4. Ruangan untuk kegiatan-kegiatan yang diadakan perpustakaan, misalnya untuk kegiatan mendongeng, pertunjukkan film, diskusi dan
display.
D. Kegiatan Layanan Anak
Kegiatan layanan anak di perpustakaan umum ditujukan untuk semua anak baik secara individual maupun kelompok. Layanan untuk anak di
perpustakaan umum harus mencakup kebutuhan anak-anak dari semua umur dan tingkatan kemampuan, sampai pada umur 14 tahun
57
. Selain itu jasa layanan anak juga diberikan kepada anak-anak cacat. Yang dimaksud dengan
“cacat” di sini adalah cacat mental, cacat fisik maupun anak-anak yang memiliki masalah kejiawaan psychiatric
58
. Bunanta
59
mengemukakan, program-program yang dapat dilaksanakan untuk layanan anak terbagi atas :
1. Mengadakan acara yang tidak ada kaitan secara langsung dengan buku. Acara dilakukan di perpustakaan dengan harapan anak akan tertarik
melihat-lihat dan akhirnya membaca buku, misalnya : a. Kelas melukis, pameran lukisan, lomba lukis.
b. Kelas seni musik, tari, drama, nyanyi c. Kelas pekerjaan tangan prakarya.
d. Kelas permainan catur, kuis, congklak. e. Pemutaran filmvideo.
2. Mengadakan acara yang langsung berhubungan dengan buku, yaitu :
57
Ibid, h. 30
58
Ibid, h. 31
59
Bunanta, Peningkatan Minat dan Budaya Baca Anak dan Remaja : Sebuah Tanggapan untuk Perpustakaan dan Pustakawan dalam Menyongsong Abad XXII,” h. 7-9.
a. Kegiatan mendongeng secara langsung tanpa alat peraga atau dengan jalan membacakan cerita serta kegiatan mendongeng dengan alat
peraga. b. Diskusi buku, diskusi tentang sastra dan mengundang pengarangnya.
c. Penelitian kecil-kecilan. d. Mengundang penulis dan ilustrator untuk tatap muka, mengundang
ahli untuk ceramah misalnya dengan topik mengenai kehidupan binatang. Kegiatan tersebut bisa dilakukan setelah diadakannya acara
mendongeng atau pertunjukkan boneka dengan tema yang sama dengan ceramah yang akan disampaikan.
e. Pembuatan buku sendiri, menerbitkan majalah perpustakaan yang berisi hasil karya anak-anak yang menjadi anggota perpustakaan
misalnya : puisi, cerita pendek, teka-teki silang, ilustrasi buku. f. Pameran buku, misalnya dihubungkan dengan berbagai peristiwa.
g. Pameran buku dengan tema tertentu, misalnya humor, petualangan dan lain-lain.
h. Pemutaran filmvideo yang ceritanya sudah dibukukan. i. Lomba ilustrasi buku dan lomba mengarang.
j. Darmawisata bagi para anggota perpustakaan. k. Menarik minat remaja-remaja untuk berani mendongeng bagi anggota-
anggota yang lebih muda dan memerankannya. l. Mengundang orang terkenal pejabat, artis, tokoh masyarakat untuk
bicara tentang buku atau membacakan cerita.
3. Mengatur kerjasama dengan para relawan untuk membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut di atas, misalnya dengan bantuan orangtua,
guru dan relawan lainnya yang mempunyai minat pada buku. Didalam Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Daerah disebutkan
bahwa jenis-jenis layanan yang dapat diberikan untuk anak-anak adalah : 1 Peminjaman bahan pustaka.
2 Bimbingan membaca. 3 Layanan rujukan.
4 Mendongeng story telling 5 Pertunjukkan film.
6 Pertunjukkan boneka. 7 Mainan anak
60
. Pada ulasan di bawah ini akan disampaikan mengenai jenis-jenis layanan
untuk anak di perpustakaan umum tersebut.
1 Peminjaman Bahan Pustaka
Menurut McColvin diperlukan peraturan dalam meminjamkan buku bagi anak. Adalah hal yang baik untuk mengajarkan anak-anak
bahwa perpustakaan umum adalah milik masyarakat. Tetapi peraturan- peraturan tersebut harus dibuat sesederhana mungkin. Anak-anak yang
meminjam buku melewati batas waktu peminjaman sebaiknya dikenakan denda. Banyak hal yang bisa menjadi penyebab mengapa buku tersebut
terlambat dikembalikan. Jika anak tersbut sedang mempunyai banyak
60
Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Daerah. h. 35-40.
pekerjaan rumah, sakit atau mengalami kesulitan dalam membaca berarti anak tersebut membutuhkan pertolongan bukan denda
61
. Metode yang paling sederhana dan paling baik untuk kebanyakan
perpustakaan, menurut McColvin, adalah metode Brown. Pada sistem ini, setiap buku diberi kartu buku yang diselipkan dalam kantong yang
terdapat di balik cover buku, kartu buku tersebut akan tetap berada di dalam buku selama bukuk tersebut terdapat di rak dan siap untuk dipinjam.
Setiap peminjam mempunyai semacam kantong untuk meminjam buku. Bila buku dipinjam, kartu buku dikeluarkan dan diselipkan ke dalam
kantong buku milik peminjam, disimpan dengan diatur menurut tanggal peminjaman atau tanggal batas waktu pengembalian
62
.
2 Bimbingan Membaca
Di dalam Buku Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Daerah, bimbingan membaca bermanfaat bagi anak-anak yang memerlukan bacaan
tertentu, tetapi belum atau tidak tahu cara mendapatkannya. Hal-hal yang harus diperhatikan di dalam kegiatan bimbingan membaca adalah :
1. Pustakawan harus meluangkan waktu untuk memberi perhatian pada anak-anak.
2. Anak-anak dilatih untuk berani meminta bantuan mencarikan bahan bacaan atau informasi yang dibutuhkan kepada petugas perpustakaan.
3. Pustakawan harus memperlihatkan kepada anak-anak buku yang cocok dan bermanfaat bagi mereka.
61
McColvin, h. 24-25.
62
Ibid, h. 27.
4. Pustakawan yang bertugas memberikan layanan ini dituntut untuk mengetahui minat anak, buku yang disukai maupun yang tidak disukai,
kemampuan membaca pada usia tertentu, dan buku yang baik dan cocok untuk anak-anak
63
. Dalam memberikan bimbingan membaca, pustakawan terutama harus
mengetahui minat anak, buku yang disukai maupun yang tidak disukai, kemampuan membaca pada usia tertentu, dan buku yang baik dan cocok
untuk mereka. Pustakawan memperlihatkan pada anak-anak buku yang berguna untuk mereka, walaupun pada awalnya mereka mungkin tidak
tertarik namun pada pertemuan selanjutnya mereka akan mulai menyenanginya juga
64
.
3 Layanan Rujukan
Salah satu kegiatan layanan yang diadakan di perpustakaan umum adalah layanan rujukan khusus untuk anak dengan koleksi buku-buku
rujukan yang juga khusus untuk anak-anak. Dalam Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Daerah, mengenai kegiatan layanan
rujukan untuk anak antara lain dijelaskan bahwa : 1. Koleksi rujukannya harus disesuaikan dengan usia dan tingkat
pendidikan anak. 2. Koleksinya harus berkualitas
3. Harus dilayani oleh petugas 4. Memiliki ruangan yang terpisah
63
Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Daerah, h. 35.
64
Hedwig Anuar, “Public Libraries and Children, “ Perpustakaan, II 2 1967, h. 212.
5. Pustakawan wajib membimbing anak bagaimana mencari informasi, cara mempergunakan buku rujukan secara benar dan wajib menjawab
berbagai pertanyaan yang diajukan anak-anak
65
. Agar kegiatan layanan rujukan dapat berjalan dengan baik, dibutuhkan
seorang pustawakan yang dapat memahami anak-anak dan juga mengerti bagaimana cara menggunakan buku rujukan dengan benar. Menurut
Anuar
66
layanan rujukan membutuhkan pustakawan anak untuk mengarahkan dan mengajarkan anak-anak bagaimana mencari informasi
dan menggunakan buku rujukan dengan tepat. Jika sudah sekali saja seorang anak dapat memahami cara yang terbaik dalam menggunakan
buku dan perpustakaan sebagai sumber informasi, maka ia akan dapat menggunakan kemampuannya tersebut untuk pendidikan dan
kehidupannya di masa yang akan datang.
4 Story Telling Bercerita
Kegiatan story telling adalah suatu kegiatan yang memberi pengenalan yang utama kepada buku dan terutama ditujukan bagi anak-
anak kecil yang baru saja belajar membaca dan juga untuk mendorong mereka untuk lebih banyak belajar membaca buku dengan cerita-cerita
yang lebih beragam
67
. a. Tujuan
Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Daerah menyebutkan bahwa tujuan diadakannya kegiatan tersebut adalah agar anak-anak
terutama anak di bawah usia 8 tahun tertarik untuk membaca sendiri
65
Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Daerah, h. 35.
66
Anuar, “Public Libraries and Children,” h. 213.
67
McColvin, h. 34.
setelah mendengarkan dongeng yang dibacakan. Manfaat yang diperoleh adalah untuk memperkaya perbendaharaan kata karena kata
yang diucapkan mudah diingat dan dimengerti dibandingkan dalam bentuk tulisan
68
. b. Materi Cerita
Materi cerita dipiih yang sesuai dengan alam pikiran, sifat dan usia anak. Cerita harus dapat merangsang anak untuk membaca buku,
sehingga perlu dijelaskan pula siapa pengarang cerita tersebut dan cerita-cerita yang sama oleh pengarang lain. Jika tiap jam cerita harus
dibawakan 2 cerita, maka setiap cerita harus berbeda jenisnya, supaya tidak membosankan. Cerita diambil dari buku-buku koleksi
perpustakaan
69
. c. Pembawa Cerita
Seorang pembawa cerita harus mempunyai pengetahuan tentang bahan bacaan anak sekaligus mempunyai antusiasme terhadap bacaan
tersebut. Pembawa cerita juga harus menguasai isi buku dengan baik, jika perlu harus membacanya berulang-ulang. Hal ini penting agar
waktu membaca mata tidk tertuju pada buku saja, sehingga kurang memperhatikan pendengarnya
70
.
68
Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Daerah, h. 36.
69
Ibid, h. 36
70
Ibid, h. 36.
d. Ruang dan Peralatan IFLA mengemukakan bahwa kegiatan mendongeng dapat
dilaksanakan di dalam ruangan layanan anak tanpa harus menganggu kegiatan perpustakaan secara keseluruhan
71
. Menurut Harrod tempat yang paling baik adalah di ruang baca atau
di ruang rujukan, karena suasana ruangan sudah tercipta dengan baik oleh deretan buku
72
. Agar acara dapat berlangsung dengan baik, pembawa cerita dan anak-anak harus disediakan tempat duduk yang
enak dan aman. Apabila memakai kursi sebaiknya dihindarkan kursi tanpa sandaran, karena berbahaya bila anak jatuh. Jika tidak tersedia
kursi atau bangku, pilihan yang paling tepat adalah karpet dengan bantalan-bantalan atau bila tidak, cukup dengan tikar saja. Anak-anak
biasanya lebih senang duduk di karpet atau di tikar karena dapat lebih santai. Sarana pembantu yang dapat agar suasana lebih menarik adalah
musik dan boneka mainan. Musik dan boneka-boneka yang dipakai untuk mengiringi acara mendongeng disesuaikan dengan cerita yang
dibawakan. e. Waktu
Jadwal untuk menyelenggaraka acara ini sebaiknya dibuat secara tetap sehingga anak-anak hafal kapan mereka dapat mengikuti acara
tersebut. Jadwal dipublikasikan di tempat-tempat yang strategis, misalnya di lobi, papan pengumuman atau brosur. Acara ini
berlangsung kira-kira selama 30 menit untuk tiap satu cerita. Bila acara
71
IFLA, Standards for Public Library, h. 49.
72
Leonard Montaque Harrod, Library Work With Children: With Spesial Reference to Developing Countries London : Andre Deutsch, 1969 h. 76.
diselingi dengan acara lainnya, misalnya acara permainan, maka acara dapat berlangsung kurang lebih 1 jam.
f. Peserta Jumlah pendengar acara mendongeng untuk anak-anak prasekolah
dibatasi antara 15-18 orang, karena bila terlalu banyak petugas akan kesulitan mengatur mereka. Jumlah peserta usia 6-12 tahun dapat lebih
banyak, yaitu antara 20-26 orang
73
.
5 Pertunjukan Film
Bagi perpustakaan yang sudah memiliki tenaga operator, proyektor maupun filmnya, layanan pertunjukan film ini dapat diselenggarakan
secara rutin. Pertunjukan film ini lama putarnya disesuaikan dengan usia anak. Anak-anak prasekolah lebih cocok diputarkan film-film pendek,
sedangkan untuk anak-anak yang lebih besarusia sekolah dapat diputar film-film pendidikan, dengan masa putar kurang lebih 1 jam
74
.
6 Pertunjukan Boneka
Di dalam Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Daerah dikemukakan bahwa jenis layanan ini sangat disukai oleh anak-anak. Yang
perlu dipersiapkan oleh perpustakaan apabila sudah memiliki seperangkat boneka dan sarana penunjangnya adalah harus mempersiapkan petugas
yang dapat mempersiapkannya. Pertunjukan boneka dapat dilakukan setiap 2 minggu atau 3 minggu sekali berselang-seling dengan pertunjukan film
atau acara mendongeng.
73
Perpustakaan Nasional, Op. Cit, hal. 37.
74
Ibid, h. 38.
7 Mainan Anak
Jenis layanan ini sangat bermanfaat untuk anak-anak, terutama untuk meningkatkan daya intelektual dan imajinasi mereka serta sebagai sarana
rekreasi yang mendidik. Bermain merupakan bagian yang penting dari kehidupan seorang anak. Selama masa kanak-kanak, bermain merupakan
aktifitas yang penting, di mana anak dapat lebih memahami diri mereka berhubungan dengan orang lain
75
. Jenis mainan yang dapat disediakan di bagian layanan anak misalnya catur, lego, balok, halma, monopoli, dan
lain-lain
76
.
75
Jefrey S. Turner and Donald B. Helms. Lifespan Development, 3
rd
ed, New York: Holt, Rinehart and Winston, 1987 h. 219.
76
Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Daerah, h. 39-40.
BAB III PROFIL PERPUSTAKAAN UMUM JAKARTA BARAT
A. Gambaran Umum Perpustakaan Umum Jakarta Barat
Perpustakaan umum kotamadya merupakan perpanjangan tangan Perpustakaan Umum Pemerintah DKI Jakarta. Salah satu perpustakaan umum
milik Pemerintah DKI Jakarta adalah Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Barat. Perpustakaan Umum Jakarta Barat PUJB dibangun pada tahun 1984
dan baru dimanfaatkan pada tahun 1985. sejak berdirinya sampai sekarang PUJB telah mengalami kemajuan dalam mendukung kegiatan formal dan
informal. Tujuan didirikannya PUJB adalah sebagai pusat pembelajaran bagi
masyarakat dengan sasarannya yaitu meningkatkan mutu sumber daya masyarakat Jakarta dan sekitarnya pada umumnya dan masyarakat Jakarta
Barat khususnya. Perpustakaan Umum Jakarta Barat yang dikepalai pertama kali oleh H.
Abdul Walid M, SH, memberikan layanan dan fasilitas kepada masyarakat di antaranya layanan koleksi, layanan referensi, layanan penelusuran dan ruang
baca. Seiring dengan berjalannya waktu perpustakaan yang dikepalai Drs. Yanwar Aidi sekarang ini telah berkembang dengan kegiatan yang baru
seperti layanan bimbingan pengelolaan perpustakaan, program-program yang
39 1