Intelijen TNI Intelijen dalam Lembaga Negara

Kegiatan pengolahan adalah bahan keterangan yang telah diterima diolah melalui proses pencatatan, penilaian dan penafsiran, sehingga bahan keterangan yang awalnya masih merupakan bahan mentah ditransformasikan menjadi intelijen. Tahap akhir dari proses ini adalah mengambil kesimpulan dari hipotesis-hipotesis yang dikembangkan.

4. Penyampaian dan Penggunaan

Penyampaian dan penggunaan merupakan tahaplangkah akhir dari roda perputaran intelijen, yang telah disusun dalam bentuk produk intelijen untuk disampaikan kepada pengguna. Agar dapat dipergunakan maka produk intelijen yang telah disusun harus tepat waktu dan dapat menjawab tuntutan tugas.

5. Evaluasi Akhir

Evaluasi akhir adalah untuk mengetahui sejauh mana hambatan-hambatan yang dialami dilapangan dari rangkaian proses intelijen tersebut. Evaluasi berkaitan dengan penilaian atas proses berulang dimulai dari tahap perencanaan, pengumpulan keterangan, pengolahan keterangan, penyampaian dan penggunaan untuk mendapatkan intelijen yang berkaitan dengan ancaman dan atau peluang ancaman.

E. Intelijen dalam Lembaga Negara

Selain Badan Intelijen Negara BIN, Indonesia juga memiliki intelijen dalam beberapa lembaga negara, antara lain:

1. Intelijen TNI

Badan Intelijen Strategis BAIS TNI adalah organisasi yang khusus menangani intelijen kemiliteran dan berada di bawah komando markas besar Tentara Nasional Indonesia. 66 BAIS bertugas untuk menyuplai berbagai analisis inteljen dan strategis 66 Lihat Lampiran Struktur Organisasi Mabes TNI, TNI AD, TNI AU, TNI AL dan Departemen Pertahanan RI PER01MVIII2005 yang aktual maupun perkiraan ke depan-biasa diseut jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang-kepada Panglima TNI dan Departemen Pertahanan. 67 BAIS berawal dari Pusat Psikologi Angkatan Darat PsiAD milik Markas Besar Angkatan Darat MBAD untuk mengimbangi Biro Pusat Intelijen BPI di bawah pimpinan Subandrio, yang banyak menyerap PKI. 68 Di awal Orde Baru, Dephankam mendirikan Pusat Intelijen Strategis Pusintelstrat dengan anggota-anggota PsiAD yang sebagian besar dilikuidasi ke dalamnya. 69 Pusintelstrat dipimpin oleh Ketua G-I Hankam Brigjen L.B. Moerdani. Pada era ini, intelijen militer memiliki badan intelijen operasional yang bernamaSatgas Intelijen Kopkamtib. Badan inilah yang di era Kopkamtib berperan penuh sebagai Satuan Intelijen Operasional yang kewenangannya sangat superior. 70 Pada tahun 1980, Pusintelstrat dan Satgas Intel Kopkamtib dilebur menjadi Badan Intelijen ABRI BIA. Jabatan Kepala BIA dipegang oleh Panglima ABRI. 71 Sedangkan kegiatan operasional BIA dipimpin oleh Wakil Kepala dan pada tahun 1986 untuk menjawab tantangan, keadaan BIA diubah menjadi BAIS. Perubahan ini berdampak pada restrukturisasi organisasi yang harus mampu mencakup dan emnganalisis semua aspek strategis pertahanan keamanan dan pembangunan nasional. Namun belum lagi restrukturisasi dilaksanakan, terjadi lagi perubahan, dimana BAIS 67 Nurhadi Purwosaputro, Pro Kontra Koter, Republika, 26 November 2005 68 Zaedan K, Menyimak Intelijen Republik Indonesia, Kompas, 3 OKtober 2000 69 Badan Intelijen Strategis, http:id.wikipedia.orgwikiBadan _Intelijen_Strategis 70 Zaedan K, Menyimak Intelijen Republik Indonesia, Kompas, 3 OKtober 2000 71 BAIS dipimpin oleh seorang perwira tinggi berbintang dua. Mereka yang pernah menjadi Kepala BAIS KaBAIS diantaranya adalah: 1 Brigadir Jendral TNI L.B. Moerdani, 2 Letnan Jendral TNI Tyasno Sudarto, 3 Marsekal Madya TNI Ian Santoso, 4 Mayor Jendral Mar Muhammad Lutfie, 5 Mayor Jendral TNI Syafnil Armen, SIP, SH, MSc. Lihat, TNI: Tanggapan untuk IMparsial, 21 November 2006. dikembalikan menjadi BIA, yang artinya secara formal lembaga ini hanyamelakukan operasi intelijen militer. 72 Jabatan Kepala BIA kemudian tidak lagi dirangkap oleh Panglima ABRI. Perubahan kembali dari BAIS menjadi BIA, dapat dianggap sebagai bagian dari kapanye de-Benisasi menghilangkan pengaruh L.B. Moerdani. Kekuatan politik dominan di era akhir tahun 1980-an berpendapat bahwa BAIS masih berada dalam pengaruh L.B. Moerdani yang pada waktu telah pensiun. Isu berkembang subur, karena sampai tahun 1987 L.B. Moerdani masih memiliki ruang di kompleks BAIS Tebet-Jakarta Selatan dan sering tidur di sana. 73 Pada tahun 1999, BIA kembali menjadi BAIS TNI dan Markas Komandonya terletak di kawasan Tebet, Jakrta Selatan. BAIS memiliki satuan militer yang disebut Satuan Induk Badan Intelijen Strategis BAIS TNI yang bermarkas di Cilandek-Bogor-Jawa Barat. Selain itu, aparat intelijen memiliki peranan yang sangat penting dan sangat menentukan dalam menunjang keberhasilan tugas pokok komando. Fungsinya sebagai mata dan telinga satuan, baik dalam pengamanan tubuh maupun dalam penggalangan terbatas di lapangan merupakan acuan dasar bagi pengambilan keputusan pimpinan. Karenanya keakuratan data dan informasi yang disajikan oleh aparat intelijen harus dapat dipertanggungjawabkan. Untuk mendapatkan keakuratan data intelijen yang dapat dipertanggungjawabkan seperti ini, tentunya harus di dukung oleh tingkat analisis yang tajam. Pemantapan tugas-tugas intel yang berkaitan dengan antisipasi kelompok- kelompok radikal, baik kelompok radikal kanan, kelompok radikal kiri dan kelompok radikal lainnya, juga diberikan pada anggota TNI sebagai pembekalan untuk 72 Zaedan K, Ibid. 73 Badan Intelijen Strategis, http:id.wikipedia.orgwikiBadan _Intelijen_Strategis mengantisipasi adanya berbagai kelompok-kelompok radikal yang dinilai dapat merbmbahayakan kedaulatan negara secara internal. Untuk itu, dalam tubuh TNI, sangat diperlukan berbagai latihan yang sesuai dengan perkembangan situasi yang aktual dan obyektif terhadap sasaran nyata. Penyelenggaraan gladi pemantapan tugas satuan intel ini juga dilaksanakan secara simultan oleh Denintel, tim Intelrem, unit tim Inteldim dan diaplikasikan dalam pelaksanaan tugas guna terciptanya stabilitas keamanan yang diharapkan.

2. Intelijen POLRI