6
B. Pertanyaan Penelitian
Merujuk kepada latar belakang dari permasalahan diatas, maka penulis membatasi masalah penelitian hanya pada kasus terpilihnya Muhammad Mursi
menjadi Presiden Mesir di tahun 2012. Sebagai negara demokrasi dan negara yang mempunyai kepentingan di Mesir, AS mengeluarkan kebijakan luar negeri yang
cukup serius di negara tersebut. Berdasarkan fakta ini, penulis merumuskannya ke dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana kebijakan luar negeri AS terhadap Mesir pasca terpilihnya
Muhammad Mursi sebagai Presiden Mesir ? 2.
Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kebijakan AS tersebut?
C. Tujuan dan Manfaat penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini sebagai berikut :
1.
Mengetahui kebijakan luar negeri AS terhadap Mesir pasca terpilihnya Muhammad Mursi sebagai Presiden Mesir.
2.
Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan AS terhadap Mesir.
Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai berikut :
1.
Memberikan pemahaman tentang latar belakang pemilihan presiden Mesir secara demokratis pasca lengsernya rezim Husni Mubarak
2.
Memberikan pemahaman tentang kebijakan luar negeri AS terhadap Mesir paska terpilihnya Muhammad Mursi menjadi presiden Mesir.
7
3.
Memberikan kontribusi terhadap studi Hubungan Internasional, terutama memberikan informasi referensi dan data yang terkait
dengan masalah yang telah dijelaskan di atas.
D. Tinjauan Pustaka
Pada tahapan ini penulis melakukan studi kajian pustaka yaitu mempelajari buku-buku referensi dan hasil penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh
orang lain. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan landasan teori mengenai masalah yang akan diteliti.
Penelitian mengenai krisis Politik di Mesir telah dilakukan oleh Rr. Laeny Sulistyawati Krisis Politik di Mesir: Kepentingan Amerika Serikat Terhadap
Militer Mesir , Jember: Skripsi Universitas Jember, 2011. Dalam skripsinya, ia
menjelaskan bahwa AS dengan Mesir terlibat hubungan kerjasama berbagai bidang yang semakin intens setelah ditandatanganinya perjanjian Camp David.
Diantara berbaga bidang kerjasama tersebut, bidang militer mendapat perhatian serius dari AS karena militer dianggap memiliki peran yang penting. Untuk itu
terjadi kerja sama militer seperti bantuan keuangan militer atau FMF Foreign Military Financing
, perlengkapan militer sampai adanya pertemuan tahunan rutin antara pejabat tinggi militer AS dengan militer Mesir.
Kerja sama terus berlanjut sampai terjadinya krisis politik di Mesir pada 25 Januari 2011, dimana terjadi demonstrasi besar-besaran yang menuntut Husni
Mubarak mundur sebagai presiden Mesir. Krisis yang terjadi membuat munculnya
8
potensi kekuatan oposisi Mesir. Diantara potensi kekuatan oposisi tersebut, ternyata juga rentan muncul kekuatan anti terhadap AS dan sekutunya. Untuk itu
AS berupaya tetap berhubungan dengan militer Mesir.
12
Tafwid Mulia Hubungan Perdagangan Mesir-AS Periode 2000-2002 Jakarta: Skripsi, UNAS, 2006. Dalam skripsinya, ia menjelaskan bahwa hubungan
perdagangan antara Mesir-AS sudah berlangsung sejak lama. Pada tahun 2001, negara Amerika Serikat diserang oleh sekelompok teroris yang menewaskan
hampir tiga ribu jiwa. Hal ini bisa membuat AS mengubah kebijakan luar negerinya. Mulai saat itu AS mengubah kebijakan luar negerinya menjadi lebih
aktif demi melindungi kepentingan nasionalnya baik di dalam maupun di luar negeri.
Kebijakan tersebut membuat AS lebih aktif dalam mengubah kondisi politik dunia. Invasi-invasi yang dilancarkan oleh AS untuk menumbangkan rezim-rezim
yang sedang memerintah di suatu negara yang dianggap berbahaya bagi kepentingan AS ditentang oleh banyak negara termasuk PBB sendiri. Ditengah-
tengah suhu politik dunia yang terus memanas, penulis mencoba untuk melihat apa saja yang menjadi peluang dan hambatan terhadap perkembangan hubungan
perdagangan kedua negara tersebut.
13
Sementara itu, Bulbul Abdurahman dalam tulisannya yang berjudul “
Dinamika Pemerintahan Mesir Menuju Negara yang Demokratis: Ditandai Persaingan antara Demokrat Islam dengan Militer
”, berpendapat bahwa
12
Rr. Laeny Sulistyawati, Krisis Politik di Mesir: Kepentingan Amerika Serikat Terhadap Militer Mesir Skripsi, 2011.
13
Tafwid Mulia Hubungan Perdagangan Mesir-AS Periode 2000-2002 Jakarta: Skripsi, UNAS, 2006.
9
kemenangan Partai Islam dalam Parlemen Mesir pasca kudeta terhadap Hosni Mubarak, hanya kemenangan sesaat. Karena beberapa waktu kemudian hasil
pemilu parlemen tahun 2012 ini dibubarkan oleh Militer. Begitupula kemenangan Presiden Mursi pada tahun 2012 yang lalu berakhir dengan diambilalihnya
kekuasaan oleh militer.
14
Hasil akhir pemilihan parlemen pertama Mesir setelah jatuhnya Presiden Husni Mubarak, menetapkan partai-partai beraliran Islam sebagai pemenang.
Partai Kebebasan dan Keadilan, FJP -yang merupakan partai politik milik dengan perolehan itu, FJP akan menguasai 235 kursi di Majelis Rakyat. Tempat kedua
diduduki oleh kubu konservatif, Partai Salafist al Nur dengan 121 kursi atau 25 suara. Sementara partai beraliran liberal, Partai Wafd, meraih 36 kursi dan partai
sekuler, Koalisi Mesir, memiliki 33 kursi. Dengan hasil tersebut, maka partai-partai Islam menguasai sekitar dua
pertiga parlemen. Ikhwanul Muslimin merupakan organisasi yang dilarang di bawah pemerintahan Presiden Husni Mubarak. Kemenangan mutlak ini membuat
FJP sudah memutuskan seorang politisi seniornya, Saad al-Katatni, untuk ditunjuk sebagai ketua Majelis Rakyat.
15
Kekhawatiran militer terhadap ancaman dominasi Islamis di tubuh pemerintahan Mesir nampak tergambar jelas dari putusan Mahkamah Konstitusi
MK yang tiba-tiba membubarkan Parlemen. Berdasarkan hasil pemilu, 70
14
Bulbul Abdurahman, “Dinamika Pemerintahan Mesir Menuju Negara yang Demokratis: Ditandai Persaingan antara Demokrat Islam dengan Militer,” Jurnal online Westphalia 13 Januari-Juni 2014, hal.1.
15
Bulbul Abdurahman, “Dinamika Pemerintahan Mesir Menuju Negara yang Demokratis”, hal.136
10
persen anggota parlemen berasal dari partai Islam FJP yang juga sayap politik Ikhwanul Muslimin dan An Nur yang berafiliasi ke Salafi.
16
Dari kajian-kajian tersebut belum memberikan topik pembahasan yang detail mengenai kebijakan luar negeri AS terhadap Mesir pasca terpilihnya
Muhammad Mursi menjadi presiden Mesir terhadap tahun 2012 lalu. Oleh karena itu penulisan ini dimaksudkan untuk mengisi ruang yang masih kosong tersebut.
E. Kerangka Teoritis