Titik Persamaan dan Perbedaan antara Hukum Islam dan HAM tentang

99

BAB IV PERBANDINGAN HUKUM ISLAM DAN HAM TENTANG PIDANA RAJAM

A. Titik Persamaan dan Perbedaan antara Hukum Islam dan HAM tentang

Pidana Rajam Dari apa yang diuraikan pada bab II dan III sedikit banyaknya penulis menyingkap perihal pidana rajam dalam hukum Islam dan HAM, dari penjelasan tersebut telah digambarkan bagaimana posisi pidana rajam disorot dari pandangan HAM menurut barat, maka dalam dua basis tersebut jelas terlihat bahwa antara hukum Islam dan HAM tersebut mempunyai persamaan dan perbedaan antara satu dengan yang lainnya 1 . Antara hukum Islam dan HAM menurut barat dalam rajam sesuai UDHR mempunyai suatu titik persamaan dalam menyorot adanya hak bagi manusia dan perbedaan yang mendasar dalam pidana rajam pada hal aplikasi eksekusinya, hukum pidana rajam yang merupakan produk hukum Islam bermuara pada kepatuhan dan ketaatan terhadap apa yang Allah tentukan dalam Al- Qur’an dan Sunnah 2 , dalam pembahasan sebelumnya dijelaskan bahwa pidana rajam merupakan bentuk hukuman mati yang dikenakan kepada pelaku zina muhshan yang dalam eksekusinya dilakukan dengan melempari batu kepada terpidana oleh masyarakat ramai yang berada di tempat tersebut dengan posisi terpidana di dalam lubang dan dilempari batu-batu 1 Abul A’la Al-Maududi dalam dan Tahir Mahmood Ed, Human Rights in Islamic Law, New Dehi: Jamia Nagar, 1993, First Edition, Institut Of Objective Studies, h. 2. 2 Ahmad Kosasih, HAM dalam Persfektif Islam Menyingkap Persamaan dan perbedaan antara Islam dan Ham, Jakarta: Salemba Diniyah, 2003, edisi pertama, h.36. berukuran sedang sampai mati. Namun produk hukum Islam yang ini dipandang oleh golongan barat merupakan hukuman yang sangat kejam, sadis, tidak berprikemanusiaan, mengandung unsur merendahkan martabat, pecehan terhadap seseorang dan didalam hukum yang berkembang ini dianggap merupakan jenis hukuman yang melanggar HAM dan prikemanusiaan karena mengandung penyiksaan 3 . Menurut pendapat Mashood Dosen Oxford Univercity menguraikan dalam hal persamaan antara hukum Islam dan HAM internasional, yang mana masing- masing keduanya mempunyai konsep HAM bagi manusia 4 . Seperti adanya Cairo Declaratioan CD dan Piagam Madinah sebagaimana penulis sebutkan di atas. Ahli fiqh dalam Cairo Declaration juga sepakat dalam bahwa penyiksaan atau perlakuan serta penghukuman yang kejam dan tidak manusiawi dilarang selama berlangsungnya interogasi para pelanggar hukum. Hal tersebut tertera pada pasal 20 Deklarasi Cairo Organisasi Konferensi Islam tentang HAM Islam menetapkan bahwa 5 : Dilarang menjadikan oang disiksa secara fisik dan psikologis, atau segala bentuk penghinaan, kekejaman dan penistaan. 3 Ahmad Kosasih, HAM dalam Persfektif Islam Menyingkap Persamaan dan perbedaan antara Islam dan Ham, Jakarta: Salemba Diniyah, 2003, edisi pertama, h. 39. 4 Mashood A. Badrun, Hukum Internasional HAM dan Hukum Islam, Jakarta: Oxford University Press, 2003, yang ditulis oleh Komnas HAM, 2007, h. 80. 5 Mashood A. Badrun, Hukum Internasional HAM dan Hukum Islam, Jakarta: Oxford University Press, 2003, yang ditulis oleh Komnas HAM, 2007, h. 77-78. Dari berbagai macam persamaan antara HAM dalam Islam dan HAM Internasioanal setelah digelar deklarasi kairo oleh para ulama islam dan DUHAM dalam HAM internasional antara lain adalah 6 : 1. Persamaan tentang Hak persamaan dan kebebasan yang mana di dalam terdapat : a. Hak persamaan di dalam politik dan hukum. b. Hak berekspresi dan mengeliarkan pendapat. c. Hak berpartisipasi dalam politik dan pemerintah. d. Hak wanita sederajat dengan pria persamaan. e. Hak kebebasan memilih agama. f. Hak dan kesempatan yang sama untuk memperoleh kesejahteraan sosial. g. Hak kebebasan bertempat tinggal dan mencari serta bersuaka. 2. Hak hidup, perlindungan dan kehormatan 7 : a. Hak hidup dan memperoleh perlindungan. b. Hak atas kehormatan pribadi. c. Hak anak dari orang tua. d. Hak memperoleh pendidikan dan berperan dalam perkembangan iptek. e. Hak untuk bekerja dan memperoleh imbalan. 6 Ahmad Kosasih, HAM dalam Persfektif Islam Menyingkap Persamaan dan perbedaan antara Islam dan Ham, Jakarta: Salemba Diniyah, 2003, edisi pertama, h.46. 7 Ahmad Kosasih, HAM dalam Persfektif Islam Menyingkap Persamaan dan perbedaan antara Islam dan Ham, Jakarta: Salemba Diniyah, 2003, edisi pertama, h. 68. f. Hak tahanan dan narapidana. 3. Hak kepemilikan 8 : a. Hak kepemilikan pribadi. b. Hak menikmati hasil, produk ilmu dan hak cipta. c. Hak menikah dan berkeluarga. Demikianlah beberapa kovenant yang terdapat persamaan antara HAM dalam Islam dan HAM Internasional. Namun disamping terdapat persamaan HAM dalam Islam ataupun hukum Islam dalam konsep HAM jenis hukuman rajam mengandung dua kategori tindakan yang bertentangan dan dilarang, yaitu : 1. Unsur Tindakan menyiksa dilempari batu 2. Unsur hukuman mati dilempari batu sampai mati Dua unsur ini dipandang telah melanggar kesepakatan yang ada pada kandungan kovenant UDHR yang di antaranya : 1. DUHAM pasal 7 yang berbunyi : Tidak seorang pun dapat dikenai penyiksaan, atau perlakuan atau hukuman lain yang kejam, tidak manusiawi atau merendahkan martabat khususnya, tidak seorang pun dapat dijadikan objek eksperiment medis atau ilmiah tanpa persetujuannya. 8 Ahmad Kosasih, HAM dalam Persfektif Islam Menyingkap Persamaan dan perbedaan antara Islam dan Ham, Jakarta: Salemba Diniyah, 2003, edisi pertama, h.81. 2. Konvensi anti penyiksaan dan perlakuan atau penghukuman lain yang kejam, tidak manusiawi dan meredahkan martabat manusia pasal 1 ayat 1 yang berbunyi 9 : Untuk tujuan konvensi ini, istilah penyiksaan’ berarti setiap perbuatan yang dilakukan dengan sengaja sehingga menimbulkan rasa sakit atau derita hebat, baik jasmani maupun mental pada seseorang untuk memperoleh pengakuan atau keterangan dari orang itu atau orang ketiga dengan menghukum atas suatu perbuatan yang telah dilakukan atau di duga telah di lakukan atau mengancam atau memaksa orang atau orang ketiga atau untuk suatu alasan yang di dasarkan pada deskriminalisasi, apabila rasa sakit dan penderiataan tersebut di timbulkan oleh atau atas hasutan dari dengan persetujuan atau sepengetahuan pejabat pemerintah. Hal itu tidak meliputi rasa sakit atau penderitaan yang timbul hanya dari melekat pada atau diakibatkan oleh sanksi hukum yang berlalu. 3. DUHAM pasal 3 mengenai hak hidup adalah hak asasi : setiap orang berhak atas kehidupan, kebebasan dan keselamatan sebagai individu 4. Konvensi Hak Sipil dan Politik Pasal 6: Setiap manusia berhak atas hak untuk hidup yang melekat pada dirinya. Hak ini wajib dilindungi oleh hukum, Tidak seorangpun dapat dirampas hak hidupnya secara sewenang- wenang 5. UUD 1945, hak untuk hidup juga diakui, pasal 28A: setiap orang berhak untuk hidup serta berhak untuk mempertahankan hidup dan kehidupannya 6. UUD 1945 Pasal 28I: hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, adalah hak asasi yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun 9 1465 UNTS,hal. 85.lihat juga pasal 7 2 E tentang Statuta Mahkamah Pidana Internasional. UN Doc. ACONF.1839 17 Juli 1998. Hal tersebut adalah beberapa perihal yang membuat jurang antara hukum pidana rajam dalam Islam dan HAM 10 . Maka dari hal yang bertentangan ini bersumber atau di latar belakangi dari awal ditarik nya tali kedua hukum tersebut berasal, maka akan terlihat apa yang menyebabkan kedua hukum tersebut saling berseberangan. Dalam hal ini penulis akan menjelaskan beberapa faktor yang dominan yang menyebabkan kedua hukum tersebut menjadi berseberangan dan bertentangan satu dengan yang lain, ada beberapa perbedaan sisi tentang rajam menurut Islam dan HAM 11 : 1. Sumber, a. HAM bersumber pada filosofis karena sepenuhnya adalah produk pemikiran manusia. b. Sedangkan hukum Islam bersumber pada kepatuhan terhadap ketentuan Allah SWT yang ada pada Al- Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW. 2. Sifat, a. HAM bersifat antrofosentrik, maksudnya bahwa manusialah yang menjadi fokus perhatian utama. Manusia dilihat sebagai pemilik sepenuhnya hak 10 Ahmad Kosasih, HAM dalam Persfektif Islam Menyingkap Persamaan dan perbedaan antara Islam dan Ham, Jakarta: Salemba Diniyah, 2003, edisi pertama, h.7. 11 Ahmad Kosasih, HAM Dalam Persfektif Islam, Jakarta: Salemba Diniyah, Edisi Pertama, 2003, h. xxii tersebut, maka pada pertanggung jawabannya lebih berorientasi pada nilai- nilai kemanusian semata. b. Hukum Islam theosentrik, manusia dalam hal ini dilihat hanya sebagai makhluk yang dititipi hak-hak dasar oleh tuhan, bukan sebagai pemilik mutlak.oleh karena demikian ia harus menjaganya sesuai dengan aturan tuhan. Adapun penggunaan hak tersebut tidak diperbolehkan bertentangan dengan aturan tuhan. 3. Misi, a. HAM lebih mengutamakan hak daripada kewajiban, karena itu HAM lebih terkesan individualistik. Dalam hal ini penggunaan hak oleh seseorang kurang memperhatikan memelihara hak orang lain. b. Hukum Islam lebih mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban pada seseorang. Yang mana hak didapatkan jika seseorang telah memenuhi KAM kewajiban Asasi Manusia Demikian adalah hal-hal yang melatar belakangi akan pertentangan antara hukum pidana rajam menurut Islam dan HAM. B. Kompatibelitas Hukum Tuhan Seperti apa yang diungkapkan oleh Ahmad kosasih dalam bukunya yang berjudul HAM dalam persfektif Islam bahwasanya hak yang absolut hanya dimilki oleh Allah Sang Pencipta. Allah adalah pemilki hak mutlak, namun sebaliknya manusia adalah sebagai khalifah yang mengemban amanat dari Allah yang mesti dijalankan di dalam dunia 12 . Dalam konsep ketuhanan hak akan diberikan oleh Allah apabila manusia telah menjalankan kewajiban dan amanat dari Allah. Namun sangat berbeda dalam konsep kemanusian yang telah dikodifikasikan menjadi UDHR Universal Declaration Of Human Rights yang dibuat dari hasil pola fikir manusia moderen yang menganggap hak lebih didahulukan dan tidak dapat dikurangi dalam bentuk apapun. Dalam hukum Islam Allah adalah Zat yang menciptakan seluruh alam semesta dalam jagat raya ini termasuk manusia sendiri. Dia Zat yang juga menyediakan apa yang ada di langit dan bumi untuk kebutuhan manusia, karena Dia adalah Zat yang maha tau apa yang dibutuhkan manusia ke depan maka Allah lah Yang Maha berhak atas segala sesuatu di alam ini 13 . Hal ini ditegaskan dalam Firman Allah antara lain Q.S. Yunus; 55;                   Artinya: Ingatlah, Sesungguhnya kepunyaan Allah apa yang ada di langit dan di bumi. Ingatlah, Sesungguhnya janji Allah itu benar, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahuinya Q.S. Yunus: 55. 12 Ahmad Kosasih, HAM Dalam Persfektif Islam, Jakarta: Salemba Diniyah, Edisi Pertama, 2003, h. xii 13 Ahmad Kosasih, HAM Dalam Persfektif Islam, Jakarta: Salemba Diniyah, Edisi Pertama,2003, h. 33. Dalam segala apa yang diciptakan Allah tiada yang sia-sia buat manusia, dari buah-buahan, bianatang, termasuk juga hukum yang telah ditentukan oleh Allah semuanya tiada yang sia-sia termasuk hukum pidana rajam yang mana hukum tersebut diciptakan untuk kelestarian dan keteraturan manusia. Selayaknya hamba dengan tuannya begitu juga manusia dengan Tuhannya yang menjadi tugas manusia untuk mentaati dan mematuhi perintah Allah dan Rasulnya, seperti perintah dalam Al-Quran QS. Al- ‘Imran: 32 14 :              Artinya: Katakanlah: Taatilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, Maka Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir QS. Al- ‘Imran: 32. Apa yang telah ditentukan oleh Allah semua adalah sebuah kewajiban bagi manusia untuk melaksanakannya karena telah diberi kesempatan untuk menjadi khalifah di dunia, namun tinggal bagaimana manusia itu sendiri dapat menyadarinya atau tidak. Seperti apa yang tertera pada Q.S. Al-Baqarah; 29 15 .                      14 Dibuka melalui Qaidullah Al-hasani Al-Mukdisy, Fathu al-Rahman li Thalibi al- ‘Ilmy, Indonesia: maktabah dahlan, tnp, h. 276. 15 Ahmad Kosasih, HAM Dalam Persfektif Islam Menyingkap Persamaan dan Perbedaan antara Islam dan Barat , Jakarta: Salemba Diniyah, Edisi Pertama,2003, h. 33. Artinya: Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak menciptakan langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu Q.S. Al-Baqarah: 29. Pada dasarnya setiap agama samawi mempunyai satu Tuhan yang mereka sembah yaitu Allah Azza Wa Jalla jika mereka tidak mendustakan kitab mereka. Dalam hukum Tuhan pun tidak menekankan kepada ajaran sama rata dan sama rasa, sebagaimana yang dianut dalam ajaran komunisme. 16 Karena pada sisi lain hukum Islam sangat menghargai sebuah amal perbuatan karya seseorang. Yang mana setiap orang akan memperoleh ganjaran dari perbuatan baiknya, dan sebaliknya akan mendapatkan siksaan berdasarkan kejahatannya. Kejahatan atau pelanggaran tersebut dipandang karena seseorang meninggalkan kewajibannya, yang dengan itu pelaku telah melanggar atau mengganggu hak Allah dan manusia lain, oleh karena itu pelaku kehilangan haknya dan mendapatkan hukuman atau siksaan dari Allah. Agama Islam adalah agama yang menyerahkan diri, tunduk dan patuh pada apa yang ditetapkan Allah Sang Pencipta dalam Al- Qur’an, dalam hal ini hukum Islam menyeru untuk berdaulat pada Tuhan bersifat theosentris, segala larangan dan perintah lebih didasarkan atas ajaran Islam yang bersumber pada Al- Qur’an dan Hadist selaku wahyu Allah ‘Azza Wa jalla 17 . Al- Qur’an sebagai kalam Allah menjadi transformasi dari kualitas kesadaran manusia. Manusia diperintahkan untuk bekerja dan hidup di atas dunia ini dengan kesadaran penuh bahwa ia harus mewujudkan 16 Ahmad Kosasih, HAM dalam Persfektif Islam Menyingkap Persamaan dan perbedaan antara Islam dan Ham, Jakarta: Salemba Diniyah, 2003, edisi pertama, h. 33-34. 17 Ahmad Kosasih, HAM Dalam Persfektif Islam Mengungkap Persamaan dan Perbedaan antara Islam dan Barat, Jakarta: Salemba Diniyah, Edisi Pertama, 2003, h. 37. kepatuhannya kepada kehendak Allah. Mengakui hak-hak dari manusia adalah sebuah kewajiban dalam rangka kepatuhan kepada Allah ‘Azza Wa Jalla 18 . The God Law hukum Tuhan seperti apa yang disampaikan diatas sangat menjaga arti keseimbangan antara hak dan kewajiban. Disamping itu juga lebih memperhatikan tentang kesejahteraan atau kepentingan sosial kebersamaan di banding kepentingan individu, yang dalam hal ini hukum Islam lebih melirik pada kemashlahatan dunia, oleh karena itu bukan hanya kehidupan manusia tetapi juga dalam hubungan dengan kehidupan makhluk ciptaan Tuhan yang lain 19 . Terpenting dalam hal ini manusia adalah mahkluk ciptaan Tuhan yang dititipi hak dan kewajiban dasar oleh tuhan, yang oleh karena itu manusia wajib mensyukurinya dan memeliharanya dengan melakukan kewajiban sebagai khlifah 20 . Dari hal diatas sangat berbeda dengan hukum manusia Man Law. Seperti apa yang telah disampaikan diatas bahwasanya hukum manusia adalah hukum yang bersumber dari manusia untuk manusia. Dari pola fikiran manusia yang berbasis pada kebudayaan, kebiasaan dan kepentingan manusia. Analogi manusia telah mampu menciptakan hukum yang mengatur untuk kemashlahatan masyarakatnya, namun hukum manusia yang demikian rentan mengalami perubahan-perubahan karena hukum ini dibuat sesuai dengan kondisi dan situasi pada saat itu namun tidak untuk masa depan.hukum manusia adalah basis bagi kepentingan masyarakat yang mana 18 Wahyu M.S, Wawasan Ilmu Sosial Dasar, Surabaya: Penerbit Usaha Nasional, 1986, h. 106. 19 Ahmad Kosasih, HAM Dalam Persfektif Islam Menyingkap Persamaan dan Perbedaan antara Islam dan Barat, Jakarta: Salemba Diniyah, Edisi Pertama, 2003, h. 21. 20 Ahmad Kosasih, HAM Dalam Persfektif Islam, Jakarta: Salemba Diniyah, Edisi Pertama, 2003, h. 40. segala sesuatu yang dianggap perlu dan menguntungkan maka sesuatu tersebut diambil sebagai bahan hukum. Salah satu contoh hukum buatan manusia yang telah dikodifikasikan menjadi kekuatan hukum yang mengikat adalah UUD 45, KUHP, KUHPer, DUHAM dan yang lainnya. Demikian adalah berbagai contoh sumber hukum negara Indonesia yang berasal dari fikiran manusia banyak yang mana kedaulatan negara berada di tangan rakyat 21 . Dalam kaitannya dengan HAM manusia adalah salah satu aktor di bumi yang memiliki hak dalam dirinya. Hak ini tidak dapat dikurangi dan dipotong oleh siapapun dalam bentuk apapun, hak lebih dikedepankan dalam pandangan HAM barat sehingga tidak lagi memperhatikan tentang kewajiban.

C. Aspek Mashlahat dalam Pidana Rajam