82
1. Efektivitas
Yang dimaksud efektivitas dari sebuah kebijakan adalah berkenaan dengan apakah hasil yang diinginkan dari sebuah kebijakan telah tercapai. Atau dengan
kata lain apabila suatu kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah tepat pada sasaran dan tujuan yang diinginkan. Adapun keinginan pemerintah dalam
mengeluarkan kebijakan ini supaya nilai-nilai yang diinginkan sampai kepada publik.Agar masalah – masalah yang ada dilingkungan masyarakat dapat diatasi
dengan baik. Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti dapat dilihat bahwa
pemerintahpihak dinas sosial dan tenaga kerja sudah melakukan koordinasi yang baik terhadap beberapa pihak yang terlibat dalam pelaksanaan maupun
penegakan, seperti satpol pp kota medan, polresta, dan dinas sosial dan tenaga kerja provinsi sumatera utara. Namun, dalam pelaksanaan perda ini, dinsosnaker
kota medan, khususnya di bidang pelayanan sosial dan rehabilitasi sedikit kebingungan ketika melakukan razia dan penertiban, karena menurut mereka
perda ini sudah tua tahun 2003 dan memerlukan revisi karena tidak semua sesuai dengan apa yang ada dilapangan, khususnya tentang penertiban WTS wanita tuna
susila. Sebuah kasus, ketika WTS ditertibkan, wanitanya akan ditangkap namun
laki laki yang bersama wanita itu akan dilepas begitu saja. Setelah WTS ditertibkan, didata, dan di interogasi ternyata ia merupakan korban dari
perdagangan manusia dan di dalam perda ini belum ada pengaturan tentang hal tersebut. Yang menjadi masalah juga tempat-tempat WTS tersebut beroperasi,
Universitas Sumatera Utara
83
seperti di salonspa, tempat karaoke, dll. Sementara butuh izin hukum yang jelas untuk melakukan razia tersebut dan hal ini belum terdapat di perda ini.
2. Efisiensi
Di dalam efisiensi dari sebuah kebijakan melihat berapa sumber daya yang digunakan untuk penerapan sebuah kebijakan. Untuk mengetahui seberapa banyak
usaha yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan dalam pengimplementasian kebijakan. Jadi dapat disimpulkan yang dimaksud efisiensi
adalah jumlah yang diperlukan untuk menghasilkan tingkat efektivitas yang dikehendaki. Untuk efisiensi kebijakan dapat diukur dengan indikator yang ada
dalam pengimplementasian kebijakan antara lain sumber daya manusia, fasilitas, dan finansial. Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti,
pihak-pihak yang terlibat dalam melaksanakan kebijakan perda ini sudah cukup baik dan memadai
dalam menjalankan perda ini. Dinas sosial dan tenaga kerja kota medan bekerjasama dengan satpl pp sebagai penegak perda serta polresta setempat.
Sebelum menjalankan perda ini mereka yang terlibat juga telah menerima pelatihan terlebih dahulu. Koordinasi yang terjalin cukup jelas karena perda ini
ditangani langsung oleh seksi rehabilitasi yang tupoksinya sendiri yaitu menangani penyandang masalah kesejahteraan sosial PMKS. Namun saat ini,
fasilitas menjadi salah satu masalah utama dalam menjalankan perda ini, karena hingga saat ini kota medan belum mempunyai panti rehabilitasi sendiri, sehingga
gelandangan dan pengemis serta pelaku tindak asusila yang sudah dirazia, akan dialihkan kepada dinas sosial dan tenaga kerja provinsi untuk di titip dan serta di
rehabilitasi, karena dinsosnaker provinsilah yang sudah memiliki panti rehabilitasi
Universitas Sumatera Utara
84
tersebut yang berada di kota binjai. Untuk sumber daya finansial sendiri, pada
tahun 2015 yang lalu, dana tidak terkucur, sehingga program-program yang telah dibuat tidak dapat berjalan, sehingga pada tahun 2015 yang lalu, program
dinsosnaker kota medan yang berjalan hanyalah program pembinaan dan penertiban razia saja.
3. Kecukupan