2. Anggaran
Agar kegiatan layanan di perpustakaan dapat berjalan dengan baik, dibutuhkan anggaran yang cukup. Namun yang juga penting adalah
adanya kepastian sumber dana yang dapat tersedia secara rutin. Sumber dana yang paling utama bagi perpustakaan adalah bantuan dari lembaga
yang mengelolanya. Sumber dana lainnya untuk perpustakaan berbeda- beda tergantung dari usaha pihak perpustakaan. Sumber dana lainnya itu
misalnya sumbangan dari perorangan, uang denda, sewa buku, dan lain- lain
32
. Jenkins berpendapat bahwa anggaran tahunan perpustakaan umum dari pemerintah untuk pembelian buku, biasanya dialokasikan sebesar 25-
30 dai seluruh jumlah anggaran. Untuk penghematan anggaran disarankan untuk membeli buku dengan jilidan yang kuat, sedangkan
untuk anggaran perlengkapan tidak dianggarkan setiap tahun, tetapi dalam perencanaan jangka panjang
33
.
3. Staf
Layanan yang baik yang diberikan untuk anak-anak di perpustakaan diawali oleh staf yang terlatih dan berdedikasi
34
. Untuk menjadi staf pustakawan di bagian layanan anak perlu dipertimbangkan hal-hal yang
harus dipenuhi, seperti yang terdapat dalam berbagai pendapat berikut.: “Seorang tidak hanya berhubungan dengan pekerjaan-pekerjaan
rutin seperti peminjaman buku, mengolah buku-buku baru dan lain- lain, tetapi juga menangani layanan-layanan yang ditawarkan oleh
perpustakaan untuk anak, menjadi pembimbing dalam membaca serta
32
Bowler, h. 124-126.
33
Harold R Jenkins, Management of Public Library Greenwich : Jay Press, 1980 h. 151.
34
Mary Ann Wentroth, “Public Library Services to Children in Oklahoma,” Top of News, 31 2 January 1975, h. 188.
memilih dan memanfaatkan koleksi melalui kegiatan-kegiatan ke luar”
35
. Menurut Bunanta alasan utama tidak adanya program layanan
perpustakaan untuk anak adalah bahwa pengurus perpustakaan tidak mempunyai latar belakang pendidikan pengelolaan dan pelayanan
peprustakaan ataupun pernah mengambil kursus-kursus
36
. Keberhasilan perpustakaan dalam memberikan layanan anak sangat tergantung adanya
seorang pustakawan yang memahami jalan pikiran anak, mampu beradaptasi dengan situasi, tidak cerewet, mempunyai toleransi tinggi,
tenang, dan sabar
37
. Sinclair mengemukakan bahwa pustakawan yang bekerja di bagian
layanan anak haruslah pustakawan yang ramah, siap membantu anak, dibekali dengan latihan khusus, dan mempunyai bakat untuk bekerjasama
dengan anak
38
. Pengelola perpustakaan seharusnya adalah orang yang juga gemar membaca dan mempunyai antusiasme pada bacaan anak dan
remaja, sehingga dapat membimbing dan menjadi tempat bertanya bagi para anggotanya, selain itu dia juga harus tahu tentang minay anak, sedikit
tentang psikologi dan tahu mana buku yang cocok untuk anak-anak tertentu dengan umur tertentu. Dia juga harus aktif mencari dan menambah
koleksi bukunya, mau menambah pengetahuan dengan membaca buku- buku referensi yang dapat menunjang pengetahuannya tentang anak-anak
dan cara-cara menyelenggarakan suatu program. Pustakawan juga harus
35
Ray, h. 17.
36
Bunanta, “Peningkatan Minat dan Budaya Baca Anak dan Remaja : Sebuah Tanggapan untuk Perpustakaan dan Pustakawan dalam Menyongsong Abad XXII, “ h. 6.
37
McColvin, h. 23
38
Dorothy Sinclair, Administration the Small Public Library Chicago : American Library Association h. 68
bertemu dan berdiskusi dengan para sejawat dan juga bertugas mengelola perpustakaan anak dan remaja, karena dengan demikian ia dapat bertukar
pengalaman dan saling belajar
39
. Standar dari IFLA menyebutkan bahwa :
a. Pustakawan anak membutuhkan keahlian khusus, untuk itu diperlukan kursus atau training.
b. Di negara berkembang, kurangnya fasilitas untuk kursus atau pelatihan, mengakibatkan susahnya menetapkan pustakawan yang
cukup memenuhi syarat dalam taraf pemula. c. Untuk pengembangan layanan, maka perlu segera diorganisir fasilitas
kursus dengan sistem pendidikan. d. Salah satu di antara staf yang sudah profesional, harus dijadikan
spesialis di bagian layanan anak
40
.
4. Koleksi