Perencanaan Pengolahan Tugas dan Fungsi Intelijen Negara

security , 61 dan penggalangan prerconditing. Perbedaannya hanya terletak pada luas dan skala kegiatan intelijen tersebut yang dipengaruhi oleh sasaran dan kegunaannya. 62 Semua tugas dan fungsi di atas bertujuan untuk menggagalkan ancaman terhadap kedaulatan negara, keselematan bangsa dan integritas wilayah negara melalui pengamatan secara terus menerus dan bersifat sistematik terhadap potensi-potensi yang bisa menimbulkan ancaman. 63 Dalam melakukan aktivitasnya, intelijen menjalankan tugasnya secara kontinyu, berlanjut dan berulang dimulai dari tahap perencanaan, pengumpulan keterangan, pengolahan keterangan, penyampaian dan penggunaan untuk mendapatkan Intelijen yang berkaitan dengan ancaman dan atau peluang ancaman. Proses kinerja intelijen 64 ini harus dipahami dan dikuasai oleh setiap aparat intelijen untuk dapat menyediakan dan memberikan intelijen yang aktual kepada komandanpimpinan sebagai dasar pengambilan keputusan. Untuk itulah tugas intelijen dimulai dengan perencanaan, pengumpulan keterangan, pengolahan, kemudian penyampaian dan penggunaan yang ditindaklanjuti dengan evaluasi akhir. 65

1. Perencanaan

61 Dalam fungsi Intelijen sebagai pengamanan security dikenal security pasif negartif dan security aktif Positif. Security pasif negatif berarti melindungi diri terhadap kegiatan Intelijen pihak lawan. Baik dalam kegiatan operasi Intelijen terbuka maupun operasi Intelijen tertutup klandestin secara depensif. Sekuritas pasif mempunyai unsure sebagai berikut: a Concleament menyembunyikan laporan sumber. b. Klasifikasi tingkat kerahasiaan laporan. c. Kepercayaan atas sumber. d. Komponen-komponen evaluasi. e. Perubahan dalam penilaian kepercayaan dan f. Karakter baket informasi. Adapun security Aktif positif adalah sikap melindungi diri terhadap kegiatan Intelijen pihak lawan dengan melakukan oprsasi Intelijen secara opensif terbuka atau tertutup 62 Jono Hatmodjo, Intelijen Sebagai Ilmu Intelligence as a Science., h. 3 63 Bijah Subijanto, Restorasi Intelijen: Memperkuat Sistem Korporat, Memperkokoh Sistem Nasional, Jakarta: Jatidiri, 2004, h. 4 64 Lihat Lampiran Lingkaran Intelijen Intelijen Cycle 65 Nurdin, Pengertian Intelijen, http:empiris-homepage.blogspot.com200802tekhnik-intelijen.html . Artikel diakses pada 10 Agustus 2008. Perencanaan merupakan suatu kegiatan untuk merumuskan kebutuhan dari keinginan pimpinankomandan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas pokok di lapangan, sehingga dapat dilaksanakan secara terarah dan sistematis. Tahap perencanaan dilakukan oleh staf intelijen setelah menerima petunjukperintah dari komandanpimpinan atau tugas yang dicari sendiri. Tahap ini sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan tugas pokok.

2. Pengumpulan keterangan

Dalam proses pengumpulan keterangan, intelijen harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Kegiatan Intelijen

Adalah semua usaha, pekerjaan, kegiatan dan tindakan secara rutin dan terus menerus yang dilaksanakan semua satuan didasarkan suatu tata kerja yang tetap.

b. Operasi Intelijen

Adalah segala usaha, pekerjaan, kegiatan dan tindakan yang terencana dan terarah untuk mendapatkan keterangan atau menciptakanmerubah kondisi yang dikehendaki dan atau untuk melawan jaring intelijen lawan untuk kepentingan pengamanan. Untuk mendapatkan keterangan yang tepat guna dan tepat waktu maka diperlukan taktik dan teknik dalam pengumpulan keterangan yang tepat yang disesuaikan dengan keadaan sasaran dan akses terhadap sasaran. Taktik ini meliputi matbar, wawancara, interogasi, penjejakan, penyusupan, pengintaian dan penyadapan. Sumber keterangan bisa berasal dari satuan sendiri maupun di luar yang berpedoman kepada nilai kepercayaan yang terdiri dari perorangan, organisasi, naskah, barang dan kegiatan.

3. Pengolahan

Kegiatan pengolahan adalah bahan keterangan yang telah diterima diolah melalui proses pencatatan, penilaian dan penafsiran, sehingga bahan keterangan yang awalnya masih merupakan bahan mentah ditransformasikan menjadi intelijen. Tahap akhir dari proses ini adalah mengambil kesimpulan dari hipotesis-hipotesis yang dikembangkan.

4. Penyampaian dan Penggunaan