Tingkat Energi Orbital Konfigurasi Elektron Atom Polielektron
C. Konfigurasi Elektron Atom Polielektron
Persamaan Schrodinger hanya dapat diterapkan secara eksak untuk atom berelektron tunggal seperti hidrogen, sedangkan pada atom berelektron banyak tidak dapat diselesaikan. Kesulitan utama pada atom berelektron banyak adalah bertambahnya jumlah elektron sehingga menimbulkan tarik- menarik antara elektron-inti dan tolak-menolak antara elektron-elektron semakin rumit. Oleh karena itu, untuk atom berlektron banyak digunakan metode pendekatan berdasarkan hasil penelitian dan teori para ahli.1. Tingkat Energi Orbital
Pada atom berelektron banyak, setiap orbital ditandai oleh bilangan kuantum n, A, m, dan s. Bilangan kuantum ini memiliki arti sama dengan yang dibahas sebelumnya. Perbedaannya terletak pada jarak orbital dari inti. Pada atom hidrogen, setiap orbital dengan nilai bilangan kuantum utama sama memiliki tingkat-tingkat energi sama atau terdegenerasi. Misalnya, orbital 2s dan 2p memiliki tingkat energi yang sama. Demikian pula untuk orbital 3s, 3p, dan 3d. Tes Kompetensi Subbab B Kerjakanlah di dalam buku latihan. 1. Mengapa orbital-s berbentuk seperti bola? Pada daerah mana peluang terbesar ditemukannya elektron dalam orbital-s? 2. Orbital-p memiliki bentuk bola terpilin. Berapakah peluang menemukan elektron di titik pusat sumbu? 3. Pada orbital-d xz , bagaimana peluang ditemukannya elektron dalam bidang xz, dan bagaimana peluang di luar bidang itu? 4. Pilih set bilangan kuantum yang diizinkan untuk elektron dalam atom: a n= 3, A = 3, m = +3, s= + 1 2 b n= 4, A = 3, m = –3, s= – 1 2 c n= 5, A = 4, m = 0, s= + 1 2 5. Suatu atom memiliki elektron terluar dalam orbital 3p. Bagaimanakah bilangan kuantumnya n, A , m? 6. Dapatkah Anda mengetahui posisi atau orientasi elektron dalam orbital 3p pada soal nomor 5? Pada orbital manakah atau pada nilai m berapa? Jelaskan. Menentukan Bilangan Kuantum Di antara set bilangan kuantum berikut, manakah set bilangan kuantum yang diizinkan? a. n= 4, A = 4, m= +3, s= + 1 2 b. n= 3, A = 2, m= –3, s= – 1 2 c. n= 1, A = 0, m= 0, s= + 1 2 Jawab a. Terlarang sebab untuk n = 4 maka nilai A yang dibolehkan adalah n – 1 atau A = 3. b. Terlarang sebab untuk A = 2 maka nilai m yang mungkin adalah –2, –1, 0, +1, +2. c. Diizinkan sebab untuk n = 1 maka nilai A = 0. Contoh 1.3 Di unduh dari : Bukupaket.com Struktur Atom 11 Perbedaan tingkat energi ini disebabkan oleh elektron yang berada pada kulit dalam menghalangi elektron-elektron pada kulit bagian luar. Sebagai contoh, elektron pada orbital 1s akan tolak-menolak dengan elektron pada orbital-2s dan 2p sehingga orbital-2s dan 2p tidak lagi sejajar terdegenerasi seperti pada atom hidrogen. Hal ini menyebabkan elektron-elektron dalam orbital-2s memiliki peluang lebih besar ditemukan di dekat inti daripada orbital-2p orbital-2s lebih dekat dengan inti.2. Distribusi Elektron dalam Atom
Parts
» sma11kim MudahDanAktif Yayan
» Peralihan Antartingkat Energi Kelemahan Model Atom Bohr
» Bilangan Kuantum Utama n Bilangan Kuantum Azimut
» Orbital-s Orbital-d Bentuk Orbital
» Tingkat Energi Orbital Konfigurasi Elektron Atom Polielektron
» Distribusi Elektron dalam Atom
» Aturan M embangun Aufbau Aturan Hund
» Konfigurasi Elektron dan Bilangan Kuantum Kestabilan Konfigurasi Elektron
» Konfigurasi Elektron Unsur-Unsur Transisi
» Konfigurasi Elektron dan Sifat Periodik
» UMPTN 95A: UMPTN 96A: UMPTN 98B: UMPTN 98B:
» Bentuk Linear Trigonal Planar Trigonal Piramidal Bujur Sangkar Tetrahedral
» Bentuk Molekul Tanpa Elektron Bebas
» Molekul Kovalen Tunggal Tidak Jenuh
» Molekul Kovalen Berikatan Rangkap
» Prinsip Umum Teori Ikatan Valensi
» Hibridisasi Orbital Atom Teori Ikatan Valensi dan Hibridisasi
» Struktur Linear Struktur Trigonal Planar
» Struktur Tetrahedral Bentuk Molekul dan Valensi Terarah
» Struktur Trigonal Bipiramidal dan Oktahedral
» Hibridisasi dalam Ikatan Rangkap Dua Hibridisasi dalam Ikatan Rangkap Tiga
» Hibridisasi dalam Molekul Benzena
» Gaya Dipol-Dipol Gaya Antarmolekul
» Gaya London Gaya Antarmolekul
» Sistem dan Lingkungan Reaksi Eksoterm dan Endoterm
» Persamaan Termokimia Entalpi dilambangkan dengan H berasal dari
» Pengukuran Tetapan Kalorimeter Penentuan
» Energi Ikatan Rata-Rata Penentuan
» Menggunakan Data Energi Ikatan
» Energi M atahari Pemanfaatan Batubara
» Ebtanas 2000 : Kalor Bahan Bakar dan Sumber Energi
» Kemolaran Konsentrasi Larutan Pengertian Kecepatan Reaksi
» Laju Reaksi Kecepatan Reaksi Variabel-Variabel Kecepatan Reaksi
» Persamaan Kecepatan Reaksi Kecepatan Reaksi dan Tingkat Reaksi
» Penentuan Persamaan Kecepatan Reaksi
» Teori Tumbukan Teori Tumbukan dan Energi Pengaktifan
» Energi Pengaktifan E Teori Tumbukan dan Energi Pengaktifan
» Makna Kesetimbangan Dinamis Kesetimbangan Dinamis dan Tetapan Kesetimbangan
» Hukum Kesetimbangan Kimia Kesetimbangan Dinamis dan Tetapan Kesetimbangan
» Kesetimbangan Sistem Homogen dan Heterogen
» Gangguan Konsentrasi Faktor-Faktor yang Memengaruhi
» Gangguan terhadap Suhu Sistem
» Gangguan terhadap TekananVolume Faktor-Faktor yang Memengaruhi
» Penentuan Tetapan Kesetimbangan, Hubungan Kuantitatif Pereaksi dan Hasil
» Pembalikan Arah Reaksi Kesetimbangan Perkalian dengan Faktor Tertentu
» Tetapan Kesetimbangan dalam Bentuk Tekanan Parsial
» Hubungan Hubungan Kuantitatif Pereaksi dan Hasil
» Jawablah pertanyaan berikut dengan benar.
» Teori Asam Basa Arrhenius Larutan Asam, Basa, dan Netral
» Asam Kuat dan Basa Kuat Asam dan Basa Lemah
» Hubungan Derajat Ionisasi dan Tetapan Ionisasi
» Perhitungan pH Asam dan Basa Kuat Monoprotik
» Perhitungan pH Asam dan Basa Lemah Monoprotik
» Asam Fosfat H Perhitungan pH Asam dan Basa Poliprotik
» Asam Sulfat H Perhitungan pH Asam dan Basa Poliprotik
» Teori Asam Basa Bronsted-Lowry
» UMPTN 1999: Asam Basa Bronsted-Lowry dan Lewis
» Reaksi Pengendapan Reaksi Pembentukan Gas
» Perhitungan Kuantitatif Reaksi dalam Larutan Perhitungan pH Campuran
» Indikator Asam Basa Titrasi Asam Basa
» Sebelum NaOH Ditambahkan Penambahan 10 mL NaOH 0,1 M Berikutnya
» Larutan Asam Basa B. Hidrasi Larutan Penyangga D. Kesetimbangan Larutan Asam Basa
» Larutan Garam Bersifat Netral Larutan Garam Bersifat Basa
» Larutan Garam Bersifat Asam Larutan Garam Terhidrolisis Total
» Prinsip Larutan Penyangga Larutan Penyangga
» Aplikasi Prinsip Larutan Penyangga
» Penentuan pH Larutan Penyangga
» Penambahan Asam atau Basa Secara Kuantitatif
» Pengenceran Larutan Penyangga Kinerja Larutan Penyangga
» Tetapan Hasil Kali Kelarutan Garam
» Pengaruh Ion Senama Pengaruh pH terhadap Kelarutan
» UMPTN 1998A: Kesetimbangan Kelarutan Garam Sukar Larut
» Jelifikasi Gelatinasi Penggolongan Koloid
» Elektroforesis Dialisis Sifat-Sifat Koloid
» Kestabilan Koloid Destabilisasi Koloid
» Cara Mekanik Cara Busur Listrik Bredig Cara Peptisasi
» Struktur dan Gaya Antarmolekul Tes Kompetensi Subbab A
» Termokimia Tes Kompetensi Subbab A Kecepatan Reaksi Tes Kompetensi Subbab A
» Kesetimbangan Kimia Tes Kompetensi Subbab A
Show more