bertindak pasti lebih salah lagi. Selain itu juga karena masih sedikit orang yang mengakaji lembaga intelijen negara terutama dalam perspektif ketetatanegaraan Islam.
Atas dasar pemikiran tersebut, penulis menyusun tulisan ini untuk skripsi Program Strata Satu pada Konsentrasi Ketatanegaraan Islam Program Studi Jinayah Siyasah
Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Penelitian ini
berjudul ‘‘Intelijen Negara dalam Perspektif Ketatanegaraan Indonesia dan Ketaatanegaraan Islam.’’
B. Perumusan dan Pembatasan Masalah
Dalam penulisan skripsi ini, penulis membatasi masalah agar lebih terfokus, mendalam dan nilai ilmiahnya dapat dipertahankan. Oleh karena itu, penulis membatasi
permasalahan pada lembaga intelijen negara dalam ketatanegaraan Indonesia dan ketatanegaraan Islam. Karena berdasarkan dinamikanya, intelijen selalu mengalami
perubahan, mulai dari aktivitas kerja, hukum sampai dengan lembaganya. Dari pembatasan di atas, persoalan yang hendak dijawab oleh penulis adalah :
1. Bagaimana hukum intelijen Negara?
2. Bagaimana kedudukan lembaga intelijen Negara di dalam ketatanegaraan
Indonesia dan ketatanegaraan Islam? 3.
Bagaimana peranan lembaga intelijen Negara dalam memelihara stabilitas kemanan Negara?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penulis mengambil tema Institusi Intelijen Negara dalam Perspektif Ketatanegaraan Indonesia dan Ketatanegaraan Islam, dengan tujuan :
1. Untuk mengetahui hukum intelijen Negara.
2. Untuk mengetahui kedudukan lembaga intelijen negara dalam perspektif
ketatanegaraan Indonesia dan Ketatanegaraan Islam. 3.
Untuk mengetahui peranan lembaga intelijen Negara dalam memelihara stabilitas keamanan Negara.
Manfaat dari penelitian ini terletak pada dua hal dasar yaitu : a.
Teoritis akademis, yakni sebagai nilai akademis dari hasil penelitian yang dapat disumbangkan untuk khazanah keilmuan.
b. Praktis pragmatis, yaitu sebagai kontribusi positif bagi kehidupan umat manusia.
Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan penulis terhadap khazanah keilmuan dan bermanfaat bagi pembaca yang ingin mengembangkan Studi
Ketatanegaraan Islam Siyasah Syar’iyyah terutama di bidang Pertahanan dan Keamanan Negara serta memberikan kontribusi positif bagi kelangsungan hidup umat manusia.
D. Review Studi Terdahulu
Sejumlah penelitian tentang intelijen dalam berbagai perspektif memang sudah dilakukan. Hanya saja yang secara spesifik merupakan tinjauan Intelijen negara adalah
karya Abdul Muhid dari Fakultas Ushuluddin dan Filsafat tahun 2005, dalam skripsinya yang berjudul Stretgi Perang dalam Islam : Kajian Kritis Atas Kebijakan dan Strategi
Nabi dalam Peperangan. Dalam literatur ini dijelaskan bagaimana penggalian informasi
dilakukan oleh Nabi berikut dasar-dasar strategi peperangan mulai dari persiapan, termasuk pengintaian pada pihak lawan sampai sistem patroli demi keamanan negara.
Pada skripsi ini jelas berbeda dengan apa yang penulis kaji. Karena penulis mengkaji intelijen dari dua perspektif, yaitu dalam ketatanegaraan Indonesia dan ketatanegaraan
Islam. Sedangkan karya Abdul Muhid hanya sebatas mengkaji aktivitas intelijen sebagai instrumen dalam perang yang dilakukan oleh Rasulullah.
Selain skripsi, literatur mengenai intelijen Negara juga didapatkan penulis dalam buku :
1 Karya Jend. Pol. Purn Drs. Kunarto, Intelijen : Pengertian dan Pemahamannya,
yang mengkaji tentang sejarah Intelijen di Indonesia dan teknik operasi dalam mendapatkan berita yang akurat sebagai acuan dalam pengambilan kebijakan
pemerintah. Karya ini juga berbeda dengan skripsi penulis. Karena dalam skripsi ini penulis
mengedepankan analisa intelijen negara dari sisi hukum, kedudukan dan aktivitas intelijen negara dari sisi tatanegara Indonesia dan tatanegara Islam. Selain itu,
penulis juga menyinggung beberapa intelijen negara dalam dunia Islam, seperti Iran.
2 Buku karya Deby M. Nasution, Kedudukan Militer dalam Islam dan Peranannya
Pada Masa Rasulullah Saw. Dalam buku ini dijelaskan tentang fungsi militer
sebagai alat untuk menjaga kedaulatan, harkat, martabat bangsa dan Negara yang bersifat internal maupun eksternal. Perbedannya dengan skripsi ini nadalah Deby
tidak menjelaskan bagaimana hukum melakukan aktivitas intelijen dan kedudukannya dalam sebuah negara.
3 Jono Hatmodjo, penulis buku Intelijen Sebagai Ilmu Intelligence as a Science,
menerangkan Intelijen secara umum dalam tataran teoritis. Perbedaan karya ini dengan kajian penulis adalah Jono Hatmodjo tidak membahas hukum dan
kedudukan intelijen negara dalam praktis. Sedangkan penulis membahas dari dua sisi, yaitu intelijen dalam tataran teoritis dan praktis sekaligus.
E. Kerangka Konseptual