Perhitungan Fraksi Komposit Proses Pembuatan Komposit

10. Dilakukan penutuppan dan penekanan pada permukaan komposit dengan menggunakan kaca agar diperoleh hasil akhir permukaan yang rata. Kaca yang digunakan berukuran 4 cm x 20 cm. Foto pengerjaan dapat dilihat pada Gambar 3.17. 11. Komposit dibiarkan mengalami proses curing hingga benar-benar kering. Estimasi waktu curing komposit ± 24 jam. 12. Setelah komposit kering dan berubah menjadi padat, lalu komposit dilepas dari cetakan. Foto komposit setelah kering dapat dilihat pada Gambar 3.18 Gambar 3.16 Proses menghilangkan void dan penekanan serat Gambar 3.17 Proses penutupan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. Setelah komposit telah selesai dicetak menurut varasi yang telah ditentukan, lalu komposit siap diukur, dipotong, dan dibentuk menjadi spesimen uji tarik dengan menggunakan mesin milling. Proses ini terlampir dalam Gambar 3.19. 14. Setelah semua spesimen telah terbentuk dengan sempurna, lalu komposit diuji tarik. Pengujian dilakukan menggunakan mesin uji tarik universal di Laboratorium Logam Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Proses ini terlampir dalam Gambar 3.20. Gambar 3.18 Bentuk komposit saat kering Gambar 3.19 Proses pembentukan benda uji sesuai standar yang telah ditentukan

3.8 Proses Perhitungan Densitas Komposit

Tujuan penelitian tentang komposit ini adalah untuk mendapatkan sifat komposit yang dibuat. Sifat komposit yang menjadi fokus penelitian ini adalah sifat mekanik dan sifat fisik. Untuk mengetahui sifat mekanik, penulis memberlakukan pengujian tarik pada komposit yang dibuat dengan hasil akhir merupakan data kekuatan tarik dan regangan. Sedangkan untuk sifat fisik penulis hanya melakukan perhitungan densitas dengan metode eksperimen sederhana. Perhitungan densitas dilakukan dengan mengambil nilai rata-rata spesimen. Banyak data yang digunakan adalah 6 spesimen tiap variasi. Perhitungan densitas dilakuakan dengan membagi nilai massa komposit dengan nilai volume komposit. Perhitungan ini berdasar pada persamaan 2.3. Dibawah ini akan dijelaskan secara singkat proses perhitungan nilai densitas komposit serat pinang yang dilakukan. 1. Dilakukan proses pemotongan benda uji densitas dengan bentuk persegi panjang namun dengan ukuran yang beragam. Proses pengerjaan dilakukan dengan Gambar 3.20 Proses pengujian tarik menggunakan gerinda serta mesin milling. Foto pengerjaan terlampir pada Gambar 3.21. 2. Proses kedua, dilakukan perhitngan volume dengan menggunakan nilai dimensi panjang, lebar serta tebal. Nilai dimensi yang didapat lalu diolah menjadi nilai volme dengan persamaan matematika sederhana volume bangun ruang persegi panjang. Volume void tidak diperhitungkan dalam perhitungan ini. Foto pengerjaan terlampir pada Gambar 3.22. Gambar 3.21 Proses pembentukan spesimen uji densitas komposit Gambar 3.22 Proses pengukuran dimensi spesimen uji densitas komposit 3. Proses selanjutnya dilakukan penimbangan spesimen uji untuk mengetahui nilai massa komposit. Foto pengerjaan terlampir pada Gambar 3.23. 4. Setelah diperoleh nilai volume serta massa dari komposit yang diteliti maka dilakukan perhitungan nilai densitas menggunakan persaman densitas. Persamaan densitas terlampir pada persamaan 2.3.

3.9 Standar Uji Dan Ukuran Benda Uji

Dibawah ini dilampirkan sketsa beserta dimensi spesimen uji tarik berdarkan standar ASTM D638-14. Sket dapat dilihat pada Gambar 3.24 dan 3.25. Gambar 3.23 Proses pengukuran massa spesimen uji densitas komposit Gambar 3.24 Standar ASTM D638-14 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3.10 Proses Pengujian Tarik

Dalam pengujian kali ini penulis menggunakan metode uji tarik untuk mengetahui sifat mekanik dari komposit yang dibuat. Berikut langkah-langkah kerja pengujian tarik yang dilakukan: 1. Benda uji dipersiapkan, dan diberi tanda pada daerah perhitungan pertambahan panjang. 2. Dilakukan perhitungann dimensi benda uji yang meliputi tebal, lebar dan panjang awal. Semua perhitungan dilakukan pada daerah perhitungan pertambahan panjang. 3. Kertas millimeter blok diletakkan pada printer yang terdapat pada mesin uji tarik. 4. Mesin kemudian dinyalakan, lalu benda uji dipasang pada penahan grip . 5. Penahan dikencangkan, namun kekencangan penahanan diatur dengan kekuatan yang secukupnya agar tidak merusak benda uji. 6. Extensiometer dipasang pada benda uji lalu nilai pertambahan panjang dan nilai beban diatur ulang menjadi nol. Gambar 3.25 Standar spesimen uji tarik komposit yang digunakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. Kecepatan uji diatur menjadi 10 mmmenit dan tombol “area start” ditekan sebanyak dua kali kemudian tombol “ down ” ditekan untuk memulai proses uji. 8. Setelah data dari pengujian tarik didapatkan, proses pengujian tarik diulang untuk benda uji komposit selanjutnya sampai selesai.

3.11 Proses Pengujian Tarik Serat Pinang

Serat yang digunakan untuk diuji tarik adalah yang sudah diberlakukan alkalisasi. Akan tetapi, pada pengujian tarik ini hanya diperoleh data kekuatan tariknya saja tanpa nilai regangan. Berikut langkah-langkah kerja pengujian tarik serat pinang yang dilakukan: 1. Serat dipilih dan diambil satu helai 2. Serat diukur diameternya menggunakan mikroskop. 3. Pada kedua ujung serat diberi resin pengikat hanya pada bagian ujungnya saja. 4. Pada ujung serat yang sudah diberi pengikat, dipasang pada grip mesin uji tarik. 5. Kecepatan penujian diatur menjadi 10 mmmenit. 6. Data beban maksimal pada mesin uji tarik dicatat setelah serat putus. 7. Proses pengambilan data kekuatan tarik serat dilakukan sebanyak enam kali. Foto skema serta serat pinang yang digunakan pada pengujian tarik ini terlampor pada Gambar 3.26 dan 3.27. Gambar 3.26 Skema bentuk spesimen uji tarik serat pinang Serat Karton Resin Gambar 3.27 Serat pinang yang digunakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI