip organisasinya.

5) Sintesis, didefinisikan sebagai kemampuan untuk menggabungkan beberapa bagian menjadi satu kesatuan yang baru dalam bentuk:

a. Komunikasi yang unik, b. Rencana operasi, dan

c. Seperangkat hubungan-hubungan yang abstrak.

Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kompetensi adalah suatu kemampuan yang berhubungan dengan kegiatan mental, kegiatan berpikir dan


(34)

sumber perubahan yang dilaksanakan dalam pemecahan masalah, perubahan sosial dan penggerak untuk berbuat yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas kerja.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa model kompetensi merupakan alat yang digunakan sebagai panduan oleh organisasi yang menggunakan pendekatan kompetensi dalam manajemen SDM-nya. Di mana, model kompetensi itu berisi deskripsi kompetensi-kompetensi yang diperlukan dalam tiap-tiap jabatan di dalam organisasi tersebut. Model kompetensi yang disusun dapat digunakan sebagai dasar dari perencanaan sumber daya manusia, di mana organisasi dapat mendefinisikan dan mengaplikasikan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku-perilaku yang penting.

2.1.1.1. Pengetahuan

Pengetahuan diukur dari seberapa tinggi pendidikan seorang karyawan karena dengan demikian karyawan akan mempunyai semakin banyak pengetahuan (pandangan) mengenai bidang yang digelutinya sehingga dapat mengetahui berbagai masalah secara lebih mendalam, selain itu akan lebih mudah dalam mengikuti perkembangan yang semakin kompleks (Meinhard et.al, 1987 dalam Harhinto, 2004: 35). Untuk melakukan tugasnya, karyawan memerlukan pengetahuan (umum dan khusus) dan pengetahuan mengenai bidang akuntansi dan sistem akuntansi. Secara umum ada lima jenis pengetahuan yang harus dimiliki karyawan bagian keuangan yaitu 11 (1). pengetahuan umum, (2). area fungsional, (3). isu akuntansi, (4). industri khusus, dan (5). pengetahuan bisnis umum serta penyelesaian masalah.


(35)

2.1.1.2. Pengalaman

Menurut Mathis (2002), pengalaman merupakan akumulasi gabungan dari semua yang diperoleh melalui berhadapan dan berinteraksi secara berulang-ulang dengan sesama benda alam, keadaan, gagasan, dan penginderaan.

2.1.2. Pengertian Sistem Akuntansi Instansi

Sistem akuntansi keuangan instansi dapat dijelaskan secara rinci melalui siklus akuntansi. Siklus akuntansi adalah tahapan-tahapan yang ada dalam sistem akuntansi. Tahapan tersebut adalah:

1. Dokumentasi transaksi keuangan dalam bukti dan melakukan analisis transaksi keuangan tersebut,

2. Pencatatan transaksi ke dalam buku jurnal,

3. Meringkas (memposting) transaksi keuangan yang telah dijurnal dalam Buku Besar,

4. Menentukan saldo buku besar di akhir periode dan memindahkan saldo-saldo buku besar dalam neraca saldo-saldo,

5. Melakukan penyesuaian buku besar pada informasi yang paling up to date, 6. Menentukan saldo besar besar setelah disesuaikan,

7. Menyusun laporan keuangan, 8. Menutup buku besar,

9. Menentukan saldo buku besar dan menuangkan dalam Neraca Saldo Setelah Tutup Buku.


(36)

Sistem akuntansi instansi merupakan prosedur akuntansi yang dilaksanakan sebagai Pertanggungjawaban Keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga. Dasar hukum sistem akuntansi instansi tersebut adalah:

1. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. 2. Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.

3. Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

4. Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

5. Peraturan Pemerintah No. 06 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah.

6. Peraturan Pemerintah No. 08 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.

7. Peraturan Menteri Keuangan No. 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.

8. Peraturan Menteri Keuangan No. 91/PMK.05/2007 tentang Bagan Akun Standar.

9. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan No. 01/PB/2005 tentang Jurnal Standar.

10.Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan No. 24/PB/2006 tentang Pelaksanaan Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Nergara/Lembaga.


(37)

Dalam sistem akuntansi instansi ada empat unit Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), yaitu:

1.KPA-Kantor Pusat (KP). 2.KPA-Kantor Daerah (KD). 3.KPA-Dekonsentrasi (DK). 4.KPA-Tugas Pembantuan (TP) .

Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA) adalah unit akuntansi instansi yang melakukan kegiatan akuntansi dan pelaporan tingkat satuan kerja. Kegiatan dalam SAK UAKPA adalah:

1. Merekam dok sumber: DIPA/SPM/SP2D/dll. 2. Mencetak Register Transaksi Harian.

3. Terima ADK BMN dari SAKPB dan posting data transaksi yang valid. 4. Cetak dan verifikasi buku besar.

5. Cetak LRA, kirim bersama ADK ke KPPN.

6. Rekonsiliasi dengan KPPN, buat BAR, perbaiki laporan bila perlu. 7. Cetak Neraca dan LRA, kirim bersama ADK ke UAPPA-W/UAPPA-E1. 8. Rekam dok Piutang, Persediaan, dan Konstruksi dalam Pengerjaan. 9. Menyusun CaLK dan SOR kirim bersama LK ke UAPPA-W/UAPPA-E1. Kerangka sistem akuntansi isntansi dapat digambarkan sebagai berikut:


(38)

Gambar 2.1. Kerangka SAI

2.1.3. Peran dan Tujuan Laporan Keuangan Kementerian/Kelembagaan

Laporan Keuangan negara adalah produk akhir dari proses akuntansi yang telah dilakukan. Laporan Keuangan Kementerian/Kelembagaan yang merupakan bagian dari laporan keuangan negara penyusunannya harus memenuhi prinsip-prinsip yang dinyatakan dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan No. 24/PB/2006 tentang Pelaksanaan Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Nergara/Lembaga. Laporan Keuangan Kementerian/Kelembagaan yang dihasilkan dari masing-masing unit kerja yang terdiri dari: Unit Akuntansi Pengguna Anggaran (UAPA), Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran-Eselon 1 (UAPPA-E1), Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran-Wilayah (UAPPA-W) dan Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA).

SAI

SAK

SIMAK BMN

SATUAN KERJA SATKER

PENGGUNA BAPP

SATKER


(39)

Laporan Keuangan Kementerian/Kelembagaan suatu hasil dari proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan dari transaksi ekonomi (keuangan) dari entitas kementerian/kelembagaan yang dijadikan sebagai informasi dalam rangka pertanggungjawaban pengelolaan keuangan dan pengambilan keputusan ekonomi oleh pihak-pihak eksternal entitas pemerintah yang memerlukannya. Laporan keuangan kementerian/kelembagaan tersebut harus disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).

Dengan demikian yang dimaksud dengan laporan keuangan kementerian/ kelembagaan adalah suatu hasil dari proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan dari transaksi ekonomi (keuangan) dari entitas akuntansi yang ada dalam suatu kementerian/kelembagaan yang dijadikan sebagai informasi dalam rangka pertanggungjawaban pengelolaan keuangan entitas akuntansi dan pengambilan keputusan ekonomi oleh pihak-pihak yang memerlukannya. Laporan keuangan kementerian/kelembagaan tersebut harus disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan. Yang dimaksud dengan transaksi ekonomi adalah aktivitas yang berhubungan dengan uang sedangkan yang dimaksud dengan pengukuran transaksi ekonomi yaitu dengan menggunakan satuan uang.

Laporan keuangan kementerian/kelembagaan yang merupakan gabungan dari laporan keuangan organisasi yang di bawah kementerian/kelembagaan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas kementerian/kelembagaan selama satu periode pelaporan. Laporan keuangan kementerian/kelembagaan digunakan untuk


(40)

membandingkan realisasi pendapatan, belanja, transfer dan pembiayaan dengan anggaran yang ditetapkan, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas kementerian/kelembagaan.

Laporan keuangan kementerian/kelembagaan bermanfaat dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi sosial maupun politik, karena laporan keuangan kementerian/kelembagaan memberi informasi berikut ini:

a. Kecukupan penerimaan periode berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran. b. Kesesuaian cara memperoleh sumber daya ekonomi dan alokasinya dengan

anggaran yang ditetapkan dan peraturan perundang-undangan.

c. Jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah dicapai.

d. Cara entitas pelaporan mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya.

e. Posisi keuangan dan kondisi entitas pelaporan berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang termasuk yang berasal dari pajak dan pinjaman.

f. Perubahan posisi keuangan entitas pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.

Laporan Keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan. Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna


(41)

dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya. Secara spesifik tujuan laporan keuangan kementerian/kelembagaan adalah untuk menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

Untuk memenuhi tujuan tersebut, Laporan Keuangan menyediakan informasi mengenai entitas pelaporan dalam hal:

a. Aset.

b. Kewajiban.

c. Ekuitas Dana.

d. Pendapatan.

e. Belanja.

f. Transfer, dan

g. Pembiayaan.

Pembuatan Laporan Keuangan dilakukan oleh masing-masing instansi pemerintah. Selanjutnya laporan keuangan tersebut akan dikonsolidasikan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) menjadi Laporan Keuangan Kementerian/Kelembagaan. Laporan Keuangan Kementerian/Kelembagaan terdiri dari:

1) Laporan Realisasi Anggaran. 2) Neraca.


(42)

Setiap satuan kerja mempunyai kewajiban untuk melaporkan upaya-upaya yang telah dilakukan serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan secara sistematis dan terstruktur pada suatu periode pelaporan untuk kepentingan:

1. Akuntabilitas

Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik.

2. Manajemen

Membantu para pengguna untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan suatu entitas pelaporan dalam periode pelaporan sehingga memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan pengendalian atas seluruh aset, kewajiban, dan ekuitas dana.

3. Transparansi

Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang-undangan.

4. Keseimbangan Antargenerasi (intergenerational equity)

Membantu para pengguna dalam mengetahui kecukupan penerimaan pemerintah pada periode pelaporan untuk membiayai seluruh pengeluaran yang dialokasikan


(43)

dan apakah generasi yang akan datang diasumsikan akan ikut menanggung beban pengeluaran tersebut.

2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Sepanjang pengetahuan penulis tinjauan penelitian yang berhubungan dengan pengaruh kompetensi, sistem akuntansi instansi terhadap pertanggungjawaban laporan keuangan saat penelitian ini dilaksanakan belum ada. Oleh karena itu penulis kemukakan dua hasil penelitian yang relevan.

1. Fariziah Choirunisah (2008). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Informasi Laporan Keuangan yang Dihasilkan Sistem Akuntansi Instansi (Studi Kasus KPPN Malang). Penelitian yang berhubungan dengan Kualitas Informasi Laporan Keuangan yang Dihasilkan Sistem Akuntansi Instansi masih jarang dilakukan. Oleh karena itu, maka isu sentral dari penelitian ini adalah: (1) Peneliti ingin membuktikan secara empiris indikator apa saja yang membentuk

faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas informasi laporan keuangan satuan kerja di wilayah kerja KPPN Malang. (2) Peneliti juga ingin membuktikan faktor-faktor

apa saja yang berpengaruh terhadap kualitas informasi laporan keuangan satuan kerja di wilayah kerja KPPN Malang. Kesimpulan penelitian ini bahwa kemampuan sumber daya manusia, dukungan pimpinan dan alat, fasilitas, organisasi tim, dan sistem pengendalian merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas informasi laporan keuangan yang dihasilkan SAI pada satuan kerja di wilayah kerja KPPN Malang. Faktor yang mempengaruhi secara


(44)

signifikan terhadap relevansi informasi sebagai indikator kualitas informasi adalah faktor kemampuan sumber manusia dan pengorganisasian tim SAI.

Tabel 2.1. Daftar Tinjauan Peneliti Terdahulu

Nama Judul Penelitian

Variabel Hasil Penelitian

Fariziah Choiru-nisah (2008) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Informasi Laporan

Keuangan yang Dihasilkan Sistem Akuntansi Instansi (Studi Kasus KPPN Malang) Kualitas Informasi Laporan Keuangan, Sistem Akuntansi Instansi

Hasil penelitian ini bahwa kemampuan sumber daya manusia, dukungan pimpinan dan alat, fasilitas, organisasi tim, dan sistem pengendalian merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas informasi laporan keuangan yang dihasilkan SAI pada satuan kerja di wilayah kerja KPPN Malang. Faktor yang mempengaruhi secara signifikan terhadap relevansi informasi sebagai indikator kualitas informasi adalah faktor kemampuan sumber daya manusia dan pengorganisasian tim SAI.


(45)

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Konsep

Berdasarkan teori dan penjelasan pada bab sebelumnya maka kerangka konseptual yang dibentuk adalah sebagai berikut:

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 3.1. Kerangka Konseptual

Berdasarkan penjelasan literatur dan hasil penelitian sebelumnya peneliti membentuk kerangka konseptual yang menggambarkan hubungan antara variabel dependen dan independen. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu Kompetensi, dan Sistem Akuntansi Instansi yang diduga akan berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap variabel dependen yakni Kualitas Pertanggungjawaban Laporan Keuangan. Tanda panah menunjukkan bahwa masing-masing variabel independen diduga berpengaruh baik secara parsial maupun simultan terhadap variabel dependen.

Kompetensi (X1)

SAI (X2)

Kualitas Pertanggungjawaban Laporan Keuangan (Y)


(46)

Kompetensi merupakan pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas yang dibebankan kepada individu (IAI, 2009). Kompetensi berkaitan dengan pendidikan dan pengalaman memadai yang dimiliki seseorang. Pencapaian keahlian dimulai dengan pendidikan formal, yang selanjutnya diperluas melalui pengalaman dan praktik. Penelitian yang dilakukan oleh Triasnaningsih (2007) membuktikan pemahaman (kompetensi) terhadap SIA mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja auditor pada Kantor Akuntan Publik (KAP). Penelitian yang dilakukan oleh Wiwien (2006) membuktikan pemahaman (kompetensi) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja auditor. Oleh sebab itu kompetensi sangat mempengaruhi kemampuan para penyusun laporan keuangan, sehingga laporan keuangan yang disajikan dapat dipertanggung jawabkan.

Dalam setiap penyusunan laporan keuangan diperlukan sistem akuntansi. Dalam membuat laporan keuangan instansi, maka diharapkan setiap instansi pemerintah tidak terkecuali Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Pendidikan Nasional Provinsi Sumatera Utara juga menyelenggarakan SAI sebagai sistem akuntansi guna menyampaikan laporan keuangan instansi kepada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN). Dengan adanya sistem akuntansi instansi tersebut diharapkan pertanggungjawaban laporan keuangan lebih baik karena sudah mempunyai pedoman yang baku dalam penyusunan laporan keuangan.

Laporan Keuangan Kementerian/Kelembagaan yang merupakan bagian dari laporan keuangan negara penyusunannya harus memenuhi prinsip-prinsip yang dinyatakan dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan No. 24/PB/2006


(47)

tentang Pelaksanaan Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga. Laporan Keuangan Kementerian/Kelembagaan yang dihasilkan dari masing-masing unit kerja yang terdiri dari: Unit Akuntansi Pengguna Anggaran (UAPA), Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran-Eselon 1 (UAPPA-E1), Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran-Wilayah (UAPPA-W) dan Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA).

Dengan demikian yang dimaksud dengan kualitas laporan keuangan kementerian/kelembagaan adalah suatu hasil dari proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan dari transaksi ekonomi (keuangan) dari entitas akuntansi yang ada dalam suatu kementerian/kelembagaan yang dijadikan sebagai informasi dalam rangka pertanggungjawaban pengelolaan keuangan entitas akuntansi dan pengambilan keputusan ekonomi oleh pihak-pihak yang memerlukannya. Laporan keuangan kementerian/kelembagaan tersebut harus disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan. Yang dimaksud dengan transaksi ekonomi adalah aktivitas yang berhubungan dengan uang sedangkan yang dimaksud dengan pengukuran transaksi ekonomi yaitu dengan menggunakan satuan uang.

3.2. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka konseptual yang telah digambarkan dan dijelaskan sebelumnya maka hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut: Kompetensi, dan Sistem Akuntansi Instansi berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap Kualitas Pertanggungjawaban Laporan Keuangan.


(48)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian hubungan kausal untuk membuktikan secara empiris pengaruh Kompetensi dan Sistem Akuntansi Instansi terhadap Kualitas Pertanggungjawaban Laporan Keuangan. Penelitian ini dilakukan dengan cara menguji variabel-variabel penelitian melalui pembentukan model analisis dengan prosedur statistik kemudian diambil interpretasi untuk dijadikan dasar pengambilan kesimpulan.

4.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Pendidikan Nasional Provinsi Sumatera Utara, waktu yang direncanakan untuk melakukan penelitian adalah bulan Februari 2010 sampai dengan selesai.

4.3. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah adalah pegawai bagian keuangan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Pendidikan Nasional Provinsi Sumatera Utara yang berjumlah 32 orang. Penelitian ini menggunakan metode sensus karena menggunakan seluruh elemen populasi. Menurut Arikunto (1998) bahwa: “Apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik semua”.


(49)

4.4. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, sehingga kesungguhan responden dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan merupakan hal yang penting. Oleh sebab itu suatu alat pengukur perlu diuji dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas.

4.5. Definisi Operasional Variabel

Penelitian ini menggunakan dua variabel independen dan satu variabel dependen. Definisi operasional variabel pada penelitian ini dijelaskan sebagai berikut: 1. Kompetensi dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam menghadapi

situasi dan keadaan di dalam pekerjaannya. Kompetensi seseorang dapat dilihat dari tingkat kinerja yang dimilikinya serta inovasi-inovasi yang diciptakan dan kemampuannya dalam menyelesaikan suatu masalah. Variabel operasional yang akan diteliti sebagai dasar dalam menyusun kuesioner penelitian, sebagai berikut: 1) Kinerja Pekerjaan Pengguna SAI

Kinerja pekerjaan pengguna SAI yang dilakukan oleh satuan kerja mempengaruhi keberhasilan seseorang pemakai sistem akuntansi dalam pelaksanaan kerja yang melibatkan penggunaan SAI. Hal ini disebabkan karena setiap instansi memiliki SAI yang berbeda-beda bahkan dalam satu instansi pun dapat memiliki sistem akuntansi yang berbeda antara satu bagian dengan bagian yang lain.


(50)

Untuk dapat menguasai pengoperasionalan sistem akuntansi tersebut setiap pegawai harus mempunyai kinerja yang baik dalam menggunakan SAI. Dengan kinerja pekerjaan pengguna SAI yang baik maka diharapkan pertanggungjawaban laporan keuangan dapat meningkat. Jumlah pertanyaaan yang digunakan dalam item ukuran kinerja pekerjaan pengguna SAI ini berjumlah sebelas pertanyaan (Masud, 2004). Sedangkan skala yang digunakan adalah dari sangat tidak setuju sampai sangat setuju.

2. Sistem Akuntansi Instansi merupakan prosedur akuntansi yang dilaksanakan sebagai Pertanggungjawaban Keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga. SAI diukur dengan kualitas sistemnya. Sistem akuntansi instansi sudah terkomputerisasi, sehingga tinggal pemahaman Sistem akuntansi yang memiliki kualitas yang baik diharapkan dapat meningkatkan pertanggungjawaban laporan keuangan. Salah satu cara untuk menentukan kualitas suatu SAI adalah dengan mengukur kualitas informasi yang dihasilkan oleh suatu sistem akuntansi formal. Definisi kualitas SAI mengacu pada tingkat di mana seseorang pemakai sistem akuntansi merasa terpuaskan oleh output (informasi) yang dihasilkan oleh suatu sistem informasi formal. Variabel operasional yang akan diteliti sebagai dasar dalam menyusun kuesioner penelitian, sebagai berikut:

1) Persepsi Manfaat SAI

Sikap akan mempengaruhi perilaku (behaviour) seseorang termasuk kinerja seseorang yang menggunakan Sistem Akuntansi Instansi. Persepsi kegunaan sistem akuntansi yang dimaksud adalah tingkat di mana seseorang yakin


(51)

bahwa menggunakan SAI akan meningkatkan pertanggungjawaban laporan keuangan. Apabila seseorang menganggap bahwa SAI yang ada bermanfaat bagi pertanggungjawaban laporan keuangan, maka hal ini akan mempengaruhi perilakunya untuk menggunakan SAI yang ada, akan tetapi sebaliknya apabila dia menganggap bahwa SAI yang ada tidak ada gunanya, maka dia tidak akan menggunakan SAI tersebut.

Jumlah pertanyaan dalam item ukuran persepsi kegunaan sistem informasi ini berjumlah sebelas pertanyaan (Masud, 2004). Sedangkan skala yang digunakan adalah dari sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju yang dibagi dalam lima Skala Likert.

3. Kualitas Pertanggungjawaban Laporan Keuangan

Kualitas Pertanggungjawaban Laporan Keuangan mengacu pada tingkat di mana kualitas laporan keuangan terpuaskan oleh output laporan keuangan. Kualitas pertanggungjawaban Laporan Keuangan ini diukur dengan karakteristik tertentu, yaitu antara lain keakuratan laporan, tepat waktu, relevan dengan standar yang berlaku dan lain-lain.

Jumlah pertanyaan dalam item ukuran persepsi kualitas laporan keuangan ini berjumlah delapan pertanyaan (Choirunisah, 2008). Sedangkan skala yang digunakan adalah dari sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju yang dibagi dalam lima Skala Likert.


(52)

Tabel 4.1. Definisi Operasional Variabel Nama Variabel Indikator Variabel Definisi Operasional

Parameter Skala

Ukuran Variabel Depen-den Kualitas Pertang- gungjawa-ban laporan keuangan

Kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan mengacu pada tingkat di mana kualitas laporan keuangan terpuaskan oleh output laporan keuangan. Kualitas

pertanggungjawaban laporan keuangan ini diukur dengan karakteristik tertentu, yaitu antara lain keakuratan laporan, tepat waktu, relevan dengan standar yang berlaku dan lain-lain.

Kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan mengacu pada tingkat di mana kualitas laporan keuangan terpuaskan oleh output laporan keuangan.

Skala Likert Variabel Indepen-den Kompetensi

Kompetensi dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam menghadapi situasi dan keadaan di dalam

pekerjaannya. Kompetensi seseorang dapat dilihat dari tingkat kinerja yang dimilikinya serta inovasi-inovasi yang diciptakan dan kemampuannya dalam menyelesaikan suatu masalah.

Kuisioner Kinerja Pekerjaan Pengguna SAI yang dilakukan oleh satuan kerja mempengaruhi

keberhasilan seseorang pemakai sistem akuntansi dalam pelaksanaan kerja yang melibatkan penggunaan SAI. Skala Likert Sistem Akuntansi Instansi

Sistem akuntansi instansi merupakan prosedur akuntansi yang dilaksanakan sebagai Pertanggungjawaban Keuangan pada Kementerian Negara/ Lembaga. SAI diukur dengan kualitas sistemnya. Sistem akuntansi instansi sudah terkomputerisasi, sehingga tinggal pemahaman sistem akuntansi yang memiliki kualitas yang baik diharapkan dapat meningkatkan pertanggungjawaban laporan keuangan.

Kuisioner Persepsi Manfaat SAIadalah tingkat di mana seseorang yakin bahwa menggunakan SAI akan meningkatkan pertanggung jawaban laporan keuangan. Skala Likert


(53)

4.6. Teknik Analisis Data

Model analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis pada penelitian ini adalah regresi linier berganda (Multiple Regression Analysis) dengan persamaan sebagai berikut:

Y =

â

0

+

â

1

X

1

+

â

2

X

2

+

å

Di mana:

X1 : Kinerja Pekerjaan Pengguna SAI X2 : Persepsi Manfaat SAI

Y : Kualitas Pertanggungjawaban Laporan Keuangan Â1& â2 : Koefisien

å : Error Term

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda. Analisis regresi bermanfaat terutama untuk tujuan peramalan (estimation) yaitu bagaimana variabel independen digunakan untuk mengestimasi nilai variabel dependen. Penelitian ini pada dasarnya menguji hipotesis tentang pengaruh kinerja pekerjaan pengguna SAI dan persepsi manfaat SAI secara simultan dan parsial terhadap kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan pada Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Pendidikan Nasional Provinsi Sumatera Utara. Teknik analisis data menggunakan alat bantu perangkat lunak SPSS 17.0for Windows.

4.6.1. Uji Kualitas Data

Menurut Indriantoro dan Supomo (1999) ada dua konsep mengukur kualitas data yaitu reliabilitas dan validitas. Kualitas data yang dihasilkan dari penggunaan instrumen penelitian dapat dievaluasi melalui uji validitas dan reliabilitas. Pengujian tersebut masing-masing untuk mengetahui konsistensi dan akurasi data yang


(54)

dikumpulkan dari penggunaan instrumen. Dalam penelitian ini untuk mengukur kualitas data digunakan antara lain:

1. Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas dilakukan untuk menguji konsistensi jawaban responden atas seluruh butir pertanyaan atau pertanyaan yang digunakan, untuk keperluan pengujian tersebut. Pengujian reliabilitas berguna untuk mengetahui apakah instrumen yang dalam hal ini kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang sama (Umar, 2008). Teknik statistik yang digunakan untuk pengujian tersebut dengan koefisien cronbach’s alpha setelah dilakukan pengukuran dengan menggunakan software SPSS. Cronbachs Alpha merupakan uji reliabilitas untuk alternatif jawaban lebih dari dua. Menurut Supramono dan Utami (2004) secara umum suatu instrumen dikatakan bagus jika memiliki koefisien cronbach’s alpha > 0,6.

2. Uji Validitas

Pengujian validitas dilakukan untuk menguji apakah instrumen penelitian yang telah disusun benar-benar akurat, sehingga mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (variabel kunci yang sedang diteliti). Menurut Umar (2008) uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada pertanyaan-pertanyaan kuesioner yang harus dibuang/diganti karena dianggap tidak relevan. Validitas dalam hal ini merupakan akurasi temuan penelitian yang mencerminkan kebenaran sekalipun responden yang dijadikan objek pengujian berbeda (Ghozali dan Ikhsan, 2006). Uji


(55)

validitas dihitung dengan menggunakan korelasi person dan setelah dilakukan pengukuran dengan SPSS akan dilihat tingkat signifikan atas semua pertanyaan. 4.6.2. Pengujian Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik diperlukan sebelum dilakukan pengujian hipotesis. Pengujian asumsi klasik yang dilakukan yaitu uji normalitas, multikolinearitas, dan heteroskedastisitas.

4.6.2.1. Pengujian outlier

Menurut Erlina dan Mulyani (2007) uji ini berguna untuk melihat apakah ada data yang outlier, yaitu data yang mempunyai nilai sangat menyimpang dari nilai data lainnya. Salah satu sebab terjadi distribusi tidak normal karena ada yang outlier yaitu karena ada data ekstrim yang tidak bisa dihindari keberadaannya. Selanjutnya menurut Hair et.al (1998) dalam Erlina (2008) cara untuk mengatasi data yang outlier dengan cara trimming yaitu membuang data outlier yang mempunyai nilai absolut skor Z (standardizedscore) sama atau melebihi 3.

4.6.2.2. Uji normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal, oleh sebab itu nilai residual diharapkan akan memiliki distribusi normal (Ghozali, 2005). Salah satu cara yang digunakan untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik (Erlina dan Mulyani, 2007).


(56)

4.6.2.3. Uji multikolinearitas

Multikolinearitas adalah suatu kondisi dimana terjadi hubungan yang sempurna/kuat antar variabel independen. Uji multikolinearitas terjadi karena jumlah variabel independen lebih dari satu (multivariate) dan dikhawatirkan ada hubungan yang kuat diantaranya. Adanya hubungan yang kuat diantara variabel-variabel independen menyebabkan informasi yang dihasilkan menjadi sangat mirip dan sulit memisahkan pengaruh dari variabel independen secara individual sehingga menimbulkan bias dalam spesifikasi. Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan menggunakan Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance. Multikolinearitas terjadi jika VIF lebih besar dari 10 dan nilai Tolerance kurang dari 0,1 atau jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi umumnya di atas 0,9 (Ghozali, 2005).

4.6.2.3. Uji heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variasi dari data pengamatan yang satu ke pengamatan yang lain. Salah satu cara untuk mendeteksi heteroskedastisitas ini adalah dengan melihat pola sebaran pada grafik scatter plot. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas dan jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2005).


(57)

4.6.3. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi linier. Analisis regresi bermanfaat terutama untuk tujuan peramalan (estimation), yaitu bagaimana variabel independen digunakan untuk mengestimasi nilai variabel dependen. Analisis regresi juga dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Selain itu, regresi juga digunakan untuk membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan.

4.6.3.1. Uji statistik F

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Adapun langkah-langkah dalam pengambilan keputusan untuk uji F adalah sebagai berikut:

Ho : â = 0, maka kompetensi dan SAI tidak berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan. Ha : â ≠ 0, maka kompetensi dan SAI berpengaruh secara simultan dan signifikan

terhadap kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan.

Kriteria pengujian adalah:

P Value (sig) < 0,05 = H0 ditolak P Value (sig) > 0,05 = H0 diterima 4.6.3.2. Uji statistik t

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat.


(58)

Adapun langkah-langkah dalam pengambilan keputusan untuk uji t adalah sebagai berikut:

Ho : â = 0, maka kompetensi dan SAI tidak berpengaruh secara parsial terhadap kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan.

Ha : â ≠ 0, maka maka kompetensi dan SAI berpengaruh secara parsial terhadap kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan.

Kriteria pengujian adalah:

P Value (sig) < 0,05 = H0 ditolak P Value (sig) > 0,05 = H0 diterima


(59)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh staf keuangan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Pendidikan Nasional Provinsi Sumatera Utara yang berjumlah 32 (tiga puluh dua) orang. Dalam penelitian ini peneliti menyebarkan kuesioner pada 32 orang staf keuangan UPT Kementerian Pendidikan Nasional Provinsi Sumatera Utara. Dari 32 eksemplar yang dibagikan semuanya kembali sehingga seluruh kuesioner yang kembali, dijadikan sampel dalam penelitian ini.

Tabel 5.1. Pengumpulan Data

Keterangan Jumlah

Kuesioner yang dikirim berjumlah 32 eksemplar 32

Kuesioner yang tidak kembali -

Kuesioner yang kembali 32

Kuesioner yang dapat digunakan dalam penelitian 32

5.1.1. Karakteristik Penelitian

Hasil penelitian berdasarkan jenis kelamin (Tabel 5.2) menunjukkan bahwa staf keuangan UPT Kementerian Pendidikan Nasional Provinsi Sumatera Utara yang paling banyak berjenis kelamin pria sebanyak 22 orang (68,75%) dan berjenis kelamin wanita sebanyak 10 orang (31,25%).


(60)

Tabel 5.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persen

Pria 22 68,75

Wanita 10 31,25

Jumlah 32 100,00

Hasil penelitian berdasarkan masa kerja (Tabel 5.3) menunjukkan bahwa staf Keuangan UPT Kementerian Pendidikan Nasional Provinsi Sumatera Utara mempunyai masa kerja paling banyak 11-20 tahun sebanyak 59,37%, lalu 1-10 tahun sebanyak 31,25% dan yang paling sedikit 21-30 tahun sebanyak 9,38%.

Tabel 5.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Kerja

Masa Kerja Frekuensi Persen

21-30 Tahun 3 9,38

11-20 Tahun 19 39,37

1-10 Tahun 10 31,25

Total 32 100,00

5.1.2. Uji Kualitas Data

Sebelum daftar pertanyaan diberikan pada responden, daftar pertanyaan perlu diuji coba terlebih dahulu. Pengujian validitas dan reliabilitas instrumen dilakukan pada 32 staf keuangan yang akan dijadikan respoden dalam penelitian ini.

5.1.2.1. Uji validitas

Pengujian validitas dilakukan untuk menguji apakah instrumen penelitian yang telah disusun benar-benar akurat, sehingga mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (variabel kunci yang sedang diteliti). Uji validitas berguna untuk


(61)

mengetahui apakah ada pertanyaan-pertanyaan kuesioner yang harus dibuang/diganti karena dianggap tidak relevan. Uji validitas dihitung dengan menggunakan korelasi person dan setelah dilakukan pengukuran dengan SPSS akan dilihat tingkat signifikan atas semua pertanyaan. Berdasarkan pengujian validitas instrumen, nilai corrected item-total correlation bernilai positif dan di bawah 0,05 yang artinya semua butir pertanyaan dapat dikatakan valid. Hasil uji validitas variabel Kompetensi (X1), SAI (X2) dan Kualitas Pertanggungjawaban Laporan Keuangan (Y).

Tabel 5.4. Uji Validitas Variabel Kompetensi (X1)

No. Pertanyaan Corrected item

Total Correlation

Hasil Uji

1. Pertanyaan butir 1 0,003 Valid

2. Pertanyaan butir 2 0,015 Valid

3. Pertanyaan butir 3 0,013 Valid

4. Pertanyaan butir 4 0,001 Valid

5. Pertanyaan butir 5 0,001 Valid

6. Pertanyaan butir 6 0,002 Valid

7. Pertanyaan butir 7 0,009 Valid

8. Pertanyaan butir 8 0,000 Valid

9. Pertanyaan butir 9 0.003 Valid

10. Pertanyaan butir 10 0,002 Valid

11. Pertanyaan butir 11 0,001 Valid


(62)

Tabel 5.5. Uji Validitas Variabel SAI (X2)

No. Pertanyaan Corrected item

Total Correlation

Hasil Uji

1. Pertanyaan butir 1 0,008 Valid

2. Pertanyaan butir 2 0,009 Valid

3. Pertanyaan butir 3 0,002 Valid

4. Pertanyaan butir 4 0,000 Valid

5. Pertanyaan butir 5 0,001 Valid

6. Pertanyaan butir 6 0,021 Valid

7. Pertanyaan butir 7 0,006 Valid

8. Pertanyaan butir 8 0,016 Valid

9. Pertanyaan butir 9 0.000 Valid

10. Pertanyaan butir 10 0,010 Valid

11. Pertanyaan butir 11 0,002 Valid

Sumber: Hasil Olahan SPSS

Tabel 5.6. Uji Validitas Variabel Kualitas Pertanggungjawaban Laporan Keuangan (Y)

No. Pertanyaan Corrected item

Total Correlation

Hasil Uji

1. Pertanyaan butir 1 0,002 Valid

2. Pertanyaan butir 2 0,000 Valid

3. Pertanyaan butir 3 0,001 Valid

4. Pertanyaan butir 4 0,004 Valid

5. Pertanyaan butir 5 0,003 Valid

6. Pertanyaan butir 6 0,000 Valid

7. Pertanyaan butir 7 0,007 Valid

8. Pertanyaan butir 8 0,010 Valid

Sumber: Hasil olahan SPSS

5.1.2.2. Uji reliabilitas

Untuk mengetahui apakah kuesioner tersebut telah reliabel, maka dilakukanlah pengujian reliabilitas kuesioner dengan bantuan komputer program SPSS. Uji reliabilitas dilakukan untuk menunjukkan sejauhmana suatu alat pengukur


(63)

dapat dipercaya. Secara umum suatu instrumen dikatakan bagus jika memiliki koefisien Cronbach’s alpha > 0,6 (Supramono dan Utami, 2004).

Tabel 5.7. Uji Reliabilitas Variabel Penelitian

Variabel Alpha

Cronbachs

Batas Reabilitas

Keterangan Pertanggungjawaban Laporan

Keuangan (Y)

0,625 0,6 Reliabel

Kompetensi (X1) 0,718 0,6 Reliabel

SAI (X2) 0,690 0,6 Reliabel

Dari data di atas dapat dilihat bahwa hasil perhitungan uji reliabilitas menunjukkan alpha cronbach’s lebih besar dari 0,6 maka dapat dinyatakan instrumen tersebut reliabel.

5.1.3. Uji Asumsi Klasik

Oleh karena hipotesa akan diuji dengan memakai alat Uji Regresi, maka harus dilakukan terlebih dahulu Uji Asumsi Klasik yang terdiri dari: Uji Outlier, Uji Normalitas, Uji Multikolinearitas dan Uji Heteroskedastisitas.

5.1.3.1. Uji normalitas

Hasil pengujian normalitas data pada variabel Kompetensi, SAI dan Kualitas Pertanggungjawaban Laporan Keuangan diperoleh hasil sebagai berikut:


(64)

Gambar 5.1. Histogram Uji Normalitas

Berdasarkan tampilan histogram dan kurva normal yang berbentuk lonceng maka dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan sudah berdistribusi normal. Analisa lebih lanjut dengan menggunakan Normal Probability Plot of Regression Standardized Residual dapat dilihat pada Gambar 5.2.


(65)

Hasil pengujian menunjukkan bahwa data Residual terdistribusi secara normal di mana titik-titik di sekitar garis diagonal dan penyebarannya masih mengikuti garis diagonal.

5.1.3.2. Uji multikolinearitas

Hasil pengujian multikolinieritas bertujuan untuk menguji pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen yaitu Kualitas Pertanggungjawaban Laporan Keuangan disajikan pada Tabel 5.8 di bawah ini yang diambil dari output koefisien korelasi.

Tabel 5.8. Nilai Tolerance dan VIF

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 12.613 5.579 2.261 .031

Kompetensi .264 .122 .386 2.162 .039 .683 1.465 SAI .222 .132 .300 1.679 .104 .683 1.465 a. Dependent Variable: Pert. Lap. Keuangan

Pengujian menggunakan VIF dan Tolerance menunjukkan bahwa tidak ada yang bernilai lebih dari 10 dan kurang dari 0,1. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinearitas dalam model regresi.

5.1.3.3. Uji heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam satu model regresi terjadi ketidaksamaan varians residual dari satu pengamatan ke pengamatan


(1)

keuangan kementerian/kelembagaan tersebut harus disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan. Yang dimaksud dengan transaksi ekonomi adalah aktivitas yang berhubungan dengan uang sedangkan yang dimaksud dengan pengukuran transaksi ekonomi yaitu dengan menggunakan satuan uang.


(2)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis sehingga diketahui pengaruh Kompetensi dan SAI terhadap Kualitas Pertanggungjawaban Laporan Keuangan. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengujian secara simultan menunjukkan bahwa Kompetensi dan SAI berpengaruh terhadap Kualitas Pertanggungjawaban Laporan Keuangan. Kesimpulan penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Choirunisah (2008) bahwa faktor yang mempengaruhi secara signifikan terhadap relevansi informasi sebagai indikator kualitas informasi adalah faktor kemampuan sumber manusia dan pengorganisasian tim SAI.

2. Secara parsial Kompetensi berpengaruh terhadap Kualitas Pertanggungjawaban Laporan Keuangan. Namun variabel SAI secara parsial tidak berpengaruh terhadap Kualitas Pertanggungjawaban Laporan Keuangan.

6.2. Keterbatasan

1. Keterbatasan penelitian ini yaitu hanya menggunakan variabel Kompetensi dan SAI sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi Kualitas Pertanggungjawaban Laporan Keuangan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pertanggung


(3)

jawaban laporan keuangan seperti sistem pengendalian intern, dukungan pimpinan dan organisasi tim belum dimasukkan dalam penelitian ini.

2. Keterbatasan penelitian ini yaitu Kualitas Pertanggungjawaban Laporan Keuangan yang digunakan belum terinci untuk jenis-jenis laporan keuangan yang ada Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Pendidikan Nasional Provinsi Sumatera Utara. Kuesioner ini diberikan kepada responden yang menilai diri mereka sendiri untuk sebuah penelitian yang berkaitan dengan kinerja mereka sehingga pemberian nilai yang tidak sewajarnya merupakan kemungkinan yang dapat saja terjadi.

6.3. Saran

1. Penelitian berikutnya disarankan menggunakan faktor-faktor yang lebih lengkap terhadap Kualitas Pertanggungjawaban Laporan Keuangan sehingga faktor-faktor yang mempengaruhi pertanggungjawaban laporan keuangan lebih teruji.

2. Penelitian selanjutnya hendaknya meneliti cakupan yang lebih luas yaitu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Pendidikan Nasional yang tidak hanya Provinsi Sumatera Utara lagi, tetapi daerah-daerah/provinsi lain sehingga hasil penelitian lebih luas.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta.

Bloom, Benyamin S. 2003. Taxonomy of Educational Objective: Handbook 7. Cognative Domain. Longman. New York.

Catano, V.M. 1998. Competencies: A Review of the Literature and Bibiliography. Diakses Dari: http./www.chrpcanacla.com/en/paselreport/appendix.asp. Choirunisah, Fariziah. 2008. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Informasi

Laporan Keuangan yang Dihasilkan Sistem Akuntansi Instansi (Studi Kasus KPPN Malang). Universitas Gajah Mada.

Cracklin, MC., J. & Carroll, A. 1998. The Competent Use of Competency-Based Startegeis for Selection and Development Performance Improvement

Quarterly. Volume II, Number 3. Diakses Dari:

http./www.throughtspaceinc.com/pubs/compl/html.

Erlina dan Sri Mulyani. 2007. Metodologi Penelitian untuk Akuntansi dan Manajemen. USU Press. Medan.

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Ikhsan, Arfan dan Ghozali, Imam. 2006. Metodologi Penelitian untuk Akuntansi dan Manajemen. PT. Madju Medan Cipta. Medan.

Indriantoro dan Supomo. 1998. Pengaruh Struktur dan Kultur Organisasi terhadap Keefektifan Partisipasi Anggaran dalam Peningkatan Kinerja Manajerial: Studi Empiris Perusahaan Manufaktur. Kelola No. 18. hal. 61 s/d 68.

Institut Akuntan Publik Indonesia. 2009. Standar Profesional Akuntan Publik. Seksi 220 PSA No. 04 Alinea 02. Salemba Empat. Jakarta.


(5)

LOMA’s. 1998. Competency Dictionary.

Lubis, Ade Fatma, Arifin Akhmad, dan Firman Syarif. 2007. Aplikasi SPSS (Statistical Product and Service Soutions) untuk Penyusunan Skripsi dan Tesis. USU Press. Medan.

Mardiyani, Wiwien. 2006. Pengaruh Pemahaman Sistem Informasi Akuntansi dan Penguasaan Teknologi Informasi terhadap Kompetensi Auditor. Tesis. Universitas Pancasila. Jakarta.

Mas’ud, Fuad. 2004. Survai Diagnosis Organisasional Konsep & Aplikasi. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Mathis, Robert Loehoer & John H. Jackson. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Salemba Empat. Jakarta.

Morgan, Clifford T. 1986. Teori Psikologi Manajemen. Prentice Hall. New York. Mulyono, Agus. 2009. Analisis Faktor-faktor Kompetensi Aparatur Inspektorat dan

Pengaruhnya terhadap Kinerja Inspektorat Kabupaten Deli Serdang. Universitas Sumatera Utara.

Ornstein, Allan C. & Prancis P. Hunkins. 1988. Competency In The Work World. Prentice Hall of India.

Peraturan Menteri Keuangan No. 91/PMK.05/2007 tentang Bagan Akun Standar. Peraturan Menteri Keuangan No. 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan

Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.

Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan No. 01/PB/2005 tentang Jurnal Standar. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan No. 24/PB/2006 tentang Pelaksanaan

Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga.


(6)

Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Peraturan Pemerintah No. 06 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik

Negara/Daerah.

Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.

Suri Asumantri, Jujun. 1990. Filasafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Sinar Harapan. Jakarta.

Trisna-Ningsih, Sri. 2007. Independensi Auditor dan Komitmen Organisasi Sebagai Mediasi Pengaruh Pemahaman Good Governance, Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Auditor.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Undang-Undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Negara.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah.


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Pemerintahan Daerah dan Kompetensi Sumber Daya Manusia terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintahan Daerah di Provinsi Sumatera Utara

12 219 114

Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah(Studi Kasus Pada Seluruh Skpd Di Provinsi Sumatera Utara)

20 180 71

Pengaruh Motivasi Kinerja dan Kemampuan Pegawai Terhadap Kualitas Pelayanan Publik pada Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara Medan Selatan

1 36 109

Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Terhadap Kinerja SKPD Pada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara

14 95 93

Analisis Prosedur Akuntansi Keuangan Daerah Dalam Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Keuangan pada Pemko Medan

0 26 129

PENGARUH KOMPETENSI PENGELOLA KEUANGAN DAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN

0 0 16

Analisis Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Pemerintahan Daerah dan Kompetensi Sumber Daya Manusia terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintahan Daerah di Provinsi Sumatera Utara

0 0 29

Analisis Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Pemerintahan Daerah dan Kompetensi Sumber Daya Manusia terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintahan Daerah di Provinsi Sumatera Utara

0 0 13

Pengaruh Motivasi Kinerja dan Kemampuan Pegawai Terhadap Kualitas Pelayanan Publik pada Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara Medan Selatan

0 1 18

Pengaruh Motivasi Kinerja dan Kemampuan Pegawai Terhadap Kualitas Pelayanan Publik pada Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara Medan Selatan

0 0 12