BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Perusahaan
Sejarah grup Wings dimulai pada tahun 1948, ketika Ferdinand Katuari dan Harjo Sutanto mendirikan Fa Wings dan memproduksi sabun colek skala industri rumah tangga.
Pada saat itu penjualan dilakukan dengan sistem door to door. Pada tahun 1950 sabun mandi Wings pun mulai dipasarkan. Sejak tahun 1971, perusahaan ini mulai
mengembangkan diri dengan membangun beberapa perusahaan sabun dan detergent. Salah satunya adalah detergent krim dengan merek Ekonomi.
Pada tahun 1980, detergent krim dengan merek Wings Biru dan Dangdut dilepas ke pasaran. Wings tidak berhenti sampai di sini saja. Bersama dengan sejumlah investor
termasuk Grup Salim, Wings mendirikan PT Unggul Indah Cahaya, satu-satunya produsen alkybenzene, yaitu bahan baku dasar produk-produk detergent, di Indonesia.
Tahun 1983 Wings mendirikan PT Multipack yang mempunyai pabrik di Jakarta, yaitu perusahaan kemasan yang menghasilkan plastic container dan kemasan sachet.
Sementara pabrik kemasan di Surabaya memproduksi kemasan dalam bentuk corrugated card boxes. Wings menyadari pentingnya untuk menguasai industri hulu. Karena itu
perusahaan ini kembali menanamkan investasi di bisnis hulu melalui PT Petrocentral pada tahun 1986, salah satu penyedia bahan baku yang dibutuhkan oleh Wings. Pada
tahun 1989, Wings mulai tertarik dengan bisnis keramik. Karena itulah, melalui PT
Universitas Sumatera Utara
Adyabuana Persada, Wings mengeluarkan keramik dengan merek Milan dan Hercules. Selain itu, Wings juga mendirikan Bank Ekonomi yang melayani sektor korporat. Bank
ini berfungsi untuk menyediakan kredit bagi para distributor dan agen grup Wings. Pada tahun 1989 juga, Wings berpatungan dengan Lion Corporation mendirikan PT Lionindo
Jaya. Pada tahun 1990, Wings kembali memasarkan detergent batangan dengan merek Extra Aktif dan detergent merek So Klin. Pada tahun 1991, Fa Wings berganti nama
menjadi PT Wings Surya. Pada tahun 1995, Wings membeli lahan plantation PT Damit Mitra Sekawan dan PT
Gawi Makmur Kalimantan. Hasil dari lahan perkebunan ini dijadikan minyak kelapa sawit yang nantinya bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku industri oleochemical. Pada
tahun 1995 ini juga, Wings berpatungan dengan Siam Cement memasuki bisnis gypsum dan semen fiber melalui PT Siam-Indo Gypsum Industry. Merek yang dikembangkan
adalah Elephant. Karena ada kejadian krisis moneter di Indonesia yang mengakibatkan harga detergent naik, Wings dengan mulusnya memasarkan Daia yang sukses di pasaran.
Pada tahun 1998, Wings juga mengakuisisi proyek perumahan Raffles Hill dari pemilik PT Gunung Subur Sentosa.
Proyek seluas 145 hektare ini dilengkapi dengan country club, dengan fasilitas olahraga yang lengkap serta spa. Dengan masuknya Daia bukan berarti mematikan
produk detergent Wings lainnya, So Klin. Wings juga mengeluarkan Softerner So Klin dan So Klin Pewangi untuk mendukung produk detergent ini. Pada tahun 2000, Wings
membeli saham Ecogreen Oleochemical melalui konsorsium dengan kepemilikan mayoritas 47,7. Oleochemical merupakan bahan baku industri perawatan tubuh, sabun
dan detergent, makanan, plastik, farmasi, dan berbagai industri lain. Pada tahun 2001,
Universitas Sumatera Utara
Wings mendirikan perusahaan sekuritas, EkoKapital Sekuritas yang menawarkan jasa equity brokerage, financial advisory, serta layanan perdagangan fixed income. Tahun
2002 Wings kembali merambah dunia properti dengan membangun Pulogadung Trade Center bersama Djarum. Pada tahun 2002 ini juga, Wings kembali mendirikan
perusahaan kemasan, PT Unipack yang memfokuskan diri di kemasan fleksibel untuk produk personal care dan makanan. Pada tahun 2003, Wings menantang Indofood
dengan meliuncurkan produk mie instannya yaitu Mie Sedaap yang cukup sukses di pasaran.
Sampai saat ini Wings telah menjadi raksasa bisnis toiletries yang disegani dan ditakuti. Bahkan Wings diperkirakan akan terus berkembang dan melebarkan sayapnya.
Saat ini Wings mempunyai 200 produk yang tersedia dengan berbagai ukuran, bungkusan, dan wewangian.
B. Latar Belakang Mie Sedaap