tentang fungsi dan kewajiban bidan melaksanakan promosi dan prevensi HIV AIDS sama sekali tidak bermanfaat untuk promosi dan prevensi tersebut. Kalau tidak
bermanfaat, bagaimana cara selanjutnya untuk membuat fungsi promosi dan prevensi HIV AIDS melalui PMTCT harus direvitalisasi Jamaludin, 2010.
2.6. Landasan Teori
HIV-AIDS adalah suatu penyakit menular dapat mengakibatkan penderita mengalami kekurangan pada daya tahan imunitas tubuh. Penderita yang terinfeksi
akan mengalmi kekurangan kekebalan imunitas menahan infeksi sekunder yang dapat berakibat fatal. Penyakit HIV-AIDS ini belum dapat disembuhkan secara
tuntas, jadi tetap memerlukan pemeliharaan yang mahal di sepanjang umur hidup ODHA Orang dengan HIV AIDS. Cara penularan-nya biasa melalui hubungan
seksual, pencemaran alat suntik pada pemakaian silang, transfusi darah, luka – luka tercemar pada proses kelahiran ataupun operasi yang tercemar, serta transmisi dari
ibu tercemar pada bayinya baik dalam kandungan maupun setelah lahir. Sampai saat ini belum ada suatu obat apapun yang dianggap efektif dapat
mengeradikasi penyakit secara tuntas sehingga pasien dapat dianggap murni sembuh dari HIV-AIDS. Usaha pemeliharaan kesehatan dengan mengendalikan
pengembangan tingkat keparahan penyakit banyak yang efektif memperpanjang kenyamanan masa hidup penderita tetapi semua itu cukup riskan dan berbiaya mahal.
Usaha prevensi adalah pilihan mengendalikan HIV-AIDS supaya tidak menyebar kependerita – penderita berikutnya. Salah satu dari usaha mencegah penyebaran
Universitas Sumatera Utara
penularan agar individu adalah PMTCT Prevention Mother to Child yaitu usaha pencegahan transmisi penyakit HIV-AIDS dari ibu yang tercemar kepada anak yang
dikandung dan kemudian dilahirkan. Pada usaha prevensi yang ditujukan mengendalikan penularan HIV-AIDS
metode komunikasi tatap muka yang dapat diperankan bidan. Bidan sebagai petugas garis depan potensil paling efektif karena tugas dan kedekatan profesi mereka dengan
pasangan yang dilayani. Kedekatan ini karena ada keakraban komunikasi diantara bidan dengan pasien-nya. Jumlah bidan bagaimanapun lebih banyak tersebar
melayani masyarakat Dari kenyataan adanya keakraban komunikasi, diharapkan terjadi efektifitas komunikasi positif dan bermanfaat pada diri pasien sehingga
terbujuk melakukan pemeriksaan HIVAIDS ke VCT. Komunikasi yang efektif tidak dapat berdiri sendiri oleh kegiatan pihak
pemberi pesan komunikator. Komunikasi PMTCT memiliki keterlibatan komponen : 1 komunikator; 2 penerima pesan dan 3 efek adopsi ataupun penolakan pesan
ditandai indikator pasien yang kemudian berkunjung ke VCT. Pada tahap awal penelitian, yang diteliti adalah bagaimana efektifitas pengaruh kelompok bidan
komunikator menyampaikan pesan sehingga dapat mengugah hati dan perilaku pasien. Pasien yang tergugah mengikuti pemeriksaan di VCT Voluntary Councelling
and Testing HIV AIDS. Proses komunikasi berlangsung oleh variabel variabel independent : komunikator, pesan, media komunikasi, penerima pesan komunikan.
Effek komunikasi atau variabel dependent effek dapat diukur dengan indikator keikut sertaan pasien dalam program VCT.
Universitas Sumatera Utara
2.7. Kerangka Konsep Variabel Independent