Uji efek antioksidan Tata Cara Penelitian

f. Uji kandungan kimia ekstrak

Ekstrak diklorometana ekstrak etil asetat ekstrak metanol tumbuhan sisik naga yang digunakan untuk identifikasi ekstrak secara KLT dibuat dengan melarutkan 0,5 g ekstrak diklorometanol ekstrak etil asetat ekstrak metanol tumbuhan sisik naga dengan pelarut yang sesuai dimana ekstrak larut. Ekstrak ditotolkan pada fase diam silika 60 GF 254 dengan menggunakan mikrohematokrit sebanyak 5-10 ul. Fase gerak yang digunakan meliputi :  toluen : etil asetat 93:7 vv dengan pembanding eugenol  n butanol : asam asetat : air 4:1:5 vv dengan pembanding rutin  n butanol : asam asetat : air 5:1:4 vv dengan pembanding asam tanat 0,05 dalam etanol 70 Deteksi dilakukan pada sinar UV 254 dan 366 nm dan pereaksi semprot FeCl 3 , AlCl 3 . Bercak yang muncul dibandingkan dengan standar.

6. Uji efek antioksidan

Pada masing-masing ekstrak tumbuhan sisik naga ekstrak diklorometana, ekstrak etil asetat, ekstrak metanol diuji aktivitas antioksidan dengan metode Blois dengan beberapa modifikasi. Nilai IC 50 dihitung dengan menggunakan rumus persamaan regresi.

a. Uji pendahuluan optimasi panjang gelombang DPPH

Larutan DPPH yang telah dibuat dengan konsentrasi 20 µgml ditentukan spektrum serapannya menggunakan spektrofotometer UV pada panjang gelombang 400 nm hingga 700 nm dan ditentukan panjang gelombang optimumnya. b. Uji Pendahuluan Penentuan Reaction Time Menggunakan 3 konsentrasi rutin 0,005 �⁄ ; 0,015 �⁄ ; 0,025 �⁄ . Sebanyak 3,8 ml larutan DPPH dimasukkan ke dalam tabung reaksi tetutup kemudian ditambah dengan 0,2 ml larutan standar rutin. Campuran larutan tadi kemudian dikocok kuat. Larutan dibaca absorbansi dengan spektrofotometer visibel pada panjang gelombang maksimal hasil scanning, selama 60 menit sampai diketahui terjadi penurunan absorbansi secara nyata.

c. Pembuatan larutan

1 Pembuatan larutan DPPH Sejumlah 10 mg DPPH ditimbang dan dilarutkan dalam 100 mL metanol p.a didapatkan kosentrasi 100 ugmL. Kemudian dipipet 20 mL ditambahkan volumenya dengan 100 mL metanol p.a 20 ugmL. 2 Persiapan larutan uji ekstrak

a. Ekstrak diklorometana

Pembuatan larutan induk konsentrasi 5000 µgmL. Sejumlah 50 mg ekstrak ditimbang dan dilarutkan dalam 10 mL metanol p.a hingga homogen. Pembuatan larutan seri konsentrasi 0,25; 0,5; 0,75; 1,0; dan 1,25 mgmL. Dipipet masing-masing 0,5; 1,0; 1,5; 2,0; dan 2,5 mL dimasukkan kedalam labu ukur 10 mL dan dicukupkan volumenya dengan metanol p.a hingga 10 mL.

b. Ekstrak etil asetat

Pembuatan larutan induk konsentrasi 5000 µgmL. Sejumlah 50 mg ekstrak ditimbang dan dilarutkan dalam 10 mL metanol p.a hingga homogen. Pembuatan larutan seri konsentrasi 0,05; 0,15; 0,25; 0,5; dan 0,75 mgmL. Dipipet masing-masing 0,1; 0,3; 0,5; 1; dan 1,5 mL dimasukkan kedalam labu ukur 10 mL dan dicukupkan volumenya dengan metanol p.a hingga 10 mL.

c. Ekstrak metanol

Pembuatan larutan induk konsentrasi 1000 µgmL. Sejumlah 20 mg ekstrak ditimbang dan dilarutkan dalam 10 mL metanol p.a hingga homogen. Pembuatan larutan seri konsentrasi 0,05; 0,1; 0,15; 0,2; dan 0,25 mgmL. Dipipet masing-masing 0,5; 1,0; 1,5; 2,0 ; dan 2,5 mL dimasukkan kedalam labu ukur 10 mL dan dicukupkan volumenya dengan metanol p.a hingga 10 mL. 3 Pembuatan larutan kontrol Larutan blanko yang digunakan adalah 0,2 mL metanol p.a dimasukkan kedalam tabung reaksi dan ditambahkan 3,8 mL DPPH, dikocok hingga homogen. Didiamkan selama 30 menit reaction time. 4 Pembuatan larutan rutin Pembuatan larutan induk konsentrasi 1000 µgmL. Sejumlah 10 mg BHT ditimbang dan dilarutkan dalam 10 mL metanol p.a hingga homogen. Pembuatan larutan seri konsentrasi 0,01; 0,02; 0,03; 0,04 dan 0,05 mgmL. Dipipet masing-masing 0,1; 0,2; 0,3; 0,4; 0,5 mL dimasukkan kedalam labu ukur 10 mL dan dicukupkan volumenya dengan metanol p.a hingga 10 mL.

d. Pengujian aktivitas antioksidan

Dari masing-masing larutan uji dipipet 0,2 mL dimasukkan kedalam tabung reaksi, ditambahkan 3,8 mL DPPH 20 µgmL, digojog hingga homogen, didiamkan selama 30 menit reaction time dan diukur serapannya pada panjang gelombang 516 nm. Pengujian dilakukan dengan perlakuan yang sama untuk pembanding rutin.

e. Perhitungan nilai IC

50 Nilai IC 50 dihitung berdasarkan presentase inhibisi terhadap radikal DPPH dari masing-masing konsentrasi larutan sampel dengan rumus : = − � × Setelah didapatkan presentasi inhibisi dari masing-masing konsentrasi, kemudian dintentukan persamaan y = a + bx dengan perhitungan secara regresi linear dimana x adalah konsentrasi µgmL dan y adalah presentase inhibisi . Aktivitas antioksidan dinyatakan dengan Inhibition Concentration 50 IC 50 yaitu konsentrasi sampel yang dapat meredam radikal. 29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Determinasi Tanaman

Determinasi memiliki tujuan untuk memastikan kebenaran identitas tanaman yang akan digunakan. Determinasi tanaman merupakan langkah awal dari penelitian yang menggunakan tanaman sebagai sampel, sehingga kesalahan dalam penelitian dapat dihindari. Determinasi tumbuhan sisik naga dilakukan di Laboratorium Kebun Tanaman Obat Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Hasil determinasi yang dilakukan tersebut dapat dinyatakan bahwa tumbuhan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan benar-benar tumbuhan sisik naga Pyrossia piloselloides L. M.G. Bahan yang digunakan dalam determinasi ini yaitu dengan menggunakan herba tumbuhan sisik naga yang meliputi daun, batang dan akar. Hasil determinasi dapat dibuktikan berupa surat determinasi tanaman lampiran 2 yang dikeluarkan oleh Laboratorium Kebun Tanaman Obat Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

B. Hasil Pengumpulan Bahan

Tumbuhan sisik naga yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari kebun kopi di daerah salatiga, Jawa Tengah pada bulan Mei 2015. Pengambilan tumbuhan sisik naga dilakukan di satu tempat, hal ini bertujuan untuk menghindari variasi kandungan senyawa aktif tanaman. Selain itu pengambilan