Umur Responden Asal Propinsi Responden Tabel 4.2 Kelas Pendidikan Responden Tabel 4.3

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil 4.1.1. Demografi Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui status gizi santriwati Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Parung Bogor. Melalui pengukuran tinggi badan dan berat badan, serta wawancara untuk mendapatkan data umum. Sebelumnya dipesantren Darul Muttaqien Parung Bogor sudah pernah dilakukan penelitian tentang gizi. Namun, penelitian tersebut lebih kearah makanan yang dikonsumsi oelh para santri, tanpa menghubungkankannya dengan status gizi. Pondok Pesantren Darul Muttaqien terletak di wilayah desa Jabon Mekar Kecamatan Parung Kabupaten Bogor Jawa Barat. Resmi berdiri sebagai lembaga pesantren pada tahun 1988 M, tepatnya tanggal 18 Juli 1988. Sejarah berdirinya Darul Muttaqien terkait erat dengan dengan pemberian tanah wakaf seluas 1,8 ha oleh pemiliknya H. Mohamad Nahar alm., seorang mantan wartawan senior Kantor Berita Antara kepada KH. Sholeh Iskandar alm ketua BKSPPI Badan Kerjasama Pondok Pesantren se Indonesia pada tahun 1987. Dan sampai sekarang luas lahan Pesantren Darul Muttaqien + 12 ha Santriwati makan sebanyak 3 kali sehari yaitu pagi, siang, dan malam. penyediaan makanan dilakukan oleh staf Pondok Pesantren Darul Muttaqien Parung-Bogor. Selain itu juga tersedia kantin yang juga menyediakan kebutuhan pangan santri.

4.1.2 Umur Responden

Umur sangat berperan Dalam pengukuran status gizi, oleh karena itu umur digunakan sebagai patokan pengukuran status gizi dengan Antropometeri. Setiap tahun umur akan berubah dan secara otomatis kebutuhan tubuh kita semakin bertambah. Pada saat seorang wanita memasuki usia ke 12 tahun, dimana merupakan awal seorang wanita menstruasi, maka estrogen akan meningkat. Inipun akan menyebabkan perubahan porposi tubuh dan perubahanbentuk tubuh. Kejadain yang penting dalam pubertas adalah pertumbuhan badan yang cepat, timbulnya cirri-ciri kelamin sekunder, menarche dan 36 perubahan psikis. Inilah yang menyebabkan umur sangat penting dalam menentukan status gizi Nyoman Supariasa,2010. Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Respomden Berdasarkan Umur Usia Tahun Jumlah Persentase 11 6 5 12 45 37,50 13 37 30,80 14 32 26,70 Total 120 100,0 Berdasarkan data pada tabel 4.1 di atas didapatkan hasil bahwa responden paling banyak berusia 12 tahun yaitu sebesar 37,50. Selanjutnya usia 13 tahun sebesar 30,80, usia 14 tahun sebesar 26,70, dan usia 11 tahun sebesar 5.

4.1.3 Asal Propinsi Responden Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Asal Propinsi Asal Propinsi Jumlah Persentase Jawa Barat 40 34,10 Jawa Tengah 2 1,70 DKI Jakarta 26 21,70 Tangerang 43 35 Sumatara 7 5,80 Kalimantan 2 1,70 Total 120 100,0 Berdasarkan data dari tabel 4.2 di atas didapatkan hasil bahwa responden terbanyak berasal dari Tangerang yaitu sebesar 35. Selanjutnya berasal dari Propinsi Jawa Barat sebesar 34,10, dari Propinsi DKI Jakarta sebesar 21,70,, dari Propinsi Sumatra sebesar 5,8, dan 1,7 berasal dari Jawa Tengah dan Kalimantan.

4.1.4 Kelas Pendidikan Responden Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kelas Kelas Jumlah Persentase VII 53 44,20 VIII 40 33,30 IX 27 22,50 Total 120 100,0 Berdasarkan data dari tabel 4.3 diatas didapatkan hasil bahwa responden terbanyak berasal dari kelas VII sebesar 44,20. Selanjutnya kelas VIII sebesar 33,30, dan dari kelas IX sebesar 22,50. Kelas pendidikan mempunyai peran yang tidak begitu mencolok terhadap status gizi. Pada dasarnya santriwati yang duduk di kelas IX, mempunyai pengetahuan yang lebih banyak dibandingkan dengan santriwati yang duduk di kelas VII.

4.1.5 Lama Responden Tinggal di Pondok Pesantren Tabel 4.4