a. Sosialisasi
b. Rapat koordinasi
c. Konsultasi
d. Workshop
e. Lomba
f. Penghargaan
g. Orientasi dan Pelatihan
Untuk  kelembagaan  yang  mengoordinasikan  fungsi  pembinaan  di  desa  ini dilakukan  melalui  wadah  kelompok  kerja  posyandu  Pokja  yang  meliputi  3  aspek
manajemen  yaitu  aspek  program,  aspek  kelembagaan  dan  aspek  personel  atau  sumber daya manusia pengelola  Posyandu. Tujuan pengorganisasian PokjanalPokja ini adalah
untuk  mengkoordinasikan  berbagai  upaya  pembinaan  yang  berkaitan  dengan peningkatan  fungsi  dan  kinerja  posyandu,  yang  secara  operasional  dilaksanakan  oleh
unit atau kelompok pengelola Posyandu di desa, melalui mekanisme pembinaan secara berjenjang oleh Pokjanal Posyandu di daerah. Namun karena di posyandu wilayah keja
Puskesmas  Pintu  Langit  belum  ditemui  adanya  Pokja  maka  hal  ini  belum  dapat dilakukan.
5.1.2 Sumber Daya
Widodo  2011  mengemukakan  bahwa  bagaimanapun  jelas  dan  konsistensinya ketentuan-ketentuan  dan  aturan-aturan  serta  penyampaian  ketentuan-ketentuan  dan
Universitas Sumatera Utara
aturan-aturan  suatu  programkebijakan,  jika  para    pelaksanaannya  kurang  mempunyai sumber daya-sumber daya untuk melaksanakannya maka kebijakan tersebut tidak akan
berjalan efektif. Begitu juga dengan pelaksanaan program posyandu, jika tidak memiliki sumber  daya  yang  dibutuhkan  untuk  melaksanakannya  maka  program  tersebut  tidak
akan  berjalan  dengan  efektif  sebaik  apapun  tata  cara  atau  ketentuan  pelaksanaan  yang dibuat.  Sumber  daya  di  sini  berkaitan  dengan  segala  sumber  yang  dapat  digunakan
untuk  mendukung  keberhasilan  implementasi  program,  yakni  sumber  daya  manusia, alat, dan keuangan.
a. Sumber Daya Manusia
Sumber daya  yang diperlukan dalam menjalankan program posyandu ini terdiri dari  banyak  pihak  seperti  kader,  petugas  puskesmas,  kepala  desa,  PokjaPokjanal,
camat,  dan  instansi  terkait  lainnya.  Namun  secara  operasional  posyandu  dilaksanakan oleh  kader  dan  petugas  kesehatan,  sedangkan  pihak  lainnya  bertugas  dalam  fungsi
pembinaan dan pengawasan. Sumber daya manusia yang diperlukan dalam pelaksanaan posyandu di wilayah kerja puskesmas Pintu Langit sudah mencukupi dari segi kuantitas.
Hal ini terlihat dari data yang telah dikumpulkan bahwa setiap posyandu telah memiliki masing-masing  5  kader  dan  petugas  puskesmas  sebanyak  4  orang  yang  bertugas
melaksanakan posyandu. Kelima kader ini memiliki tugas masing-masing yaitu 1 untuk pedaftaran,  1  untuk  penimbangan,  1  untuk  mencatat  hasil  penimbangan,  dan  2  untuk
menjemput warga yang tidak hadir di posyandu.
Universitas Sumatera Utara
Lalu jika dilihat dari segi kualitas kader yang dimiliki sudah cukup baik namun masih  perlu  ditingkatkan.  Kualitas  ini  dilihat  dari  kegiatan  kader  pada  saat  sebelum,
saat, dan sesudah posyandu. Kegiatan kader sebelum posyandu dibuka sudah baik yang meliputi mengajak warga untuk datang ke posyandu, mempersiapkan tempat dan sarana,
melakukan  pembagian  tugas,  koordiansi  dengan  petugas,  dan  menyiapkan  PMT.  Saat kegiatan  posyandu  masih  perlu  ditingkatkan  yaitu  dari  kegiatan  penyuluhan  masing
jarang dilakukan karena kader belum memiliki pengetahuan yang cukup sehingga belum mampu untuk melaksanakan penyuluhan. Kegiatan penyuluhan biasanya diberikan oleh
petugas  puskesmas.  Lalu  setelah  hari  buka  posyandu  kader  juga  telah  melakukan sweeping  pada  warga  yang  tidak  berhadir  dan  membuat  diagram  SKDN  dan  laporan
lainnya. Untuk sumberdaya pembinaan dan pengawasan banyak pihak  yang terlibat  dan
ikut  serta.  Berdasarkan  hasil  penelitian  di  posyandu  wilayah  kerja  Puskesmas  Pintu Langit pihak-pihak tersebut adalah Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kota, PKK Desa,
tokoh  masyarakat,  dinas  pendidikan,  PAUD,  camat,  lurah,  kades,  dan  Dinas  KB.  Di tingkat  kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu pihak-pihak tersebut adalah aparatur
desa,  PKK  desa,  dan  PKK  kecamatan.  Menurut  kepala  puskesmas  Pintu  Langit  pihak yang  ikut  serta  dalam  melaksanakan  posyandu  di  wilayah  kerjanya  adalah  petugas
puskesmas, kepala desa, dan camat yang diwakilkan penggerak PKK kecamatan. Untuk pembentukan posyandu pertama kali di desa yang ikut berpartisipasi adalah kepala desa
dan  aparatur  pemerintahan,  anggota  posyandu  yang  yang  dibentuk  kepala  desa, perwakilan  camat,  perwakilan  dinas  kesehatan,  KB,  dan  poskesdes.  Sedangkan  pada
Universitas Sumatera Utara
saat pelaksaan posyandu yang ikut serta adalah petugas puskesmas, kader, dan sesekali kepala  puskesmas,  kepala  desa,  dan  penggerak  PKK  kecamatan.  Menurut  Pedoman
Umum  Pengelolaan  Posyandu  Tahun  2011  pihak-pihak  yang  turut  serta  dalam pembinaan  dan  pengawasan  posyandu  tidak  terbatas  pada  komponen  pemerintah  saja,
tetapi  juga  dapat  melibatkan  unsur-unsur  lain  seperti  Lembaga  Profesi,  Perguruan Tinggi, LSM, SwastaDunia Usaha dan sebagainya.
Hasil  peneltian  yang  dilakukan  Ernawati  2013  tentang  analisis  system pelaksanaan  posyandu  model  di  wilayah  binaan  perusahaan  Cilacap  dapat  diketahui
bahwa  untuk  posyandu  model  yang  kegiatannya  sudah  dikembangkan  dan  terintegrasi dan  dapat  menjadi  wadah  peningkatan  peran  serta  masyarakat  kader  yang  dimiliki
mencapai  10  orang,  lalu  sumber  dana  utama  dari  warga,  dan  pihak  perusahaan  lebih banyak memberikan bantuan dalam bentuk modal usaha dan perlengkapan.
b. Sumber Daya Peralatan Sumber daya peralatan yang dimiliki oleh posyandu di wilayah kerja puskesmas
Pintu Langit meliputi meja, kursi, dan penimbangan gantung. Untuk alat-alat kesehatan seluruhnya  dibawa  oleh  petugas  puskesmas.  Lalu  untuk  tempat  pelaksanaan  posyandu
masih  dilakukan  di  rumah  warga  yang  bersedia  menjadi  tempat  dilaksanakannya posyandu. Oleh karena itu dari segi peralatan sudah cukup memadai.
Sementara  itu,  hasil  penelitian  yang  dilakukan  oleh  Ardani  2010  tentang faktor-faktor  yang  berhubungan  dengan  keberhasilan  pelaksanaan    posyandu  model
didapatkan  bahwa  terdapat  hubungan  yang  bermakna  antara  keaktifan  kader  dan
Universitas Sumatera Utara
kelengkapan sarana dengan keberhasilan posyandu  model serta tidak terdapat hubungan yang  bermakna  antara  ketersediaan  dana  dengan  keberhasilan  pelaksanaan  posyandu
model.Selain itu hasil penelitian Iman 2007 bahwa ciri-ciri posyandu denagn cakupan penimbangan  lebih  dari  70  di  Kabupaten  Gowa  dan  Kaabupaten  Karawang  adalah
memiliki  sarana  yang  lengkap,  ada  ketua  kader  yang  baik,  PMT  dan  pengobatan  yang baik, ditambah dukungan dan PMT yang baik dari bidan dan puskesmas.
c. Sumber Daya Finansial Sampai  saat  ini,  sumberdaya  finansial  seluruhnya  masih  bersumber  dari
puskemas  yaitu  untuk  dana  pembuatan  makanan  tambahan.  Sedangkan  dana  dari masyarakat belum ada karena masyarakat masih kurang kepeduliaannya akan posyandu.
Hal  ini  mengakibatkan  belum  ada  program  tambahan  apapun  yang  dilakukan  di posyandu. Semua informan mengakui  bahwa sulit  untuk  mengaharapkan  dana mandiri
dari masyarakat. Bahkan masyarakat merasa malas untuk berkunjung ke posyandu jika tidak diberi makanan tambahan. Dalam Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu 2011
disebutkan bahwa pembiayaan posyandu berasal dari berbagi sumber, antara lain: 1.
Masyarakat, yaitu melalui: a.
Iuran penggunapengunjung Posyandu b.
Iuran amsyarakat umum dalam bentuk dana sehat c.
Sumbangandonator dari perorangan atau kelompok masyarakat d.
Sumber dana social lainnya, missal dana social keagamaan, zakat, infaq, sodaqoh ZIS, kolekte, punia paramitha, dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
2. SwastaDunia  Usaha,  yaitu  dari  peran  aktif  swastadunia  usaha  yang
diharapkan  dapat  menunjang  pembiayaan  posyandu.  Misalnya  denagn menjadikan  psoayndu  sebagai  anak  angkat  perusahaan.  Bantuan  yang
diberikan  dapat  berupa  dana,  sarana,  prasarana,  atau  tenaga,  yakni  sebagai sukarelawan posyandu.
3. Hasil  Usaha,  yakni  pengurus  dan  kader  posyandu  yang  melakukan  usaha
yang  hasilnya  disumbangkan  untuk  biaya  pengelolaan  Posyandu.  Kegiatan usaha yang dapat dilakukan misalnya kelompok usaha bersama KUB, hasil
karya kader posyandu, misalnya kerajinan, tanaman obat keluatga TOGA. 4.
Pemerintah,  yang  mana  bantuan  ini  diharapkan  pada  awal  pembentukan yakni berupa dana stimulant atau  bantuan lainnya dalam bentuk  sarana dan
prasarana  posyandu  yang  bersumber  dari  dana  APBN,  APBD  Provinsi, APBD  KabupatenKota,  APBDes  dan  sumber  lain  yang  sah  dan  tidak
mengikat. Posyandu  sebagai  Unit  Kegiatan  Berbasis  Masyarakat  seyogyanya  merupakan
kegiatan dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat. Begitu juga pendanaan diharapkan berasal  dari  kemandirian  masyarakat.  Namun  di  posyandu  wilayah  kerja  Puksesmas
Pintu  langit  hal  ini  belum  mampu  terlaksana  karena  masyarakat  yang  masih  sulit diharapkan  bantuan  dananya.  Bantuan  yang  diberikan  pemerintah  semestinya  hanya
diberikan di awal pembentukan. Kader pun masih perlu digaji agar mau melaksanakan tugasnya dengan baik. Menurut kepala puskemas gaji ini berasal dari dana APBD kota
Padangsidimpuan.
Universitas Sumatera Utara
Hasil  penelitian  yang  dilakukan  oleh  Anggreani  2011  tentang  faktor-faktor yang  menyebabkan  keberhasilan  program  Gerbangmas  yaitu  gerakan  membangun
masyarakat  sehat  yang  bertujuan  meningkatkan  derajat  kesehatan  dan  partisipasi masyarakat  di  Posyandu  Margi  rahayu  Kelurahan  Ditotrunan  Kecamatan  Lumajang
Kabupaten  Lumajang  yaitu  partisipasi  masyarakat,  sarana  prasarana,  kebersihan lingkungan, kondisi social ekonomi, keaktifan kader, kerjasama kader dan masyarakat,
ketersediaan dana, kelengkapan data-data, pembagian kerja kader, serta kepemimpinan.
5.1.3 Disposisi Pelaksana