Tujuan pengembangan wilayah mengandung dua sisi yang saling berkaitan. Di sisi sosial ekonomi, pengembangan wilayah adalah upaya memberikan
kesejahteraan kualitas hidup masyarakat, misalnya menciptakan pusat-pusat produksi, memberikan kemudahan prasarana dan pelayanan logistik. Di sisi lain,
secara ekologis pengembangan wilayah juga bertujuan untuk menjaga keseimbangan lingkungan sebagai akibat dari campur tangan manusia terhadap
lingkungan. Telah banyak didefenisi tentang pengembangan wilayah, seperti salah satu
yang didefenisikan oleh Prod’homme 1985, bahwa pengembangan wilayah merupakan program yang menyeluruh dan terpadu dari semua kegiatan dengan
memperhitungkan sumberdaya yang ada dan kontribusinya pada pembangunan suatu wilayah.
Dari defenisi di atas dapat dilihat bahwa dalam pengembangan wilayah dibutuhkan suatu program yang menyeluruh dan terpadu. Hal ini dapat berupa
berbagai program pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah atau masyarakat setempat. Dalam mengembangkan wilayah terdapat dua pendekatan yang
dilakukan, yakni pendekatan sektoral atau fungsional yang dilaksanakan melalui departemen atau instansi sektoral, misalnya pembangunan jalan oleh Dinas
Pekerjaan Umum, pembangunan gedung sekolah oleh Dinas Pendidikan, rumah sakit oleh Dinas Kesehatan.
I.2 Latar Belakang Masalah
Dengan terbitnya Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 tahun 1998 dan disyahkan pada tanggal 23 Nopember 1998 tentang pembentukan Kabupaten Mandailing
Natal maka Kabupaten Tapanuli Selatan dimekarkan menjadi 2 Kabupaten, yaitu
Universitas Sumatera Utara
Kabupaten Mandailing Natal Ibukota Panyabungan dengan jumlah daerah Administrasi 8 Kecamatan dan Kabupaten Tapanuli Selatan Ibukotanya Padangsidimpuan dengan
jumlah daerah administrasi 16 Kecamatan.
Perkembangan pembangunan kabupaten Mandailing Natal selama ± 11 tahun setelah dimekarkan dari Kabupaten Tapanuli Selatan sampai kondisi
sekarang mulai dapat dilihat kemajuan dari kecamatan-kecamatan yang berada di kabupaten tersebut. Kemajuan tersebut erat kaitannya dengan pembangunan
sarana dan prasarana transportasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal.
Salah satu prasarana yang dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal adalah prasarana transportasi, termasuk didalamnya adalah jalan. Dengan
adanya infrastruktur jalan tersebut diharapkan akan berpengaruh terhadap perekonomian wilayah dan kesejahteraan masyarakat pengguna masyarakat
sekitar baik dampak secara langsung maupun tidak langsung. Dalam kaitan dengan pembangunan perdesaan, pemerintah daerah pada umumnya cenderung
masih belum memberikan perhatian yang besar. Sebaliknya, mereka lebih mengutamakan dan memfokuskan kepada pembangunan fisik di perkotaan.
I.3 Ruang Lingkup dan Pembatasan Masalah
Karena luasnya permasalahan dalam penelitian ini maka ruang lingkup dan pembatasan masalah dibatasi oleh hal-hal berikut:
1. Penelitian ini membahas pengaruh panjang jalan terhadap pengembangan
wilayah di Kabupaten Mandailing Natal. Dalam penelitian ini, parameter pengembangan wilayah yang dipakai adalah berdasarkan tipologi desa
dengan melihat peningkatan status desa terhadap panjang jalan
Universitas Sumatera Utara
2. Data yang digunakan dalam studi adalah data panjang jalan, dan data klas
desa yang diperoleh dari Dinas Pekerjaan Umum Pertambangan dan Energi dan Badan Pusat Statistika Kabupaten Mandailing Natal.
I.4 Maksud dan Tujuan