nigerrimus, An. sundaicus dan An. kochi ditemukan dengan proporsi terbanyak berturut- turut 46,7, 36,0 dan 16,8.
53
6.1.3. Jumlah Leukosit
Proporsi penderita malaria dengan parasit positif pada anak di Klinik Malaria Rayon Panyabungan tahun 2009 berdasarkan jumlah leukosit dapat dilihat pada
gambar di bawah ini:
Gambar 6.3. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Malaria dengan Parasit Positif pada Anak Berdasarkan Jumlah Leukosit di
Klinik Malaria Rayon Panyabungan Tahun 2009
Berdasarkan gambar 6.3. dapat diketahui bahwa proporsi penderita malaria dengan parasit positif pada anak berdasarkan jumlah leukosit tertinggi adalah normal
89,2. Pada umumnya dalam keadaan normal tubuh kita selalu terpapar dengan
bakteri, virus, jamur dan parasit, yang terutama terjadi pada kulit, mulut, jalan napas, lapisan membran sampai menyerang ke jaringan yang lebih dalam. Namun tubuh
mempunyai sistem yang khusus atau istimewa yang dapat menahan bermacam- macam infeksi dan bahan-bahan yang toksik. Salah satu sistem ini terdiri atas leuko sit
Universitas Sumatera Utara
yang berfungsi mencegah penyakit melalui dua cara yaitu: dengan cara merusak agen yang menyerang atau dengan membentuk antibodi. Antibodi yang terbentuk dapat
menghambat ataupun membunuh parasit pada setiap tahapan.
54
6.1.4. Gejala
Proporsi penderita malaria dengan parasit positif pada anak di Klinik Malaria Rayon Panyabungan tahun 2009 berdasarkan gejala dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 6.4. Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Malaria dengan Parasit Positif pada Anak Berdasarkan Gejala di Klinik Malaria
Rayon Panyabungan Tahun 2009
Berdasarkan gambar 6.4. dapat diketahui bahwa proporsi gejala tertinggi adalah demam dengan sensitivitas 100, kemudian batuk dengan sensitivitas 74,7
dan terendah adalah diare dengan sensitivitas 28,2. Saat nyamuk menggigit hingga kira-kira satu minggu atau lebih, pasien tetap
asimtomatik. Selama masa ini, organismenya sedang berkembang biak, terjadi siklus pre-eritrositik dalam hati. Apabila merozoit hati masuk kedalam eritrosit terbentuklah
beberapa kelompok, sebagian akan mendominasi dan menekan yang lainnya, hal ini menyebabkan timbulnya periodisitas. Begitu siklusnya telah sinkron, pecahnya
Universitas Sumatera Utara
eritrosit dalam jumlah yang besar secara serentak dengan mengeluarkan banyak merozoit serta sisa-sisa metabolisme ke dalam peredaran darah, akan merangsang
timbulnya beberapa serangan demam dengan interval tertentu malaria paroksimal. Suatu paroksisme biasanya terjadi atas tiga stadium yang berurutan yakni stadium
dingin cold stage, stadium demam hot stage dan stadium berkeringat sweating stage.
36,47
Hasil penelitian Tuti S. dkk 2004 di Pulau Samosir tahun 2003, bahwa dilakukan pemeriksaan terhadap penderita malaria pada anak-anak dan yang
menunjukkan proporsi gejala tertinggi adalah demam 85,7.
55
Penelitian dengan desain kasus kontrol oleh Siswanto dan Sidia 1997, di RSU Sumbawa, tentang gambaran klinik penderita malaria yang dirawat di bagian
anak RSU Sumbawa ditemukan dari 106 penderita terdapat 84 dengan keluhan demam.
Dalam Siswanto dan Sidia 1997, penelitian terhadap 127 kasus malaria pada anak di Mandang, Papua New Guinea, batuk dan demam merupakan gejala yang
paling sering ditemui. Keluhan demam 41,7, batuk 37,8, sisanya gejala gastrointestinal, nyeri kepala, dan lemas.
56
Universitas Sumatera Utara
Gambar 6.5. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Malaria dengan Parasit Positif pada Anak Berdasarkan Gejala di Klinik Malaria
Rayon Panyabungan Tahun 2009
Berdasarkan gambar 6.5. dapat diketahui bahwa proporsi penderita malaria dengan parasit positif pada anak berdasarkan gejala tertinggi adalah demam,
menggigil, sakit kepala, mualmuntah, batuk 52,2 dan terendah adalah gejala demam, menggigil, sakit kepala, mualmuntah 9,8.
Secara klinis, gejala dari penyakit malaria terdiri atas beberapa serangan demam dengan interval tertentu paroksisme, selain itu penderita biasanya merasa
lemah, sakit kepala, tidak nafsu makan, mual atau muntah, dan pada anak-anak sering dijumpai gejala batuk dan diare, dalam keadaan yang lebih berat anak-anak sering
bereaksi sebagai kejang.
26,38
Berbagai gejala dan keluhan penderita mengikuti stadium demam, misalnya penderita menggigil meskipun suhu badan penderita diatas normal. Pada stadium
panas kulit penderita menjadi kering, muka penderita merah dan denyut nadi meningkat. Penderita juga mengeluh pusing, mual, dan kadang-kadang muntah. Pada
Universitas Sumatera Utara
anak demam tinggi dapat menimbulkan kejang. Pada stadium berkeringat akibatnya keluarnya cairan yang berlebihan, penderita merasa sangat lelah dan lemah.
35
Gambar 6.6. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Malaria dengan Parasit Positif pada Anak Berdasarkan Gejala di Klinik Malaria
Rayon Panyabungan Tahun 2009
Berdasarkan gambar 6.6. dapat diketahui bahwa proporsi penderita malaria dengan parasit positif pada anak berdasarkan gejala tertinggi adalah gejala berat
79,7. Secara klinis gejala malaria pada anak, berbeda dari gambaran klasik penyakit
malaria yang terlihat pada orang dewasa. Manifestasi klinisnya amat bervariasi dari yang asimptomatis ringan sampai berat. Menurut WHO, penderita malaria berat
adalah penderita yang darah tepinya mengandung stadium aseksual Plasmodium falciparum yang disertai gejala klinik berat dengan catatan kemungkinan penyakit
lain telah disingkirkan.
56
Universitas Sumatera Utara
Gejala malaria berat pada anak-anak yang paling dini biasanya adalah demam 37,5 - 41
C, selanjutnya tidak bisa makan atau pun minum, sering mengalami rasa mual dan batuk-batuk namun biasanya diare lebih jarang terjadi.
38
6.1.5. Status Gizi