51
kelangsungan hidup suatu negara.
108
Lebih lanjut, menurut Rosenau, apabila kita mengkaji kebijakan luar negeri suatu negara maka kita akan memasuki fenomena
yang luas dan kompleks. Hal itu meliputi kehidupan internal internal life dan kebutuhan eksternal eksternal needs termasuk didalamnya adalah kehidupan
internal dan eksternal seperti aspirasi, atribut nasional, kebudayaan, konflik, kapabilitas, institusi, dan aktivitas rutin yang ditujukan untuk mencapai dan
memelihara identitas sosial, hukum, dan geografi suatu negara sebagai negara- bangsa.
109
Faktor internal dan eksternal sangat berpengaruh dalam menentukan kebijakan luar negeri Amerika Serikat, sistem politik terkait dengan struktur
pemerintahan, dinamika dan aktor politik yang berkuasa memiliki peran yang signifikan dalam menentukan kebijakan luar negeri AS. Sementara itu, di sisi lain,
faktor-faktor eksternal juga turut berpengaruh dan tidak bisa dihindari bahwa politik regional dan global mempengaruhi kebijakan luar negeri AS.
A. Kebijakan Luar Negeri AS Terhadap Mesir
Setelah terpilihnya Muhammad Mursi menjadi presiden Mesir, AS melakuan peninjauan ulang kebijakan luar negerinya di negara tersebut.
Pemerintahan Obama menerapkan sebuah kebijakan yang bertujuan untuk menyeimbangkan sejumlah kepentingan Amerika Serikat di negara itu. Hal ini
membuat Amerika Serikat melakukan beberapa revisi strategi bantuan
108
James N. Rosenau, Gavin Boyd, Kenneth W. Thompson. World Politics: An Introduction. New York: The Free Press, 1976, hal. 32.
109
James N. Rosenau, Gavin Boyd, Kenneth W. Thompson. World Politics: An Introduction, hal. 15.
52
pembangunan, dan menggunakan diplomasi untuk menyikapi dalam transisi politik dan keamanan Mesir.
Amerika Serikat melakukan review terhadap kebijakan luar negerinya di Mesir. Pada kuartal ketiga, Gedung Putih membawa semua lembaga bersama
Departemen Luar Negeri, Pentagon, Departemen Keuangan, Departemen Perdagangan untuk melakukan tinjauan kebijakan strategis yang menyeluruh di
Mesir. Dari tinjauan strategis yang didapat, membantu pemerintahan Obama untuk melakukan negosiasi dengan para pemimpin Mesir akhir tahun 2012 dan
untuk tahun 2013.
110
Dalam upaya menyeimbangkan pemerintahan Mesir ini pemerintahan Obama melakukan diplomasi dengan cara mengutus Hillary Clinton pasca
dilantiknya Mursi sebagai Presiden Mesir. Hal ini dilakukan Obama agar Mursi dapat kooperatif dalam menjaga kepentingan-kepentingannya di wilayah ini dan
tak membiarkan Mesir jatuh dalam suatu kelompok tertentu. Dalam kunjungan ini AS menawarkan bantuan pemulihan ekonomi kepada Mesir yang sedang berada
dalam ketidakpastian ekonomi. Sebulan setelah kunjungan Hillary ke Kairo, US Defense Secretary
Leon Panetta juga mengunjungi Kairo. Dalam kunjungan itu Panetta bertemu dengan Presiden Mesir Mursi dan Menteri Pertahanan Mesir
Tantawi. Hasil dari pertemuan itu Panetta mengisyaratkan Mursi untuk bertindak secara independen dari pengaruh Ikhwanul Muslimin. Langkah diplomasi yang
110
Center for American Progress Previewing Egypt’s 2012 Presidential Elections Another Step Forward in
the Country’s Political Transition—but Not the Last dapat dilihat di https:www.americanprogress.org
issuessecurityreport2012052311553previewing-egypts-2012-presidential-elections diakses pada 12
November 2014
53
dilakukan AS adalah usaha untuk menyingkirkan pengaruh Ikwanul Muslimin terhadap Mursi.
111
B. Faktor Internal