Senyawa Fenolik Radikal Bebas

tanin lain yang bermanfaat sebagai antioksidan adalah epikatekin polimer yang ditemukan pada kacang Yuliarti, 2009.

B. Senyawa Fenolik

Aktivitas antioksidan yang tinggi akan dihasilkan pada senyawa fenolik yang mempunyai jumlah gugus hidroksil yang lebih banyak pada inti flavonoidnya. Senyawa fenolik ini mempunyai kemampuan untuk menyumbangkan hidrogen, maka aktivitas antioksidan senyawa fenolik dapat dihasilkan pada reaksi netralisasi radikal bebas yang mengawali proses oksidasi atau pada penghentian reaksi radikal berantai yang terjadi Es-Safi, 2007. Senyawa fenolik adalah suatu kelompok besar subtansi organik yang terdiri atas senyawa aromatic dengan substituen hidroksil. Senyawa fenolik sebagian besar ditemukan pada tumbuhan, dan hanya sedikit yang ditemukan pada hewan. Dari anatara polifenol yang berasal dari tumbuhan telah diketahui lebih dari 8000. Kuersetin memiliki jumlah kandungan flavonoid paling banyak, kelas –kelas lain yang termasuk fenolik adalah kuinon, lignin, xanthones, kumarin, tannin mann et al, 1994. Senyawa fenolik merupakan sekelompok metabolit sekunder yang mempunyai cincin aromatik yang terikat dengan satu atau lebih substituen gugus hidroksi OH yang terbentuk melalui jalur metabolisme asam sikimat-fenil propanoid dan jalur aseat-polimalonat. Termasuk dalam kelompok senyawa ini adalah fenol sederhana, asam fenolat, kumarin, tanin dan flavonoid. Dalam tananaman, senyawa-senyawa ini biasanya berada dalam bentuk glikosida atau esternya Proestos et.al, 2006. Senyawa fenolik yang terkandung dalam buah dan sayuran akan menghasilkan efek yang menguntungkan sebagai penangkapan radikal bebas. Terdapat banyak senyawa fenolik mempunyai aktivitas antioksidan dan dapat melindungi sel dari kerusakan oksidatif akibat radikal bebas Chun and Lee, 2003.

C. Radikal Bebas

Radikal bebas Free Radical adalah suatu senyawa atau molekul yang mengandung satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan pada orbital luarnya. Adanya elektron yang tidak berpasangan menyebabkan senyawa tersebut sangat reaktif mencari pasangan, dengan cara menyerang dan mengikat elektron atau molekul yang berada disekitarnya. Apabila elektron yang terikat radikal bebas berasal dari senyawa yang berikatan kovalen, hal ini akan sangat berbahaya karena ikatan digunakan secara bersama-sama pada orbital terluarnya. Contoh senyawa yang memiliki ikatan kovalen adalah Lipid, Protein maupun DNA Soeatmaji,1998. Reaktivitas radikal bebas dalam mencari pasangan elektron mempunyai dampak kerja radikal bebas yaitu akan terbentuk radikal bebas baru yang berasal dari atom atau molekul yang elektronnya diambil untuk berpasangan dengan radikal sebelumnya Winarsi, 2007. Target utama radikal bebas adalah protein, asam lemak tak jenuh dan lipoprotein, serta unsur DNA termasuk karbohidrat. Molekul-molekul target tersebut, yang paling rentan terhadap serangan radikal bebas adalah asam lemak tak jenuh Winarsi, 2007. Radikal bebas, khususnya radikal hidroksil dapat merusak tiga senyawa yang merupakan penyusun utama makhluk hidup, yaitu : Asam lemak, khususnya asam lemak tak jenuh yang merupakan komponen penting fosfolipid yang menyusun membran sel. DNA, yang merupakan perangkat genetik sel. Protein, yang memegang peranan penting seperti enzim, reseptor, antibodi, dan sitoskeleton Sjabana dan Bahalwan, 2002.

D. Antioksidan