9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penyakit Gangguan Ginjal Kronik 2.1.1 Definisi
Penyakit ginjal kronik merupakan kerusakan ginjal yang terjadi selama ≥ 3 bulan, berdasarkan kelainan struktur atau fungsi ginjal dengan atau tanpa
penurunan laju filtrasi glomerulus LFG dengan presentasi berupa kelainan struktur hispatologi ginjal, dan pertanda kerusakan ginjal meliputi kelainan
komposisi darah dan urin, atau uji pencitraan ginjal, serta LFG 60 mLmenit1,73m
2
Sukandar, 2006.
2.1.2 Epidemiologi
Saat ini jumlah penyakit ginjal kronik sudah bertambah banyak dari tahun ke tahun. Jumlah kejadian penyakit ginjal kronik di dunia tahun 2009 menurut
United State Renal Data System USRDS terutama di Amerika rata-rata prevalensinya 10-13 atau sekitar 25 juta orang yang terkena penyakit ginjal
kronik, dan terjadi peningkatan pada tahun 2013 di Amerika Serikat menjadi 20 –
25 setiap tahun. Berdasarkan hasil survei Perhimpunan Nefrologi Indonesia 2009 menyebutkan bahwa prevalensi di Indonesia sebesar 12,5 atau 18 juta
orang dewasa yang terkena penyakit ginjal kronik dan diperkirakan terdapat 70.000 penderita gagal ginjal di Indonesia, angka ini akan terus meningkat sekitar
10 setiap tahunnya. Dilaporkan juga menurut hasil Riskesdas tahun
2013 bahwa
Prevalensi tertinggi terdapat di Provinsi Sulawesi Tengah dan terendah di Provinsi
Universitas Sumatera Utara
10 Kalimantan Timur, NTB, DKI Jakarta, Kepulauan Riau, Kepulauan Bangka
Belitung, Sumatera Selatan, dan Riau Kemenkes RI, 2013. Beberapa penelitian telah dilakukan di kota Medan untuk mengetahui
prevalensi penyakit GGK diantaranya penelitian yang telah dilakukan oleh Romauli 2009, menunjukkan bahwa penderita GGK yang dirawat inap di
RSUD. Dr. H. Kumpulan Pane Tebing Tinggi pada tahun 2007 terdapat 80 orang 54,1 dan tahun 2008 terdapat 68 orang 45,9 Romauli, 2009. Penelitian
serupa juga telah dilakukan pada pasien GGK rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan, menunjukkan bahwa pada tahun 2004
– 2007 terus terjadi peningkatan jumlah pasien GGK, dimana pada tahun 2004 terdapat 116 orang
12,5, tahun 2005 terdapat 189 orang 20,2, tahun 2006 terdapat 275 orang 29,4 dan tahun 2007 terdapat 354 orang 37,9 Ginting, 2008.
Berdasarkan literatur yang ada, beberapa penelitian mengenai penyesuaian dosis pasien GGK telah dilakukan dibeberapa Rumah Sakit di Indonesia. Salah
satunya penelitian yang telah dilakukan di RSUP Dr. M. Djamil tahun 2011 menunjukkan terdapat 7,84 penggunaan obat kategori dosis berlebih yang
diterima pasien gagal ginjal kronik Trisnawati, 2011. Penelitian terkait juga telah dilakukan oleh Diantari dan Woro tahun 2005 pada pasien GGK di RSUP
Dr. Sardjito Yogyakarta dalam evaluasi penggunaan ACE-I kategori ketepatan dosis menununjukkan bahwa 95 kasus telah tepat dosis, dan sebesar 67,74
tidak tepat dosis pada pasien GGK yang mendapat terapi hemodialisis Diantari dan Woro, 2005. Namun di kota medan sendiri belum didapatkan secara pasti
data – data terbaru yang menunjukkan seberapa besar persentase pengggunaan
obat pada pasien gangguan ginjal kronik yang memerlukan penyesuaian dosis.
Universitas Sumatera Utara
11
2.1.3 Etiologi