Praktik Intelijen Pada Masa Nabi Muhammad Saw

Selain itu Nabi Musa pun telah membuat perkembangan dan kemajuan dinas rahasia di bawah pimpinan Oseha Bin Nun dalam perjalanannya ke tanah Harapan dalam bentuk penyelidikan yang suci, untuk dapat mengecek adanya janji Tuhan 5 . Selain Nabi Nuh As dan Nabi Musa As, orang Mesir kuno juga telah mengorganisir dinas-dinas intelijen berabad-abad sebelum Kristus, walaupun dalam beberapa hal seperti counter intelijen dalam praktiknya masih sederhana dan kurang sempurna. Hal ini pun tidak luput dari kritikan Sir Basil Thomson, dengan ungkapan sebagai berikut, “kalau Pharau Memptah kala itu sudah mempunyai dinas Intelijen yang efesien, maka pasti tidak perlu terjadi pengungsian keluar negeri.” 6

B. Praktik Intelijen Pada Masa Nabi Muhammad Saw

Dalam diri dan kehidupan Nabi Muhammad Saw terdapat teladan yang sempurna dalam setiap lini kehidupan yang menjadi tuntutan bagi umat manusia. 7 Demikian hebat perannya dalam berbagi aspek kehidupan tanpa terkecuali di bidang militer. Namun sayangnya mayoritas manusia mengenal sosok Nabi hanya sebagai pemimpin spiritual. Muhammad Saw adalah guru pertama ilmu militer dalam Islam yang membuat rencana strategi perang, gerakan taktis dan operasi militer. Beliau menjalankan 5 Jend. Pol. Pur Drs. Kunarto, Intelijen Pengertian dan Pemahamannya, Jakarta: PT. Cipta Manunggal, 1999., h. 66 6 Jend. Pol. Pur Drs. Kunarto, Ibid. 7 Afzalur Rahman, Nabi Muhammad Sebagai Seorang Pemimpin Militer, Jakarta: Amzah, 2006, Cet. II, h. 1 rencananya dan mencapai tujuannya dengan kecepatan dan keberhasilannya yang besar, mengalahkan musuh dengan kecakapan, kearifan dan kecerdikan, dengan strategi perang dan mengomandoi pasukannya untuk mematahkan taktik serangan musuh. Semua gerakan strategis dan operasi taktisnya selalu didasarkan pada realitas dan kebutuhan praktis serta informasi yang telah diolah oleh intelijen. Sehingga strategi perang selalu berada di luar jangkauan pengertian musuh. Dalam setiap peperangan, Nabi Saw selalu menjalankan aktivitas intelijen terlebih dulu untuk mengetahui kekuatan dan strategi musuh. Dengan begitu, akan diperoleh informasi tentang titik-titik kelemahan mereka, seperti yang dilakukannya ketika akan menghadapi tentara kafir yang tiga kali lebih besar dari jumlah pasukan muslim di lembah Badar. 8 Peran Intelijen pun teruji saat perang Khandaq. Hal tersebut terbukti ketika kaum kafir Quraisy sudah merencanakan penyerangan dengan sangat matang dengan pasukan jauh lebih besar serta senjata lengkap. 9 Namun Muhammmad Saw beserta tentara Islam mampu bertahan dari serangan orang kafir Quraisy, atas dasar laporan-laporan intelijen Islam yang berhasil menyusup ke jantung pertahanan lawan. Ketika Muhammad Saw medapatkan informasi dari intelijen muslim bahwa pihak musuh telah bergabung dengan satu tujuan menyerang kaum muslimin di Madinah, 8 Taqiyuddin an-Nabhani, Al-Daulah Al-Islamiyah, Jakarta: HTI Press, 2002, cet. VII, h 86-87 9 Syaikh Mahmud Syakir, Ensiklopedi Peperangan Rasullalah Saw, Jakarta: Pustaka Al- Kausar, 2005, h. 396 beliau bermusyawarah dengan para sahabatnya. Atas usulan dan pertimbangan dari Salman al-Farisi, dikeluarkanlah kebijakan membangun parit yang mengelilingi kota Madinah untuk melindungi kota Madinah serta menghancurkan mental pasukan kafir Quraisy. Peristiwa tersebut dikenal dengan parang Khandaq Parit 10 . Menurut.H.G Walls tindakan di atas adalah tindakan yang paling sportif dalam sejarah dunia, bagaimana tentara yang besar jumlahnya menyusut tanpa terjadi suatu perkelahian dan akhirnya angkatan perang Makkah yang besar itu dapat dikalahkan tanpa melepaskan satu anak panah pun. 11 1 Jenis-jenis Intelijen Pada Masa Nabi Saw Secara garis besar satuan intelijen pada masa Rasullah Saw, dapat di bagi menjadi dua yaitu, pertama intelijen pengintaian mata-mata dan kedua intelijen tempur. 10 Salman al-Farisi Abu Abdullah dikenal dengan Salman al-Khair, ia berasal dari Ram Harmuz sebuah daerah di Persia. Dalam sebuah riwayat menyebukan bahwa agar kaum mauslimin menggali parit mengelilingi Madinah, juga bisa dimanfaatkan menghambat musuh yang akan melalukan penyerangan. Salman berkata “Kami di tanah Persia, jika kami takut dengan pasukan berkuda, maka kami akan menggali parit”. Atas dasar pertimbangan ini maka Nabi Saw mengambil kebijakan yang tidak popular yaitu menggali parit dan hasilnya luar biasa. Intelijen kaum musyrik tidak dapat mendeteksi strategi yang dirancang oleh Rasulullah. Sehingga perang Khandaq dimenangkan oleh kaum muslimin. Lihat: Syaikh Mahmud Syakir, Ensiklopedi Peperangan Rasullalah Saw, Jakarta: Pustaka Al-Kausar, 2005, h. 174 11 Jend. Pol. Pur Drs. Kunarto, Intelijen Pengertian dan Pemahamannya., h 65-67 a Intelijen Pengintaian Intelijen pengintaian merupakan satuan kecil terdiri dari 20 orang atau kurang yang ditunjuk khusus oleh Rasulullah untuk menemukan informasi tentang pasukan musuh, perlengkapan senjata, gerakannnya dan rencananya. Informasi tersebut diperlukan sebagai bahan yang akan dianalisa dan hasilnya menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan bagaimana, di mana, dan kapan harus melancarkan operasi militer terhadap musuh. 12 Intelijen pengintaian pada masa Nabi Saw dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : _ Intelijen pengintai yang tidak dipersenjatai, yaitu intelijen yang hanya mempunyai tugas mengumpulkan informasi tentang musuh, tidak terlibat dalam pertempuran. Sehingga dalam operasinya dilaksanakan dengan cepat dan sesegara mungkin tanpa terlibat dalam pertempuran. _ Intelijen pengintai yang dipersenjatai, yang mempunyai tugas memantau dan mengawasi gerakan musuh, memeriksa tindakan permusuhan, atau mengawal daerah yang tak bertuan atau batas negara. Satuan intelijen tersebut boleh terlibat dalam pertempuran. b Intelijen Tempur Satuan intelijen tempur lebih besar bila dibandingkan dengan intelijen pengintai, yaitu sekitar 15-30 Orang. Dinamakan intelijen tempur karena selain 12 Afzalur Rahman, Nabi Muhammad Sebagai Seorang Pemimpin Militer., h. 120 mendapat tugas mengumpulkan informasi tentang musuh juga diperintahkan untuk melakukan pertempuran dengan pasukan musuh demi tercapanya tujuan. Tujuan intelijen tempur pada masa Rasulullah, selain menjalankan tugas kontra intelijen dengan menjaga perbatasan negara terhadap penyusupan musuh, juga menjalankan fungsi sabotase dengan menutup sumber logistik dan persediaan musuh serta melibatkan musuh dalam pertempuran selagi musuh belum dapat menyiapkan diri dengan baik untuk berperang. Dua jenis sistem operasi intelijen membantu membentuk suatu sistem komunikasi yang kuat, yang dapat memberi informasi pada Nabi Saw tentang segala kejadian pada suku dan daerah perbatasan di sekitar Madinah. Selain mengadakan pos pengintai, Nabi Saw secara rutin melatih intelijen Islam dengan ilmu militer, isyarat rahasia dan pesan rahasia. 13 . c Pengaturan Operasi Intelijen Seiring menigkatnya tekanan dan sikap permusuhan kaum kafir Quraisy tehadap kaum muslimin, sehingga Nabi dan sahabatnya mengharuskan meninggalkan rumah, keluarga dan Ka`bah untuk hijrah ke Madinah. Namun sampai Madinah pun kaum kafir Quraisy tidak membiarkan Muhammad dan sahabatnya hidup dalam ketenangan. Hal tersebut tercermin dari isi surat pembesar kafir Quaraisy yang dikirim kepada Abbdullah bin Abayya, dimana isi surat tersebut menyatakan sikap 13 Afzalur Rahman, Nabi Muhammad Sebagai Seorang Pemimpin Militer., h. 125-126 dengan diterimanya Muhammad dan rombongannya, berarti penduduk Madinah telah memberikan perlindungan kepada penjahat. Abdullah bin Abayya diperintahkan membunuh Muhammad dan sahabatnya atau mereka akan menyerang Madinah dan membunuhnya bersama Muhammad. Selain itu kaum kafir Quraisy pun gencar mengirim mata-mata untuk mencuri informasi tentang keberadaan Muhammad dan sabahat serta masyarakat Madinah. Selain mata-mata meraka juga banyak menugaskan kelompok- kelompok kecil suku Qurasiy yang bergerak di sekeliling Madinah, bahkan terkadang sangat dekat dengan Madinah. Sikap permusuhan yang selalu ditunjukkan oleh kafir Qurasiy membuat Muhammad Saw tidak merasa aman dan tenang, bahkan dalam keadaan tidurpun para sahabat menyandang senjata yang siap digunakan apabila ada serangan mendadak. Dalam situasi yang serba sulit ini, Muhammad Saw, memulai menyusun dan mendisiplinkan pengikutnya, dimulai dengan shalat lima waktu dan puasa yang selanjutnya dididik menjadi mesin yang bergerak cepat dan mampu menghadapi setiap keadaan dan medan. Selain itu para prajurit juga dilatih dengan berbagai kemahiran militer dan untuk memenuhi perintah pimpinannya dan bekerja di bawah satu komando. 14 14 Afzalur Rahman, Nabi Muhammad Sebagai Seorang Pemimpin Militer., h. 121 Menurut Afzalur Rahman, pada saat itu Madinah merupakan sebuah bentuk Negara Islam yang kecil dan Muhammad Saw sebagai kepala negara pertama, selain dikenal sebagai negarawan dan pemimpin agama, Muhammad Saw juga terkenal sangat mahir di bidang militer terutama dalam merumuskan strategi operasi militer. Hal tersebut banyak ditunjang oleh pengetahun Muhammad Saw terhadap geografi Makkah dan Madinah. 15 Untuk melindungi negara dan segenap rakyatnya dari musuh yang senantiasa mengrongrong kedaulatan dan eksistensi Negara Madinah, maka dikeluarkanlah kebijakan diantaranya menyusun sistem patroli untuk dapat mengetahui posisi musuh, gerakan, rencana dan kekuatan senjata meraka. Untuk itu, Rasulullah mengirim satuan patroli pengintaian dengan berbagai kekuatan kurang lebih 15-30 personil. Sedangkan satuan patroli tempur berkekuatan sekitar 50 sampai 500 personil. Patroli tempur ditugaskan di daerah sekeliling Makkah dan Madinah, serta daerah strategis lainnnya, seperti Saudi Arabia. 15 Sejak usia muda Muhammad Saw sudah mengenal dengan baik lembah dan bukit-bukit di Madinah, karena lembah celah-celah bukit merupakan jalan utama Muhammad Saw dan rombongan ke Syria dalam misi dagang. Dan wilayah Timur Madinah-pun dikenal dengan baik, yang telah dilihatnya pada waktu kunjungan ke Basrah. Dengan pengetahuan geografi Makkah dan Madinah yang baik, Muhammad Saw menyadari arti penting wilayah dan militer. Bahkan mauhammad Saw sendiripun melakukan perjalanan dengan kafilah Quraisy melalui jalan yang berbukit dan sulit ini. Oleh karena itu tidak menjadi hambatan baginya untuk melakukan sistem patrolinya sendiri. Lihat: Afzalur Rahman, Nabi Muhammad Sebagai Seorang Pemimpin Militer ,. h. 124-125 Operasi intelijen ini dikenal sebagai operasi Sarayah dan Ghazawat. Nah ketika Muhamad sendiri menyertai setiap patroli, maka dinamakan Ghazwat dan kalau dikepalai oleh orang lain dinamakan Sariyah. d Pengaturan Patroli Intelijen Sebelum Perang Badar. Sebelum terjadi Perang Badar, Muhammad Saw mengirim empat kali patroli Sariyah, dan empat kali mengirim patroli Ghazwat. Pasukan patroli Sariyah pertama dikenal dengan Sariyah pinggir laut. Patroli ini terdiri dari 30 orang di bawah komando Hamzah bin Abu Muthalib yang dikirim ke tepi pantai untuk mengumpulkan informasi tentang gerakan suku Quraisy, di bawah komando Abu Jahal. Kedua, Sariyah Rabey. Patroli ini beranggotakan 60 orang di bawah komando Rabey, Ubaidah bin Harith, yang dikirim untuk memperhatikan kaum Quraisy di bawah komando Ikrimah bin Abi Jahal di daerah sekitar Madinah. Patroli ini menempuh route pergi mealui Hijaz sampai ke Saniah al-Murah. Ketiga, Sariyah al-Kharrar. Patroli ini hanya diikuti kaum Muhajirin ynag berjumlah 6 orang di bawah pimpinan Said bin Abi Waqqash dengan tujuan yang sama. Patroli ini diawali dengan perputaran wilayah yang melewati Hijjaz yang berputar ke al-Kharrar. Mereka melakukan perjalanan di malam hari dan bersembunyi di siang hari. Keempat, Sariyah Nakhla. Patroli ini dilakukan pada tahun ke-2 H, di bawah komando Abdullah bin Jahsh dengan membawa 12 prajurit serta sepucuk surat yang tidak boleh dibukanya selama dua hari dalam perjalanan. Setelah dua hari dalam perjalanan ia membuka surat itu dan membacanya yang berisi perintah untuk mengumpulkan informasi dan larangan untuk terlibat dalam pertempuran. Sebelum bergerak menuju lembah Badar, Nabi terlebih dahulu mengirimkan dua mata-mata yang mendahuluinya untuk mengetahui arah pergerakan kafir Quraisy. Sedangkan pasukan Ghazawat sebelum parang badar adalah; Ghazawah Al- Abwa atau Waddan, Gzawah Buwat, Ghazawah Zul Al-Ushairah, Gzawah Safawan Badar Ula. 2 Patroli dari Badar sampai ke Uhud Meski tentara Quraisy mengalami kekalahan yang sangat besar di lembah Badar, namun tidak mematahkan semangat mareka untuk tetap memerangi Nabi Muhammad dan pengikutnya. Bahkan kekalahan tersebut dijadikan sebagai motivasi untuk dapat bangkit membangun kekuatan dan membalas kekalahan di perang Badar. 16 Karena Nabi mengetahui perkembangan tentara Quraisy, maka beliau tidak sedikitpun menjadikan kemenangan di perang Badar mengundurkan kesiagaan terhadap kemungkinan serangan mendadak ke wilayah Islam. Bahkan Nabi meningkatkan kesiagaan dan terus mengirim patroli pengintai tempurnya untuk 16 Taqiyuddin an-Nabhani, Daulah Islamiyah, Penerjemah, Umar Faruq, dkk, Jakarta: HTI Pres, 2007, cet. II, h. 84 mengawasi gerakan musuh dan menjaga perbatsan negara Islam dengan mengirim dua kali patroli Sariyah, yaitu Sariyah Ghalib bin Abdullah Laisi dan sariyah al- Qaradha serta empat kali patroli ghzawat, yaitu ghazawah al-Kudri, ghazawah al- Sawiq, ghzawah Zul Amar melawan Ghafalan, ghazwah Burhan al-Furu melawan bani Salim. 3 Patroli dari Uhud sampai ke Hudabiyah Kekalahan kaum muslimin pada perang Uhud membawa kemunduran dan banyak korban. Selain membawa kesulitan bagi negara Madinah juga memberikan pukulan terhadap reputasi militer dan politiknya. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya suku di sekeliling Madinah yang dulu netral atau bersahabat dengan kaum muslimin, berbalik memusuhi dan menjadi sekutu aktif kaum Quraisy. Sedangkan lainnya menjadi mata-mata mereka dan menimbulkan ancaman yang serius terhadap keamanan dan pertahanan pusat Negara Islam 17 . Dalam keadaan kritis ini, Rasulullah mencari jalan keluar dengan mengintensifkan patroli dan ekspedisi, dengan tujuan mengetahui perkembangan dalam kota Madinah dan sekitarnya. Selanjutnya Rasulullah membuat garis pertahanan depan untuk menghadapi serangan mendadak dari luar atau pengkhianantan dari dalam kota oleh suku Yahudi. Hal ini juga dilakukan untuk 17 Afzalur Rahman, Nabi Muhammad Sebagai Seorang Pemimpin Militer., h. 133 menggertak penduduk sekeliling Madinah bahwa Negara Islam mampu sepenuhnya untuk mempertahankan kedamaian dan ketertiban dalam wilayahnya serta memulihkan kekuasaan dan kewibawaan yang hilang. 18 Dari Uhud sampai Hudaibiah, paling tidak tercatat delapan kali Nabi mengirim empat kali patroli sariyah dan empat kali patroli ghazwat. Patroli Sariyah pertama adalah sariyah Qatan atau Abu Salamah al-Makhzumi. Kedua, sariyah Abdullah bin Unais, ketiga sariyah al-Mundhir bin Amir, dan keempat sariyah Raji’. Sedangkan ghazwat yang pertama adalah ghazwah Badar al-Maw`d atau al-Sughra, kedua ghazwah Dal al-Riqa, ghazwah Daumat al-Jandal, ghazwah Bani Musthaliq atau al- Muraisi. 4 Pengaturan Patroli Setelah Perang Ahzab Perang Khandaq atau perang Ahzab, 19 merupakan salah satu fase pemisah dalam peperangan-peperangan yang dilakuan oleh kaum Muslimin, antara perang dengan posisi yang bertahan defensif dengan posisi dimana kaum muslimin mengambil posisi sebagai penyerang ofensif. 18 Afzalur Rahman, Nabi Muhammad Sebagai Seorang Pemimpin Militer., h. 133. 19 Disebut dengan nama Ahzab, karena berkumpulnya musuh Islam dari berbagai kalangan, yaitu dari kalangan masarakat Quraisy dan masyarakat Yahudi yang akan menyerang kota Madinah. Berkenaan dengan waktu terjadinya peristiwa tersebut, masih terjadi perbedaan pendapat. Menurut Ibnu Khaldun terjadi pada bulan Syawal, tahun ke-5 H, menurut riwayat Ibnu Umar dan ulama lain mengatakan peristiwa tersebut terjadi pada tahun ke-6, setelah Hijriah; 55 bulan setelah Nabi Hijrah. Lihat: Syaikh Mahmud Syakir, Ensiklopedi Peperangan Rasullalah Saw., h. 169 Tumpulnya penyerangan pasukan koalisi mengakibatkan tidak tertembusnya benteng pertahanan kaum muslimin. Seiring dengan mundurnya pasukan koalisi, maka menandai berakhirnya kaum musyrikin Quraisy melakukan penyerangan terhadap daerah kaum muslimin serta sebagai titik dimulainya kaum muslimin melakukan peperangan dengan cara menyerang pihak lawan. 20 Sekarang yang dihadapi kaum muslimin bukan lagi gangguan keamanan, melainkan perluasan kekuasaan di daerah-daerah. Oleh karena itu, maka perlu membentuk dinas rahasia yang tetap untuk memperoleh segala macam informasi tentang kegiatan berbagai suku yang telah ditundukkan, tetapi masih bermusuhan dengan pemerintah Islam pusat dan mengirim pasukan ekspedisi ke daerah sekeliling untuk menjaga perdamaian dan ketertiban. Oleh karena itu, Nabi masih mempertahankan kebijakan patrolinya untuk mencapai tujuan kedua ini, dimana beliau lima belas kali mengirim pasukan patroli sariyah . 21 Selain itu, Nabi juga dua kali mengirim pasukan patroli ghazawat 22 20 Syaikh Mahmud Syakir, Ensiklopedi Peperangan Rasullalah Saw., h. 176 21 Sariyah al-Qurata, Sariyah Ukhkashah bin Mihsan al-Asadi, Sariyah Dul Qassah, Sariyah bani Thalabah atau Abu Ubaidah al-Jarrah, Sariyah Zaid bin Harithah, Sariyah al-Jamum melawan Bani Sulaim, Sariyah Zaid bin Harits melawan al-Taraf, sariyah zaid bin Haritsah melawan Hismah, Sariyah Wadi al-Qura, Sariyah Umm Qirfah di Wadi al-Qura, Sariyah Abdullah bin Atiq melawan Abu Rafi, Sariyah Abdullah bin Ruwahah melawan Usair Ibn Razim, Sariyah al-Uraniyins, Sariyah Amir bin Umayyah, Sariyah Fadak. 22 Ghazawah Bani Lihyan 6 H, dengan tujuan menghukum penduduk Raji yang telah membunuh 10 pendakwah muslim. Dan Ghazwah al-Ghabah dengan tujuan mengejar Uyinah bin Hist yang telah merampas unta Muhammad dan membunuh putra Abu Dzarr 5 Pakta Pertahanan Hudaibiyah Pada bulan Zulkaidah tahun ke-6 H, Rasulullah beserta 1400 rombongan menuju Madinah dengan tujuan melakukan umrah. Selain mengenakan baju ihram, Nabi dan sahabat juga membawa binatang qurban, sebagai tanda bahwa mereka datang untuk mengunjungi Ka’bah. Namun pihak Quraisy yang mendengar kedatangan Rasulullah, sepakat untuk menghalang-halangi kaum muslimin memasuki Ka`bah. Dengan adanya penolakan dari pihak Quraisy, maka masing-masing kelompok mengirimkan utusannya dan menghasilkan enam butir kesepakatan. 23 Setelah pengesahan persetujuan damai, Muhammad Saw dan para sahabatnya membawa binatang ternak dan menyembelihnya serta mencukur rambut. Walapaun beberapa syarat perjanjian perdamaian kelihatannya sangat merugikan kaum muslimin dan banyak para sahabat yang tidak senang bahkan marah atas syarat yang merendahkan Rasulullah, tetapi Rasulullah sangat puas dengan tercapainya perjanjian tersebut untuk mengurangi terbunuhnya kedua belah pihak dan memberikan waktu kepada orang Quraisy untuk berfikir. 23 Isi perjanjian Hudabiah: 1 tidak ada perang selama 10 tahun. 2 Nabi Muhammmad akan kembali tahun ini dengan sahabatnya, akan datang tahun berikutnya untuk mengunjungi Ka`bah, beliau akan tinggal selama tiga hari dengan pedang yang disarungkan. 3 tidak akan ada pencurian dan perilaku yang kurang pantas. 4 siapa pun yang ingin membuat pakta dengan Nabi Muhammad dengan membuat suatu perjanjian dengannya dapat melakukannya. 5 siapa pun yang datang pada Muhammmad tanpa izin pengawasannya akan kembalikan dan siapa pun diantara sahabat Muhammad yang datang pada pihak Quraisy tidak akan di kembalikan. 6 kafilah dagang Quraisy yang sering melewati Madinah tidak akan digangggu. Lihat: Afzalur Rahman, Nabi Muhammad Sebagai Seorang Pemimpin Militer., h. 147-148. Perjanjian Hudaibiyah praktis mengakhiri permusuhan antara orang kafir Quraisy dengan orang Muslim. Walaupun demikian Muhammmad Saw tetap tidak mengurangi kewaspadaannnya terhadap kegiatan, baik terbuka maupun yang tersembunyi, aktual maupun potensial dari pihak musuh. Oleh karena itu, Muhammmad Saw sepenuhnya menyadari sikap musuhnya, dan tidak lalai untuk melanjutkan sistem patrolinya.

C. Perkembangan Intelijen Pasca Nabi Muhammad Saw