Analisis Persepsi Informan Utama Terhadap Perceraian Analisis Informan Tambahan Terhadap Pengetahuan Perceraian

142

5.4.4 Analisis Persepsi Informan Utama Terhadap Perceraian

Perkawinan merupakan pesekutuan antara seorang pria dengan wanita yang diakui oleh agama dan negara. Namun, tidak semua perkawanian dapat berpisah dipertahankan hingga akhir hayat. Ada yang harus berpisah karena kematian dan ada yang berpisah karena alasan tidak dapat lagi mempertahankan perkawinan itu. Jika perceraian sudah diputuskan, maka mereka akan menjadi orangtua tunggal. Banyak orang berpendapat bahwa orangtua tunggal adalah orangtua yang hebat, tangguh, dan tabah dalam menjalani dengan berbagai masalah. Walaupun, orangtua tunggal menghadapi masalah, tetapi mereka tetap berusaha tegar dihadapan anak-anaknya. Anak dari orangtua tunggal berpendapat, bahwa orangtua tunggal adalah orang terhebat di dalam hidupnya karena memperjuangkan anaknya dengan sungguh-sungguh. Orangtua tunggal adalah orangtua yang tidak lagi hidup dengan pasangan karena kematian atau perceraian. Pada penelitian ini, orangtua tunggal yang dimaskud adalah orangtua tunggal karena perceraian. Anak korban perceraian biasanya akan tinggal bersama salah satu dari orangtua mereka yang mendapatkan hak asuh atas dirinya. Anak korban perceraian sering sekali merasakan ada yang kurang dalam hidupnya. Ada yang tidak merasakan kasih sayang seorang ayah atau kasih sayang seorang ibu. Jika melihat oranglain mendapatkan kasih sayang dari kedua orangtuanya, anak korban perceraian ini merasa sedih. Walaupun, orangtua tunggal memberikan kasih sayang yang luar biasa kepada mereka, tetapi di dalam hati kecilnya, mereka tetap membutuhkan figur seoarang ayah atau figur seorang ibu. Namun, semua masalah itu tidak menjadi penghalang bagi mereka untuk maju. Universitas Sumatera Utara 143

5.4.5 Analisis Informan Tambahan Terhadap Pengetahuan Perceraian

Perceraian meruapakan suatu kondisi untuk mengakhiri hubungan suami dan istri karena merasa tidak bisa lagi mempertahankan rumah tangganya. Perceraian sudah manjadi yang biasa pada zaman sekarang ini. Dari hari ke hari, angka perceraian semakin bertambah. Tujuan pernikahan yang mulia harus kandas karena kedua belah pihak tidak ada niat untuk rujuk. Seharusnya, tujuan mulia pernikahan untuk membina rumah tangga sehidup semati hingga akhir hayat harus dapat diperjuangkan walaupun ada masalah yang mengguncang rumah tangga. Karena, perceraian memberikan dampak negatif bagi kehidupan suami istri yang bercerai, khususnya pada anak. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan semua anggota masyarakat yang menjadi informan pada penelitian ini mengikuti kegiatan perkumpulan keagamaan sesuai dengan agama yang mereka anut. Pada umumnya mereka sangat menyadari pentingnya hidup beragama dan hidup dalam rasa persaudaraan yang mereka wujudkan dalam perkumpulan keagamaan. Untuk yang beragama Kristen bergabung dalam kegiatan perpulungen atau partangiangan yaitu berupa kebaktian bersama yang diadakan sekali dalam seminggu secara bergulir dari rumah yang satu kerumah yang lainyang bersedia rumahnya dijadikan tempat berkumpul. Sementara umat yang beragama islam mengikuti pengajian yang dilakukan secara bergilir juga dari rumah masing-masing anggotanya. Terkhususnya yang menjadi informan kunci pada penelitian ini, mereka berusaha untuk selalu mengikuti kegiatan tersebut setiap minggunya walaupun terkadang mereka sering dipandang sebelah mata tetap mengikuti kegiatan yang ada sebagai bentuk partisipasinya bersosialisasi dengan yang lain. Universitas Sumatera Utara 144

BAB VI PENUTUP

Pada bab terakhir ini, penulis akan mengemukakan kesimpulan hasil penelitian. Selain kesimpulan, peneliti akan memberikan saran yang sifatnya berupa sumbangan pemikiran mengenai persepsi orangtua tunggal terhadap perceraian di Dusun III B Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang.

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Karakteristik orangtua tunggal tahun 2012-2015 di Dusun III B Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang berusia antara 30-55 tahun, Tingkat pendidikan umumnya sampai jenjang sarjana Strata 1, Suku Jawa, PendapatanPenghasilan 1.500.000 2. Persepsi orangtua tunggal tentang rumah tangga adalah suatu organisasi dalam masyarakat yang dibangun melalui sebuah ikatan perkawinan dalam suatu pasangan. 3. Persepsi orangtua tunggal tentang dampak perceraian bagi anak dan orangtua adalah terjadinya gangguan psikologis pada anak seperti lebih sering untuk menyendiri, merasa bersalah dan menganggap diri mereka sebagai penyebab masalah, gangguan dari luar diri dari teman-temannya atau lingkungan sekitar, memiliki beban mental tersendiri. Bagi orangtua, mereka hanya merasa takut anak mereka yang memutuskan untuk bercerai akan menderita, tidak bisa memenuhi kebutuhan hidupnya dan anak-anak dan akan merasa Universitas Sumatera Utara