32
memakai informasi finansial dalam menilai keberadaan ekonomi perusahaan-perusahaan ditengah masyarakat.
2.2.2.6. Tujuan Sistem Informasi
Menurut Wilkinson 2000:8 sistem informasi dalam dunia bisnis dan pemerintah mempunyai tiga tujuan, meliputi:
1 Menyajikan informasi guna mendukung operasi harian.
2 Menyajikan informasi guna mendukung pengambilan
keputusan. 3
Menyajikan informasi yang berkenan dengan kepengurusan stewarship.
Dua tujuan pertama menyangkut kepentingan pemakai internal dan aksternal, sedangkan yang ketiga hanya untuk pihak eksternal hampir
semua informasi yang diperlukan oleh dua tujuan terakhir merupakan data transaksi yang diolah, sementara untuk tujuan pertama hanya
sebagian.
2.2.3. Akuntansi Keprilakuan
Akuntansi keprilakuan merupakan salah satu cabang utama dari akuntansi yang memberikan perhatian lebih terhadap hubungan antara
perilaku manusia dan sistem akuntansi. Akuntansi keprilakuan menyadari bahwa mereka dapat merancang sistem informasi yang mempengaruhi
perilaku agar motivasi tindakan yang diharapkan. Menurut Siegel dan Marconi dalam Ikhsan dan Ishak 2005:6 tujuan akuntansi keprilakuan
adalah usaha untuk melakukan pengukuran dan pengevaluasian
33
segalatindakan yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan dan pengambilan keputusan, baik yang bersifat eksternal dan internal.
Akuntansi keprilakuan akan memberi manajemen tidak hanya dengan informasi tentang bagaimana orang berperilaku, tetapi juga dengan alasan
mengapa orang-orang berperilaku sperti yang mereka lakukan dan merekomendasikan untuk mengubah perilaku yang negatif.
2.2.4. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Soegiharto 2001, kinerja sebuah sistem informasi akuntansi dapat diukur dari 2 persepsi yaitu kepuasan pemakai atas
pemakaian sistem informasi akuntansi dan pemakaian sistem itu sendiri oleh para karyawan pada departemen akuntansi dan anggaran dalam
membantu menyelesaikan pekerjaan mereka, untuk mengolah data-data keuangan menjadi akurat.
Menurut Mulyadi 2001:1-2, akuntansi manajemen salah satu tipe informasi dan akuntansi manajemen sebagai salah satu tipe pengolahan
data akuntansi sebagai salah satu tipe informasi akuntansi manajemen merupakan tipe informasi kuantitatif yang menggunakan uang sebagai
satuan ukuran yang digunakan untuk membantu manajemen dalam pelaksaan pengelolaan perusahaan. Sebagai salah satu tipe informasi
akuntansi manajemen merupakan suatu sistem pengolahan keuangan yang merupakan keluaran yang dihasilkan oleh tipe akuntansi manajemen yang
dimanfaatkan terutama oleh pemakai intern organisasi. Sebagai salah satu tipe pengolahan data akuntansi manajemen merupakan salah satu sistem
34
pengolahan informasi keuangan bagi kepentingan pemakai internal organisasi.
2.2.4.1. Kepuasan Pemakai Sistem Informasi
Kepuasan sering dihubungkan dengan pekerjaan kepuasan kerja. Kepuasan kerja merupakan seperangkat perasan pegawai tentang
menyenangkan atau tidaknya pekerjaan mereka Davis, 1990:105. Menurut Robbins 2001:24, kepuasan kerja adalah selisih antara
benyaknya ganjaran yang diterima seorang pekerja dan banyaknya yang meraka yakini mereka terima.
Berdasarkan pendapat diatas kepuasan kerja adalah suatu perasaan menyenangkan atau tidak menyenangkan diri pegawai yang berhubungan
dengan pekerjaan melibatkan aspek-aspek seperti upah atau gaji yang diterima, kesempatan pengembangan karir, hubungan dengan pegawai
lainnya, penempatan kerja, jenis pekerjaan, struktur organisasi perusahaan dan mutu kepengawasan. Sedangkan persaan yang
berhubungan dengan dirinya antara lain unur, kondisi kesehatan, kemampuan dan pendidikan.
Menurut Ives dan Olson dalam Setianingsih 1998:87-88, kepuasan pemakai adalah seberapa jauh pemakai percaya pada sistem
informasi yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan informasi mereka dalam kualitas sebagai keputusan sebagai tujuan penting dari sistem
informasi dalam mendukung pembuatan keputusan.
35
Oleh sebab itu, dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa keputusan pemakai menurut peneliti adalah pengungkapan rasa
senang atau tidak senang yang timbul dalam diri pemakai sehubungan dengan partisipasi yang diberikannya selama pengembangan sistem
informasi.
2.2.4.2. Pemakaian Sistem
Pemakaian sistem dapat didiindikasikan juga sebagai pengimplikasian sistem. Implikasi sistem adalah proses menempatkan
prosedur dan metode-metode revisi atau rancangan baru ke dalam operasi Bodnar dan Hopwood, 2000:34. Beberapa pekerjaan yang dilakukan
pada tahap implimentasi adalah Winarno, 1994:176. 1.
Pemilihan dan pelatihan karyawan, sistem yang baru biasanya berbeda dengan sistem yang lama sehingga memerlukan
karyawan yang baru dengan keahlian yang diperlukan untuk menjalankan sistem yang baru.
2. Persiapan fisik, meliputi pemasangan komputer, pengturan
tempat kerja, penambahan mebel dan penataan kembali berbagai tempat penyimpanan berkas.
3. Pengujian program dan prosedur, stselah komputer, perabotan
dan mesin terpasang, analisis sistem yang dapat menginstalasi program kedalam komputer dan mengujinya.
4. Pembuatan dokumentasi, menyesuaikan dokumen yang telah
ada sejak peencanaan sistem dengan keadaan sesungguhnya.
36
5. Pengubahan data dan file, mengubah file dan data ke bentuk
yang diterima oleh sistem yang baru.
2.2.4.3. Kualitas Sistem Informasi
Karakteristik kualitas informasi menurut Jogiyanto 2000:30, meliputi:
a Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-
kesalahan dan tidak biasa ayau menyesatkan. b
Tepat pada waktunya, berarti informasi yang datang dari penerima tidak boleh terlambat.
c Relevan, berarti informasi tersebut mempunyai manfaat
untuk pemakainya. Bahwa kualitas suatu informasi ditentukan oleh keakuratan, tepat
waktu dan relevan. Keakuratan suatu informasi berhubungan dengan pengukuran terhadap ketepatan kebenaran informasi tersebut yang
mencerminkan realitasnya. Informasi yang tepat waktu, apabila informasi tersebut aktual atau muktahir. Informasi yang relevan, apabila informasi
tersebut sesuai dengan kebutuhan dalam pengambilan keputusan umummnya suatu laporan penyajian informasi secara singkat pada hal-
hal yang penting saja, tetapi rincian dari informasi tersebut disajikan dalam uraiannya.
37
2.2.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi
Akuntansi 2.2.5.1.
Dukungan Manajemen Puncak 2.2.5.1.1.
Pengertian Manajemen
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi
lainnya untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Handoko 1995:8.
2.2.5.1.2. Fungsi Manajemen
Menurut Handoko 1995:26 ada lima fungsi manajemen yaitu: 1.
Perencanaan planning Perencanaan adalah pemilihan dan penetapan tujuan
organisasi, dan penyusunan strategi, kebijaksanaan, program, dan lain-lain.
2. Pengorganisasian organizing
Pengorganisasian adaloah penentuan sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan, menyusun organisasi atau kelompok
kerja, penugasan wewenang dan tanggung jawab serta koordinasi. 3.
Penyusunan Personalia staffing Penyusunan personalia adalah penarikan recrutmen,
latihan dan pengembangan, serta penempatan dan pemberian orientasi para karyawan dalam lingkungan yang menguntungkan dan
produktif.
38
4. Pengordinasian Directing
Pengorganisasian mengandung kerjasama dan partisipasi kerja sama yang dimaksud adalah kerjasama antar berbagai kegiatan yang
merupakan bagian dari kesatuan usaha yang dilaksanakan. Koordinasi adalah segala usaha yang diperlukan tertuju kepada
tujuan bersama tanpa tumpang tindih kegiatan yang menyebabkan penghamburan pekerjaan. Setiap pengkoordinasian yang baik
senantiasa membutuhkan kerja sama yang baik pula. 5.
Pengawasan controlling Kegiatan pengawasan selebihnya ialah membandingkan atau
menilai dengan cara ukuran bahu yang diakui dengan kedudukan pekerjaan nyata. Kegiatan ini berakhir pada tindakan perbaikan
apabila terdapat sesuatu yang dipandang perlu diperbaiki.
2.2.5.1.3. Tingkatan Manajemen
Menurut Handoko 1995:17 tingkatan Manajemen dalam organisasi dibagi menjadi tiga golongan yang berbeda, yaitu:
1 Manajeman Lini Pertama
Tingkat paling rendah dalam organisasi yang memimpin dan mengawassi tenaga-tenaga operasional. Sebutan lain
bagi manajer lini adalah pemimpin, mandor, penyedia. 2
Manajemen Menengah Para manajer menengah membawahi dan mengarahkan
kegiatan-kegiatan para manajer lainnya. Selain itu juga
39
dituntut untuk menjalin hubungan yang baik dengan rekan-rekan disekitar organisasi, dan menyelesaikan
konflik sebutan lain dari manajer menengah adalah manajer departemen, kepala pengawas.
3 Manajemen Puncak
Manajer puncak bertanggung jawab atas keseluruhan manajer organisasi yaitu dalam hal penyusunan tujuan
organisasi, menentukan strategi dan pembuatan keputusan yang mempengaruhi organisasi. Sebutan lain
dari manajer puncak adalah direktur, presiden, kepala divisi, wakil presiden senior.
2.2.5.1.4. Pengertian Dukungan Manajemen Puncak
Menurut Handoko 1995:18, mengemukakan manajemen puncak suatu perusahaan adalah para eksekutif pada manajemen puncak
organisasi perusahaan yang bertanggung jawab atas kelangsungan hidup
dan kesuksesan perusahaan.
Menurut Setianingsih dan Indriantoro 1998:199, dukungan manajamen puncak adalah partisipasi dan keterlibatan manajemen
puncak dalam pengembangan sistem. Menurut Lau 2003:32 dukungan manajemen puncak adalah
perilaku eksekutif yang berhubungan dengan perencanaan sistem informasi, pengembangan dan implementasinya.
40
Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa dukungan manajemen puncak adalah dukungan atau dorongan yang dilakukan
eksekutif yang berada dipuncak perusahaan dan yang bertanggung jawab untuk kelangsungan hidup dan keberhasilan perusahaan.
2.2.5.2. Partisipasi Pemakai
Pentingnya partisipasi pemakai dalam pengembngan telah diakui secara luas dalam literatur. Partisipasi digunakan untuk menunjukkan
intervensi personal yang nyata dari pemakai dalam pengembangan sistem informasi,mulai dari tahap perencanaan, pengembangan sampai tahap
implementasi sistem informasi Setianingsih dan indriantoro, 1998:195. Menurut Davis dan Newtrom 1990:179 menyatakan bahwa
partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosional orang-orang dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk memberikan kontribusi
pada tujuan kelompok dan berbagai tanggung jawab pencapaian tujuan itu.
Partisipasi pemakai didefinisikan sabagai perilaku dan tindakan yang dilakaukan melalui suatu target yang telah ditentukan sebelumnya
atau sesuatu dengan kemampuan pengguna selama proses pendisainan sistem Barki dan Harwich, 1989, dalam Lindrianasari, 2001:85.
Menurut Davis 1990:179 ada tiga aspek yang sangat penting dalam partisipasi kerja, antara lain:
41
1 Keterlibatan emosi dan mental pegawai, berpartisipasi
berarti melibatkan emosi dan mental pegawai daripada kegiatan fisik.
2 Motivasi untuk menyumbang, memberikan ide-ide kreatif
dan membangun aspek yang sangat penting. 3
Penerimaan tanggung jawab, partisipasi kerja menuntut pegawai untuk mampu menerima tanggung jawab dalam
kegiatan kelompok. Dari berbagai pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa
partisipasi pemakai merupakan perilaku, pekerjaan dan aktivitas yang dilakukan oleh pemakai selama proses pengembangan sistem informasi
Restuningdiah dan Indriantoro, 2000:122. Partisipasi digunakan untuk menunjukkan campur tangan personal
yang nyata dari pemakai dalam pengembangan sistem informasi, mulai tahap perencanaan, pengembanagan sampai tahap implementasi sistem
informasi Restuningdiah dan indriantoro, 2000:122. Dalam pengembangan sistem informasi, apabila pemakai
diajak berpartisipasi, maka akan membawa pengaruh yang baik terhadap organisasi. Hal ini dapat terjadi karena pemakai terlibat langsung dalam
penggunaan sistem informasi Restuningdiah dan Indriantoro, 2000:122. Pada kenyataannya seringkali pemakai lebih mengetahui apa
yang mereka butuhkan dalam suatu sistem informasi. Dengan diajak
42
berpartisipasi, maka pemakai dapat menyampaikan keinginan-keinginan mereka berkaitan dengan proses pengembangan sistem informasi.
2.2.5.3. Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi
Pendekatan pengalaman experiental theory terhadap perubahan perilakau didasari pada orang yang lebih percaya akan pengalaman
mereka sendiri daripada pengalaman orang lain Pace dan Faules, 1998:438. Menurut pandangan ini, orang mengubah perilaku mereka
dengan menguji kepercayaan mereka berdasarkan reaksi mereka terhadap situasi dimana mereka merasakan dorongan emosi yang penting. Dengan
menggambarkan apa yang terjadi pada mereka, individu mngembangkan penjelasan personal atas reaksi mereka dan membuat usaha yang sadar
untuk mencoba cara berperilaku alternatif dalam situasi yang lain. Para pengguna sistem semakin memahami teknologi, tugas dan
keputusan yang diambil dan lingkungan sosial-politis ditempat digunakannya sistem tersebut, maka mereka akan memberikan kontribusi
yang lebih besar bagi pengembangan sistem tersebut Soegiharto, 2001:179.
Rata-rata level pendidikan dan pengalaman anggota kelompok sistem digunakan sebagai pengukur kemampuan personal sistem
informasi Ives dkk dalam Soegiharto, 2001:179. Sehingga dari asumsi diatas maka peneliti dapat mengambil
kesimpulan bahwa kemampuan teknik personal sistem informasi adalah
43
kesanggupan individu atau personal dalam menggali potensi diri untuk mengembangkan sistem informasi organisasi.
2.2.6. Teori yang Berpengaruh Dukungan Manajemen Puncak terhadap
Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
Dukungan manajemen puncak yang memadai dalam proses pengembangan sistem informasi, perencanaan dan pengoperasian sistem
informasi dalam suatu perusahaan akan dapat meningkatkan keinginan pemakai unyuk menggunakan sistem informasi yang adasehingga akan
muncul suatu kepuasan pemakai dalam penggunaan sistem informasi dan bertanggung jawab atas kelangsungan hidup dan keberhasilan perusahaan
dalam mencapai sutu tujuan yang telah ditetapkan selain itu didukung dan keterlibatan manajemen puncak memegang peranan penting dalam
keberhasilan pengembangan sistem informasi Nunik, 2005:18. Teori yang mendukung hubungan Dukungan Manajemen Puncak
dengan Kinerja Sistem Informasi Akuntansi:
Teori Kelompok Teori kelompok dalam kepemimpinan ini dasar
perkembangannya berakar pada psikologi sosial. Teori yang dikembangkan oleh Filley, House, dan Kerr 1976, menyatakan
supaya kelompok bisa mencapai tujuannya, maka harus terdapat suatu pertukaran yang positif diantara pemimpin dan pengikutnya.
Teori ini juga menunjukkan bahwa para pemimpin yang memperhitungkan dan membantu pengikutnya mempunyai
44
pengaruh yang positif terhadap sikap, kepuasan dan pelaksanaan kerja. Bentuk bantuan yang diberikan oleh pemimpin dapat berupa
dukungan pimpinan kepada bawahan Thoha, 1992:282. Bila manajemen puncak memberikan dukungan penuuh dalam
pengembangan sistem informasi dan dukungan tersebut dapat diterima oleh pemakai informasi, maka akan memberikan kepuasan
terhadap pemakai informasi tersebut. Dukungan manajemen puncak juga memiliki kekuatan dan berpengaruh untuk
mensosialisasikan pengembangan sistem informasi, yang memungkinkan pemakai untuk berpartisipasi dalam setiap tahap
pengembangan sistem dan akan berpengaruh pada kepuasan pemakai Nunik, 2006:19.
Menurut Jen 2002 dalam Nunik 2006:19, mengatakan bahwa dengan adanya dukungan manajemen puncak yang semakin
tinggi dalam proses untuk pengembangan sistem dan operasinya, kepuasan pemakai akan dalam menggunakan sistem yang ada
semakin tinggi pula.
2.2.7. Teori yang Berpengaruh Partisipasi Pemakai Terahdap Kinerja