seperti  meningkatkan  keterampilan  intelektual  dan  investigative, memahami  peran  orang  dewasa,  dan  membantu  siswa  untuk
menjadi pelajar yang mandiri. Dengan  menerapkan  model  pembelajaran  PBL,  maka  guru
dapat mengarahkan siswa untuk berpikir pada tingkatan yang lebih tinggi.  Kemandirian  siswa  dalam  belajar  dapat  membentu  guru
dalam  menanamkam  keterampilan  berpikir  tingkat  tinggi.  Adapun langkah-langkah dalam model pembelajaran PBL adalah:
a Orientasi siswa kepada masalah otentik
b Mengorganisasi siswa untuk belajar
c Membimbing penyelidikan individualkelompok
d Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
e Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
D. Pelaksanaan Penilaian Kelas Assesment
Merupakan  rangkaian  kegiatan  untuk  memperoleh,  menganalisis,  dan menafsirkan  data  tentang  proses  dan  hasil  belajar  peserta  didik  yang
dilakukan  secara  sistematis  dan  berkesinambungan,  sehingga  menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan Masidjo, 1995:69.
Berdasarkan  pasal  3  Permendikbud  Nomor  104  Tahun  2014  dan permendikbud  Nomor  53  Tahun  2015,  penilaian  kelas  memiliki  fungsi
sebagai berikut: 1.
Memantau  kemajuan  belajar,  memantau  hasil  belajar,  dan  mendeteksi perbaikan hasil belajar peserta secara berkesinambungan
2. Memenhi fungsi formatif dan sumatif dalam penilaian
3. Penilaian hasil belajar memiliki tujuan untuk:
a. Mengetahui tingkat penguasan komptensi;
b. Menetapkan ketuntasan penguasan komptensi;
c. Menetapkan  program  perbaikan  atau  pengayaan  berdasarkan  tingkat
penguasaan komptensi; d.
Memperbaiki proses pembelajaran. Dalam  melakukan  penilaian  kelas,  ada  beberapa  hal  yang  perlu
diperhatikan oleh seorang pendidik. Mengingat melakukan penilaian terhadap hasil  belajar  cukup  sulit  dilakukan.  Proses  penilaian  yang  dilakukan  harus
sungguh-sungguh  mencerminkan  tujuan  pembelajaran  yang  ingin  dicapai. Kualitas  pendidikan  sangat  ditentukan  oleh  kemampuan  satuan  pendidikan
dalam  mengelola  proses  pembelajaran.  Penilaian  kelas  atau  assesment merupakan bagian penting dalam pembelajaran. Dengan melakukan penilaian
atau  assesment,  pendidik  sebagai  pengelola  kegiatan  pembelajaran  dapat mengetahui  kemampan  yang  dimiliki  peserta  didik  dalam  menerima  materi
pembelajaran, ketepatan metode mengajar  yang digunakan, dan keberhasilan peserta  didik  dalam  meraih  komptensi  yang  telah  ditetapkan.  Berdasarkan
hasil  penilaian  atau  assesment,  pendidik  dapat  mengambil  keputusan  secara tepat  untuk  menentukan  langkah  yang  harus  dilakukan  selanjutnya.  Hasil
penilaian  atau  assesment  juga  dapat  memberikan  motivasi  kepadapeserta didik  untuk  berprestasi  lebih  baik.  Berbagai  macam  teknik  penilaian  atau
assesment  dapat  dilakukan  secara  komplementer  saling  melengkapi  sesuai dengan kompetensi yang dinilai.
Satuan  pendidikan  yang  bertujuan  untuk  menanamkan  keterampilan berpikir  tingkat  tinggi  kepada  siswa,  tentu  pelaksanaan  penilaian  kelas
assesment  menjadi  salah  satu  komponen  yang  sangat  penting.  Penilaian kelas  yang  baik  akan  tertuang  pada  perumusan  instrument  evaluasi  yang
digunakan.  Adapun  hal  penting  yang  perlu  diperhatikan  dalam  perumusan instrument  evaluasi,  masing-masing  butir  instrument  evaluasi  harus  mampu
mengarahkan  kemampuan  berpikir  tingkat  tinggi  masing-masing  siswa, rumusan  soal  yang  dibuat  harus  sungguh-sungguh  mencerminkan
kemampuan  berpikir  tingkat  tinggi  yang  memuat  pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan proses kognitif kemampuan berpikir tingkat tinggi itu sendiri.
Menurut  Anderson  dan  Krathwohl,  2015:352  ada  beberapa  masalah yang  sering  muncul  dalam  proses  penilaian  kelas  masing-masing  masalah
tersebut adalah bagaimana guru dapat memilih dan merancang instrumen dan prosedur-prosedur  penilaian  yang  menghasilkan  informasi  akurat  tentang
seberapa  bagus  hasil  belajar  siswa  yang  sungguh-sungguh  mencerminkan tingkat  berpikirnya.  Selain  itu  masalah  lain  yang  sering  muncul  adalah
bagaimana  guru  dapat  memastikan  bahwa  tujuan,  aktivitas  pembelajaran hingga proses penilaiannya saling bersesuaian.
Dengan  adanya  masalah  tersebut,  maka  seorang  guru  harus  menyadari sungguh  bahwa  proses  penilaian  hasil  belajar  mempunyai  beragam  tujuan,
dua tujuan pokok diantaranya adalah meningkatkan pembelajaran siswa  atau PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang  biasa  dikenal  dengan  penilaian  formatif  dan  menentukan  nilai  siswa yang  mencerminkan  tingkat  pembelajarannya  atau  penilaian  sumatif.  Kedua
hal  ini  penting  untuk  dipahami  agar  dapat  meningkatkan  istruksi  dan pembelajaran.  Selain  itu,  dengan  adanya  proses  penilaian  yang  berasal  dari
luar  sekolah  yakni  berupa  pelaksanaan  Ujian  Nasional  yang  memberikan pengaruh  cukup  besar  terhadap  aktivitas  pembelajaran  di  kelas,  maka  guru
harus  mampu  mencari  cara  positif  dan  konstruktif  untuk  menyesuaikan pembelajaran yang sesuai dengan soal-soal pada Ujian Nasional.
Adapun  hal  lain  yang  perlu  diperhatikan  oleh  guru  ketika  akan melakukan penilaian hasil belajar adalah guru harus membuat penilaian hasil
belajar  yang  sesuai  dengan  tujuan  pembelajaran.  Jika  proses  penilaian  tidak sesuai dengan tujuan, maka penilaian yang dilakukan tidak dapat memberikan
bukti yang jelas tentang pembelajaran siswa yang diinginkan. Oleh karena itu guru  harus  memastikan  bahwa  penilaian  hasil  belajar  yang  dilakukan
sungguh-sungguh sesuai dengan tujuan. Aktivitas-aktivitas  pembelajaran  yang  tidak  sesuai  dengan  penilaian,
hasil  dari  penilaian  itu  sendiri  akan  menunjukan  bahwa  pembelajaran  yang dilakukan  tidak  efektif.  Guru  mungkin  saja  mengajar  dengan  sangat  baik
ataupun sebaliknya siswa belajar dengan sangat baik pula,  akan tetapi apabila penilaian  kelas  yang  dilakukan  tidak  sesuai  dengan  pembelajarannya,  maka
penilaian  yang  dilakukan  tidak  akan  dapat  menunjukan  efektivitas pembelajaran  itu  sendiri.  Ketidaksesuaian  antara  penilaian  dan  kegiatan
pembelajaran  yang  dilakukan  memungkinkan  siswa  tidak  mempelajari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
materi-materi yang akan diuji sehingga menunjukan hasil belajar yang buruk begitupun  sebaliknya  siswa  mungkin  saja  mempelajari  materi-materi  yang
akan  diujikan,  bukan  yang  seharusnya  dipelajari  sehingga  kegiatan pembelajaran menjadi tidak efektif.
Aktivitas  pembelajaran  sedapat  mungkin  harus  bersesuaian  dengan tujuan,  karena  melalui  aktivitas  pembelajaran  yang  berlangsung  di  kelas
tujuan  pembelajaran  dapat  tercapai.  Untuk  mencapai  tujuan  yang  mengacu pada  kemampuan  berpikir  tingkat  tinggi,  maka  format  penilaian  yang
dilakukan  harus  sesuai  dengan  proses  kognitif  dari  masing-masing  indikator kemampuan  berpikir  tingkat  tinggi  itu  sendiri,  yakni  kemampuan
menganalisisi, mengevaluasi dan mencipta. Dewasa  ini,  yang  seringkali  menjadi  kendala  dalam  proses  penilaian
kelas assesment
adalah banyaknya
pendidik yang
cenderung mencampuradukkan  antara  alat  dan  tujuan  Krathwohl  dan  Andeson,  2015.
Tujuan  menentukan  hasil  serta  akibat-akibatperubahan  yang  diharapkan. Secara  singkat  daat  dikatakan  bahwa  aktivitas-aktivitas  pembelajaran,  bila
direncanakan  dengan  tepat  dan  dilaksanakan  dengan  baik,  maka  akan  dapat mencapai tujuan yang dirumuskan.
Untuk  membedakan  dengan  tegas  antara  alat  dengan  tujuan  yakni antara aktivitas pem
belajaran dan tujuan pendidikan maka dirumuskan “siswa belajar”  atau  “siswa  dapat”  dalam  rumusan-rumusan  tujuan  pendidikan.
Ketika  tujuan  pembelajaran  tidak  disebutkan  secara  eksplisit,  maka PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
seharusnya  tujuan  yang  dirumuskan  haruslah  tersirat  secara  implisit  dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
Untuk  merumuskan  tujuan  dari  suatu  kegiatan  pembelajaran,  maka seorang  pendidik  harus  mampu  merumuskan  hal-hal  apa  saja  yang  hendak
dicapai  ketika  siswa  mempelajari  suatu  materi  pelajaran.  Aktivitas pembelajaran  bukan  merupakan  tujuan,  begitupun  dengan  tes  atau  penilaian
lainnya  bukan  sebuah  tujuan.  Banyaknya  pendidik  yang  menganggap  Ujian Nasional  sebagai  tujuan  pembelajaran,  menjadikan  aktivitas  pembelajaran
yang  dilakukan  hanya  sekedar  menerapkan  kemampuan  menghafal  pada siswa,  sebagai  akibatnya  penanaman  keterampilan  berpikir  menadi
terabaikan. Pentingnya perubahan pola pikir pendidik, bahwa Ujian Nasional bukan merupakan tujuan akhir dari aktivitas pembelajaran selama tiga tahun.
Ujian Nasional hanyalah salah satu dari instrumen tes eksternal untuk itu para pendidik  harus  mencari  tahu  pengetahuan  dan  proses  kognitif  yang
seharusnya dipelajari atau dimiliki oleh siswa guna mereka dapat lulus Ujian Nasional.
Adapun hal lain yang perlu diperhatikan dalam kegiatan penilaian kelas assesment  berdasarkan  pasal  4  Permendikbud  No  104  Tahun  2014  dan
Permendikbud Nomor 53 Tahun 2015 adalah: 1.
Penilaian  hasil  belajar  diterapkan  berdasarkan  prinsip  umum  dan  prinsip kusus. Yang dimaksut dengan prinsip umum meliputi, sahih, objektif, adil,
teradu,  terbuka,  holistik  dan  berkesinambungan,  sistematis,  akuntabel, serta  edukatif.  Sedangkan  yang  dimaksut  dengan  prinsip  kusus  adalah
mengacu  pada  karakteristik  pendekatan,  model,  instrumen  yang digunakan.
2. Prinsip khusus untuk penilaian autentik meliputi:
a. Materi penilaian dikembangkan dari kurikulum;
b. Bersifat lintas muatan atau mata pelajaran;
c. Berkaitan dengan kemampuan peserta didik;
d. Berbasis kinerja peserta didik;
e. Memotivasi belajar peserta didik;
f. Menekankan pada kegiatan dan pengalaman belajar peserta didik;
g. Memberi kebebebasan peserta didik untuk mengkonstruksi responnya;
h. Menekankan keterpaduan sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
i. Mengembangkan kemampuan berpikir divergen;
j. Menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran;
k. Menghendaki balikan yang segera dan terus menerus;
l. Menekankan konteks yang mencerminkan dunia nyata;
m. Terkait dengan dunia kerja;
n. Menggunakan data yang diperoleh langsung dari dunia nyata;
o. Menggunakan berbagai cara dan instrumen;
3. Penilaian  hasil  belajar  oleh  pendidik  menggunakan  acuan  kriteria,  acuan
kriteria  merupakan  penilaian  kemajuan  peserta  didik  dibandingkan dengan kriteria capaian komptensi yang ditetapkan.
E. Kerangka Berpikir