Acquirred Immuno Deficiency Syndrome AIDS.

2.1.6. Model Komunikasi

Menurut Wilbur Schramm 1954 bahwa model komunikasi dapat disamakan dengan mekanisme model proses seperti diilustrasikan pada gambar berikut : Sumber : Watson dan Hill; 1996 Gambar 2.3. Model Komunikasi Schramm Dengan model mekanis di atas Schramm menjelaskan bahwa proses komunikasi hanya dapat berlangsung efektif bila pada proses tersebut ada pihak 1 source sumber informasi atau pesan yang menjadi inisiatopencetus; 2 ada proses pengkodean pesan ke dalam bentuk-bentuk sandi kode tertentu yang dianggap dapat saling dimengertidipahami; 3 kode-kode dikirim dinyatkan dengan sinyal bahasa, gerakan dll; 4 sinyal diindra dipersepsi setelah ada penterjemahanan interpretasi sinyal dari pesan oleh 5 penerima pesan sebagai target.

2.2. Acquirred Immuno Deficiency Syndrome AIDS.

Berdasarkan namanya AIDS berarti suatu kondisi yang dapat ditemukan pada individu pasien pengidap penyakit yaitu sekumpulan gejala-gejala sindroma khas kekurangan imunitas daya pertahanan alam – kekebalan menahan infeksi. Penyebab Universitas Sumatera Utara dari sindroma adalah virus HIV Human Immunodeficiency Virus Supari SF, 2006, Rencana Strategis Departemen Kesehatan Tahun 2005 – 2010, Jakarta. Selanjutnya HIV memiliki keganasan yaitu merusak sistem daya pertahanan alam kekebalan – imunitas dari penderita sehingga riskan berakibat fatal sekalipun hanya tercemar bibit penyakit yang pada orang sehat tidak mengakibatkan hal-hal yang mematikan. Virus dapat menular melalui hubungan langsung antara cairan tubuh atau darah yang tercemar milik pengidap ke jaringan peredaran darah dari pengidap yang baru Supari SF, 2006, Rencana Strategis Departemen Kesehatan Tahun 2005 – 2010, Jakarta. Penularan terutama melalui pintu masuk port of entry hubungan seksual homo atau hetero, luka-luka tercemar, intra placenta ibu tercemar, melalui jarum suntik pada pengguna narkoba yang ceroboh serta pencemaran diruang bedah, pelayanan kesehatan gigi, proses kehamilan, persalinan, proses pemeliharaan anak bayi dan lain-lain. Sampai saat ini tidak ada dikenal suatu obat yang ampuh mengeradiasi virus dari tubuh pengidap. Hal-hal yang dilakukan sejauh ini terbatas pada usaha meredam perkembangan akibat virus supaya tidak menjadi lebih parah, pencegahan penularan serta santunan biaya hidup serta pengobatan pada pasien penderita Supari SF, 2006. Perkembangan penyakit di tubuh pengidap selalu progresif yang pada awalnya hampir-hampir tidak menimbulkan gejal yang mencurigakan. Kondisi yang tersembunyi seperti itu menjadikan HIV sebagai suatu penyakit yang tiba-tiba saja muncul pada pasien ketika semua sudah jadi terlambat. Masalah yang menguatkan Universitas Sumatera Utara tragedi penularan adalah ketertutupan dari para pengidap yang memang tidak mengetahui perihal penyakit yang diidapnya, atau ia selalu menutup rapat permasalahan perilaku yang riskan dapat menularkan penyakit HIV AIDS. Penyakit HIV AIDS sendiri sebenarnya lebih populer dikenal masyarakat sebagai penyakit orang yang aib moral, jadi kebanyakan pasien merasa malu bila suatu waktu ia diketahui mengidap penyakit tersebut Supari SF, 2006. Permasalahan akan lebih menyulitkan masyarakat karena resiko dari ketertutupan mereka yang terkena HIV AIDS, akan menguat karena penyakit tersebut serta merta memberi kasus predikat orang tidak bermoral, orang yang berbahaya dan harus dijauhi, sementara kasus penularan banyak dikaitkan pada masalah peredaran obat-obat terlarang ditambah dunia prostitusi. Masalah ketertutupan pasien pengidap HIV AIDS akan selalu menjadi lebih misterius dan potensi merugikan masyarakat sendiri bila fenomena tersebut tidak dirubah Supari SF, 2006.

2.3. Jumlah Kasus HIV-AIDS 2006 secara global

Dokumen yang terkait

Perilaku Bidan KIA/KB dalam Pelaksanaan Program Prevention of Mother to Child Transmission (PMTCT) di Rumah Sakit Haji Kota Medan Tahun 2013

7 114 134

Faktor – Faktor Yang Berhubungan dengan Niat Ibu Hamil Untuk memanfaatkan Layanan VCT (Voluntary Counseling and Testing) Di wilayah Kerja Puskesmas Ciputat, Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten Tahun 2014

5 30 193

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV/AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

7 56 148

Peranan Laboratorium Dalam Prevention of Mother to Child Transmission (PMTCT) HIV

0 0 10

Evaluasi Program Prevention of Mother to Child HIV Transmission (PMTCT) di RSAB Harapan Kita Jakarta

0 0 6

KAJIAN SITUASI PELAKSANAAN PREVENTION OF MOTHER-TO CHILD TRANSMISSION (PMTCT) DI RSUD KOTA C JAWA BARAT

0 0 7

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Perilaku Bidan KIA/KB dalam Pelaksanaan Program Prevention of Mother to Child Transmission (PMTCT) di Rumah Sakit Haji Kota Medan Tahun 2013

0 0 15

Perilaku Bidan KIA/KB dalam Pelaksanaan Program Prevention of Mother to Child Transmission (PMTCT) di Rumah Sakit Haji Kota Medan Tahun 2013

0 0 13

STUDI TENTANG PREVENTION OF MOTHER-TO CHILD TRANSMISSION OF HIV (PMTCT) DAN FAKTOR RESIKO HIVAIDS PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS GEDONGTENGEN KOTA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Studi tentang Prevention of Mother-to Childtransmission of HIV (PMTCT) di Puskesm

0 0 14

PENGARUH PENYULUHAN PMTCT (PREVENTION OF MOTHER-TO-CHILD TRANSMISSION OF HIV) TERHADAP SIKAP IBU HAMIL PADA TES HIV SUKARELA DI PUSKESMAS GONDOKUSUMAN II YOGYAKARTA

0 0 11